Beberapa pembaca mengatakan ini sama atau plagiat dari novel tertentu. Saya pastikan Tidak. Jika novel ini Plagiat, pasti sudah di hapus oleh NovelToon.
Menyaksikan kematian ibu kandung karena di bunuh.
Menjadi target berikutnya karena menjadi satu-satunya saksi dari pembunuhan ibu kandung. Lari menjadi satu-satunya pilihan.
Berpisah dengan kekasih dan pingsan karena perkelahian. Ketika sadar dari pingsan, Sistem Kuadrilliun menghampirinya yang mewajibkan Arga untuk hidup royal agar memiliki skil peningkatan kemampuan tubuh permanen.
Arga telah bersumpah untuk membalaskan kematian ibunya. Dengan dukungan skil peningkatan kemampuan tubuh, Arga sangat yakin dapat membalas kematian ibunya. Bisakah Arga menggunakan uangnya untuk mendapatkan tambahan skil...? Serta membalaskan kematian ibu tercinta?
Menyajikan cerita kekayaan, pengkhianatan, pertikaian, pertarungan, kesedihan, hingga romansa. semua tersaji di cerita ini, dan yang pasti kamu... akan sulit menebak akhir cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pejuang imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siska di rumah Arga
"Hallo…"
"Syukurlah, akhirnya kamu mengangkat telponku. Apakah saat ini kamu sedang sibuk?"
"Meskipun aku sangat sibuk, sebisa mungkin aku akan menyempatkan waktuku untukmu sayang. Aku kira kamu tidak akan menghubungiku, karena aku sudah memberimu nomorku dari kemarin. Tetapi baru hari ini kamu menelponku. Apa yang bisa aku bantu sayang." Siska berbicara dengan kata-kata yang manis serta mengubah panggilannya menjadi sayang kepada Arga.
"Wanita ini benar-benar pintar merayu, bahkan kata-katanya sangatlah manis." Arga berbicara di dalam hatinya.
"Apakah kamu bisa menemaniku? Datanglah ke rumahku terlebih dahulu, nanti akan aku ceritakan sejelas mungkin."
"Baiklah. Rumahmu ada di mana?"
"700 Front ST San Diego. Blok 51 no unit 2206."
"Astaga, dia memiliki unit di blok 51 di 700 Front ST San Diego!! Siska berbicara di dalam hati dengan sangat terkejut. Siska berusaha menenangkan dirinya dan berusaha menjawab dengan jawapan santai.
"Baiklah, aku akan menuju rumahmu. Tetapi jangan sampai kamu menjebakku." Lontaran kata-kata peringatan dari Siska sebenarnya adalah sebuah ajakan secara terselubung. Karena kata-kata Siska dapat memandu pemikiran seseorang yang sebenarnya tidak memiliki pemikiran tersebut.
Beberapa saat kemudian, Siska sudah sampai di parkiran mobil di dalam gedung 700 Front ST San Diego. Dengan segera Siska menuju ke lobi dan menanyakan lantai dari blok 51 unit 2206 yang dimiliki oleh Arga. Petugas yang berada di lobi memberi tahu dengan sangat sopan kepada Siska. Karena petugas tersebut tau siapa pemilik dari unit 2206. Petugas tersebut juga mengira Siska adalah pacar dari Arga pemilik unit 2206.
Siska menuju lift dan segera menuju ke lantai 75. Setelah sampai di lantai 75, Siska mengikuti petunjuk yang diucapkan oleh petugas yang tadi berada di lobi. Siska bahkan dibuat takjub oleh interior koridor di sana. Sebab interior ini memiliki kelas layaknya hotel bintang 8. Bahkan beberapa sama dengan yang di pakai oleh kelas hotel bintang 10 yang tidak dimiliki oleh San Diego. Sebab hotel bintang 10 hanya ada beberapa saja di USA.
Siska kini berada di depan pintu rumah Arga. Setelah merasa yakin bahwa unit tersebut sesuai dengan yang Arga sebutkan, Siska menekan bel yang berada di sebelah pintu.
"Itu pasti Siska, cepat juga dia sampai ke sini." Arga berucap dan dengan segera menuju pintu dan membukakan pintu untuk Siska.
Setelah Arga memastikan dari CCTV di depan pintu bahwa yang datang memang benar adalah Siska. Tanpa ragu lagi Arga membukakan pintu untuk wanita cantik di depan pintu rumahnya.
"Selamat datang, silahkan masuk." Arga berkata sesaat setelah dirinya membukakan pintu rumahnya. Ketika Arga sudah membukakan pintu rumah untuk Siska, lagi-lagi Siska di buat terkejut oleh rumah yang di miliki Arga.
"Rumah ini sungguh menawan. Interior yang digunakan juga semuanya nampak mahal." Siska membatin di dalam hatinya saat melihat interior rumah Arga. Meski Siska sudah terbiasa melihat perabotan mewah di hotel yang dia pimpin. Tetapi wanita berusia 22 tahun tersebut sangat jarang melihat barang-barang mewah berada di rumah pribadi.
