Suami Berkedok Atasan

Suami Berkedok Atasan

1. Melarikan Diri

Di sebuah ballroom hotel, nampak indah dengan dekorasi yang begitu mewah dan bunga-bunga segar yang yang diletakkan di beberapa titik, mempercantik dekorasi tempat pesta dan memanjakan indera penciuman dengan semerbak aroma bunga asli.

"Pa,"seorang wanita paruh baya menghampiri suaminya kemudian menariknya ke tempat yang sepi, menjauh dari para tamu undangan.

"Ada apa, ma?"tanya Bramantyo.

"Alva...Alva..pa !"ucap Ratih berusaha mengatur nafasnya.

"Alva kenapa ma?"tanya Bramantyo penasaran.

"Alva kabur pa!!"ucap Ratih.

"Apa??Anak ini.!!"pekik Bramantyo, wajahnya mengeras dan tangannya mengepal menahan amarah, langsung bergegas ke kamar hotel anaknya.

Sesampainya di kamar hotel yang ditempati Alva, Bramantyo melihat kamar itu memang benar-benar kosong. Bramantyo merogoh handphonenya dari dalam saku celana, kemudian menghubungi seseorang,

"Halo, kalian cari keberadaan anak saya, dan seret dia kembali.!!"ucap Bramantyo langsung menghubungi anak buahnya untuk mencari Alva.

"Baik Tuan,"sahut suara di ujung telepon, kemudian Bramantyo memutuskan sambungan teleponnya.

"Pa, sekarang bagaimana kita harus menjelaskan semua ini pada calon besan kita?"tanya Ratih dengan wajah cemas.

"Kita harus mengatakan yang sebenarnya,"ucap Bramantyo langsung keluar dari kamar itu diikuti oleh Ratih.

Bramantyo menemui Adiguna untuk membicarakan tentang anaknya.

"Pak Adi, saya ingin menyampaikan sesuatu,tapi jangan di sini,"ucap Bramantyo.

Adiguna pun mengikuti Bramantyo ke sebuah ruangan yang tidak lain adalah kamar hotel Anjani, putri dari Adiguna. Ratih pun ternyata sudah ada di sana.

"Ada apa Pak Tyo?"tanya Adiguna.

"Begini Pak Adi, Nak Anjani.Saya ingin memberitahu bahwa Alva telah melarikan diri,"ucap Bramantyo tertunduk.

"Apa?!"pekik Adiguna dan Anjani bersamaan.

"Bagaimana bisa ?"tanya Adiguna.

"Pak Adi saya mohon maaf sebesar-besarnya karena kelakuan anak saya. Saya sudah mengerahkan orang -orang saya untuk mencarinya.Jika Alva sudah ketemu, kita akan menikahkan Alva dan Anjani,"ucap Bramantyo menunduk malu karena tingkah putranya.

"Kita batalkan saja perjodohan ini,"ketus Adiguna.

"Jangan pa.!! Aku mohon.!! Aku hanya akan menikah dengan Alva.Jika tidak, aku lebih baik tidak menikah seumur hidupku,"sahut Anjani.

Adiguna menghela nafas berat,"Oke...Oke...kita akan mencari Alva sampai ketemu kemudian menikahkannya dengan kamu," ucap Adiguna pasrah.

Adiguna sangat memanjakan Anjani, karena Anjani adalah putri semata wayangnya dari almarhum istrinya tercintanya.Istri Adiguna meninggal saat Anjani kelas enam SD.

Adiguna tidak mau menikah lagi karena sangat mencintai almarhum istrinya. Adiguna juga tidak mau Anjani mempunyai ibu tiri yang belum tentu akan menyayangi Anjani.Karena itu Adiguna memilih untuk tidak menikah lagi dan membesarkan Anjani sendiri.

***

Di dalam sebuah taksi yang melaju kencang.

"Siall !! Sepertinya orang-orang suruhan papa sudah mencari ku,"batin Alva saat melihat ada mobil yang mengejarnya.

" Akhh.... bodohnya aku, papa pasti melacak ku melalui handphone ku,"batin Alva.

"Pak, ngebut, pak.!! Cari jalan agar kita lolos dari kejaran mobil di belakang,"suruh Alva pada supir taksi.

"Dari tadi kan juga sudah ngebut Tuan. Jika saya terlalu ngebut, nanti saya ditilang polisi Tuan,"sahut supir taksi.

"Malam-malam begini tidak akan ada polisi,Pak. Kalau bapak mau menuruti kata-kata saya,saya akan membayar dua juta sebagai ongkos taksinya," ucap Alva menunjukkan dua puluh lembar uang bergambar tokoh proklamator.

"Baik Tuan,"sahut supir taksi langsung menambah laju taksinya.

