NovelToon NovelToon
Genius Twins Boy

Genius Twins Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:5.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: emmarisma

"Apa kamu sudah menemukan informasi tentangnya, Jackson?"

"Sudah, Kak. Aku yakin dia adalah dady kita."

Dua bocah laki-laki berusia 7 tahun itu kini menatap ke arah layar komputer mereka bersama-sama. Mereka melihat foto seorang Pria dengan tatapan datar dan dingin. Namun, dia memiliki wajah yang sangat tampan rupawan.

"Jarret, Jackson apa yang kalian lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang membuat kedua bocah itu tersentak kaget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Meminta Kesempatan

Gilbert keluar dari ruangan Ben. Dia membungkukkan tubuhnya pada Ramos sesaat dan lalu menyusul kedua cucunya yang telah menunggu dirinya di depan pintu lift.

"Kenapa kakek lama sekali?"

"Kakek masih harus menanyakan sesuatu."

"Boleh kakek bertanya?" Gilbert menatap kedua cucunya dengan tatapan menelisik.

"Soal apa?" sahut Jackson.

"Sejak kapan kalian tahu jika tuan Ben ayah kalian?"

"Baru saja. Saat kami tidak sengaja membaca pesan di ponsel Elena. Lalu kami mencari tahu soal dia." Kini giliran Jarret yang menjawab.

"Apa mommy kalian juga tahu?"

"Mungkin mommy sebenarnya sudah punya dugaan tapi menuduh tanpa bukti itu termasuk tindakan bodoh. Jadi aku rasa mommy lebih kepada pasrah dengan kondisinya. Toh mommy tidak akan rugi memiliki kami sebagai anak-anaknya," jawab Jackson. "Bukankah begitu, Kak?" Jackson mencoba mencari dukungan kakaknya dan Jarret mengangguk.

Terlepas bagaimana prosesnya mereka dibuat, kedua bocah itu sama sekali tidak peduli. Mereka hanya memilih diam mengenai Ben demi menjaga hati ibunya.

Dalam hati Gilbert memuji kecerdasan cucu-cucunya yang begitu luar biasa itu. Gilbert memutuskan untuk mengantar kedua cucunya pulang. Namun, Gilbert tidak tahu jika Ben ternyata mengikutinya. Dia harus jujur pada Giani, hari ini juga. Meskipun kesalahannya sangat fatal, tapi Ben yakin Giani adalah wanita pemaaf.

Saat mobil Gilbert memasuki pelataran, Mobil Ben juga berhenti tak jauh dari mobil Gilbert terparkir. Gilbert terkejut mendapati Ben ada di sana.

"Tuan, Anda?"

"Aku ingin bertemu dengan Giani sekarang. Aku tidak ingin lebih lama lagi membuatnya menderita sendirian. Sekali lagi aku minta maaf. Sedikit pun tidak ada niatan ku untuk menyakiti putrimu."

Gilbert mengangguk sesaat, sedangkan kedua bocah tadi menatap Ben tajam. Ben justru tersenyum manis pada kedua anaknya.

Saat Gilbert membuka pintu, Giani menyambutnya. Namun, Giani yang awalnya tersenyum tiba-tiba mematung di tempatnya dengan wajah syok. Meski Giani pernah menduga jika Ben adalah ayah biologis Jack dan Jarret, tapi saat melihatnya langsung ketiganya berdiri di depannya. Kenyataan ini cukup sulit untuk diterima. Tubuh Giani luruh ke lantai dan pingsan.

"Mom!"

"Giani!"

Gilbert, Jarret dan Jackson memekik bersamaan. Kedua bocah itu langsung menghampiri ibunya. Begitu juga dengan Ben dan Gilbert. Tanpa menunggu perintah lagi, Ben mengangkat tubuh Giani dan membaringkannya di sofa.

"Mom, wake up." Jackson menggoyangkan bahu Giani sembari menangis.

"Jack, jangan menangis. Mommy pasti baik-baik saja," kata Ben.

