Suami Berkedok Atasan
Di sebuah ballroom hotel, nampak indah dengan dekorasi yang begitu mewah dan bunga-bunga segar yang yang diletakkan di beberapa titik, mempercantik dekorasi tempat pesta dan memanjakan indera penciuman dengan semerbak aroma bunga asli.
"Pa,"seorang wanita paruh baya menghampiri suaminya kemudian menariknya ke tempat yang sepi, menjauh dari para tamu undangan.
"Ada apa, ma?"tanya Bramantyo.
"Alva...Alva..pa !"ucap Ratih berusaha mengatur nafasnya.
"Alva kenapa ma?"tanya Bramantyo penasaran.
"Alva kabur pa!!"ucap Ratih.
"Apa??Anak ini.!!"pekik Bramantyo, wajahnya mengeras dan tangannya mengepal menahan amarah, langsung bergegas ke kamar hotel anaknya.
Sesampainya di kamar hotel yang ditempati Alva, Bramantyo melihat kamar itu memang benar-benar kosong. Bramantyo merogoh handphonenya dari dalam saku celana, kemudian menghubungi seseorang,
"Halo, kalian cari keberadaan anak saya, dan seret dia kembali.!!"ucap Bramantyo langsung menghubungi anak buahnya untuk mencari Alva.
"Baik Tuan,"sahut suara di ujung telepon, kemudian Bramantyo memutuskan sambungan teleponnya.
"Pa, sekarang bagaimana kita harus menjelaskan semua ini pada calon besan kita?"tanya Ratih dengan wajah cemas.
"Kita harus mengatakan yang sebenarnya,"ucap Bramantyo langsung keluar dari kamar itu diikuti oleh Ratih.
Bramantyo menemui Adiguna untuk membicarakan tentang anaknya.
"Pak Adi, saya ingin menyampaikan sesuatu,tapi jangan di sini,"ucap Bramantyo.
Adiguna pun mengikuti Bramantyo ke sebuah ruangan yang tidak lain adalah kamar hotel Anjani, putri dari Adiguna. Ratih pun ternyata sudah ada di sana.
"Ada apa Pak Tyo?"tanya Adiguna.
"Begini Pak Adi, Nak Anjani.Saya ingin memberitahu bahwa Alva telah melarikan diri,"ucap Bramantyo tertunduk.
"Apa?!"pekik Adiguna dan Anjani bersamaan.
"Bagaimana bisa ?"tanya Adiguna.
"Pak Adi saya mohon maaf sebesar-besarnya karena kelakuan anak saya. Saya sudah mengerahkan orang -orang saya untuk mencarinya.Jika Alva sudah ketemu, kita akan menikahkan Alva dan Anjani,"ucap Bramantyo menunduk malu karena tingkah putranya.
"Kita batalkan saja perjodohan ini,"ketus Adiguna.
"Jangan pa.!! Aku mohon.!! Aku hanya akan menikah dengan Alva.Jika tidak, aku lebih baik tidak menikah seumur hidupku,"sahut Anjani.
Adiguna menghela nafas berat,"Oke...Oke...kita akan mencari Alva sampai ketemu kemudian menikahkannya dengan kamu," ucap Adiguna pasrah.
Adiguna sangat memanjakan Anjani, karena Anjani adalah putri semata wayangnya dari almarhum istrinya tercintanya.Istri Adiguna meninggal saat Anjani kelas enam SD.
Adiguna tidak mau menikah lagi karena sangat mencintai almarhum istrinya. Adiguna juga tidak mau Anjani mempunyai ibu tiri yang belum tentu akan menyayangi Anjani.Karena itu Adiguna memilih untuk tidak menikah lagi dan membesarkan Anjani sendiri.
***
Di dalam sebuah taksi yang melaju kencang.
"Siall !! Sepertinya orang-orang suruhan papa sudah mencari ku,"batin Alva saat melihat ada mobil yang mengejarnya.
" Akhh.... bodohnya aku, papa pasti melacak ku melalui handphone ku,"batin Alva.
"Pak, ngebut, pak.!! Cari jalan agar kita lolos dari kejaran mobil di belakang,"suruh Alva pada supir taksi.
"Dari tadi kan juga sudah ngebut Tuan. Jika saya terlalu ngebut, nanti saya ditilang polisi Tuan,"sahut supir taksi.
"Malam-malam begini tidak akan ada polisi,Pak. Kalau bapak mau menuruti kata-kata saya,saya akan membayar dua juta sebagai ongkos taksinya," ucap Alva menunjukkan dua puluh lembar uang bergambar tokoh proklamator.