"Pak, berhenti di depan.Saya akan turun di sana,dan setelah saya turun bapak harus tetap ngebut ya?Tapi bapak berhenti lagi sebentar setelah agak jauh meninggalkan saya.Lalu bapak harus ngebut lagi !! '

"Jika ada yang menghadang bapak dan menanyakan dimana keberadaan saya, bapak tidak boleh menjawab jujur. Bapak tidak akan disakiti mereka jika bapak bersikap tenang," ucap Alva kemudian memasukkan uang yang dipegangnya ke dalam saku kemeja pak supir.

"Siap Tuan,"ucap sang supir taksi penuh semangat setelah melihat berlembar-lembar uang kertas berwarna merah itu masuk ke dalam sakunya.

"Rezeki nomplok ini namanya.Aku tidak perlu pusing lagi mencari tambahan biaya untuk istri ku yang akan lahiran di bidan,"batin supir taksi merasa senang.

Saat taksi berhenti, Alva langsung turun dari taksi meninggalkan jas dan handphonenya di dalam taksi. Tujuan Alva adalah agar orang-orang suruhan papanya terus mengejar taksi itu dan dia bisa lolos.

Alva melihat mobil pick up yang terparkir di pinggir jalan yang baknya tertutup terpal.Tanpa berpikir panjang Alva langsung naik ke mobil pick up itu lalu masuk ke dalam terpal yang ternyata penuh dengan sembako.

"Itu taksi yang dinaiki Tuan Muda,ayo cepat kejar !!"seru salah satu orang yang mengejar Alva.

Orang suruhan Bramantyo tadi sempat tertinggal oleh taksi yang ditumpangi Alva. Tapi mereka dengan mudah bisa menemukan Alva kembali karena mereka bisa melacak Alva dari handphone yang dibawa Alva.

Dengan tiba-tiba mobil yang di kendarai orang-orang suruhan Bramantyo memotong jalur taksi yang mereka yakini di tumpangi oleh Alva.Semua orang yang ada dalam mobil itu pun keluar dan mengerumuni mobil taksi itu.

"Benar kata pemuda tadi,aku dihadang, tapi bagaimana aku bisa tenang, jika aku dikerumuni oleh orang-orang yang berbadan kekar seperti ini?"batin supir taksi mulai ketakutan.

Supir taksi itu pun segera keluar dari taksinya, tidak mau membuat orang -orang itu marah.

"Tuan-tuan, ada apa ya menghadang saya?"tanya supir taksi.

"Buka kunci pintu belakang bagian penumpang,"perintah pria tadi.

Supir taksi pun membukanya dan dua orang dari para pria itupun langsung membuka pintu belakang bagian penumpang.

"Tidak ada orang ketua, hanya ada handphone dan jas Tuan Muda,"ucap salah satu orang yang membuka pintu penumpang bagian belakang, kemudian menyerahkan handphone dan jas itu pada orang yang di panggilnya ketua.

"Dimana penumpang yang meninggalkan handphone dan jas ini kamu turunkan?"tanya pria yang dipanggil ketua.

"Sudah lama turun Tuan,saya tidak ingat menurunkan nya di mana,"jawab supir taksi ketakutan.

"Jangan berbohong.!! Di mana kamu menurunkannya?'tanya pria itu lagi.

"Saya benar-benar tidak ingat Tuan,"jawab supir taksi jujur.

Kamu tidak sedang berbohong kan?"tanya pria itu lagi.

"Tidak Tuan,"jawab supir taksi tambah tegang.

"Lalu kenapa kamu beberapa kali berhenti?"tanya pria itu lagi.

"Saya hampir menabrak mobil di depan saya beberapa kali tuan, jadi saya mengerem mendadak,"jawab supir taksi.

"Aduh..gimana nich ?! Ya Tuhan.. tolong lah hamba-Mu ini.Semoga para pria ini percaya dengan apa yang aku katakan,"batin supir taksi.

"Lalu kenapa kamu ngebut?"

"I...itu Tuan, istri saya akan melahirkan, jadi saya buru-buru mau pulang,"jelas supir taksi.

"Apa buktinya?!"tanya pria yang dipanggil ketua itu lagi.

"Kringgg...kring..,"

Tiba-tiba terdengar suara dering handphone sang supir taksi.Supir taksi itu pun segera menerima panggilan telepon itu.

"Halo,"sahut supir taksi.

"Mas, aku mau lahiran, cepat ke bidan dekat rumah,"sahut suara di ujung telepon dan sambungan telepon pun diputus.

"Kenapa kata-kata ku jadi kenyataan begini ya?!"batin supir taksi jadi tambah panik, karena kebohongannya malah jadi kenyataan.

"Ayo mana buktinya?"tanya pria yang di panggil ketua.

