NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Ayah Sahabatku

Terjerat Pesona Ayah Sahabatku

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:672.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Irma Kirana

Niat Savana memberikan kejutan untuk tunangannya, malah membuat dirinya yang dikejutkan saat mendapatkan fakta kekasihnya berselingkuh dengan wanita lain. Kecewa, patah hati, Savana melampiaskannya dengan pergi ke club malam.

Entah apa yang terjadi, keesokan harinya ia mendapati dirinya berada diatas ranjang yang sama dengan seorang pria tampan. Pria yang mampu memikatnya dengan sejuta pesona, meski berusia jauh lebih tua darinya. Lambat laun Savana jatuh cinta padanya.

Javier Sanderix namanya dan ternyata ia adalah ayah dari sahabat karibnya Elena Sanderix. Tak peduli hubungan diantara mereka, Savana bertekad akan mendapatkan Xavier dan kekonyolannya pun dimulai, perbedaan usia tak jadi masalah!

Akankah Savana berhasil menjerat si om yang sudah membuatnya terpesona? Ataukah hanya patah hati yang akan ia rasakan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Savana kesal

...🍁🍁🍁...

Berulang kali Javier menghubungi Savana, tapi tidak mendapatkan jawaban juga padahal ponselnya aktif dan terhubung. Javier membuka pesan yang ada di ponsel itu yang kebanyakannya dari Savana.

Pesan-pesan dari Savana menanyakan keberadaan Javier dan apa yang sedang pria itu lakukan? Javier jadi merasa bersalah karena sudah membuat Savana menunggu, bahkan ia tak mengabarinya. "Ah...pasti dia marah kan? Aku harus membujuknya, tapi sebelum itu aku harus pulang ke rumah dulu untuk mempertemukan Elena dan Elisa. Kalau aku tidak ada di sana, aku takut kalau Elisa bicara macam-macam pada Elena." gumam Javier cemas.

"Maafkan aku Savana. Aku harus pergi menemuinya Elena dulu," ucap Javier sambil mengetik pesan untuk Savana dan mengirimnya.

Saat Javier akan pulang ke rumahnya sendirian, Leo mengejarnya sambil membawa iPad ditangannya. "Pak! Pak Javier tunggu!"

Sayangnya Javier sudah pergi mengendarai mobilnya dengan buru-buru. Leo pun hanya bisa mendesah kasar. "Ah...pak Javier sudah pergi! Padahal aku mau memberitahukan berita tentang nona Savana." gusar Leo lalu mengacak-acak rambutnya.

****

Sedangkan Savana sedang makan siang bersama dengan Justin dan Amie. Mereka berdua adalah orang yang hangat dan nyaman diajak bicara. Savana jadi berandai-andai bila sosok Amie adalah ibunya, ia pasti bahagia.

Sebagai catatan, mereka makan di restoran mewah di sebuah ruangan tertutup dan sudah di reservasi oleh Justin, sebab ia tak mau sampai wartawan mengikuti mereka. Ia tak mau membuat Savana tidak nyaman dengan para wartawan. Tapi sayangnya berita tentang Savana dan Justin mungkin saat ini sudah tersebar di akun gosip yang selalu melebih-lebihkan.

"Sekarang aku paham kenapa sikapmu hangat, Justin." kata Savana sambil tertawa. Sekarang ia memanggil Justin tanpa embel-embel kata kakak, karena Justin ingin lebih akrab dengan Savana. Buktinya mereka bisa bicara sebagai teman, menurut Savana.

"Kenapa?" tanya Justin sambil terkekeh.

"Kau mewarisi gen hangat dari ibumu, kalian sangat ramah." papar Savana jujur.

'Bersama Justin dan nyonya Amie, aku bisa melupakan sedihku karena dia'

"Kau juga sangat imut nak, aku suka padamu!" cetus Amie sambil tersenyum lebar. Ia senang dengan kedekatan putranya dan Savana.

Tak lama kemudian, canda tawa mereka terpaksa harus berakhir manakala sebuah telpon membuat Amie dan Justin harus pergi meninggalkan tempat itu dengan terpaksa karena mereka masih ada pekerjaan.

"Aduh...Savana, maafkan aku...aku jadi merasa tidak enak padamu." Amie tidak enak hati, ia juga masih ingin berbincang dengan Savana.

