S1 end.
Bryan Alvaro Aditama seorang CEO dari perusahaan besar, sering disebut cassanova si playboy, rela dijodohkan dengan seorang gadis biasa bernama Almahyra demi mendapatkan warisan dari sang kakek. Bryan yang tidak mau terikat dengan pernikahan selamanya bersama Alma, membuat kontrak pernikahan untuk 3 tahun.
Ketika cinta dan karma hadir bersamaan di dalam diri Bryan pada istri kontraknya itu.
Belum sampai 3 tahun pernikahan berlangsung, Alma tiba-tiba meminta cerai. Dan meninggalkan Bryan.
6 tahun kemudian mereka dipertemukan kembali oleh 2 orang anak yang imut dan cerdik.
Apakah yang membuat Alma sebelum nya bercerai dari Bryan? dan siapakah dua orang anak yang bersama Alma? mampukah Bryan merebut kembali hati Alma?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerai
🍂🍂🍂
Leon terlihat seperti di bandara, ia membawa koper. Saat menunggu jadwal pesawatnya, ia duduk di kursi yang ada di ruang tunggu.
" Alma sedang apa ya? aku ingin sekali dia berada disini dan melihat kepergian ku " gumam Leon sedih
Leon fokus pada ponselnya, ia ingin sekali menghubungi Alma, dan tak menyadari kalau orang-orang di sekitarnya sedang ribut-ribut membicarakan skandal Bryan dan Selina.
Leon sadar saat ada seorang pria duduk di sebelah nya. Dan mulai berbicara.
" wah, wah lihat itu. Ternyata CEO Aditama grup memiliki hubungan dengan model Selina " kata seorang pria sambil melihat TV besar yang terpampang di bandara
" Apa?! CEO Aditama grup?"
Leon kaget dan langsung berdiri dari tempat duduknya, lalu melihat ke TV besar itu. Foto Bryan dan Selina tanpa busana di dalam hotel sudah tersebar luas. Leon mengepalkan tangannya, ia tampak kesal. " Bajingan! laki-laki brengsek " gumam Leon
Ting !
Pesawat dengan tujuan keberangkatan Perth, Australia akan segera lepas landas dalam 10 menit. Harap penumpang segera memasuki pesawat.
Leon memandangi tiket pesawat keberangkatan nya yang menunjukkan dirinya akan pergi ke Australia. Pria itu terlihat bingung, akhirnya ia pergi meninggalkan bandara.
" Disaat saat seperti ini, aku harus bersama nya. Aku tidak bisa pergi meninggalkan nya sendirian "
Wajah Leon tampak cemas dan khawatir, ia menghubungi Alma. Tapi ponsel gadis itu tidak aktif dan tidak bisa dihubungi. Ia pun menelpon Mia, sahabat dekat nya.
" Halo, Mia!"
Hanya dalam sekali dering, Mia langsung mengangkat telpon nya.
" Maaf, ini siapa ya?" tanya Mia
" Mia, ini pak Leon " jawab Leon
" Pak Leon, ada apa pak?" tanya Mia sedikit terkejut
" Kamu lagi sama Alma, tidak?" tanya Leon
" tidak pak, saya juga sedang mencarinya. Dia pasti sedang sedih " jawab Mia cemas
" Kalau dia ada ngabarin kamu. Tolong kasih tau saya ya Mia " kata Leon sambil menghela napas nya, ia cemas.
" Iya pak "
Mia menutup telpon nya, gadis itu sedang berada di dalam angkot menuju ke rumah keluarga Aditama. Ia juga terlihat cemas dengan keadaan Alma.
" Al, kamu dimana?" gumam Mia
🍂🍂🍂
Jenazah pak Hardi langsung dibawa ke rumah dan rencananya akan di makamkan hari itu juga. Alma masih ada disana, membantu Laura dan Ny. Delia mengurus pemakaman.
Para pelayat banyak yang hadir, melayat ke rumah keluarga Aditama. Namun, para wartawan tidak diizinkan masuk ke dalam rumah. Pakaian yang semula berwarna warni itu kini telah berganti menjadi pakaian berwarna hitam.
Ny. Delia terus menangis di depan jenazah ayah mertuanya yang sudah tiada itu, Laura sibuk menenangkan nya. Sementara Alma, bi Inah dan beberapa pembantu yang ada di rumah itu sibuk mempersiapkan prosesi pemakaman.
Hatinya sendiri galau akibat kelakuan Bryan, dukanya bertambah saat orang yang baik padanya kini sudah tiada.
Bryan juga terlihat terpukul dengan kematian kakeknya, ia menangis sedih saat tau kalau sang kakek meninggal karena melihat berita tentangnya dan Selina.
Ny. Delia menyalahkan Bryan, tapi ia lebih menyalahkan Alma karena membuat Pak Hardi meninggal.
" kalau saja kamu tidak datang ke rumah ini ! ini semua gara-gara kamu ! karena kamu, papa meninggal ! "
" Nyonya, sudah cukup! jangan salahkan nona Alma lagi, tadi nya nona Alma kan ingin menghentikan pak Hardi untuk membaca koran dan menonton TV, tapi nyonya yang sudah menyalakan TV nya.." kata Bi Inah membela Alma, ia tak tega melihat Alma terus disalahkan atas kesalahan yang tidak ia lakukan.
" APA? kamu beraninya menyalahkan ku? dasar pembantu kurang ajar kamu !" Ny. Delia yang emosi, memberikan Bi Inah tamparan keras.