"Tuan,saya harus benar-benar segera pulang, istri saya sekarang sudah berada di tempat bidan,"ucap supir taksi tambah panik.

"Kamu jangan berbohong,"bentak pria yang di panggil ketua.

"Aduh gimana membuktikannya? Aku telepon istri ku saja, biar dia yang bicara,"batin supir taksi kemudian menghubungi istrinya dan memberikan handphonenya pada pria yang dari tadi mengintrogasi dirinya.

"Ini, silahkan bicara sendiri dengan istri saya,"ucap supir taksi menyodorkan handphonenya.

Baru juga pria yang dipanggil ketua itu menempatkan handphone itu telinganya, namun sudah terdengar teriakkan di ujung telepon.

"Mass...!!! Cepetan pulang..!!! Aku akan menghantui mu jika sampai aku mati karena melahirkan dan kamu tidak menemani aku,"teriak suara dari ujung telepon hingga reflek pria itu menjauhkan handphone supir taksi itu dari telinganya.

Orang-orang yang dapat mendengar teriakan ancaman dari telepon itu pun menahan tawa.Sedang sang supir taksi semakin panik.

"Ini, sudah pulang sana.!"perintah pria yang di panggil ketua itu mengembalikan handphone supir taksi.

"Terimakasih Tuan,"ucap sang supir taksi, segera meninggalkan tempat itu menuju rumah bidan tempat istrinya akan melahirkan.

"Anak dan istriku memang membawa keberuntungan.Mereka menyelamatkan nyawa ku di saat-saat paling genting,"batin supir taksi sambil terus melajukan taksinya.Merasa lega karena bisa lolos dari orang-orang yang menghadangnya tadi, tapi merasa cemas mengingat istrinya yang sedang bertaruh nyawa untuk melahirkan anak mereka.

***

Sementara itu Alva yang bersembunyi di bawah terpal mobil pick up tertidur hingga sampai di suatu tempat.Dua orang pria dengan tubuh penuh tato keluar dari mobil pick up itu tanpa mematikan lampu sorot mobil.

Di depan mobil pick up itu sudah ada beberapa orang berpakaian hitam.Setelah dua orang bertato itu mendekat mereka pun mulai mengeluarkan berbagai jenis senjata api.

Alva terbangun dari tidurnya, membuka terpal yang menutupi tubuhnya kemudian mulai mengamati tempat di sekitarnya.

"Aku berada di mana sekarang?"batin Alva kemudian turun dari mobil itu.

Sayup-sayup Alva mendengar seseorang sedang berbicara.Alva pun berjalan menuju arah suara hingga matanya terbelalak saat melihat beberapa orang sedang mengadakan transaksi senjata api berbagai model.

"Krakkk,"tanpa sengaja Alva menginjak ranting kering hingga beberapa orang yang sedang melakukan transaksi senjata api menoleh kearahnya.

"Siapa kamu?"tanya salah seorang pria.

"Saya hanya tersesat,"jawab Alva merasa sedikit takut.

"Tangkap dia,"perintah orang itu lagi.

Mendengar dirinya akan di tangkap para pria yang sedang bertransaksi senjata api, tanpa pikir panjang Alva langsung mengambil langkah seribu.

"Cepat kejar !! Jangan sampai lolos !!

Alva nampak berlari tunggang langgang di kejar empat orang pria dengan pistol di tangan mereka masing-masing. Pria yang memakai celana panjang berwarna hitam dan kemeja berwarna putih dengan noda darah di bagian perut itu terus berlari tak tentu arah.

"Di sana sepertinya ada sebuah rumah, aku akan bersembunyi di sana, batin Alva saat melihat sebuah rumah. Setelah berada di belakang rumah itu, Alva mencoba membuka pintu bagian belakang tapi tidak bisa. Kemudian dia berlari ke arah samping rumah dan menemukan sebuah jendela yang tidak terkunci.

"Aku akan masuk lewat jendela ini," gumam Allva mengintip dari luar jendela nampak kamar yang sepi tanpa penghuni dengan lampu tidur yang redup.

'"Hey, lihat !! Ada seorang pria yang masuk ke kamar Disha,"ucap seorang warga desa yang sedang ronda kepada temannya.

"Ahh..sial!! Sepertinya perutku tergores sesuatu,"gumam Alva.

Kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar itu dan menemukan kotak obat. Alva melepaskan kemejanya kemudian membersihkan lukanya dan mengobatinya.

"Itu sepertinya kamar mandi aku akan membersihkan diri sebentar,"gumam Alva.

"Ceklek," pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.

"Akkkk....emp...."

Bapak..ibu.. aku terkejut saat melihat ada seorang pria asing yang hanya menggunakan celana panjang di dalam kamarku. Oh.. TIDAAAKK..!!! Mata suci ku ternoda.!!! Secepat kilat aku membalikkan badan ingin masuk lagi ke dalam kamar mandi.

