Namaku Ameera, memiliki ayah dan adik tiri memang membuat aku kehilangan kebahagiaanku sedari kecil. Dan di usiaku yang masih sangat muda ini aku tidak menyangka jika aku harus memilih nyawaku atau aku juga harus menyadari bahwa aku terancam akan sulit memiliki keturuanan. Dilain hal, aku dipaksa menikah dan di tuntut untuk memeiliki keturunan seorang anak laki-laki.
akankah aku kuat menghadapi ini semua?
*
*
*
Haii bertemu lagi di karya terbaruku ini, semoga kalian enjoy membacanya yaa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mynamei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misteri Baru
Ameera terdiam, ia mengunci diri di dalam rumahnya. Merasa gagal namun terselip pula dendam dalam hatinya. Terselip juga bayangan sosok pria yang merengut kesuciannya itu, memiliki sebuah tanda lahir di lengan kirinya.
Ameera tidak akan melupakan hal itu, ia seperti tengah menahan amarah dalam dirinya kepada semesta.
Suara Faiz dan Keyla terdengaar memanggil berkali-kali, ia abaikan saja tak peduli dengan orang lain saat itu, ia ingin bangkit dan membalas luka yang amat mematikan kesehatan mentalnya saat ini sebagai seorang
perempuan.
Ponsel Ameera juga berkali-kali berdering terus menerus, pesan masuk hingga telfon masuk ia abaikan begitu saja, dirinya begitu hancur berantakan, wajahnya sembab karena menangis, rambutnya kusut tak beraturan, belum
lagi keadaan kamar yang sangat berantakan saat itu.
Setelah satu hari merasa cemas mencari dimana Ameera, Faiz dan Keyla di bantu dengan bebrapa anak buah dari Pak Rudi mendobrak kediaman Ameera.
“Astaga.. kok berantakan gini ya?” heran Keyla yang melihatkeadaan ruag tamu Ameera kini sudah tak beraturan, bantal sofa yang berserakan di lantai, sofa yang bergeser miring hingga posisi meja yang juga tidak pada posisinya.
“Ada apa ya? Apa ada maling?” tanya Keyla heran.
“Maling mau cari apa disini? Gak ada barang berharga disini selain figura itu” Ucap Faiz menujuk foto Yarra yang tertempel di dinding kediaman Ameera.
“Idihh.. berharga buat lo!! Gak waras!” kesal Keyla namjun malah membuat Faiz tertawa dengan lelucon yang ia buat itu.
“Kalian tunggu di luar aja yaa?” kata Keyla pada dua pria bertubuh besar dengan wajah garang.
“Iya mas kalian di luar aja, saya berasa mafia berada di dekat kalian..” Ucap Faiz nyeleneh.
“Huss, mau lu di gantung pake satu tangan nya itu?” Ucap Keyla berbisik pada Faiz.
Dua pria itu diam saja sambil berjalan menuju keluar.
Ameera masih duduk melamun di atas kasurnya, ia tidak sadar jika kedau sahabatnya sudah masuk kedalam kediamannya itu.
“Astagaa… Ameeraa…” Teriak kompak kedua sahabatnya melihat kondisi kamar Ameera yang penuh dengan barang yang berserakan.
“Meer lo kenapa?
“ Ada apa si Meer, kok ini semua berantakan, lo juga kenapa kacau begini? Ada apa?" Heboh Kryla melihat sahabatnya yang terlihat sanagat kacau itu.
Ameera hanya terdiam mendengar dua pertanyaa dari Faiz dan keyla, diam karena terlalu perih untuk membuka kata untuk bercerita. Kejadian semalam adalah luka yang tidak tahu sampai kapan sembuhnya, dan siapa penawar luka itu.
“Kok malah nangis, Meer..” tanya Faiz bingung.
“coba lo tarik nafas, lalu lo coba untuk mulai bercerita yaa, pelan-pelan aja Meer, kita sangat siap mendengar cerita lo..” tambah Keyla mencoba memeluk tubuh Ameera.
“Astagfirullah Meer, lo demam? Badan lo anget.. kaki dan tangan lo dingin.. lo sakit?” Tanya Keyla dengan sangat panik. Keyla menitihkan air mata kesedihannya, Ameera hanya diam
tidak berkata apapun saat itu.
“Tolong Bicara, gue butuh tau, kita siap dengar apapun itu Meer..”
Hati lembut Ameera terenyuh..
