Sandrina nekad tidur dengan pria yang dijodohkan dengan kakaknya, Bastian Helford. Lantaran kakaknya telah tidur dengan tunangannya.
Semua miliknya direnggut, dan Sandrina berjuang untuk mendapatkan kembali yang menjadi miliknya
"Dia satu-satunya milikku yang kurebut kembali"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tahu lebih banyak tentangnya
Sandrina tertawa kecil mendengar perkataan kakaknya itu. Pada dasarnya Odette lah yang merusak keinginan pernikahannya dengan Tommy, tapi sekarang dia juga yang terkejut. Sungguh Sandrina harus memberikan hadiah nobel untuk kakaknya yang begitu pandai berbicara
"Aku tidak pernah melakukan itu" sahut Sandrina singkat dan tenang
"Lalu apa maksudmu membatalkan pernikahanmu dengan Tommy? Apa karena kau memiliki harga diri yang tinggi?" tanya Odette lagi yang seketika melupakan rasa sakit di kepalanya saat mendengar Sandrina ingin membatalkan pernikahannya. Tidak, Odette tidak dapat menerimanya. Bagaimanapun Sandrina harus terus hidup dengan bekasnya, itu termasuk juga suami adiknya kelak yang juga harus menjadi bekasnya dulu
"Bagaimanapun juga, kau akan mengambil dan memakan apa yang aku buang!" seru Odette kembali yang kesal saat Sandrina sama sekali tidak menanggapi
Tangan Sandrina terkepal erat. Itu benar! Selama ini dia selalu makan sisa dari yang dimakan Odette, dan memakai apa yang menjadi bekasan sang kakak. Itu semua terpaksa Sandrina lakukan sebagai cara untuknya bertahan. Jika dia tidak memakan makanan sisa kakaknya maka dia akan kelaparan tanpa ada yang peduli bagaimana keadaannya. Jika dia tidak memakai pakaian bekas Odette, maka Sandrina tidak akan memiliki kain penutup tubuh yang layak, karena tidak pernah ada yang akan peduli dengan dirinya
"Bertahanlah, Sandrin! Aku tidak boleh menunjukkan kemarahanku di saat seperti ini. Belum, belum saatnya." batin Sandrina yang berusaha menekan amarahnya yang ingin meledak. Bagaimana pun dia harus pelan-pelan membalas keluarga itu, baru rasanya akan setimpal.
"Aku ingin tahu. Jika kakak ada di situasiku, apa kakak akan mengambil apa yang sudah aku makan dan aku ludahkan itu?" tanya Sandrina dengan nada tenang
"Apa!" Odette berseru bingung
"Bastian helford, dia sudah kembali ke kota ini. Sepertinya kakak masih belum tahu?" ucap Sandrina dengan senyum kecil, lalu kemudian berbalik ke tangga menuju kearah dimana kamarnya berada. Odette terdiam sesaat begitu mendengar Sandrina mengucapkan nama Bastian, dan menilik dari pakaian yang Sandrina kenakan, apa mungkin...? Tidak, tidak, jelas tidak! Bastian bukan orang yang mudah tergoda seperti itu. Mustahil Sandrina bisa menaklukkannya. Pasti gadis itu hanya sedang mencoba memprovokasinya. Begitulah setidaknya isi kepala Odette dengan segala kemungkinannya
"Hei, tahu apa kau tentang Bastian?" teriak Odette kemudian pada Sandrina yang sudah membelakanginya. Senyum tipis terukir di wajah cantik Sandrina sebelum sebuah jawaban meluncur
"Kurasa aku tahu lebih banyak tentangnya daripada kakak" jawab Sandrina tenang dan santai sembari terus melanjutkan langkah meniti tangga ke lantai dua dimana kamarnya berada. Mereka sengaja memberikan kamar untuk Sandrina di lantai atas hanya agar gadis itu lelah naik turun tangga ketika mereka suruh untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang membutuhkan tenaga ekstra untuk bolak balik lantai atas dan lantai bawah.
"Hei! Berhenti kau!!" teriak Odette yang tidak terima diabaikan begitu apalagi dengan kebingungannya akan hubungan Sandrina dengan Bastian. Apa yang sebenarnya telah terjadi?
"Odette sayang! Biarkan saja wanita ja lang itu sendiri dan coba lihat dirimu dulu? Ya ampun, wajah cantikmu jadi berantakan gara-gara si wanita murahan itu." Meisha yang tadinya terdiam setelah di ulti oleh Sandrina kini kembali bersuara menenangkan sang putri tercinta
"Ah ibu..." terdengar suara manja Odette pada sang ibu, namun Sandrina sama sekali tidak peduli. Wajahnya masih menampilkan senyum, seakan ada sebuah kepuasan yang baru saja digapainya.