Tapi apa yang terjadi ?? Dia langsung membekap mulutku yang baru saja keluar dari kamar mandi ini, yang hanya menggunakan handuk sebatas dada dan paha ini dari belakang. Tangan kanannya membekap mulut ku dan tangan kirinya melingkar diatas dada ku, memegang bahu sebelah kanan ku.

Ya Tuhan... siapa dia? Apa yang dia inginkan dari ku?

Aku terus meronta ingin melepaskan diri. Hingga aku terdiam saat merasakan handuk yang aku kenakan melorot, jatuh ke lantai. lya..!! Benar.!! Anda tidak salah membaca.!!

"Handukku melorot dan sekarang aku?! Oh... TIDAK.!! Aku seperti bayi yang baru lahir.!! Bisa kalian bayangkan bagaimana wajah ku?!! Rasanya aku ingin masuk ke lobang semut.!! Oh tidak.!! Aku mau pinjam pintu ajaib Doraemon untuk menghilang,tapi tidak bisa,"Disha.

"Buka pintunya!!" Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar menggedor-gedor pintu. Oh my God..!!!! Cobaan apalagi ini?! Apa kami akan di gerebek orang sekampung?"batin Disha.

"Gimana ini?"batin Alva panik, tanpa sadar menyeret Disha ke dekat ranjang.

"Cepat dobrak saja.!!"

"Terdengar suara yang lainnya. Aku auto panik.Ya Tuhan..mau ditaruh dimana mukaku jika satu kampung melihat tubuh ku? Aku berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuh ku,"Disha.

Tak lama terdengar suara pintu yang didobrak. Alva yang menyadari Disha bergerak ingin meraih selimut pun terkejut saat melihat perempuan yang di bekapnya polos tanpa sehelai benang pun.

"Kamar ini di kunci, cepat dobrak,"terdengar kembali suara yang kali ini tepat di depan pintu kamar.

Disha semakin panik sedangkan Alva yang sempat gagal fokus melihat tubuh polos gadis yang di bekapnya kembali sadar saat mendengar pintu kamar itu sudah mulai di dobrak.

Secepat Kilat Alva menjatuhkan tubuhnya dan tubuh gadis yang di bekapnya keatas ranjang dan menarik selimut menutupi tubuh mereka bertepatan dengan pintu yang terbuka.

'Braakk..!!!'suara pintu yang berhasil di dobrak membentur dinding.

...🌟"Seberapapun kuat dan kerasnya kamu berusaha untuk pergi dan berlari, kamu tidak akan pernah bisa menghindari takdir mu sendiri,"🌟...

..."Nana 17 Oktober "...

🌸 Sebelumnya aku mohon maaf dan terimakasih pada kakak-kakak yang sudah mau mampir dan membaca karyaku yang hanya seperti butiran debu di lautan pasir ini. Aku mohon satu hal dari kakak-kakak semua! Jika kakak-kakak tidak menyukai cerita aku yang hanya penulis remahan rengginang amatiran ini, mohon kakak-kakak tidak usah lanjut baca. Dan mohon jangan meninggalkan ulasan negatif untuk karya recehan ku ini. 🙏🙏🙏🙏🙏

Merangkai kata menjadi kalimat bagiku tidaklah mudah, apalagi menyusunnya menjadi sebuah cerita. Membuat cerita juga memerlukan pengetahuan, bukan asal tulis saja Jadi, aku mohon kakak-kakak lebih bijaksana saat menggunakan jari jempol kakak. 🙏🙏🙏🙏🙏

Terimakasih banyak bagi yang bersedia memberikan like, komentar dan ulasan positif untuk karya penulis amatiran yang seperti butiran debu di lautan pasir sepertiku! 🙏🙏🙏🙏🙏🌸

