Apa jadinya jika di malam pengantin seorang gadis bernama Vania Isabella harus melewati malam itu bukan dengan suaminya, tapi dengan sang Adik ipar yang ternyata adalah mantan kekasihnya dulu. Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Bagaimana Vania melewati hari-hari bersama sang suami, dimana dirinya juga harus berhadapan dengan mantan kekasih yang sudah merenggut malam pengantin mereka? Dan bagaimana reaksi suami Vania saat tahu jika dirinya dan sang Adik ipar pernah melakukan hubungan terlarang?
Seperti biasa ini hanya Karya fiksi saja, tidak untuk ditiru, hanya untuk hiburan. So! Mohon bijak ya 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Rara
"Itu apa?" Susi mendesak Rara untuk bicara.
"Itu, Bu! Rara tadi nggak tahu kalau sedang datang bulan, jadi darah itu adalah darah haid Rara, Bu!" jawabnya berbohong.
"Kamu datang bulan? Bukannya Minggu lalu kamu sudah datang bulan?" tanya Susi menyelidik.
"Rara juga nggak tahu, Bu. Kenapa tiba-tiba Rara datang bulan lagi, tapi nggak banyak kok, cuma sedikit!" jawabnya masih takut.
"Hmm ya sudah! Ibu mau mandi. Oh ya tadi Mas Bastian udah lama nunggu Ibu?" Susi pun sempat menanyakan tentang Bastian kepada putrinya.
"Mas Bastian, dia ... dia ...!"
"Dia kenapa? Yang jelas dong kalau ngomong." Susi terlihat sedikit kesal melihat jawaban Rara.
"Iya tadi Mas Bastian cukup lama menunggu Ibu pulang. Karena terlalu lama nunggu, akhirnya dia pulang." Rara berkata sembari merremas-rremas jari jemarinya karena takut dimarahi oleh sang Ibu.
"Oh gitu, mungkin itu kenapa dia menjadi marah sama Aku, ya sudah. Ibu mau mandi dulu."
"Iya, Bu!"
Susi pun segera keluar dari kamar sang anak, sementara itu Rara menutup pintu dan Ia
segera mengambil sprei yang terkena noda darah dari selaput dara nya yang sudah koyak karena ulah Bastian.
"Maafkan Rara, Bu! Rara tidak bisa menjaga diri Rara, Rara kotor, Rara sudah tidak suci lagi. Kak Vania! Maafkan Rara, Kak. Rara tidak bisa memenuhi sumpah Rara sama Kakak." gadis itu menangisi sembari mengingat janjinya kepada sang Kakak, Vania.
"Rara! Kamu janji sama Kakak, jangan pernah serahkan mahkota kesucian mu kepada laki-laki manapun selain suamimu, sebesar apapun kamu mencintainya, bagaimanapun pria itu, Kakak berharap kamu bisa menjaganya, berjanjilah pada Kakak Rara!"
"Rara janji sama Kakak, Rara pasti mengingat kata-kata Kakak, Rara tidak akan mudah menyerahkan diri Rara, kecuali kepada suami Rara."
"Kakak sangat menyayangimu, Kakak berharap suatu hari nanti kamu akan mendapatkan pria yang benar-benar mencintaimu, pria yang tulus menyayangi mu, Kamu adalah kebanggaan Kakak, meskipun kita tidak terlahir dari rahim yang sama, tapi Kakak sangat menyayangi mu."
"Rara juga sayang sama Kakak!"
Sejenak Rara menyeka air matanya saat mengingat sang Kakak, bagaimana dia mengatakan kepada Vania jika suaminya sudah menghancurkan hidup Adik ipar nya sendiri, Rara tidak ingin menyakiti hati sang Kakak, jika Vania tahu pasti sang kakak akan kecewa pada suaminya.
"Jika saja Kakak tahu, kalau Mas Bastian sudah menodai ku, mungkin Kakak akan menceraikan Mas Bastian, dan tentunya Aku yang menyebabkan rumah tangga Kakak hancur, tidak! Aku tidak bisa cerita sama Kakak." Rara terlihat begitu bersedih, apa yang harus Ia katakan kepada Vania nantinya.