Sebenarnya Sandrina sangat marah akan kalimat Odette sebelumnya yang mengungkit ibunya hingga dia tidak tahu harus melakukan apa, dan berakhir dengan dirinya yang meledak menampar dan menjambak Odette. Sandrina jadi membayangkan wajah seperti apa yang akan Odette perlihatkan jika mengetahui kejadian semalam antara dirinya dengan Bastian.
Saat Odette memimpikan masa depan yang cerah dan bahagia bersama Bastian, maka Sandrina akan menghancurkannya sebagaimana Odette menghancurkan hubungannya dengan Tommy, karena Sandrina juga tidur dengan pria kakaknya
Puas, tentu saja. Sandrina berhasil menyelesaikan misinya dan kini saatnya baginya untuk istirahat
🍀🍀🍀
Hari itu berlalu begitu saja tanpa ada yang berarti terjadi. Sandrina menghabiskan hari dengan tidur hampir seharian, dan satu keuntungan juga baginya dia tidak diganggu oleh dua wanita ular di rumahnya. Sepertinya ibu tiri dan kakaknya itu sedang sibuk memperbaiki penampilan Odette yang dia kacaukan hingga mereka melupakan waktu untuk mengganggunya. Sandrina sangat bersyukur untuk itu. Odette dan Meisha bahkan tak terlihat saat Sandrina turun ke dapur untuk mengambil makanan, dan dia juga tidak mau peduli dengan keberadaan dua orang itu.
Pagi hari selanjutnya, saat waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi tepat. Semua anggota keluarganya kecuali Odette sudah berkumpul untuk menyantap sarapan pagi. Kegiatan sarapan keluarga itu sudah seperti aturan tak tertulis yang tidak boleh dilanggar, dan Sandrina juga tidak terkejut dengan keberadaan ayahnya yang sudah duduk rapi di meja makan. Ayah jahatnya itu pasti pulang larut malam semalam saat dirinya terlelap hingga tidak menyadari kepulangan sang ayah
Dan kenapa mereka harus berkumpul seperti ini hanya untuk sarapan? Jawabannya jelas karena ayah munafiknya itu selalu berpura-pura menjadi keluarga yang harmonis hanya untuk menjaga pandangan baik sekitarnya yang terus memperhatikannya. Namun, ini juga menjadi sebuah keuntungan bagi Sandrina, karena dengan itu dia tidak perlu makan makanan sisa dari Odette lagi.
Lalu suara langkah kaki mendekat kearah meja makan dan itu berasal dari Odette yang menampilkan wajah malasnya. Wanita itu melihat keatas menu di meja makan dan mende sah malas
"Odette, kau sudah bangun?" Meisha dengan buru-buru mendekat pada Odette seraya menarik kursi untuk putri kesayangannya itu, sedang beberapa pelayan disana saling melirik melihat perbedaan perlakuan Meisha pada Odette dan Sandrina, padahal dalam pandangan publik kedua anak itu bukan anak Meisha. Karena yang publik tahu, Odette adalah anak dari Angela Harper, dan Sandrina adalah anak adopsi.
"Bibi, aku gak mau makan roti, nanti aku gemuk. Buatkan aku salad!" perintah Odette pada Meisha yang terdiam. Odette kini kembali memanggil Meisha dengan panggilan Bibi hanya karena banyak telinga yang mendengar dari para pelayan yang bertugas membersihkan rumah di pagi hari, sebelum nantinya mereka pergi setelah menyelesaikan tugas. Keluarga itu tidak pernah menggaji pelayan dan pekerja tetap, karena jelas itu akan sulit bagi mereka untuk menyiksa dan menyuruh-nyuruh Sandrina jika ada pelayan yang menjadi saksi mata. Sedang mereka begitu menjaga pandangan publik pada mereka dikarenakan ayahnya yang akan segera mencalonkan diri sebagai seorang pejabat di kotanya
"Kamu harus makan roti sebagai karbohidrat agar memiliki kekuatan. Ayo duduk," ujar Meisha yang ditanggapi oleh Odette dengan malas. Sandrina melirik pelan- pelan dan merasa kalau Odette bersikap layaknya bayi yang masih harus di ngemong. Sungguh wanita yang bahkan lebih tua setahun dengannya itu terlalu dimanjakan, hingga sifat manja pada diri Odette sudah mendarah daging
.
.
.
untung ada si basbas yg masih peduli sama sandrina
kamu terima aja pernikahan sama basbas pasti kamu akan jauh lebih baik nanti
dan buat hancur keluarga setan itu
tdk sabar pen lihat kehancuran si tua bangka dan kluarga setan@
good bg babas👍