"Tidak apa-apa nyonya, saya juga akan segera pulang ke rumah sekarang untuk beristirahat." ucap Savana seraya tersenyum. "Suatu kehormatan karena saya bisa makan siang bersama dengan nyonya Amie. Anda adalah idola saya." imbuhnya lagi dan Amie terkekeh.

"Wanita tua sepertiku, mana mungkin jadi idola? Malah aku mengidolakan dirimu yang masih muda ini, kau sangat berbakat dan aku yakin kau akan sukses." cetus Amie yakin dan memberikan semangat untuk Savana. Tidak seperti Griselda ibu kandungnya yang sama sekali tidak mendukung cita-citanya ini.

"Nyonya bisa saja."

"Haha...aku serius. Oh ya Justin, apa kau bisa mengantarkan Savana pulang? Kasihan dia tidak membawa mobilnya," Amie mendorong Justin untuk mengantarkan Savana pulang.

Ya, tadi pagi kan Savana pergi ke pameran karena nebeng pada mobil Elena. Justin langsung senang mendapatkan tawaran itu dari mamanya, padahal ia ingin mengantar Savana tapi ia malu untuk bicara. Untunglah mamanya mewakilkan.

Akhirnya Savana pun pulang bersama Justin, tentu saja tidak hanya mereka berdua. Tapi dengan manager Justin juga yang bernama Carlos. Savana diantar ke apartemennya saja sebab katanya sang nenek sedang pergi ke Singapore untuk jalan-jalan.

Savana merutuk dalam hati, kenapa neneknya berjalan-jalan pada usia senja begini. Namun Savana tidak tahu saja bahwa sang nenek bukan jalan-jalan biasa.

"Terimakasih kau sudah mengantarku, Justin. Cepatlah pergi sebelum ada yang mengenalimu," bisik Savana pada Justin.

"Baiklah, aku pergi ya. Tapi--jangan abaikan pesanku lagi. Bukankah kita--te-man?" tanya Justin tergugup.

Aih sial! Sulit sekali bagiku mengucapkan kata teman.

"Hem... baiklah, lain kali aku akan membalasnya." kata Savana sambil tersenyum. "Berhati-hatilah!"

"Oke! Aku akan berhati-hati sebab aku masih ingin melihat senyumanmu." Justin tersenyum.

"Haha... baiklah, cepat pergi! Kasihan managermu itu!" tukas Savana.

Setelah kepergian Justin, Savana segera masuk ke dalam lift menuju ke lantai tempat apartemennya berada. Sesampainya di apartemen, Savana merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Ia meremass remas bahkan melempar bantal bantal di sofa itu dengan kesal. "Old man! Kau sangat menyebalkan, aku benci kau! Aku benci!" seru Savana kesal pada Javier. Bahkan setelah membuka pesan dari pria itu, Savana tidak mau membalasnya.

"Dia pasti sedang temu kangen dengan mantan istrinya, pasti dia juga secantik Elena." ucap Savana sedih.

****

Mansion Sanderix.

Elena, Javier dan Elisa terlihat berada di ruang tengah. Elena melihat Elisa dengan iba, setelah semua yang diceritakan oleh Elisa bahwa ibunya itu sakit kanker otak stadium akhir dan tak lama lagi ia akan meninggal dunia.

Tujuan Elisa kembali ke Chicago adalah untuk bertemu Elena dan Javier, lalu menghabiskan waktu bersama mereka. Tapi Javier tidak setuju akan hal itu.

"Tidak Elena! Wanita ini tidak boleh tinggal disini, ini sudah keputusan daddy!" ujar Javier tegas. Ia menolak kehadiran Elisa disana. Entah apa yang membuat Elena langsung menerima wanita itu disana. Padahal Elisa bukan sosok ibu yang baik, tapi Elena percaya semudah itu padanya? Apakah mungkin wanita itu bersilat lidah lagi? Pikir Javier.

"Daddy, kumohon...kasihan Mommy, dia sudah jauh-jauh kemari untuk--"

"Elena, NO!"

"Please Dad, aku ingin mengenal mommyku. Hanya sebentar saja dad, sampai mommy--"

"Kau akan menyesal kalau kau tau sifat aslinya seperti apa, Elena."

"Dad, aku tidak peduli. Aku ingin mommy tinggal disini dan aku akan merawatnya." ucap Elena dengan buliran air mata mengalir deras membasahi pipinya. Javier jadi tidak berdaya melihat putrinya menangis.

"Akan Daddy pikirkan, tapi Daddy tidak janji. Dia boleh tinggal disini, setidaknya untuk malam ini." ucap Javier sambil menghela nafas kasar.

"Makasih Dad!" Elena berbinar-binar mendengarnya.

Sepertinya aku harus minta bantuan Savana buat bujuk Daddy, supaya mommy tinggal disini.

Elena bicara pada Elisa bahwa Javier setuju dengannya untuk sementara waktu tinggal disana. Elisa senang karena Elena mau menerimanya, dia melontarkan semua kata manisnya pada Elena. Meminta maaf karena tidak bisa menjaga Elena selama ini karena keadaannya. Elena yang tidak tau jelas tentang ibunya, mendapatkan gambaran baik soal Elisa.

Tapi Elena salah besar.

****

Malam itu Savana pergi ke mansion Sanderix dengan buru-buru setelah mendapat telpon dari Elena yang menangis dan meminta bantuan. Selama ini hanya Savana yang selalu menjadi tempatnya meminta bantuan.

Para pelayan dan pengawal yang sudah mengenal Savana, tentu saja langsung membukakan pintu lebar-lebar untuk gadis itu. Savana berlari masuk ke dalam rumah, ia menanyakan pada Hilda dimana Elena. Hilda menjawab bahwa Elena ada di lantai 2.

Semoga kau baik-baik saja El.

Savana menaiki tangga dengan buru-buru, lalu ia melihat pintu kamar terbuka lebar dan memperlihatkan Elena bersama seorang wanita cantik yang mirip dirinya dan ada Javier juga disana.

Entah kenapa melihat pemandangan itu, Savana merasa asing.

Itu pasti mommy Elena, dia sangat cantik. Dadanya juga besar, tidak seperti aku! Huh! Kenapa aku jadi memikirkan dadanya? Lebih baik aku pergi saja dari sini, ini bukan tempatku.

Gadis itu pun membalikkan badannya dan memutuskan untuk pergi saja dari sana. Javier melihat itu, ia menyusul Savana yang akan berjalan menuruni tangga.

"Om!"

"Aku ingin bicara," ujar Javier seraya memegang tangan Savana, menahan gadis itu untuk pergi.

"Aku tidak mau." tolaknya tegas.

Tanpa banyak bicara, Javier menarik tangan Savana dengan paksa. Ia membawa gadis itu ke ruang kerjanya tanpa sepengetahuan Elena dan Elisa yang sedang asyik mengobrol di kamar.

"Mau apa bicara denganku? Bukankah kau sedang sibuk reuni temu kangen dengan mantan istrimu. Ah ya.... mungkin sebentar lagi akan jadi istri ya?" sindir Savana pedas.

"Jaga bicaramu! Kau seperti habis makan pedas saja!" Javier menatap Savana tapi wanita itu memalingkan wajahnya.

"Savana, kau salah paham!"

"Apanya yang salah paham? Aku juga tak peduli." kata Savana kesal.

Kemudian mereka pun berpandangan dan tak lama setelah itu, bibir mereka beradu.

...****...

1
Nivia Olive
Alur di luar negeri tapi makan nasi, hehehehe
Tita Avrillian Wulandari
Buruk
Tita Avrillian Wulandari
Kecewa
Erlina Ibrik
Javier menyebalkan !😤
Erlina Ibrik
Savanah terlalu polos ,mudah luluh😶
Erlina Ibrik
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
nuraeinieni
ceritanya bagus
Siti Nur Janah
apa itu ayahnya
Siti Nur Janah
Alhamdulillah. apa yg mendonorkan mata itu neneknya sendiri Karena udah sakit sakitan
Siti Nur Janah
Savana buta
Siti Nur Janah
tuh kan bener cuma bohong
Siti Nur Janah
ya maklum karena reunian dgn mantan jd lupa janji
Siti Nur Janah
wah mantan kembali
Siti Nur Janah
ooh apa itu elena? oo kamu ketahuan , ciuman lagi
Siti Nur Janah
bilang bos kalo memang ada rasa sebelum terlambat
Siti Nur Janah
kapok. kalau anakmu tau pasti akan marah padamu javier
Siti Nur Janah
kau mau bunuh bpkmu?
Tinik Kristi
Buruk
RossyNara
hey ada yang terbakar tapi bukan wajan eh ternyata hati om duda yang terbakar,,,,, sookor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!