Ia mulai menatap sahabatnya satu persatu penuh dengan kesedihan. Tarikan nafas ameera menjadi sesak saat dirinya akan memulai menceritakan kejadian semalam yang merenggut kesuciannya.
Ameera mulai bercerita pada keyla dan juga Faiz.. Rasa sedih, sesak, kesal dan amarah juga di rasakan oleh keduanya, namun semua sudah terjadi, mereka ikut menyesal akhir-akhir ini tidak dapat menemani Ameera.
“lalu bagaimana gue selanjutnya? Gue semakin ingin menolak pernikahan ini karena keadaan gue juga,
tidak mungkin gue melanjutkan sementara gue sudah tidak suci lagi.” Ucap Ameeramenahan kesedihannya.
“Apa tidak sebaiknya kita bicarakan saja pada pak Rudi, ini
musibah, ini bukan keinginan lo kan?” Kata Keyla.
“Ini bukan musibah, ini bencana alam” kesal Faiz nyeketuk dengan santainya.
“Gue sumpahin dia gak akan bisa idup tenang..” Kesal Faiz kala itu.
“Gue takut kalo bilang dengan Pak Rudi.. “
“tapi lo harus tetap bilang, dari pada akan menjadi masalah baru, Meer..” ucap Keyla kala itu dengan suara pelannya.
Ameera membuka ponselnya melihat banyaknya panggilan masuk yang tidak ia jawab, puluhan teks yang tidak ia balas.
“Tinggal tiga hari lagi? Apa mungkin aku membatalkan ini semua?” Tanya Ameera yang nampaknya akan mengambil keputusan baru.
“Obrolin dulu, Meer.. kalo gak di obrolin mana bisa si” ucap Keyla.
“kita temenin, coba lo hubungi Pak Rudi, ya?” kata Faiz mencoba menanangkan keadaan ameera saat itu.
“Jangan takut, apapun yang terjadi kita akan hadapi bersama..” Ucap Faiz menatap pilu sahabatnya itu.
*
Ameera masih dalam keadaan yang tidak baik, namun ia memaksakan diri untuk tetap bertemu dengan Pak Rudi di kediamannya. Membuka pikirannya, menenangkan jiwanya meski itu semua tidak mudah untuk ia jalani.
Ameera duduk bersama dua sahabatnya di kediaman Pak Rudi yang sangat megah itu., kedau sahabatnya sedikit merasa tak asing dengan bebrapa figura yang terpajang di kediaman Pak Rudi.
Cukup lama menunggu, Pak Rudi pun akhirnya datang dengan wajah yang cukup murung saat itu..
“Kenapa dia cemberut begitu?” Tanya Keyla berbisik
“Apa dia cenayang? Dia tau kedatangan kita ini untuk membatalkan pernikahan Meera dan Anaknya itu, ya?” Ucap Faiz yang juga dengan bisikan.
“Aapa kabar Ameera?” Tanya Pak Rudi sambil ia duduk.
“Baik, Pak..” Ucap Ameera sambil tertunduk.
“hufffhhhh” Pak Rudi menghela nafasnya.
Keyla Faiz kini terdiam ikut tertunduk, ia juga khawatir pak Rudi akan marah kala itu..
“Apa yang dikatakan oleh Rumi itu apa benar?” Ucap spontan Pak Rudi, Aameera semakin takut hingga berdebar kencang dadanya, begitu juga dengan kedua sahabatnya.
“Rumi mengatakan kamu akan membatalkan pernikahan, padahal dia ingin sekali mengenalmu lebih jauh, jujur saya sedih..” Ucap Pak Rudi tertundurk.
Apa? Dia bilang? Dia ingin lebih mengenalku? Masa iya? Benar-benar pandaii sekali dia berkata.. Ucap Ameera dalam hatinya.
“apa kamu tidak ingin mencoba mengenal Rumi, dia sangat sedih kamu ingin membatalkan perjodohan ini..” Ucap Pak Rudi dengan mimik wajah yang tak kalah sedih itu.
Sebenarnya ada apa ini? Kenapa sekarang Rumi berkata seperti
itu pada Pak Rudi? Membuat aku semskin bingung dengan keadaan ini..-
Apa sih yang sebenarnya tengah terjadi?????
entahlah yaa..
Terimakasih yang sudah membaca yaa..tinggalkan komentar positif, like dan favorite yaa.. jika ada rejeki lebih, boleh kirim satu tangkai mawar merah untuk Ameera..
🤭🤭
mampir awak Thor