Dengan mata memerah Jack menatap Ben dengan tatapan penuh aura permusuh, "Ini semua salah daddy."

"Ya, semuanya memang salah daddy. Maafkan daddy ya." Ben mengusap kepala Jackson, tapi bocah itu menghindar. Jarret hanya diam dan menatap ibunya dengan tatapan sendu. Ben juga mengusap puncak kepala Jarret dan bocah itu hanya diam saja.

Gilbert muncul dengan membawa minyak esensial. Dia meletakkan minyak itu di bawah hidung Giani. Tak lama kelopak mata Giani bergetar. Jack dan Jarret mendekati ibunya.

"Mom."

Giani membuka kelopak matanya. Tatapan matanya langsung tertuju pada Ben dan juga kedua anaknya. Tidak diragukan lagi. Mereka benar-benar sangat mirip.

"Profesor, apa aku boleh berbicara dengan Giani?"

"Baiklah, jika begitu aku akan memberi kalian waktu." Gilbert menyentuh bahu kedua cucunya. "Ayo, biarkan mommy kalian berbicara dengan tuan Ben."

"Aku mau di sini, Kek. Bagaimana kalau mommy pingsan lagi?" ujar Jack.

"Jack biar mommy bicara dengan daddy dulu!" tegas Jarret. Dia berdiri dan menarik adiknya. Giani mengernyit.

Daddy? batin Giani dalam hati, apa pria ini mengaku jika dia ayah mereka?

Setelah ayah Giani dan juga kedua putranya pergi. Ben membantu Giani bangkit dari posisinya. Sekarang Giani duduk berhadapan dengan Ben.

"A_ada apa, Tuan?"

"Aku yakin kau sudah bisa menebak dari kejadian tadi."

"Aku tidak mengerti maksud anda." Giani menunduk sembari meremas jari-jarinya. Ben tersenyum tipis, dia yakin Giani bukanlah orang bodoh. Dia yakin sebagian banyak IQ putranya terbentuk juga karena kepintaran yang dimiliki oleh wanita ini.

Ben merubah posisi duduknya menjadi berjongkok di depan Giani. Dia menggenggam tangan Giani dan mengangkat dagu Giani.

"I'm sorry."

"Maaf untuk apa?"

"Maaf karena aku adalah pria bajingan yang malam itu menidurimu. Anak buahku salah menangkap orang. Aku minta maaf karena saat itu tidak langsung menemuimu."

"Aku sudah melupakan kejadian itu, jadi aku sudah memaafkanmu. Apa ada hal yang lainnya lagi?"

"Aku ingin bertanggungjawab pada kalian."

"Cukup bertanggungjawablah pada mereka."

"Giani, aku mohon beri aku kesempatan."

"Tuan, aku sudah tidak mempermasalahkan lagi masalah malam itu. Aku memang marah dan kecewa, tapi aku tidak bisa menyalahkan keadaan."

"Beri aku kesempatan untuk bertanggungjawab pada dirimu dan juga Jarret dan Jack."

"Tanggung jawab seperti apa yang anda maksudkan?"

"Aku akan menikahimu dan memberikan keluarga yang utuh untuk anak-anak kita."

"Lalu apa alasan anda selama ini diam? Bahkan saat mereka lahir, anda lah yang membantuku. Lalu kenapa anda bungkam selama ini? Apa aku hanya sebuah lelucon untukmu?"

"Kau tahu aku hidup diantara hitam dan putih. Banyak musuh yang mengincarku. Aku tidak mau kelak mereka akan menyasar pada kalian. Aku sama sekali tidak menganggapmu lelucon. Aku baru tahu kamu hamil saat usia kandunganmu sudah membesar. Aku sudah mencoba sebisaku untuk melindungimu dan kedua putra kita."

"Jika begitu kau cukup berikan saja tanggungjawabmu pada Jarret dan Jackson, tapi jangan pernah sekali pun berpikir untuk menjauhkan mereka dariku."

"Aku tidak akan begitu. Aku hanya ingin memulai semuanya dari awal denganmu."

"Bukankah ini sudah sangat terlambat?"