"Baik Tuan,"sahut supir taksi langsung menambah laju taksinya.
"Pak, berhenti di depan.Saya akan turun di sana,dan setelah saya turun bapak harus tetap ngebut ya?Tapi bapak berhenti lagi sebentar setelah agak jauh meninggalkan saya.Lalu bapak harus ngebut lagi !! '
"Jika ada yang menghadang bapak dan menanyakan dimana keberadaan saya, bapak tidak boleh menjawab jujur. Bapak tidak akan disakiti mereka jika bapak bersikap tenang," ucap Alva kemudian memasukkan uang yang dipegangnya ke dalam saku kemeja pak supir.
"Siap Tuan,"ucap sang supir taksi penuh semangat setelah melihat berlembar-lembar uang kertas berwarna merah itu masuk ke dalam sakunya.
"Rezeki nomplok ini namanya.Aku tidak perlu pusing lagi mencari tambahan biaya untuk istri ku yang akan lahiran di bidan,"batin supir taksi merasa senang.
Saat taksi berhenti, Alva langsung turun dari taksi meninggalkan jas dan handphonenya di dalam taksi. Tujuan Alva adalah agar orang-orang suruhan papanya terus mengejar taksi itu dan dia bisa lolos.
Alva melihat mobil pick up yang terparkir di pinggir jalan yang baknya tertutup terpal.Tanpa berpikir panjang Alva langsung naik ke mobil pick up itu lalu masuk ke dalam terpal yang ternyata penuh dengan sembako.
"Itu taksi yang dinaiki Tuan Muda,ayo cepat kejar !!"seru salah satu orang yang mengejar Alva.
Orang suruhan Bramantyo tadi sempat tertinggal oleh taksi yang ditumpangi Alva. Tapi mereka dengan mudah bisa menemukan Alva kembali karena mereka bisa melacak Alva dari handphone yang dibawa Alva.
Dengan tiba-tiba mobil yang di kendarai orang-orang suruhan Bramantyo memotong jalur taksi yang mereka yakini di tumpangi oleh Alva.Semua orang yang ada dalam mobil itu pun keluar dan mengerumuni mobil taksi itu.
"Benar kata pemuda tadi,aku dihadang, tapi bagaimana aku bisa tenang, jika aku dikerumuni oleh orang-orang yang berbadan kekar seperti ini?"batin supir taksi mulai ketakutan.
Supir taksi itu pun segera keluar dari taksinya, tidak mau membuat orang -orang itu marah.
"Tuan-tuan, ada apa ya menghadang saya?"tanya supir taksi.
"Buka kunci pintu belakang bagian penumpang,"perintah pria tadi.
Supir taksi pun membukanya dan dua orang dari para pria itupun langsung membuka pintu belakang bagian penumpang.
"Tidak ada orang ketua, hanya ada handphone dan jas Tuan Muda,"ucap salah satu orang yang membuka pintu penumpang bagian belakang, kemudian menyerahkan handphone dan jas itu pada orang yang di panggilnya ketua.
"Dimana penumpang yang meninggalkan handphone dan jas ini kamu turunkan?"tanya pria yang dipanggil ketua.
"Sudah lama turun Tuan,saya tidak ingat menurunkan nya di mana,"jawab supir taksi ketakutan.
"Jangan berbohong.!! Di mana kamu menurunkannya?'tanya pria itu lagi.
"Saya benar-benar tidak ingat Tuan,"jawab supir taksi jujur.
Kamu tidak sedang berbohong kan?"tanya pria itu lagi.
"Tidak Tuan,"jawab supir taksi tambah tegang.
"Lalu kenapa kamu beberapa kali berhenti?"tanya pria itu lagi.
"Saya hampir menabrak mobil di depan saya beberapa kali tuan, jadi saya mengerem mendadak,"jawab supir taksi.
"Aduh..gimana nich ?! Ya Tuhan.. tolong lah hamba-Mu ini.Semoga para pria ini percaya dengan apa yang aku katakan,"batin supir taksi.
"Lalu kenapa kamu ngebut?"
"I...itu Tuan, istri saya akan melahirkan, jadi saya buru-buru mau pulang,"jelas supir taksi.
"Apa buktinya?!"tanya pria yang dipanggil ketua itu lagi.
"Kringgg...kring..,"
Tiba-tiba terdengar suara dering handphone sang supir taksi.Supir taksi itu pun segera menerima panggilan telepon itu.
"Halo,"sahut supir taksi.
"Mas, aku mau lahiran, cepat ke bidan dekat rumah,"sahut suara di ujung telepon dan sambungan telepon pun diputus.