To be continued

Terpopuler

Comments

abimasta

abimasta

mampir dulu disini thor

2024-10-30

1

Meri Andani

Meri Andani

keren kok Thor aku suka cara nulis author kyak ada karakter sendri tegas

2024-07-19

1

Anonymous

Anonymous

ok

2024-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Melarikan Diri
2 2. Berusaha Untuk Menjalani
3 3. Tidur Bersama
4 4. Pacar Apa Mantan?
5 5. Ngambek
6 6. Cemburu Buta
7 7. Ditangkap
8 8. Merasa kehilangan
9 9. Permintaan Seorang Ibu
10 10. Hari baru
11 11. Kesepakatan
12 12. Cinta Dalam Diam
13 13. Malam Pertama Yang Gagal
14 14. Teman Yang Mengejutkan
15 15. Terkejut
16 16. Surat Pengunduran Diri
17 17. Asisten Licik
18 18 Teror?
19 19. Penjelasan
20 20. Morning Kiss
21 21. Ganas
22 22. Nasehat Sesat
23 23. Menggoda
24 24. Kenyataannya Tidak Sesuai Ekspektasi
25 25. Di Traktir?
26 26. Menghindar
27 27. Panggilan Interkom
28 28. Belok
29 29. Misi Merayu
30 30.Terpaksa Pulang
31 31. Karena Cinta
32 32. Solusi dari Riky
33 33. Mencari Informasi
34 34. Di Interogasi
35 35. Mau DP
36 36. Permintaan Mertua
37 37. Pujian Untuk Disha
38 38. Proyek Penting
39 39. Waktu Yang Salah
40 40. Akhirnya Mantan
41 41. Menahan Amarah
42 42. Minta Uang
43 43. Mengaku Salah
44 44. Bekal
45 45. Mak Comblang
46 46. LDR ( Long Distance Relationship )
47 47. Sensitif
48 48. Adegan?
49 49. Posesif
50 50. Pebinor
51 51. Terus Mengejar
52 52. Berita Bahagia
53 53. Pengakuan Disha
54 54. Hampir Terbongkar
55 55. Sayang??
56 56. Obat Mual
57 57. Bumil Keras Kepala
58 58. Perdebatan Istri
59 59. Janji
60 60. Terjebak
61 61. Bukti Cinta
62 62. Kecelakaan
63 63. Takut Kehilangan
64 64. Pengakuan Alva
65 65. Siuman
66 66. Surat
67 67. Menjenguk
68 68. Saingan?
69 69. Rahasia Tentang Ratih
70 70. Ibu Susu
71 71. Kekecewaan Alva
72 72. Video Panas
73 73. Nomor Telepon
74 74. Sabar Sayang !
75 75. Istri Simpanan
76 76. Testpack
77 77. Postingan
78 78. Gara-gara Foto Editan
79 79. Gaya Pacaran
80 80. Keputusan
81 81. Kalah Segalanya
82 82. Pura-pura Ngambek
83 83. Tanggung Jawab
84 84. Saling Menjelekkan
85 85. Pilihan
86 86. Bikin Meriang
87 87. Panas Hati
88 88. Sudah Boleh?
89 89. Menggantikan Kaivan
90 90. Hanya Kaget
91 91. Malam Pengantin?
92 92. Takut
93 93. Pelampiasan
94 94. Penasaran Tentang Masa Lalu
95 95. Informasi Tentang Disha
96 96. Paman Disha
97 97. Alibi Paman Disha
98 98. Siapa Disha?
99 99. Kalung Disha
100 100. Siapa Gadis Itu?
101 101. Alva Tidak Suka
102 102. Habis Kesabaran
103 103. Baju Limited Edition
104 104. Berselingkuh?
105 105. Karma
106 106. Meminta Maaf
107 107. Menyalahkan
108 108. Anting
109 109. Ingin Dekat
110 110. Pulang Ke Rumah
111 111. Alasan Menjomblo
112 112. Kapan Dilamar?
113 113. Pepet Terusss!
114 114. Di Terima Tidak?
115 115. Kejutan?
116 116. Kok Dadakan?
117 117. Takut Keduluan
118 118. Jadi Pengen
119 119. Kekesalan Adiguna Dan Riky
120 120. Lupakan Masa Lalu
121 121. Siapa Yang Pantas
122 122. Bertemu Lagi
123 123. Referensi Gaya
124 124. Pasangan Orang
125 125. Nakalnya Disha
126 126. Kakak Ketemu Gede?
127 127. Nasehat Seorang Kakak
128 128. Berhentilah!
129 129. Bergosip
130 130. Jodoh Pilihan Papa
131 131. Kerja Sama
132 132. Restu Ibu
133 133. Iri
134 134. Rencana Hery dan Trisha
135 135. Nonton Bareng
136 136. Kekhawatiran Radeva
137 137. Kakak Yang Gagal
138 138. Tato Kupu-kupu
139 139. Siapa Sandy?
140 140. Anak Angkat
141 141. Pernikahan Anjani dan Sandy
142 142. Menggeser Posisi