"Giani, aku mohon. Beri aku kesempatan untuk membuktikan keseriusanku."

"Lakukanlah semaumu."

Giani bangkit berdiri. Akan tetapi, Ben tiba-tiba memeluknya.

"Tuan, lepaskan."

"Aku tidak akan melepaskanmu, Giani. Aku akan menikahimu."

"Aku tidak butuh laki-laki dalam hidupku. Aku dan kedua putraku sudah cukup bahagia tanpa dirimu."

"Maka akan ku buat kau lebih bahagia lagi saat kau bersamaku."

"Kau terlalu percaya diri, Tuan. lepaskan aku. Aku tidak mau anak-anak ku berpikir yang bukan-bukan."

"Biarkan mereka berpikir yang bukan-bukan. Aku menyukainya."

"Lepaskan aku, Tuan."

"Mom, kau sudah memaafkan daddy?" Jack tiba-tiba datang dan ikut memeluk Giani. Jarret berjalan dengan santai di belakang adiknya.

"Kakak, kemarilah." Jack menarik tangan Jarret agar melingkari kaki kedua orangtuanya.

Giani meronta, Ben terpaksa melepaskannya agar kedua putranya tidak semakin membencinya.

"Jarret, Jackson. Maafkan daddy."

Jarret hanya mengangguk. Begitu juga dengan Jackson. "Tapi keinginanku masih sama," ujar Jarret menatap tajam ke arah Ben.

Sesaat Ben terdiam, dia mengingat kalimat yang tertulis di kotak pesannya kemarin.

"Daddy akan buktikan, bahwa daddy lah pria terbaik yang pantas menjadi daddy kalian."

Meskipun Ben berkata begitu, tapi Jarret tidak akan mudah dibujuk begitu saja. Dia tetap memasang wajah datar.

Dasar, ibu dan anak sama-sama keras kepalanya. batin Ben.

Ben langsung berpamitan dan berjanji akan mengantar mereka pulang nanti sore. Dia harus menyelesaikan urusannya terlebih dulu sebelum mengantar anak-anaknya.

1
Mami Radifa
Kelakuan Ramos emang ya kadang "iyess banget
gusmeiniar decy
Luar biasa
arniya
luar biasa kak
arniya
keren.....
ika yoon
bagus bgt thor alurnya,,semoga kedepannya mkin sukses🥰
🌸 Yowu-Kim 🌸
Seremnha si ben2 ini oi 🤣
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novelku berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Joyful/
total 1 replies
🌸 Yowu-Kim 🌸
Pocecip nya mueheee
🌸 Yowu-Kim 🌸
Nggilani nih orh
🌸 Yowu-Kim 🌸
Gemeshh nya si jack sparrow nih 😭
🌸 Yowu-Kim 🌸
Ben elu ga ada kenyang2nya. Tbl tbl 😭😭
🌸 Yowu-Kim 🌸
Bisa2nya lelah nya di cancel 😭
🌸 Yowu-Kim 🌸
Aku juga mikir gitu gi
🌸 Yowu-Kim 🌸
Sa ae lu bang
🌸 Yowu-Kim 🌸
Menyalaa
🌸 Yowu-Kim 🌸
Aniaaa. Pokoknya kalau sampe beneran prof meninggal. Benci kali aku sama si Ben. Gaguna bgt kau ben jd calon menantu huwaaa 😭
🌸 Yowu-Kim 🌸
Sama. Aku pikir juga jackson udh luluh. Eihh ada udang di balik bakwan
🌸 Yowu-Kim 🌸
Wkwkw keknya adek mirip mommy. Kakak mirip daddy. Yg 1 pemaaf. Yg 1 pendendam 🤣
🌸 Yowu-Kim 🌸
Kok sedih sih 🥹
🌸 Yowu-Kim 🌸
Astagaa. Wahh berat ini mah bapaknya bakal susah naklukin emak+anak+kakek gilbert
🌸 Yowu-Kim 🌸
Semua manusia di muka bumi ini kamu cemburui aja ben
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!