"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"
Deg
Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.
Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.
Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
[Hallo?]
[Bagaimana? Kapan kamu akan memenuhi janjimu? Aku sudah menunggu selama tiga hari]
Raya tersenyum, ia bukannya lupa akan janjinya. Tapi ia sedang menyiapkan kejutan yang spektakuler. [Malam ini Axel setuju bertemu denganmu. Kita akan bertemu di restoran XX jam tujuh malam]
Raya bisa mendengar jika Regina memekik kegirangan, kemudian perempuan itu berdehem
[Kamu tidak menipuku kan?]
[Kalau kamu tidak percaya, tidak perlu datang-]
[Aku akan datang! Dan tidak akan terlambat]
[Bagus. Kalau begitu, sampai bertemu nanti malam]
Raya mematikan ponselnya sembari tersenyum menyeringai. Istri Axel itu menatap jam yang masih menunjukkan angka sepuluh.
"Masih banyak waktu. Sepertinya perawatan akan membuatku lebih bersemangat"
Raya mengambil tas berisi dompet dan ponsel. Setelahnya ia bergegas pergi mengendarai mobilnya menuju salah satu klinik kecantikan terkemuka. Raya akan melakukan perawatan wajah dan tubuh. Menurutnya, lebih baik menghabiskan uang untuk mempercantik diri daripada terlalu banyak membeli pakaian. Karena kalau dirinya cantik, maka memakai apa saja pasti akan terlihat cocok. Ya meskipun tanpa diminta, Axel sangat sering membelikannya pakaian mahal.
Usai perawatan yang membuat dirinya semakin terlihat mempesona, Raya pergi ke kantor suaminya. Raya sudah memberi tahu Axel jika dirinya akan mampir, tapi tidak memberi tahu suaminya jika ia baru saja melakukan perawatan.
Bisik - bisik dan decak kagum terdengar di telinga Raya. Bukan hanya kali ini, tapi setiap kali dirinya mengunjungi kantor, banyak sekali karyawan Axel yang memuji dirinya, khususnya kaum pria.
"Nyonya Raya"
"Mas Axel ada di ruangannya?" tanya Raya pada Edo
"Beliau ada didalam"
Raya mengangguk kemudian membuka pintu,
"Kamu sudah beli makan si-", Axel menghentikan kalimatnya, ia begitu terpana melihat sang istri. Penampilan Raya terlihat berbeda. Walau dimatanya Raya selalu terlihat cantik, tapi siang ini istrinya terlihat jauh lebih cantik.
"Sayang, kamu terlihat berbeda"
Raya berjalan ke arah Axel, dengan berani Raya duduk di pangkuan suaminya lalu mengalungkan kedua tangannya, "Benarkah?"
Axel tersenyum, "Kamu wangi sekali. Mau menggodaku lagi?"
Raya terkekeh, "Aku tidak pernah menggodamu, Mas. Kamu saja yang mudah tergoda"
"Sepertinya kamu sedang bahagia. Mau cerita ada apa?"
Raya mengecup bibir Axel sekilas, "Kita akan makan malam di Restoran XX nanti jam tujuh malam"
"Kita makan diluar?"
"Hem. Tidak masalah kan, sekali - kali makan diluar?"
Axel mengangguk, "Boleh saja", jawab Axel begitu santai, "Kamu sudah makan siang?"
"Sudah. Mas belum makan siang?"
"Belum. Edo masih membelinya", Axel mencium pipi Raya, "Bagaimana kalau Mas makan kamu dulu?"
Tak perlu menunggu jawaban, Axel langsung menggendong Raya ke kamar pribadinya.
🌿🌿🌿
Sudah jam lima sore. Semua karyawan sudah pulang termasuk Edo, asisten Axel. Namun pemilik B'Store itu masih berada di ruangannya. Bukan karena bekerja, tapi dia sedang sibuk memandangi wajah sang istri yang terlihat menggemaskan saat tertidur pulas.
"Sayang, bangun. Sudah mau maghrib"
Raya menggeliat, tak lama matanya perlahan terbuka., "Aku tidur kelamaan ya?"
"Wajar kalau kamu tidurnya lama. Kamu pasti capek sekali" Axel terkekeh
"Kamu selalu nomor satu dalam urusan menyiksaku"
Axel tertawa, "Mana ada Mas menyiksamu. Yang ada hanya membuatmu men-"
"Jangan diteruskan!" potong Raya cepat, "Mas selalu saja menggodaku"
Axel memeluk Raya gemas, "Kamu makin cantik kalau malu begini. Jadi makin sayang deh sama istri Mas"
Raya membalas pelukan suaminya, "Aku juga sayang sama Mas"
"Jadi makan malam diluar?"
Raya mengangguk, "Aku sudah reservasi tempat. Pokoknya makan malam kita kali ini spesial"
"Dalam rangka apa?" Axel menatap sang istri
"Ada deh. Nanti Mas juga tahu"
Axel melerai pelukannya, dia berjalan ke arah nakas lalu mengambil paper bag berwarna hitam bertuliskan logo pakaian terkenal. "Pakai ini. Mas yakin, kamu akan terlihat semakin cantik kalau memakainya"
Mata Raya berbinar, "Mas kok tahu aku ingin gaun ini?"
Axel tersenyum, "Mas selalu tahu apapun tentangmu"
Raya mencebik, "Artinya Mas tahu dong tentang makan malam nanti"
"Kalau itu, Mas tidak tahu. Bukankah kamu meminta Mas tidak ikut campur?"
