Dia dipandang rendah oleh keluarga istrinya, bahkan dia selalu mendapatkan hinaan, hanya karena dia seorang pria miskin.
Hanya Bastian dan Raisa yang tahu bahwa pernikahan mereka hanya sementara, itu semua agar Raisa mendapatkan warisan dari keluarganya. Dan Bastian rela menjadi suami sementara Raisa, untuk menebus hutang pada Raisa.
Namun, bagaimana kalau ternyata takdir membuatnya berubah? Sebenarnya Bastian berasal dari keluarga kaya raya, dia adalah sang pewaris dari perusahaan nomor satu di Indonesia. Sudah tiga tahun dia diusir oleh kakeknya karena sering menghamburkan uang.
Bastian akhirnya tau bagaimana susahnya mencari uang, ketika dia mendapatkan warisan dari sang kakek, dia bisa menjadi pemimpin perusahaan yang begitu mengagumkan, walaupun dia harus menyembunyikan identitasnya dari keluarga istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Besoknya...
Di sebuah mansion yang megah itu terlihat sepasang suami-istri yang sedang sarapan pagi bersama, seperti biasa, pasti Bastian yang memasak. Suasana terasa hening, Bastian pikir Raisa tidak akan berpindah ke mode lama lagi, tapi ternyata gadis itu masih saja bersikap angkuh padanya.
Tapi Bastian tetap saja bersikap sok akrab pada Raisa. "Kemarin kenapa kamu pergi ke pasar?"
"Hanya ingin melihat suasana pasar yang baru bagaimana." jawab Raisa dengan datar.
"Ah gitu, aku pikir kamu ingin bertemu denganku?" goda Bastian.
Raisa menghela nafas. "Untuk apa aku ingin bertemu dengan kamu? Aku sebenarnya penasaran bagaimana suasana pasar yang diciptakan oleh Tuan Edgar, dia benar-benar hebat, sampai aku gak pernah kepikiran memiliki ide seperti itu."
Raisa menambahkan perkataannya. "Dia tampan, karismatik, pintar, dan juga pengusaha yang sukses. Impian semua wanita."
Andai Raisa tahu bahwa sosok pria yang dia kagumi itu ada di hadapannya.
Bastian merasa cemburu pada Edgar, padahal Edgar adalah dirinya sendiri. "Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu juga ingin menjadi pendampingnya?"
Raisa menggelengkan kepala. "Tuan Edgar itu hanyalah sosok yang aku kagumi. Setara Tuan Edgar tidak mungkin jatuh cinta padaku, aku yakin Tuan Athar pasti sudah memilihkan pendamping yang setara dengannya, dari kalangan perusahaan raksasa juga."
Perkataan Raisa memang benar, Bastian memang dijodohkan dengan seorang wanita bernama Berlian, beruntung wanita itu masih berada di luar negeri.
"Lalu bagaimana jika Tuan Edgar naksir padamu?"
Raisa tertawa kecil. "Kayaknya gak mungkinlah, bagaimana mungkin dia naksir aku. Lagian harus aku kemanakan Tristan yang selalu setia padaku?"
Bastian terdiam sejenak, nama Tristan masih saja bertahta di hati Raisa, tapi Bastian tidak akan menyerah, dia harap suara saat nanti Raisa akan memilihnya.
"Apa hari ini kamu akan jualan?" tiba-tiba Raisa bertanya seperti itu pada Bastian.
"Tentu saja, kenapa memangnya?" Bastian malah balik tanya.
"Hanya ingin bertanya saja." Setelah mengatakan itu, Raisa sepertinya sedang berpikir sesuatu sambil memandangi Bastian yang sedang makan.
...****************...
Seperti biasa Bastian selalu sibuk disetiap harinya, apalagi dia sekarang ini sedang menjalankan bisnis dengan Tuan Abraham dalam pembangunan hotel.
William Group memiliki lahan yang sangat luas dan strategis di salah satu sudut kota yang ada di ibu kota, namun ternyata lahan tersebut telah digunakan oleh orang-orang miskin yang sama sekali tidak mampu membayar kontrakan, sehingga penduduk disana membangun sebuah rumah yang hanya terbuat dari bahan triplek.
Mungkin dulu Tuan Athar sangat sibuk sekali, sehingga dia tidak ada waktu untuk memantau lahan tersebut.
"Maaf Tuan, disana terdapat 20 rumah yang di bangun oleh warga miskin. Kami sudah mencoba untuk mengusir mereka, tapi mereka meminta waktu satu bulan agar dapat mengumpulkan uang untuk bisa mengontrak rumah." lapor Zicko kepada Bastian.
Padahal Tuan Abraham menginginkan proyek hotel itu bergerak dengan cepat, tentu saja Bastian tidak ingin mengecewakan kliennya, apalagi dia sudah lama bekerjasama dengan William Group.
Tapi disisi lain, Bastian juga memiliki hati nurani, dia tidak mungkin tega mengusir dan merobohkan rumah gubuk orang-orang miskin yang tinggal disana, walaupun sebenarnya lahan itu memang milik William Group.
"Hari ini saya akan terjun langsung ke lokasi." setelah mengatakan itu Bastian segera memakai jas hitamnya yang dia simpan di kursi kebesarannya.
Sementara itu Raisa, dia sedang berada dalam perjalanan menuju pasar, dia harus tau apa Bastian ada disana atau tidak.
kamu terlalu naif mengharap banjingan sekelas Tristan, saat kalian menikah kelak kamu akan tau belangnya dan rasa sakit hatimu akan berlipat ganda
gk di novel ini atau di novel yg lainnya sakitnya flu sama batuk... wkwkwkwkwk
Juga tidak banyak ulangan yang sekadar hanya untuk memperpanjangkan novel. Syabbash!!!