Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, anak bontot yang seharusnya selalu mendapat kasih sayang, namun itu tidak berlaku bagi Rangga Guitama.
Rangga Anak bungsu dari tiga bersaudara, namun tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, karena Rangga tidak jenius seperti kakak kakaknya, dia tak mampu menyamai akademis sang kakak, dia anggap bodoh oleh keluarganya, menurut keluarga nya Rangga hanya anak pembawa sial.
Mau tau ceritanya yukkk ikuti...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Hari ke hari usaha Rangga semakin di kenal oleh banyak orang, dan itu pun terdengar oleh keluarganya.
"Dit, papi dengar anak bodoh itu buka bengkel ya, kok bisa sih?" ujar Papinya tak habis pikir, darimana anak bodohnya bisa buka usaha, secara selama ini dia tidak pernah menafkahi anak itu.
"Iya Pi, aku dengar juga berita itu" Radit menjawab dengan malas, karena dia sudah tau adiknya itu menikah dengan orang yang sangat dia sukai, namun bisa bisanya dia kalah saing sama si dongo itu.
"Kok jawabnya lesu banget sih?" ujar Mami Inge.
"Gimana ngak lemas Mi, pujaan hatiku aja dia ambil" gerutu Radit, yang seolah olah dia yang tersakiti, padahal selama ini Rania tidak pernah memberi harapan sama dia, dia nya aja yang terobsesi.
"Haaa... Kok bisa?" ujar Randi ikutan kaget.
"Mana aku tau, dia selalu menolak ku, tapi dia selalu menepel dengan di dungu itu" kesal Radit tidak terima.
"Haa... Masa sih, kok kamu kalah sama si bodoh itu sih bang, pake pelet apa dia, sampai sampai cewek cantik itu tidak melirik kamu sedikitpun" ujar Randi meledek Radit.
"Ahhh... Diam lah kau, jangan ngomong terus, aku sedang pusing" ujar Radit mendesah kesal, gara gara di ledek oleh Randi.
"Adik kamu benar Dit, masa gitu aja kamu kalah, coba saja kamu kasih perempuan itu hadiah setiap hari, pasti dia tertarik sama kamu, perempuan mana sih yang tidak suka sama hadiah dan uang" ujar Mami Inge.
"Dia bukan perempuan seperti itu Mi, ngak mempan di kasih hadiah maupun uang, aku sudah mencobanya sebelum Mami kasih saran, malahan dia semakin menjauh dariku" keluh Radit.
"Bagaimana klau kita baik baikin Rangga dan suruh dia meninggalkan gadis itu, kasih saja dia imbalan uang, untuk menambah modal usahanya, dan perempuan itu bisa kamu ambil dari dirinya yang dongo itu" ujar Papi Yudis tak berperasaan.
"Klau dia ngak mau gimana Pi?" keluh Radit.
"Satu satunya jalan adalah, papi yang turun tangan" ujar Papi Yudis menyeringai.
"Apa yang mau Papi lakukan?" tanya Mami Inge penasaran.
"Dia kan selama ini, ingin sekali di anggap di keluarga ini kan?" ujar Papi Yudis.
Yang lain mengangguk, membenarkan ucapan Papi Yudis.
"Nah, klau dia mau di anggap keluarga sama kita, dia harus memenuhi syarat, dia harus melepaskan gadis itu, dan mau memberikannya kepada kamu" ujar Papi Yudis tersenyum sinis.
"Lalu. Papi mau menerima dia sebagai anak, bukanya Papi tidak pernah mau mengakui dia, kan Papi malu sama dia?" ujar Mami inge, yang tidak mengerti dengan tingkah sang suami.
"Gimana Mam, kita kan pengen wanita cantik itu untuk Radit, dan sekarang anak itu kan bisa buka usaha, dan mulai di kenal sama orang orang, apa salahnya kita menerima dia, ya... Walau sebenarnya Papi ngak suka sama anak bodoh itu, seengak ngak nya, dia sedikit terkenal lah, bikin kita semakin di kenal orang" ujar Papi Yudis dengan tidak tau malunya.
Sementara di tempat lain, Rangga dan Rania sedang bahagia, mobil yang dia modif laku di pasaran, dan puluhan mobil di pesan oleh sebuah perusahaan dari kota lain, menurutnya harga yang Rangga dan Rania berikan termasuk masih murah dari tempat lain dan juga hasilnya memuaskan, kini Rangga merekrut Gilang abang angkatnya, untuk masuk ke bengkelnya, tidak ketinggalan Albi pun ikut bekerja bersamanya, Rangga dan Rania mengambil para siswa yang baru lulus dari sekolah, namun yang berpotensi untuk bekerja di bengkelnya.
Karena pekerjaan semakin sibuk, otomatis studionya, ikut terbengkalai, mau tidak mau lukisan Rangga itu di pindahkan ke rumah mereka, dan studio di rombak kembali agar memperlebar bengkel mereka.
"Tidak menyangka ya sayang, usaha kita sampai di titik ini, dan modal kita sudah kembali, namun kepake lagi, untuk renovasi studio" ujar Rangga.
"Usaha tidak menghianati hasil kok Kak, kakak selama ini kan selalu memberikan yang terbaik, dan harga kita bisa bersaing, jadi tidak salah bengkel kakak ini berkembang dengan pesat" puji Rania.
"Ini juga tidak lepas dari do'a dan dukungan dari kamu sayang" ujar Rangga memeluk sang istri.
"Sudah sepantasnya seorang istri mendo'akan dan membantu suaminya kak" ujar Rania membalas pelukan Rangga.
"Kakak pengen sayang, sudah seminggu lebih loh kakak libur" ujar Rangga mengangkat tubuh sang istri dan membawanya ke kamar.
Bersambung....