Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paling Berharga
"Kakek, ini tiket untuk kalian berempat. Akhir pekan ini kita berdua akan membawa kalian berlibur dengan pesiar mewah selama 7 hari 7 malam."
Daniel memberikan sebuah tiket untuk berlayar selama 7 hari 7 malam dengan menggunakan sebuah pesiar mewah pada kakek Xiao.
Seperti yang mereka rencanakan sebelumnya, si kembar akan mengikutsertakan kakek Xiao, Axel, Anita dan Andien.
Tentu bukan untuk mengajak mereka bersenang-senang, tetapi karena mereka memiliki sebuah rencana yang sangat luar biasa. Ya, jasa angkut barang dan pelayan gratis pastinya. Tentu saja mereka tidak mungkin berani menolaknya, karena kartu As mereka berempat ada di tangan si kembar.
Andien menatap kedua pemuda itu dengan penuh curiga. Iya yakin jika Daniel dan Deriel memiliki sebuah rencana yang tidak baik untuk Kakek Xiao, kakak dan ibunya serta dirinya sendiri. Yang membuat Andien sedikit ragu untuk menerima tawaran emas tersebut.
Tapi di sisi lain Andien juga tidak bisa melewatkan kesempatan emas ini karena memang sudah sejak lama iya ingin sekali pergi berlibur dengan menggunakan kapal pesiar mewah.
"Tumben kalian baik, sebenarnya apa yang kalian berdua rencanakan untuk kita berempat?" tanya Andien penuh selidik.
Si kembar menggeleng. "Tentu saja tidak ada, Nunna. Apa Di matamu kami berdua seburuk itu, sampai-sampai kau menaruh curiga jika kita berdua memiliki rencana yang tidak baik untuk kalian berempat." Ujar Daniel.
Deriel mengangguk. "Benar sekali apa yang Daniel katakan, anggap saja kebaikan kita ini sebagai ucapan permintaan maaf, karena selama ini kita berdua selalu menyusahkan kalian. Bukankah kita semua adalah keluarga, dan sesama keluarga tentu saja tidak baik saling menuduh seperti itu." Tutur Deriel menimpali.
Meskipun sempat ragu takut dikerjai lagi oleh mereka berdua, namun pada akhirnya kakek Xiao, Axel, Anita dan Andien menerima tiket berlibur tersebut.
"Baiklah kita berempat akan ikut pergi berlayar bersama kalian," ucap Axel memberi keputusannya.
"Bagus sekali, karena keberangkatan kita dimulai pada akhir pekan ini, jadi sebaiknya kalian bersiap-siap dari sekarang." Pinta Deriel sambil menatap mereka berempat bergantian.
"Kami berdua juga akan segera bersiap-siap, ini adalah sebuah perjalanan yang sangat luar biasa. Jadi kita tidak boleh menyia-nyiakannya!!" Ucap Daniel menambahkan.
Si kembar kemudian meninggalkan mereka berempat dan kembali ke Mansion utama untuk bersiap-siap juga. Hanya tersisa dua hari lagi sebelum perjalanan luar biasa itu dimulai, jadi mereka harus mempersiapkan yang terbaik untuk liburan kali ini.
Menaiki kapal pesiar adalah salah satu impian terbesar mereka berdua. Dan siapa yang menduga jika Lucas tiba-tiba mengajak mereka untuk berlayar selama tujuh hari tujuh malam dengan sebuah pesiar.
-
-
Tak sedikit pun Lucas meloloskan pandangannya dari sosok jelita yang sedang memetik bunga di taman belakang kediamannya. Dia terlihat begitu cantik dan anggun dalam balutan gaun putih selututnya, rambut panjangnya yang mencapai pinggangnya dibiarkan terurai bebas.
Senyum lembut yang terlukis dibibir ranumnya membuat Lucas terpanah, dan entah sejak kapan wanita yang dia nikahi hanya demi sebuah kerjasama yang saling menguntungkan, kini justru menjadi sosok yang paling berharga dalam hidupnya.
"Tuan, ada telfon dari Inggris." Perhatian Lucas teralihkan oleh kedatangan Frans, asisten pribadinya itu memberitahunya jika ada telfon penting dari Inggris.
"Kau angkat saja, dan urus masalah apa yang terjadi di sana. Sampai-sampai mereka menghubungi kemari," ucap Lucas tanpa menatap lawan bicaranya.
Frans mengangguk. "Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucapnya dan pergi begitu saja.