143 143. Kedatangan Orang Tua Radeva
144 144. Tuduhan Radeva.
145 145. Bimbang
146 146. Pertemuan Mahendra Dan Darmawan.
147 147. Bukan Putraku
148 148. Mencuri Ciuman
149 149. Kartu As
150 150. Tidak Mau Hamil
151 151. Keras Kepalanya Trisha.
152 152. Bukan Orang Pertama
153 153. Tanggung Jawab
154 154. Tidak Waras
155 155. Nggak Dapat Jatah
156 156. Ancaman Disha
157 157. Keputusan Keluarga Mahendra
158 158. Sama-sama Ngambek
159 159. Kepercayaan
160 160. Meminta Warisan
161 161. Incaran Baru
162 162. Bik Anah
163 163. Informasi Dari Bik Anah
164 164. Definisi
165 165. Tahan Dulu!
166 166. Pesta Pernikahan
167 167. Adikku?
168 168. Tenanglah, Sayang!
169 169. Salam Perkenalan
170 170. Cara Mencintai
171 171. Pura-pura Kram
172 172. Penasaran
173 173. Nggak Laku-laku
174 174. Berdarah
175 175. Tendangan Pagi Hari
176 176. Kejutan Pagi Hari
177 177. Gara-gara Lupa
178 178. Rahasia
179 179. Cari Jodoh
180 180. Boleh Minta Lagi, Kan?
181 181. Alamat Dapat Masalah
182 182. Murahan!
183 183. Jahilnya Radeva
184 184. Hukuman
185 185. Alva Pergi
186 186. Seorang Gadis
187 187. Musibah Atau Berkah
188 188. Bapak Galak
189 189. Melupakan Tujuan
190 190. Kaivan Merajuk
191 191. Kabar Mengejutkan
192 192. Dua Preman
193 193. Mencari Alva
194 194. Meluapkan Rindu
195 195. Kekesalan Radeva
196 196. Cerita Alva
197 197. Canggung
198 198. Kematangan
199 199. Siapa Namanya?
200 200. Tersangka
201 201. Pengen, Ya?
202 202. Tolong Rahasiakan!
203 203. Siapa Perempuan Itu?
204 204. Halo, Calon Istriku!
205 205. Gadis Biasa
206 206. Galau Tingkat Dewa
207 207. Penyebab Dendam
208 208. Dia Adalah Istriku!
209 209. Apakah Ini Nyata?
210 210. Dua Tipe Cowok
211 211. Di Keroyok
212 212. Orang Tua Trisha
213 213. Masa Lalu
214 214. Kehangatan Keluarga
215 215. Di Culik
216 216. Gunting Kertas Batu
217 217. Kelakuan Ferdi
218 218. Gagal
219 219. Siapa Yang Lebih Takut
220 220. Ingin Memastikan
221 221. Terharu
222 222. Kenapa Harus Mereka?
223 223. Hery
224 224. Hanya Satu Bulan
225 225. Susu Segar
226 226. Tontonan Langka
227 227. Tidak Seharusnya Terjadi
228 228. Acara Dadakan
229 229. Mengulik Kehidupan Ferdi
230 230. Masih Proses
231 231. Kecewa
232 232. Ke Luar Negeri
233 233. Andai Bisa Memilih
234 234. Meragukan
235 235. Soal Anak
236 236. Selingkuhan?
237 237. Penjelasan
238 238. Olahraga Sehat
239 239. Egois
240 240. Penyesalan
241 241. Menggoda Icha
242 242. Meyakinkan
243 243. Siapa Tuan Mu?
244 244. Harus Stop
245 245. Gangguan
246 246. Kak, Maaf!
247 247. Lingerie
248 248. Jangan Cari Masalah!
249 249. Tidak Tahu Malu!
250 250. Ingin Mempermalukan
251 251. Bukan Orang Penting
252 252. Sudah Menikah?
253 253. Ingin Bicara
254 254. Balasan Ku?
255 255. Jatuh
256 256. Ampuni Saya , Tuan!
257 257. Wanita Berinisial T
258 258. Mau Aku Bantu?
259 259. Terpeleset
260 260. Bahan Candaan
261 261. Tempat Tersendiri
262 262. Maafkan Aku!
263 263. Nekat
264 264. Mandul
265 265. Apa Dia Adikmu?
266 266. Karena Nyaman
267 267. Jangan Munafik!
268 268. Menjadi Dosen?
269 269. Obrolan Laki-laki
270 270. Firasat Ferdi
271 271. Berniat Selingkuh?
272 272. Kamelia
273 273. Istri Selalu Benar
274 274. Maaf, Aku Mencintaimu!
275 275. Obat Tidur
276 276. Bukan Mimpi
277 277. Maafkan Aku
278 278. Jurus Pamungkas
279 279. Suhu, Aku Gagal!
280 280. Makan Bersama
281 281. Di Tengah Hujan
282 282. Bertanggung Jawab
283 283. Kabar Gembira
284 284. Bukan Update
285 285. Pilihan Neda
Episodes

