Setiap Pagi, Mawar selalu berdiri di depan pintu rumah nya. Dimana setiap pagi Para Tentara berlari pagi, senyum mengembang saat seorang Tentara itu memberikan setangkai bunga Mawar.
"Mawar segar, Mas baru petik."
"Saya ganti dengan Mawar yang kemarin."
"Jadilah Mawar , seperti Mawar berduri menjaga dirinya. Tunggu Mas, akan datang melamar kamu. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memiliki Sebelum Melepas
"Mas, kamu dimana Mas? " Mawar mencari - cari Ikhsan.Setelah sadar dari mimpi buruk nya, Mawar langsung turun dari atas tempat tidur.
Namun Mawar tidak menemukan Ikhsan, hingga akhir nya Mawar menemukan secarik kertas di atas meja.
Sayang, Mas kembali ke Batalyon dulu. Mas sudah siapkan makanan buat kamu, nanti besok Mas akan kembali. Malam ini tidur sendirian nggak apa - apa kan?
Jaga diri kunci pintu. Dan jangan keluar rumah. Semua kebutuhan kamu sudah ada, I love you.
Mawar tersenyum, ternyata semua nya adalah hanya mimpi buruk, rasa jantung berdebar masih Mawar rasakan, mimpi nya sangat begitu nyata.
"Alhamdulillah, semuanya hanya mimpi." Ucap Mawar.
*****
"Mawar sudah sehat? " Tanya Willy.
"Alhamdulillah sudah, minggu depan saya ingin ambil cuti. " Jawab Ikhsan.
"Jadi mengantar pulang Mawar? "
"Iya, saya akan mengembalikan pada suami nya. Dan saya akan melepaskan dia untuk selamanya."
"Alhamdulillah, Abang belajar tegar."
"Biar, saya mencintai dia dalam diam."
"Abang hebat, Abang berusaha kuat. Walau fakta Abang itu rapuh."
"Iya Willy, terima kasih. Kamu walau masih kecil pintar memberikan nasihat sama Abang."
"Kecil - kecil begini juga, saya tua Bang."
Willy dan Ikhsan tertawa, hingga akhir nya panggilan darurat pun datang.
*****
"Dede lapar ya? " Ucap Mawar sambil mengusap perut nya.
"Mamah makan buah saja ya nak, Mamah seperti nya melihat nasi seperti gimana gitu."
Mawar memakan buah - buahan yang di belikan oleh Ikhsan, hingga saat makan buah Mawar teringat Akbar.
"Kamu sekarang pasti sedang mencari saya Mas, maaf kan saya Mas. Mungkin saat ini saya harus berkhianat dulu."
*****
"Akbar!!!! " Bentak Pak Handoko.
"Bapak nggak menyangka, ternyata kamu biang kerok membuta Mawar kabur. Bagaimana kalau Paman dan bibi nya tahu, ini ulah kamu hah.. " Ucap Pak Handoko.
"Maafkan saya Pak. "
"Bapak tidak mengerti sama sikap kamu, ternyata kamu itu kasar. "
"Saya salah Pak, saya mengakui nya."
"Dari dulu, sifat temperamen kamu itu tidak pernah hilang. Pantas Ikhsan selalu mengalah karena sifat kamu itu, Bapak tidak menyangka. Anak angkat rasa anak sendiri, sedangkan kamu seperti bukan anak kandung."
"Kamu cari Mawar, jangan buat ibu Malu." Ucap Ibu Nia.
"Saya akan berusaha cari Mawar Bu, Pak. " Ucap Akbar.
"Bagus, kamu minta maaf sama Mawar kalau kamu sudah menemukan dia. " Ucap Pak Handoko.
"Iya Pak. "
*****
"Saya ijin keluar, pulang besok pagi langsung dinas. Karena saya sudah mendapatkan ijin untuk beberapa hari. " Ucap Ikhsan pada Anggota yang berjaga di pos.
"Ok siap, hati - hati. Semoga cepat sembuh."
"Amin, makasih." Ucap Ikhsan tersenyum.
*****
"Sayang...!!! "
"Mas." Ucap Mawar senang, melihat Ikhsan kembali ke kost an.
Mawar dan Ikhsan langsung berpelukan, namun Ikhsan melonggarkan pelukan nya.
"Jangan semangat begitu peluk nya, nanti kasihan sama anak nya. "
"Heeee.. maaf lupa. "
" Lupa tuh jangan jadi kebiasaan."
Ikhsan pun langsung menidurkan kepala nya di kedua paha milik Mawar. Tangan Mawar pun membelai kepala Ikhsan hingga mata Ikhsan tertutup.
"Mas capek ya? "
"Iya, Mas ingin tiduran seperti ini. " Ucap Ikhsan.