" Bibi." Alma memegangi Bi Inah yang hampir jatuh karena di pukul sangat keras oleh Ny. Delia
" Mama! cukup, ini semua salah Bryan. Ini semua salah Bryan, kakek meninggal karena aku, Ma ! ini bukan salah Alma " kata Bryan sambil menangis sedih
" Iya benar, ini salah kamu dan Selina ! kalau kakek tidak mendengar berita tentang kalian, kakek tidak akan meninggal ! selain itu kamu melukai hati istri kamu ! " teriak Laura marah pada Bryan dan menangis terisak-isak
" Laura, sayang tenang ya sayang " Jason mengelus-elus kepala istrinya dengan lembut.
Baik Alma maupun Bryan, keduanya sama-sama dalam keadaan galau, terpukul, berduka, dan terluka.
Setelah pemakaman itu selesai di laksanakan, Alma yang diusir oleh Ny. Delia pun pergi ke rumah lamanya. Tanpa ditemani Bryan, karena Bryan ditahan oleh ibunya di rumah. Semua benar-benar sudah berakhir untuk mereka. Seakan-akan perasaan itu hancur dalam sehari.
****
Alma telah sampai di depan halaman rumahnya dengan menggunakan jasa ojeg, ia melihat Mia dan Leon ada disana tengah menunggu nya.
" Alma !" seru Mia merasa lega
Terlihat kelegaan dan rasa bersyukur di hati Leon saat melihat Alma ada di depannya.
Mia berlari menghampiri sahabatnya itu dan memeluknya. Bertanya keadaan sahabatnya itu. Alma pun mempersilahkan Leon dan Alma untuk masuk ke dalam rumahnya.
Gadis itu menyalakan lampu, dan pergi ke dapur menyiapkan minuman untuk kedua tamu nya. Leon menghampiri Alma yang sedang menyeduh teh panas.
" Kamu gak usah nyiapin minuman, kamu lagi berduka sekarang " Leon melihat Alma dengan cemas
" Aku tidak apa apa kok kak, tenang aja " Alma tersenyum pahit, di wajahnya yang pucat.
Kamu terus saja bilang tidak apa-apa..Hatimu sedang sakit seperti itu, dan kamu masih bisa tersenyum. Hatiku ikut sakit melihatmu begini, Al.
Leon mengangkat teko berisi air panas itu dan menuangkannya ke dalam gelas berisi kantong teh.
Mia, Leon dan Alma duduk di kursi. 3 teh hangat sudah tersaji di depan mereka. Leon dan Mia mencoba memberikan dukungan pada Alma tentang apa yang terjadi padanya, dan menghiburnya. Namun, Alma berkata ia ingin sendirian saja saat ini.
" Aku mohon, aku ingin sendirian dulu dan menenangkan pikiran ku. Maaf "
" Tapi Alma, disaat seperti ini seharusnya kamu.." Mia menatap cemas sahabat nya itu
" Mia, kita pergi aja dulu sekarang. Biarkan Alma sendiri dulu, dia butuh sendirian " kata Leon pada Alma
" Aku minta maaf ya sama kalian "
" Tidak apa kok, tapi kalau kamu ada apa-apa. Kamu bisa hubungi aku atau Mia. Kamu gak sendirian Al " Leon menarik Alma ke pelukan nya dan berusaha menenangkan Alma.
Fiks, Ini sih udah jelas kalau pak Leon memang ada rasa sama Alma. Mia terkejut melihat dua orang yang berpelukan itu
" Makasih ya kak Leon, Mia. Kalian tenang aja, aku baik-baik saja kok " Alma melepaskan pelukan Leon lalu tersenyum
Aku cuma butuh sendiri.
Leon dan Mia pun pergi meninggalkan Alma di rumah nya sendirian. Kepala Alma rasanya benar-benar pusing, sudah tidak tidur semalaman, tidak makan, dan menangis terus adalah penyebab sakit kepalanya. Namun penyebab sakit hatinya adalah Bryan dan Selina.
Alma menutup pintunya, namun saat akan menutup pintunya seseorang menahan pintu itu dan membuka paksa.
" Pak Bryan?"
" Dalam sekejap kamu langsung memanggilku pak, seperti orang asing. Aku ingin menjelaskan semua kesalahpahaman ini padamu "
" Saya rasa saya tidak salah paham pak " jawab Alma dingin.
" Aku tau kamu akan bilang begitu "
Bryan menerobos masuk ke dalam rumah Alma. Alma terlihat kesal melihatnya, ia menyusul Bryan yang seenaknya duduk di kursi yang ada ditengah rumahnya.
" Apa yang bapak lakukan? bapak tidak diterima disini "
" Tarik kembali permintaan cerai mu itu "
" Haa..lucu sekali, siapa yang meminta cerai dan siapa yang meminta pembatalan pernikahan?"
" Jadi kamu salah paham karena surat itu? makanya kamu mengajukan cerai?"
" Aku salah paham? bukankah semuanya sudah jelas pak Bryan Alvaro Aditama ! kamu yang meminta pembatalan pernikahan. Itu artinya kamu yang ingin bercerai " kata Alma sinis
" Kamu.. dengarkan dulu penjelasan ku, tentang pembatalan pernikahan itu, sebenarnya..."
" Cukup pak! apa bapak pikir aku menandatangani surat cerai hanya karena itu?" tanya Alma
" Ini karena berita ku dan Selina. Itu tidak benar, aku yakin kamu akan percaya padaku. Aku akan menjelaskan semuanya pada mu " