Penampilan Yanuar yang bersahaja membuat Amanda senang menatap Yanuar. Tanpa sengaja Amanda sering bertemu dengan Yanuar.
Sinta ibu kandung Amanda tidak tahu kalau putri bungsunya sedang jatuh cinta pada seorang duda. Ia mengatur kencan buta Amanda dengan Radit. Sebagai anak yang baik, Amanda menyetujui kencan buta dengan Radit. Namun, alangkah terkejutnya Amanda ternyata kencan buta itu bertempat di restoran hotel tempat Yanuar bekerja.
Akhirnya Sinta mengetahui Amanda sedang dekat dengan seorang duda. Ia tidak setuju putrinya menjalin kasih dengan Yanuar. Sinta berusaha menjauhkan Amanda dari Yanuar dengan cara memperkenalkan orang yang satu tipe dengan Yanuar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35.
“Iya, Sayang,” jawab Amanda.
“Ayo De kita keluar,” kata Yulia sambil mencium-cium pipi Alvina.
Setelah Yulia dan Alvina keluar kini tinggallah pengantin baru yang berada di kamar. Yanuar duduk di pinggir tempat tidur Amanda. Amanda beranjak dari depan cermin lalu mengambil pakaian dari dalam lemari.
“Amanda mandi dulu, Bang. Abang kalau ngantuk tidur saja dulu. Nanti Amanda bangunkan,” kata Amanda.
“Heem,” jawab Yanuar sambil mengangguk.
Amanda cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi karena ia belum sholat dzuhur. Dulu ia jarang sholat karena kedua orang tuanya tidak menyuruhnya sholat. Namun, semenjak papanya menikah dengan Claudia, Claudia sering mengingatkannya untuk sholat. Claudia selalu mengingatkan dengan cara lemah lembut hingga akhirnya ia mau mengerjakan sholat lima waktu.
Yanuar pun membaringkan badannya di atas tempat tidur Amanda. Tidak lama kemudian Yanuar tidur dengan lelap. Dua puluh menit kemudian Amanda keluar dari kamar mandi. Ia menggunakan gaun yang sederhana yang panjangnya hanya sampai di atas lutut. Rambutnya yang panjang ditutupi handuk. Ia menghampir Yanuar, Yanuar sedang tidur dengan lelap.
Pelan-pelan Amanda mengambil mukena dan sajadah yang berada di atas nakas. Ia menggelar sajadah lalu memakai mukenah, kemudian ia sholat dzuhur. Selesai sholat Amanda memutuskan keluar dari kamar. Ia merasa tidak enak jika hanya diam di kamar karena kedua mertuanya belum pulang.
Amanda menuruni anak tangga, di ruang keluarga tidak terlihat siapapun. Ia mendengar suara orang sedang berbicara di teras. Amanda berjalan menuju depan rumah. Di teras rumah ia melihat ibu mertuanya sedang berbincang-bincang dengan kedua mamanya. Sedangkan ayah mertua sedang berbicara dengan papanya, Rendi dan John.
John kekasih Sinta selalu saja ikut kemanapun Sinta pergi. Mereka belum menikah tetapi hubungan mereka sudah seperti suami istri. Amanda merasa malu kepada Yanuar dan keluarga Yanuar dengan kehidupan pribadi Sinta yang buruk. Ia dan Gerry sudah berulang kali mengingatkan agar mamanya menikah dengan John. Namun, Sinta selalu menjawab kalau ia belum mau menikah. Ia lebih senang menjalani hubungan seperti ini. Amanda dan Gerry hanya bisa menghela napas mendengar jawaban Sinta.
Amanda menghampiri keluarganya. Sinta yang sedang berbicara dengan Savitri melihat Amanda yang datang menghampiri mereka. “Itu dia Amanda,” ujar Sinta.
Savitri dan Claudia menoleh ke arah Amanda. “Amanda. Ayah dan Ibu Yanuar mau pamit pulang. Dari tadi mereka menunggu kalian keluar dari kamar,” ujar Sinta.
“Kemana Yanuar?” tanya Sinta ketika tidak melihat Yanuar bersama Amanda.
“Abang sedang tidur, Ma,” jawab Amanda.
“Ya sudah. Biarkan saja dia tidur. Ibu mau pamit pulang.” Savitri beranjak dari tempat duduknya.
“Ayah!” Savitri memanggil Harry yang sedang mendengarkan pembicaraan Bobby dan John.
Harry menoleh ke Savitri. “Amanda sudah keluar dari kamar. Ayo kita pulang,” ujar Savitri. Harry menjawab dengan mengangguk.
“Yulia!” Savitri memanggil Yulia yang sedang bermain bersama Alvina dan Dafa. Dari tadi Yulia asyik bermain bersama kedua batita itu. Ia terlihat senang ketika sedang bersama dengan kedua batita itu.
Yulia menoleh ke Savitri. “Ya, Nek,” jawab Yulia.
“Bunda sudah keluar dari kamar, ayo kita pulang! Nenek sudah capek,” ujar Savitri.
“Iya, Nek.” Yulia berdiri lalu menghampiri Claudia.
“Tante, Yulia pulang dulu,” kata Yulia sambil mengulurkan tangan ke Claudia dengan sopan.
Savitri langsung menoleh ke Yulia. “Eh, kok manggil ‘Tante’?” tanya Savitri.
“Sekarang Tante Claudia sudah menjadi nenek Yulia,” lanjut Savitri.
Yulia tertawa cengengesan mendengar teguran Savitri. “Habis panggil apa atuh, Nek?” tanya Yulia bingung.
“Panggil ‘Oma’ saja. Biar sama dengan Dafa,” ujar Claudia.
“Oma, Yulia pulang dulu.” Sekali lagi Yulia berpamitan kepada Claudia. Yulia mencium tangan Claudia. Claudia memeluk Yulia lalu mencium kedua pipi Yulia. “Sampai ketemu besok, ya,” ujar Claudia. Yulia menjawab dengan mengangguk.
Setelah berpamitan kepada Claudia, Yulia menghampiri Sinta. “Oma, Yulia pulang dulu,” pamit Yulia sambil mengulurkan tangan dengan sopan ke Sinta. Sinta memberikan telapak tangan lalu Yulia mencium punggung telapak tangan Sinta.
“Sampai ketemu lagi besok,” ujar Sinta sambil mengusap punggung Yulia.
“Iya, Oma,” jawab Yulia.
Setelah berpamitan kepada Sinta, Yulia menghampiri Amanda. “Ma, Yulia pulang dulu.” Yulia mengulurkan tangan ke Amanda lalu mencium tangan Amanda. Amanda pun mencium kedua pipi Yulia.
“Sampai ketemu besok, ya, Sayang,” ucap Amanda. Yulia menjawab dengan mengangguk.
Yulia lanjut berpamitan dengan Rahma, Bobby, Rendi dan John. Terakhir ia berpamitan kepada Alvina dan Dafa. “Adik-adik yang manis, Kakak pulang dulu, ya. Besok kita main lagi.” Yulia mencium pipi Dafa dan Alvina secara bergantian kemudian ia berdiri sambil melambaikan tangan ke Alvina dan Dafa. “Dadah Dafa. Dadah Alvina.”
Dafa pun sedih melihat Yulia hendak pergi, ia pun menangis. Rahma langsung menghampiri Dafa yang duduk di kereta bayi. “Kenapa nangis?” Rahma menggendong Dafa. Dafa masih menangis sambil melihat ke Yulia.
“Dah.” Yulia melambaikan tangan sambil berjalan keluar. Tangisan Dafa bertambah kencang, matanya terus saja melihat ke arah Yulia. Ia tidak mau ditinggal oleh Yulia.
“Kakak Yulia pulang dulu. Kasihan Kakak Yulia sudah cape. Besok Dafa main lagi sama Kakak Yulia.” Rahma mengusap-usap Dafa agar tenang.
Claudia menghampiri Rahma yang sedang menenangkan Dafa. “Mungkin Dafa sudah ngantuk. Tidurin dulu di kamar!” ujar Claudia.
“Iya, Mah.” Rahma membawa Dafa masuk ke dalam rumah.
Amanda mengantar keluarga Yanuar sampai ke depan rumah. Mobil Bobby sudah siap di depan rumah untuk mengantar pulang keluarga Yanuar. Yulia, Savitri dan Harry masuk ke dalam mobil. “Dah, Mama.” Yulia melambaikan tangan ke Amanda. Amanda membalas dengan melambaikan tangan juga kemudian mobil pun meluncur meninggalkan rumah Bobby.
Amanda kembali masuk ke dalam rumah. Sinta terlihat sudah bersiap-siap untuk pulang. Amanda menghampiri Sinta. “Amanda, Mama pulang ke hotel, ya. Mama sudah cape,” ujar Sinta sambil membetulkan kain yang ia pakai.
“Iya, Ma,” jawab Amanda.
“Sampai ketemu besok.” Sinta mencium kedua pipi Amanda. Setelah itu Sinta berjalan ke teras rumah. Amanda mengikuti mamanya.
“John.” Sinta memanggil John yang sedang asyik berbicara dengan Bobby dan Rendi.
John berhenti berbicara lalu menoleh ke arah Sinta. “Ya, Sinta,” jawab John.
“Kita pulang sekarang. Aku sudah cape,” ujar Sinta sambil memegang tengkuknya yang pegal. John pun pamit kepada Bobby dan Rendi lalu menghampiri Sinta dan Amanda.
“Amanda, saya pulang dulu. Besok kita bertemu lagi,” kata John dengan logat bule.
“Iya, John,” jawab Amanda.
Sinta dan John berjalan menuju pintu pagar. Amanda mengantar mereka sampai pintu pagar. Tidak lama kemudian sebuah sedan mewah BMW milik Sinta berhenti di depan rumah Bobby. John dan Sinta masuk ke dalam mobil.
“Dah.” Sinta melambaikan tangan ke Amanda. Amanda membalas dengan melambaikan tangan. Tak lama kemudian mobil pun melaju meninggalkan rumah Bobby.
Amanda kembali masuk ke dalam rumah, ia langsung menuju ke kamar. Perlahan ia membuka pintu kamar lalu masuk ke dalam kamar dengan perlahan-lahan. Ia mendekati tempat tidur. Yanuar masih tidur dengan nyenyak. Amanda membuka handuk yang ia lilitkan di rambutnya lalu ia berbaring di sebelah Yanuar. Amanda tersenyum sambil memperhatikan wajah Yanuar yang sedang tidur. Wajahnya terlihat tampan walaupun terlihat lelah. Tak berapa lama Amanda merasa kantuk, ia pun tertidur.
Setelah beberapa jam kemudian Amanda terbangun dari tidurnya. Sayup-sayup ia mendengar suara yang memanggil namanya.
.
.
.
Pembaca yang budiman, mohon maaf kemarin Deche nggak update karena website Mangatoon nggak bisa dibuka. Deche mengetik di laptop jadi upload novel melalui website Mangatoon. Deche mengira kalau wifi Deche lemot. Deche ganti menggunakan data seluler dari ponsel, tetap tidak bisa dibuka. Sedangkan website-website lain bisa dibuka dengan wifi dan data seluler. Akhirnya Deche memutuskan untuk tidak upload, Deche tinggal tidur daripada uring-uringan terus menerus.
lha wong sampeyan aja "samen leven" laki² yg bukan mahrom gitu lho /Sweat/