Dilarang boom like dan plagiat !!!
Zanna Allisya, seorang wanita yang baru beberapa bulan menyandang status seorang istri harus rela berpisah dengan suaminya dikarenakan pekerjaan.
Terpisah jarak, bukanlah hal yang sulit untuk Zanna dan juga suaminya. Sejak pacaran, mereka memang sering menjalani hubungan jarak jauh hingga tidak ada bedanya dengan saat ini.
Namun, lama-kelamaan. Sikap suami Zanna mulai berubah membuat dia merasa tidak nyaman dan juga dipenuhi oleh kecurigaan.
Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Zanna selanjutnya?
Akan kah kecurigaannya terbukti benar, atau ada hal lain yang menyebabkan suaminya berubah?
Yuk, ikuti kisah perjalanan Zanna yang penuh dengan kejutan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26. yang Dekat yang Menyakiti.
Zanna mencoba untuk kembali mengendalikan diri dan bersikap seperti mana biasanya, sementara Calvin merasa senang karena berhasil meyakinkan Zanna dan dia akan bersenang-senang dengan Rere malam ini.
Walaupun Rere termasuk wanita yang kalem dan lemah lembut, tetapi dia sangatlah liar jika berada di atas ranjang. Itu sebabnya Calvin sangat suka dengan pelayanan yang wanita itu berikan, dan berbeda dengan Zanna.
Jika bersama dengan istrinya itu, maka dia yang harus bekerja keras karena Zanna tidak terlalu aktif dan juga monoton.
Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk membeli berbagai macam ole-ole, mereka segera kembali pulang ke apartemen. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan saatnya Calvin bersiap-siap untuk pekerjaannya malam ini.
"Ini bekal untukmu, Calvin. Jangan lupa dihabiskan ya." Zanna memberikan kotak makan yang sudah terisi penuh pada Calvin.
"Terima kasih, Sayang. Tapi, kenapa banyak seperti ini?" Tanpa membukanya, Calvin tahu kalau isi dari kotak itu pasti penuh karena terasa sedikit berat.
"Kau bisa membaginya dengan temanmu yang ada di sana, Calvin. Atau aku saja yang menemanimu?"
"Ti-tidak, Sayang. Itu, itu tidak perlu." Calvin mengibas-ngibaskan tangannya membuat Zanna yakin jika Calvin pasti akan menemui Rere. "Besokkan kita harus melakukan perjalanan panjang, jadi lebih baik kau istirahat saja, Sayang. Aku tidak mau kau kelelahan."
Zanna menganggukkan kepalanya dengan senyum penuh kepalsuan. "Aku mengerti, Calvin. Kalau gitu pergi lah, hati-hati ya." Zanna melambaikan tangannya membuat Calvin tersenyum.
"Jangan menungguku, Sayang. Tidurlah lebih dulu, mungkin aku akan begadang." Calvin mengecup kening dan juga bibir Zanna.
"Baiklah, Calvin." Zanna hanya bisa tersenyum saja, padahal dia sudah merasa sangat jijik dengan ciuman laki-laki itu dan ingin segera mencucinya dengan pasir.
Calvin terdiam saat melihat kedua manik mata Zanna, ada sesuatu yang tidak nyaman di dalam hatinya saat ini. Bahkan kakinya juga terasa sangat berat untuk melangkah pergi.
"Loh, kenapa malah diam?" tanya Zanna yang bingung melihat Calvin.
Calvin lalu menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa tidak nyaman yang entah kenapa muncul dalam hatinya. Kemudian dia melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat itu.
Zanna memandang punggung suaminya yang kini sudah mulai menjauh dengan tatapan nanar. Tanpa sadar air mata menetes dari sudut matanya karena merasa sesak dengan apa yang terjadi saat ini. Bagaimana mungkin suaminya tega menemui wanita lain saat dia sedang bersamanya?
"Nona!"
Zanna terjingkat kaget saat tiba-tiba mendengar suara seseorang. Dia lalu melihat ke arah belakang di mana Naomi sudah berdiri di sana.
"Astaga Naomi, kau mengejutkan aku saja," ucap Zanna sambil memegangi dadanya yang masih berdebar keras.
Naomi terdiam melihat raut wajah Zanna, dia lalu mengambil sesuatu di dalam sakunya dan menyodorkan sebuah sapu tangan untuk wanita itu. "Ini, Nona."
Zanna menatap sapu tangan itu dengan mata berkaca-kaca. Dengan cepat dia mengambilnya dan mengusap air mata yang masih membekas diwajahnya. "Maaf, Naomi. Aku tidak sengaja menangis."
"Kenapa Nona minta maaf? Seharusnya saya yang minta maaf karena hanya bisa memberi sapu tangan saja untuk Anda. Saya hanya bisa menghapus air mata Anda, tetapi tidak bisa menghapus luka yang membuat air mata itu keluar." Dia menundukkan kepalanya penuh rasa bersalah.
Zanna tergelak mendengar apa yang Naomi katakan. "Kau tau, Naomi. Ada seseorang yang mengatakan bahwa terkadang orang asing akan lebih mengerti dan baik pada kita. Sementara orang yang paling dekat dengan kita, malah dialah yang paling banyak memberikan luka." Dia tersenyum dengan getir.
"Apa yang Anda katakan benar, Nona. Itu sebabnya ada istilah musuh dalam selimut."
Zanna menganggukkan kepalanya. "Aku bersyukur bisa mengenalmu disaat seperti ini, Noami. Ayo, kita masuk!" Zanna merangkul tubuh Naomi membuat wanita itu tersentak kaget.
"No-nona?"
"Ada apa?" Zanna memandang Naomi dengan bingung. "Ooh, maaf. Aku sudah lancang ya." Dia tidak sadar saat merangkul tubuh wanita itu.
"Bu-bukan seperti itu, Nona. Nona bisa melakukan apa saja pada tubuh saya, saya sama sekali tidak keberatan. Hanya saja, saya merasa tidak pantas jika Nona memeluk saya seperti tadi," ucap Noami. Memangnya ada, seorang nona yang memeluk tubuh pelayannya sendiri?
"Kenapa tidak pantas? Kita itu sama, Naomi. Sama-sama perempuan cantik. Haha." Zanna tertawa dengan apa yang dia ucapkan sendiri membuat Naomi ikut tersenyum. "Sudahlah, lupakan soal pantas dan tidak pantas itu. Ayo!" Dia kembali merangkul tubuh Naomi dan masuk ke dalam apartemen.
Dari pada sendirian dan meratapi kesedihan, lebih baik dia bersama Naomi dan meminta wanita itu untuk menceritakan tentang keluarganya.
"Maaf, Nona. Apa saya boleh bertanya?" Naomi sudah setengah mati menahan rasa ingin tahunya, tetapi tetap tidak bisa juga.
"Kau mau bertanya kenapa aku menangis?"
Naomi terkejut dengan apa yang Zanna katakan, dia tidak menyangka kalau wanita itu ternyata sangat peka. "Maaf, Nona."
"Kenapa minta maaf? Tidak salah kok, kalau kau bertanya," ucap Zanna. Dia lalu menceritakan semua yang sudah terjadi dalam rumah tangganya. Mulai dari perselingkuhan Calvin dan rere, sampai kehamilannya saat ini.
"Nona, Nona sedang hamil?" teriak Naomi dengan tidak percaya membuat Zanna tersentak kaget. "Ma-maafkan saya, Nona." Dia merasa bersalah karena sudah berteriak.
"Benar, Naomi. Aku sedang hamil." Dia mengusap perutnya yang masih rata. "Ada buah hatiku di dalam sini." Dia tersenyum dengan mata berkaca-kaca.
Naomi tercengang dengan apa yang Zanna katakan, dia tidak menyangka kalau saat ini wanita itu sedang mengandung keturunan dari klan Zander.
"Mu-mulai sekarang Anda tidak boleh pergi sendirian, Nona. Saya, saya akan selalu menemani dan menjaga Anda," ucap Naomi dengan wajah berubah pucat.
Zanna mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Naomi. "Apa yang terjadi denganmu, Naomi? Apa kau sedang sakit, kenapa wajahmu pucat seperti ini?"
Naomi menggelengkan kepalanya. "Sa-saya baik-baik saja Nona. Hanya, hanya terlalu bahagia mendengar kabar kehamilan Anda."
Zanna menatap Naomi dengan curiga, tetapi sesaat kemudian dia kembali tersenyum sambil mengusap perutnya.
"Aku harus selalu bersama dengan Nona. Aku harus melindungi keturunan klan Zander."
•
•
•
Tbc.
zanna cuman dimanfaatin aja.
smoga aja cepet terbongkar
brti mrmnag sdh direncanakan mereka berdua
sukses selalu ya thor