****
Arga duduk di salah satu sofa yang hanya diperuntukkan untuk 1 orang. Serta mempersilahkan Siska untuk duduk di sofa yang kosong. Tetapi Siska tidak menuruti apa yang di minta Arga. Dengan genitnya Siska duduk di sebelah Arga dengan setengah memeluk Arga. Tindakan Siska, spontaneous membuat Arga terkejut. Karena wanita ini cukup berani untuk melakukan tindakan yang secara sengaja menempelkan kedua buah pribadinya ke tubuh Arga.
Tubuh Arga sampai terasa panas dingin di buatnya. Arga yang tidak terbiasa dengan hal semacam itu dan hanya sering untuk membayangkan dan berfantasi di pikirannya sendiri, membuat jantung Arga berdetak sangat kencang setelah merasakan hal yang sesungguhnya tanpa harus berfantasi.
Mungkin teman laki-laki Arga di sekolah sudah terbiasa dengan hal semacam itu. Bahkan sebagian besar dari mereka sudah pernah melakukan hubungan intim. Tetapi tidak demikian dengan Arga yang memiliki waktu terbatas. Bahkan dari 5 hari waktu sekolah dalam sepekan. Arga lebih sering hanya masuk sekolah 3 hari dalam sepekan. Itu semua karena tuntutan tanggung jawab di peternakan. Sehingga Arga benar-benar memanfaatkan waktu sekolahnya sebaik mungkin tanpa membuang waktu untuk hal lain-lain. Oleh sebab itu, Arga sangat beruntung ketika mendapatkan kekasih seperti Efely. Serta hanya dapat berfantasi atas cerita dari teman-temannya.
Efely tidak pernah memprotes ketika mereka jarang sekali untuk sekedar jalan-jalan bersama. Setidaknya sampai Efely belum mengenal Sein.
****
Arga kini sedang memutar otak untuk menghindari keliaran dari Siska yang memang selalu menggoda Arga. Tetapi Arga merasa lebih aman bersama Siska dari pada harus di serbu oleh wanita yang mungkin bisa lebih liar daripada Siska. Akhirnya Arga memiliki ide untuk menghindar dari terkadang Siska.
"Bukankah kamu seharian ini sudah bekerja? Apakah kamu tidak ingin membersihkan tubuhmu terlebih dahulu. Karena aku merasakan aroma yang lain ketika kamu mendekat padaku." Dengan spontan Siska menjaga jarak dari Arga. Serta terlihat raut wajah malu ditunjukkan oleh Siska.
"Apakah memang sampai seperti itu? Aku rasa aku tidak pernah memiliki bau badan yang berlebih. Aku juga sudah mengenakan parfum. Apakah aku memang sampai harus membersihkan diri." Siska membatin dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri karena baru pertama kali ada seseorang yang mengatakan jika dirinya memikiki masalah dengan bau badannya.
"Apakah aku boleh meminjam kamar mandimu? Aku ingin membersihkan tubuhku." Dengan sangat malu Siska mengatakan hal tersebut.
Dengan senang hati Arga menunjukkan kamar mandi di lantai bawah. Arga sangat bersyukur atas tindakan spontannya yang mengatakan Siska perlu untuk membersihkan diri. Meski Arga mengetahui jika ucapannya bisa saja menyinggung perasaan Siska, tetapi Arga tidak memiliki pilihan lain selain melakukannya. Karena memang terbukti jika hal itu adalah hal yang ampuh.
****
Di dalam kamar mandi, Siska mencoba mencium dirinya sendiri. Mencoba merasakan aroma tubuhnya. Bahkan Siska sampai mencium baju yang ia kenakan. Tetapi Siska tidak menemukan aroma yang kurang sedap. Aroma wangi parfum yang selalu di rasakan Siska saat mencoba mencari aroma di bajunya.
Kini Siska yakin bahwa hal tersebut hanya cara Arga untuk menghindar dari pelukannya. Siska kini tau bahwa Arga adalah pria yang tidak pernah dekat dengan seorang wanita. Hal tersebut semakin membuat Siska semakin penasaran dan berusaha untuk mendapatkan Arga.
Siska sampai berfikir apa yang membuat Arga tidak terbiasa dekat dengan wanita. Padahal dengan kekayaan yang di miliki Arga, akan sangat mudah bagi Arga untuk mendapatkan seorang wanita walau hanya sekedar untuk mengambil keuntungan sesaat. Mungkin jika seorang wanita yang belum pernah melakukan hubungan intim. Hal itu karena sebagian perempuan memiliki prinsip. Tetapi Siska tidak yakin jika prinsip tersebut juga berlaku pada seorang pria. Terlebih lagi pria kaya seperti Arga.
Karena sudah terlanjur di jakarta mandi dan sudah melepaskan pakaiannya, Siska akhirnya menikmati mandinya. Siska juga berpikir untuk dapat tampil lebih baik setelah Siska membersihkan diri.
Setelah Siska membersihkan diri, Siska keluar dengan mengenakan handuk tanpa pakaian dalam satupun.
Siska duduk di sofa yang tadi sudah ditunjuk oleh Arga. Sedangkan Arga tetap duduk di tempat sebelumnya Arga duduk.