*
*
*
Sementara itu, Bastian pulang ke rumah dalam keadaan tak tenang, Ia masih kepikiran tentang Rara, baru kali ini seumur hidupnya Ia mendapatkan wanita yang benar-benar masih tersegel, ada rasa sesal dan juga rasa bangga.
Penyesalan itu datang kenapa baru sekarang dirinya menemui wanita yang sebenarnya dia cari, setelah sekian banyak wanita yang Ia tiduri, tak satupun ada yang tersegel, tapi entah kenapa dengan Rara, yang tiba-tiba membuat naluri kemanusiaan nya bangkit, Ia merasa kasihan kepada gadis itu, usianya masih sangat muda, tapi Bastian sudah merenggut masa-masa indahnya.
"Shiiit! Kenapa Aku selalu membayangkan Rara? Come on Bastian, ada apa dengan mu? Tidak biasanya setelah meniduri wanita kamu menyesal seperti ini." batin pria itu sembari menjambak rambutnya. Ia mengemudikan mobil nya pelan, bayangan wajah Rara saat menahan sakit ketika Bastian mengoyak gawang sang Adik ipar. Tak bisa Bastian lupakan begitu saja.
Sesampainya di rumah, Vania menyambut kedatangan sang suami, seperti biasa Vania mencium tangan Bastian.
"Kamu sudah makan, Mas?" Vania menawarkan makanan untuk sang suami, Ia terlihat tenang meskipun dirinya tahu jika suaminya baru saja bertemu dengan Susi di rumah mereka.
"Tidak perlu! Aku mau tidur saja!" Bastian segera beranjak naik ke atas, tanpa berkata apapun kepada Vania, Ia segera pergi ke kamarnya untuk mandi dan membersihkan dirinya.
Sementara itu, Calvin juga baru datang, Ia melihat sang kakak ipar sedang sendirian menatap ke arah tangga.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Calvin kepada Vania.
"Tidak! Tidak ada." jawab Vania singkat.
"Abang udah pulang? Cepat banget, apa dia marah sama kamu lagi?"
"Entahlah! Aku nggak tahu kenapa tiba-tiba dia bersikap dingin seperti itu." balas Vania yang terlihat sedikit heran dengan sikap Bastian.
"Dan kamu masih bertahan dengan sikapnya? Sudahlah Vania, lepaskanlah Abang dan menikahlah denganku." bujuk Calvin yang selalu berharap agar Vania segera berpisah dengan Bastian.
"Pernikahan bukanlah permainan, Vin! Aku tahu jika pernikahan ku memang karena terpaksa, tapi Aku juga tidak bisa menutup mata jika sekarang Aku sudah menjadi istri sah Abang kamu, jadi Aku mohon banget sama kamu, kita jaga jarak dulu." ucap Vania sembari beranjak pergi mengikuti suaminya.
"Tunggu, Vania!" Calvin tampak menahan tangan Vania.
"Apa lagi sih!"
"Jangan pernah memintaku untuk menjaga jarak, sampai kapanpun Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan mu, Aku akan selalu menjadi bayangan mu." Calvin berkata sembari menatap wajah Vania dalam-dalam.
"Ayolah Calvin! Sebentar lagi kamu akan bertunangan, jadi buat apa lagi kamu mengharapkan ku, impossible!"
"Tidak ada yang tidak mungkin Vania, Aku tahu kamu cemburu, bukan!"
Seketika Vania tampak salah tingkah, karena sejatinya dirinya memang sangat cemburu jika saja Calvin benar-benar bertunangan dengan wanita yang bernama Lady.
...BERSAMBUNG...
KLO MAU MYAKINKN LGI MNTA BELIIN PEMBALUT, BILANG STOK PMBALUT HABIS
DN JUGA TIDUR MA IBU TIRI LOOO