Lucas tidak mau ambil pusing dengan panggilan telfon itu. Apa lagi jika bukan karena meminta bantuannya. Dan Lucas tidak perlu turun tangan sendiri, ia bisa mempercayakan pada Frans, karena asisten pribadinya itu selalu bisa dipercaya dan tak pernah mengkhianatinya.
Pandangannya kembali terfokus pada satu objek, yakni Serra. Wanita itu terlihat melangkahkan kakinya meninggalkan taman dan melenggang masuk ke dalam. Di pelukannya dia membawa puluhan tangkai mawar dengan berbagai warna, merah, putih, kuning dan pink.
Kemudian Lucas beranjak dari tempatnya berdiri dan melenggang keluar. Dengan tenang pria itu menuruni tangga dan menghampiri sang istri yang baru kembali dari taman belakang.
"Eo, kau sudah kembali?" Kaget Serra melihat Lucas yang sudah ada di rumah.
Sejak semalam suaminya itu pergi entah kemana, karena Serra sendiri juga tidak tau. Lucas hanya mengatakan ada urusan yang harus diselesaikan dan baru kembali esok hari.
"Aku datang setengah jam yang lalu. Sudah memetik bunga lagi, bukankah kau baru memetiknya kemarin lusa," ucap Lucas sambil menunjuk bunga di pelukan Serra.
Wanita itu mengangguk. "Ya. Tapi bunga-bunga ini rencananya akan aku berikan pada mama, dia juga sangat menyukai mawar. Maaf, karena bunga-bungamu sering aku petik tanpa ijin darimu," ucap Serra penuh sesal.
Lucas menepuk kepala Serra dan mengunci sepasang hazel-nya. "Apa yang kau katakan? Kau adalah Nyonya besar di rumah ini. Dan apapun yang ada disini adalah milikmu juga, jadi untuk apa meminta ijin dariku." Ujarnya.
Serra tersenyum lebar. "Baiklah kalau begitu, mulai sekarang aku tidak akan sungkan lagi," ucapnya sambil membalas tatapan Lucas.
Lalu pandangan Serra bergulir kearah dapur. Pelayan masih menyiapkan sarapan, masih jam setengah tujuh, masih ada setengah jam lagi. "Aku mandi dulu, setelah ini kita sarapan sama-sama." Ucapnya yang kemudian dibalas anggukan oleh Lucas.
"Baiklah. Sebaiknya gunakan air hangat untuk mandi, udara pagi ini sangat dingin." Pinta Lucas, Serra mengangguk. Dia menyukai perhatian yang Lucas berikan untuknya. Dan hal itu membuat hatinya menghangat.
Lucas berbalik badan dan menatap kepergian Serra tak terbaca. Hanya terlihat punggungnya yang semakin menjauh. Senyum terukir di bibirnya. Baru kali ini ada wanita yang mampu menggetarkan hatinya.
-
-
Mata Sarah terbuka perlahan dan mendapati dirinya berada di sebuah tempat asing. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi tidak bisa. Kedua tangan dan kakinya terikat pada sebuah tiang tempat tidur. Mulutnya tertutup lakban hitam, ia berada di sebuah ruangan sederhana namun terlihat mengerikan.
Sarah terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi padanya. Kenapa tubuhnya bisa terikat seperti ini disebuah tempat asing yang tak ia ketahui sama sekali.
Cklekk...
Perhatiannya teralihkan oleh suara decitan pada pintu. Wanita itu menoleh dan mendapati seorang pria bertubuh tinggi dengan ekspresinya yang menjijikkan berjalan menghampirinya. Dan itu adalah orang yang Sarah bayar untuk mencelakai Serra.
"Kau sudah sadar," ucap pria itu lalu membuka lakban yang menutup mulut Sarah.
"Aaahhh!!" Sarah berteriak karena sakit pada kulit wajahnya ketika lakban itu ditarik. "Kau!!! Sebenarnya apa yang kau lakukan padaku?! Kenapa kau malah menculikku bukannya adikku?!" Ia meminta penjelasan.
Pria itu menyeringai sinis. "Karena uang yang diberikan oleh suami adikmu jauh lebih besar dari uangmu. Jadi, aku sekarang bekerja padanya. Bahkan dia memberikan sebuah kuasa padaku untuk melakukan apapun padamu!!" Ucapnya dan membuat mata Sarah membelalak sempurna.
"Apa?!"
-
-
Bersambung.