"Kenapa kata-kata ku jadi kenyataan begini ya?!"batin supir taksi jadi tambah panik, karena kebohongannya malah jadi kenyataan.
"Ayo mana buktinya?"tanya pria yang di panggil ketua.
"Tuan,saya harus benar-benar segera pulang, istri saya sekarang sudah berada di tempat bidan,"ucap supir taksi tambah panik.
"Kamu jangan berbohong,"bentak pria yang di panggil ketua.
"Aduh gimana membuktikannya? Aku telepon istri ku saja, biar dia yang bicara,"batin supir taksi kemudian menghubungi istrinya dan memberikan handphonenya pada pria yang dari tadi mengintrogasi dirinya.
"Ini, silahkan bicara sendiri dengan istri saya,"ucap supir taksi menyodorkan handphonenya.
Baru juga pria yang dipanggil ketua itu menempatkan handphone itu telinganya, namun sudah terdengar teriakkan di ujung telepon.
"Mass...!!! Cepetan pulang..!!! Aku akan menghantui mu jika sampai aku mati karena melahirkan dan kamu tidak menemani aku,"teriak suara dari ujung telepon hingga reflek pria itu menjauhkan handphone supir taksi itu dari telinganya.
Orang-orang yang dapat mendengar teriakan ancaman dari telepon itu pun menahan tawa.Sedang sang supir taksi semakin panik.
"Ini, sudah pulang sana.!"perintah pria yang di panggil ketua itu mengembalikan handphone supir taksi.
"Terimakasih Tuan,"ucap sang supir taksi, segera meninggalkan tempat itu menuju rumah bidan tempat istrinya akan melahirkan.
"Anak dan istriku memang membawa keberuntungan.Mereka menyelamatkan nyawa ku di saat-saat paling genting,"batin supir taksi sambil terus melajukan taksinya.Merasa lega karena bisa lolos dari orang-orang yang menghadangnya tadi, tapi merasa cemas mengingat istrinya yang sedang bertaruh nyawa untuk melahirkan anak mereka.
***
Sementara itu Alva yang bersembunyi di bawah terpal mobil pick up tertidur hingga sampai di suatu tempat.Dua orang pria dengan tubuh penuh tato keluar dari mobil pick up itu tanpa mematikan lampu sorot mobil.
Di depan mobil pick up itu sudah ada beberapa orang berpakaian hitam.Setelah dua orang bertato itu mendekat mereka pun mulai mengeluarkan berbagai jenis senjata api.
Alva terbangun dari tidurnya, membuka terpal yang menutupi tubuhnya kemudian mulai mengamati tempat di sekitarnya.
"Aku berada di mana sekarang?"batin Alva kemudian turun dari mobil itu.
Sayup-sayup Alva mendengar seseorang sedang berbicara.Alva pun berjalan menuju arah suara hingga matanya terbelalak saat melihat beberapa orang sedang mengadakan transaksi senjata api berbagai model.
"Krakkk,"tanpa sengaja Alva menginjak ranting kering hingga beberapa orang yang sedang melakukan transaksi senjata api menoleh kearahnya.
"Siapa kamu?"tanya salah seorang pria.
"Saya hanya tersesat,"jawab Alva merasa sedikit takut.
"Tangkap dia,"perintah orang itu lagi.
Mendengar dirinya akan di tangkap para pria yang sedang bertransaksi senjata api, tanpa pikir panjang Alva langsung mengambil langkah seribu.
"Cepat kejar !! Jangan sampai lolos !!
Alva nampak berlari tunggang langgang di kejar empat orang pria dengan pistol di tangan mereka masing-masing. Pria yang memakai celana panjang berwarna hitam dan kemeja berwarna putih dengan noda darah di bagian perut itu terus berlari tak tentu arah.
"Di sana sepertinya ada sebuah rumah, aku akan bersembunyi di sana, batin Alva saat melihat sebuah rumah. Setelah berada di belakang rumah itu, Alva mencoba membuka pintu bagian belakang tapi tidak bisa. Kemudian dia berlari ke arah samping rumah dan menemukan sebuah jendela yang tidak terkunci.
"Aku akan masuk lewat jendela ini," gumam Allva mengintip dari luar jendela nampak kamar yang sepi tanpa penghuni dengan lampu tidur yang redup.
'"Hey, lihat !! Ada seorang pria yang masuk ke kamar Disha,"ucap seorang warga desa yang sedang ronda kepada temannya.
"Ahh..sial!! Sepertinya perutku tergores sesuatu,"gumam Alva.
Kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar itu dan menemukan kotak obat. Alva melepaskan kemejanya kemudian membersihkan lukanya dan mengobatinya.
"Itu sepertinya kamar mandi aku akan membersihkan diri sebentar,"gumam Alva.
"Ceklek," pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.
"Akkkk....emp...."
Bapak..ibu.. aku terkejut saat melihat ada seorang pria asing yang hanya menggunakan celana panjang di dalam kamarku. Oh.. TIDAAAKK..!!! Mata suci ku ternoda.!!! Secepat kilat aku membalikkan badan ingin masuk lagi ke dalam kamar mandi.
Tapi apa yang terjadi ?? Dia langsung membekap mulutku yang baru saja keluar dari kamar mandi ini, yang hanya menggunakan handuk sebatas dada dan paha ini dari belakang. Tangan kanannya membekap mulut ku dan tangan kirinya melingkar diatas dada ku, memegang bahu sebelah kanan ku.
Ya Tuhan... siapa dia? Apa yang dia inginkan dari ku?
Aku terus meronta ingin melepaskan diri. Hingga aku terdiam saat merasakan handuk yang aku kenakan melorot, jatuh ke lantai. lya..!! Benar.!! Anda tidak salah membaca.!!
"Handukku melorot dan sekarang aku?! Oh... TIDAK.!! Aku seperti bayi yang baru lahir.!! Bisa kalian bayangkan bagaimana wajah ku?!! Rasanya aku ingin masuk ke lobang semut.!! Oh tidak.!! Aku mau pinjam pintu ajaib Doraemon untuk menghilang,tapi tidak bisa,"Disha.
"Buka pintunya!!" Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar menggedor-gedor pintu. Oh my God..!!!! Cobaan apalagi ini?! Apa kami akan di gerebek orang sekampung?"batin Disha.
"Gimana ini?"batin Alva panik, tanpa sadar menyeret Disha ke dekat ranjang.
"Cepat dobrak saja.!!"
"Terdengar suara yang lainnya. Aku auto panik.Ya Tuhan..mau ditaruh dimana mukaku jika satu kampung melihat tubuh ku? Aku berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuh ku,"Disha.
Tak lama terdengar suara pintu yang didobrak. Alva yang menyadari Disha bergerak ingin meraih selimut pun terkejut saat melihat perempuan yang di bekapnya polos tanpa sehelai benang pun.
"Kamar ini di kunci, cepat dobrak,"terdengar kembali suara yang kali ini tepat di depan pintu kamar.
Disha semakin panik sedangkan Alva yang sempat gagal fokus melihat tubuh polos gadis yang di bekapnya kembali sadar saat mendengar pintu kamar itu sudah mulai di dobrak.
Secepat Kilat Alva menjatuhkan tubuhnya dan tubuh gadis yang di bekapnya keatas ranjang dan menarik selimut menutupi tubuh mereka bertepatan dengan pintu yang terbuka.
'Braakk..!!!'suara pintu yang berhasil di dobrak membentur dinding.
...🌟"Seberapapun kuat dan kerasnya kamu berusaha untuk pergi dan berlari, kamu tidak akan pernah bisa menghindari takdir mu sendiri,"🌟...
..."Nana 17 Oktober "...
🌸 Sebelumnya aku mohon maaf dan terimakasih pada kakak-kakak yang sudah mau mampir dan membaca karyaku yang hanya seperti butiran debu di lautan pasir ini. Aku mohon satu hal dari kakak-kakak semua! Jika kakak-kakak tidak menyukai cerita aku yang hanya penulis remahan rengginang amatiran ini, mohon kakak-kakak tidak usah lanjut baca. Dan mohon jangan meninggalkan ulasan negatif untuk karya recehan ku ini. 🙏🙏🙏🙏🙏
Merangkai kata menjadi kalimat bagiku tidaklah mudah, apalagi menyusunnya menjadi sebuah cerita. Membuat cerita juga memerlukan pengetahuan, bukan asal tulis saja Jadi, aku mohon kakak-kakak lebih bijaksana saat menggunakan jari jempol kakak. 🙏🙏🙏🙏🙏
Terimakasih banyak bagi yang bersedia memberikan like, komentar dan ulasan positif untuk karya penulis amatiran yang seperti butiran debu di lautan pasir sepertiku! 🙏🙏🙏🙏🙏🌸
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
abimasta
mampir dulu disini thor
2024-10-30
1
Meri Andani
keren kok Thor aku suka cara nulis author kyak ada karakter sendri tegas
2024-07-19
1
Anonymous
ok
2024-06-19
0