Updated 285 Episodes

1
1. Melarikan Diri
2
2. Berusaha Untuk Menjalani
3
3. Tidur Bersama
4
4. Pacar Apa Mantan?
5
5. Ngambek
6
6. Cemburu Buta
7
7. Ditangkap
8
8. Merasa kehilangan
9
9. Permintaan Seorang Ibu
10
10. Hari baru
11
11. Kesepakatan
12
12. Cinta Dalam Diam
13
13. Malam Pertama Yang Gagal
14
14. Teman Yang Mengejutkan
15
15. Terkejut
16
16. Surat Pengunduran Diri
17
17. Asisten Licik
18
18 Teror?
19
19. Penjelasan
20
20. Morning Kiss
21
21. Ganas
22
22. Nasehat Sesat
23
23. Menggoda
24
24. Kenyataannya Tidak Sesuai Ekspektasi
25
25. Di Traktir?
26
26. Menghindar
27
27. Panggilan Interkom
28
28. Belok
29
29. Misi Merayu
30
30.Terpaksa Pulang
31
31. Karena Cinta
32
32. Solusi dari Riky
33
33. Mencari Informasi
34
34. Di Interogasi
35
35. Mau DP
36
36. Permintaan Mertua
37
37. Pujian Untuk Disha
38
38. Proyek Penting
39
39. Waktu Yang Salah
40
40. Akhirnya Mantan
41
41. Menahan Amarah
42
42. Minta Uang
43
43. Mengaku Salah
44
44. Bekal
45
45. Mak Comblang
46
46. LDR ( Long Distance Relationship )
47
47. Sensitif
48
48. Adegan?
49
49. Posesif
50
50. Pebinor
51
51. Terus Mengejar
52
52. Berita Bahagia
53
53. Pengakuan Disha
54
54. Hampir Terbongkar
55
55. Sayang??
56
56. Obat Mual
57
57. Bumil Keras Kepala
58
58. Perdebatan Istri
59
59. Janji
60
60. Terjebak
61
61. Bukti Cinta
62
62. Kecelakaan
63
63. Takut Kehilangan
64
64. Pengakuan Alva
65
65. Siuman
66
66. Surat
67
67. Menjenguk
68
68. Saingan?
69
69. Rahasia Tentang Ratih
70
70. Ibu Susu
71
71. Kekecewaan Alva
72
72. Video Panas
73
73. Nomor Telepon
74
74. Sabar Sayang !
75
75. Istri Simpanan
76
76. Testpack
77
77. Postingan
78
78. Gara-gara Foto Editan
79
79. Gaya Pacaran
80
80. Keputusan
81
81. Kalah Segalanya
82
82. Pura-pura Ngambek
83
83. Tanggung Jawab
84
84. Saling Menjelekkan
85
85. Pilihan
86
86. Bikin Meriang
87
87. Panas Hati
88
88. Sudah Boleh?
89
89. Menggantikan Kaivan
90
90. Hanya Kaget
91
91. Malam Pengantin?
92
92. Takut
93
93. Pelampiasan
94
94. Penasaran Tentang Masa Lalu
95
95. Informasi Tentang Disha
96
96. Paman Disha
97
97. Alibi Paman Disha
98
98. Siapa Disha?
99
99. Kalung Disha
100
100. Siapa Gadis Itu?
101
101. Alva Tidak Suka
102
102. Habis Kesabaran
103
103. Baju Limited Edition
104
104. Berselingkuh?
105
105. Karma
106
106. Meminta Maaf
107
107. Menyalahkan
108
108. Anting
109
109. Ingin Dekat
110
110. Pulang Ke Rumah
111
111. Alasan Menjomblo
112
112. Kapan Dilamar?
113
113. Pepet Terusss!
114
114. Di Terima Tidak?
115
115. Kejutan?
116
116. Kok Dadakan?
117
117. Takut Keduluan
118
118. Jadi Pengen
119
119. Kekesalan Adiguna Dan Riky
120
120. Lupakan Masa Lalu
121
121. Siapa Yang Pantas
122
122. Bertemu Lagi
123
123. Referensi Gaya
124
124. Pasangan Orang
125
125. Nakalnya Disha
126
126. Kakak Ketemu Gede?
127
127. Nasehat Seorang Kakak
128
128. Berhentilah!
129
129. Bergosip
130
130. Jodoh Pilihan Papa
131
131. Kerja Sama
132
132. Restu Ibu
133
133. Iri
134
134. Rencana Hery dan Trisha
135
135. Nonton Bareng
136
136. Kekhawatiran Radeva
137
137. Kakak Yang Gagal
138
138. Tato Kupu-kupu
139
139. Siapa Sandy?
140
140. Anak Angkat
141
141. Pernikahan Anjani dan Sandy
142
142. Menggeser Posisi
143
143. Kedatangan Orang Tua Radeva
144
144. Tuduhan Radeva.
145
145. Bimbang
146
146. Pertemuan Mahendra Dan Darmawan.
147
147. Bukan Putraku
148
148. Mencuri Ciuman