Kali ini Raya tersenyum, "Makin ganteng saja deh, suamiku"
"Jadi setiap hari tidak ganteng?"
Raya terkekeh, "Ganteng. Tapi kali ini makin ganteng", Mereka sama - sama tertawa.
Usai maghrib, keduanya keluar dari kantor. Axel mengajak Raya makan malam. Bukan di restoran yang sudah Raya pesan, melainkan di tempat yang Raya sendiri tidak tahu dimana.
"Kita mau makan malam dimana, Mas? Kenapa tidak ditempat yang aku pesan saja?"
"Mas sudah memesan tempat ini. Sayang kalau kita tidak datang. Lagipula, makanan pesanan Mas sudah mulai dimasak. Acara makan malammu, tidak masalah kan kalau terlambat sebentar?"
"Tentu saja"
Axel tersenyum, dia mulai melajukan mobilnya membelah jalanan. Kerlap - kerlip lampu jalanan menemani perjalanan mereka menuju ke tempat yang Axel dan Raya tuju.
Keduanya tiba di salah satu Cafe yang terlihat begitu ramai. "Kita akan makan disini?" tanya Raya begitu mereka keluar dari mobil
"Iya. Tapi di atas",
Axel menggandeng tangan sang istri menaiki tangga di sebelah cafe. Jika di lantai bawah terlihat begitu ramai, maka Raya merasa di lantai atas seperti tidak ada pengunjung. Selama menaiki tangga, tidak terdengar suara apapun. Dan benar saja, begitu tiba di lantai atas, tidak ada orang sama sekali.
"Tidak ada orang lain?"
Axel menatap Raya tersenyum, "Ini hanya makan malam untuk kita"
"Silahkan duduk, Nyonya Axel"
"Terima kasih, Tuan Axel"
Begitu mereka duduk, beberapa pemain musik datang. Mereka langsung memainkan lagu perfect milik Ad Sharen yang merupakan lagu favorit Raya. Setelahnya beberapa pelayan datang menyajikan menu makan malam lengkap dengan anggur merah yang khusus Axel pesan untuk makan malam mereka.
"Mas, kamu menyiapkan semua ini untuk kita?"
"Lebih tepatnya untukmu"
Raya tersenyum, "Terima kasih, banyak Sayang"
"Apapun akan Mas lakukan untuk membuatmu bahagia. Ingat, hanya akan ada kebahagiaan di antara kita"
Raya terharu, dia sungguh beruntung memiliki suami se sempurna Axel.
"Semua makanan ini adalah makanan kesukaanmu. Selamat makan Sayang"
🌿🌿🌿
Makan malam romantis yang Axel siapkan tentu membuat Raya senang. Senyum masih terpatri di wajah Raya. Ia tak henti menciumi bunga mawar merah yang Axel berikan sebagai penutup makan malam mereka.
"Kamu lebih suka bunganya?"
Raya menatap sang suami, "Kalungnya juga suka. Terima kasih atas kejutan dan makan malam romantisnya, Mas"
"Sama - sama, Sayang"
Raya memandang kalung berlian yang terpasang di lehernya. Kalung berliontin bunga itu terlihat berkilau. Selain makan malam romantis, Axel juga memberinya hadiah kalung berlian limited edition. Di tutup dengan buket mawar merah yang begitu besar, wanita mana yang tidak meleleh dibuatnya. Raya sungguh - sungguh merasa sangat beruntung.
Jam sudah menunjukkan hampir jam delapan malam. Keduanya baru selesai makan malam dan baru menuju ke Restoran XX. Banyak panggilan dan pesan yang masuk ke ponsel Raya dari Regina. Namun Raya sengaja mengabaikan itu semua. Momen makan malam dengan Axel lebih berharga daripada menerima telpon atau pesan tak penting dari Regina. Biarkan saja wanita itu marah, Raya sama sekali tidak peduli.
"Kamu masuklah dulu, Mas mau ke kamar mandi sebentar"
"Iya"
Raya masuk lebih dulu ke dalam restoran. Ia langsung menuju ke ruang VIP tempat dimana dia memesan ruangan itu untuk makan malam dengan Regina. Begitu membuka pintu, Raya dapat melihat wajah masam Regina
"Kamu sengaja mempermainkanku?!!"
Raya berjalan santai, lalu duduk di depan Regina, "Mas Axel masih bekerja. Kamu tahu sendiri dia itu pengusaha yang sibuk, seharusnya-"
"Lalu dimana dia sekarang? Kenapa dia tidak datang denganmu?! Kamu pasti sengaja membohongiku, kan?!"
"Kami disini"
Deg
"K-kalian!"
🌿🌿🌿
Kira - kira apa yang terjadi ya?
raya keburu ngambil keputusan Nerima lamaran harusnya meminta penjelasan dulu..
Wkwkwkwkw Seram memang ada mak mak yg begini
Hiiiiiiiii
Orang tua egoissss
Kampreeet
Enakan di axel
klw dandan selalu ditanyak adek mau kemana dandan cantik",, maksud hati mau nyenengin suami tapi kata suami gk usah, nanti klw ada yg naksir gimana?? 😜😜😜😜
suamiku lebai amat yah 😄😄😄😄😄
jgn2 ...nnti kmu mati d tgn sintia pas ngrlindungi raya.gpp kl gitu.biar mamamu nyadar bahwa sintia yg dia elu2kan malah bunuh anaknya