"Tidur lah Mas, mimpi kan saya Mas."
"Pasti sayang, Mas ingin mimpi indah."
Mawar mengecup kening Ikhsan lalu turun ke bibir, hingga tak lama Ikhsan tertidur pulas beralas bantal kedua paha Mawar.
"Wajah Mas, sangat sejuk. Hati Mas sangat mulia. Semakin ingin lepas, semakin berat."
*******
Ikhsan dan Mawar tertawa lepas saat kedua nya berada di suatu tepi pantai, Ikhsan memeluk tubuh Mawar dari belakang yang sama - sama duduk di atas pasir putih.
Suara deburan ombak yang terdengar keras, tawa mereka tak mau kalah. Rasa bahagia menyelimuti kedua nya walau hanya sekejap.
"Mas, apa suatu saat kita akan bertemu lagi disini? "
"Jangan, kita tidak boleh bertemu lagi."
"Kenapa? "
"Kita kan sudah janji. "
"Tapi saya ingin kembali kesini lagi Mas."
"Kamu kembali kesini, mungkin Mas entah ada dimana."
"Mas, setelah itu kita tidak akan pernah akan saling tahu kabar. Kita juga tidak tahu apa kita masih sama - sama di beri umur panjang atau tidak, apa Mas benar - benar setelah ini tidak akan pernah untuk ingin tahu saya? "
"Mas sudah memutuskan untuk ikhlas, dan bila rindu Mas akan utarakan pada yang di atas. Kita ini adalah pertemuan terakhir, kita tidak akan pernah lagi bertemu."
Terdengar isak kan tangis dari Mawar, Ikhsan dengan segera memeluk erat tubuh Mawar. Ikhsan pun dengan sekuat tenaga untuk tidak menangis.
"Menangis lah sekarang,besok kamu tidak boleh menangis. "
"Hiks..hiks...Mas, apa boleh saya minta satu minggu lagi. "
"Nggak,kamu harus pulang. Kasihan Mas Akbar, kamu harus kasih tahu Papah nya. "
"Seandainya saya di berikan kesempatan kedua? "
"Cukup Mas yang di sakiti, jangan kamu sakiti Kak Akbar,kita masih punya waktu sampai besok. Lusa Mas akan mengantar kamu pulang."
Mawar memutar tubuh nya,air mata nya jatuh begitu banyak. Jemari Ikhsan mengusap air mata Mawar.
"Tidak boleh ada kata penyesalan, Mas sudah ikhlas. "
"Saya berat melepaskan Mas."
"Jangan seperti itu, Cukup seperti ini saja mira berbuat dosa."
Mawar mendekat kan bibir nya mencium bibir Ikhsan, hingga Ikhsan memejamkan mata tak sadar air mata Ikhsan pun lolos.
"Mas juga menangis kan? "
"Hiks... hiks... Mawar, jujur Mas merasakan berat. Hiks.. hiks.. Mas baru kali ini menangisi seorang wanita. Hiks.. hiks.. hiks.. mungkin, kita tidak akan pernah bisa bersatu, takdir hanya menyatukan kita sampai disini."
"I love you Mas. "
"I love you too."
******
"Will, kenapa senior kamu itu? " Tanya salah satu Anggota.
"Mau berpisah sama Mantan pacar nya." Jawab Willy
"Berpisah sama Mantan kok sedih."
"Saya tahu cerita nya. "
"Komandan." Ucap Kedua nya.
"Kisah cinta nya begitu sangat berat, saya harus kesana agar dia semangat. "
Ikhsan duduk di tepi lapangan sambil memainkan botol minuman nya, Ikhsan menoleh saat komandan nya duduk di samping Ikhsan.
"Serda Ikhsan, yang kuat dong. Kamu kan sekarang sedang berada di medan perang, masa loyo begini."
"Besok saya harus mengantar nya pulang untuk terakhir kalinya."
"Sama hal nya, kita menerima kabar, gugur di medan perang. Kita harus Ikhlas."
"Berat untuk di lakukan, mudah di ucapkan."
"Antar lah dia, kembali lah dan di depan kamu masih ada sejuta tujuan yang belum kamu lewati. Perjalanan kamu masih panjang, dunia ini tidak sempit. Dunia ini luas, kamu harus kuat, senyum. Negara masih membutuhkan kamu, kamu seorang prajurit harus kuat juga di dalam percintaan. "
"InsyaAllah saya akan belajar kuat dari sekarang, saya akan tersenyum kembali seperti tidak terjadi masalah."
.
.
.
.
sakit hati tau dilahirkan tapi tak diinginkan
suka, suka aku suka. 🤭🤭🤭🤭
benar2 cinta sejati . awal baca blm tertarik,lama2 bikin menangis haru terus .
sukses
semangat
mksh