149
149. Kartu As
150
150. Tidak Mau Hamil
151
151. Keras Kepalanya Trisha.
152
152. Bukan Orang Pertama
153
153. Tanggung Jawab
154
154. Tidak Waras
155
155. Nggak Dapat Jatah
156
156. Ancaman Disha
157
157. Keputusan Keluarga Mahendra
158
158. Sama-sama Ngambek
159
159. Kepercayaan
160
160. Meminta Warisan
161
161. Incaran Baru
162
162. Bik Anah
163
163. Informasi Dari Bik Anah
164
164. Definisi
165
165. Tahan Dulu!
166
166. Pesta Pernikahan
167
167. Adikku?
168
168. Tenanglah, Sayang!
169
169. Salam Perkenalan
170
170. Cara Mencintai
171
171. Pura-pura Kram
172
172. Penasaran
173
173. Nggak Laku-laku
174
174. Berdarah
175
175. Tendangan Pagi Hari
176
176. Kejutan Pagi Hari
177
177. Gara-gara Lupa
178
178. Rahasia
179
179. Cari Jodoh
180
180. Boleh Minta Lagi, Kan?
181
181. Alamat Dapat Masalah
182
182. Murahan!
183
183. Jahilnya Radeva
184
184. Hukuman
185
185. Alva Pergi
186
186. Seorang Gadis
187
187. Musibah Atau Berkah
188
188. Bapak Galak
189
189. Melupakan Tujuan
190
190. Kaivan Merajuk
191
191. Kabar Mengejutkan
192
192. Dua Preman
193
193. Mencari Alva
194
194. Meluapkan Rindu
195
195. Kekesalan Radeva
196
196. Cerita Alva
197
197. Canggung
198
198. Kematangan
199
199. Siapa Namanya?
200
200. Tersangka
201
201. Pengen, Ya?
202
202. Tolong Rahasiakan!
203
203. Siapa Perempuan Itu?
204
204. Halo, Calon Istriku!
205
205. Gadis Biasa
206
206. Galau Tingkat Dewa
207
207. Penyebab Dendam
208
208. Dia Adalah Istriku!
209
209. Apakah Ini Nyata?
210
210. Dua Tipe Cowok
211
211. Di Keroyok
212
212. Orang Tua Trisha
213
213. Masa Lalu
214
214. Kehangatan Keluarga
215
215. Di Culik
216
216. Gunting Kertas Batu
217
217. Kelakuan Ferdi
218
218. Gagal
219
219. Siapa Yang Lebih Takut
220
220. Ingin Memastikan
221
221. Terharu
222
222. Kenapa Harus Mereka?
223
223. Hery
224
224. Hanya Satu Bulan
225
225. Susu Segar
226
226. Tontonan Langka
227
227. Tidak Seharusnya Terjadi
228
228. Acara Dadakan
229
229. Mengulik Kehidupan Ferdi
230
230. Masih Proses
231
231. Kecewa
232
232. Ke Luar Negeri
233
233. Andai Bisa Memilih
234
234. Meragukan
235
235. Soal Anak
236
236. Selingkuhan?
237
237. Penjelasan
238
238. Olahraga Sehat
239
239. Egois
240
240. Penyesalan
241
241. Menggoda Icha
242
242. Meyakinkan
243
243. Siapa Tuan Mu?
244
244. Harus Stop
245
245. Gangguan
246
246. Kak, Maaf!
247
247. Lingerie
248
248. Jangan Cari Masalah!
249
249. Tidak Tahu Malu!
250
250. Ingin Mempermalukan
251
251. Bukan Orang Penting
252
252. Sudah Menikah?
253
253. Ingin Bicara
254
254. Balasan Ku?
255
255. Jatuh
256
256. Ampuni Saya , Tuan!
257
257. Wanita Berinisial T
258
258. Mau Aku Bantu?
259
259. Terpeleset
260
260. Bahan Candaan
261
261. Tempat Tersendiri
262
262. Maafkan Aku!
263
263. Nekat
264
264. Mandul
265
265. Apa Dia Adikmu?
266
266. Karena Nyaman
267
267. Jangan Munafik!
268
268. Menjadi Dosen?
269
269. Obrolan Laki-laki
270
270. Firasat Ferdi
271
271. Berniat Selingkuh?
272
272. Kamelia
273
273. Istri Selalu Benar
274
274. Maaf, Aku Mencintaimu!
275
275. Obat Tidur
276
276. Bukan Mimpi
277
277. Maafkan Aku
278
278. Jurus Pamungkas
279
279. Suhu, Aku Gagal!
280
280. Makan Bersama
281
281. Di Tengah Hujan
282
282. Bertanggung Jawab
283
283. Kabar Gembira
284
284. Bukan Update
285
285. Pilihan Neda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!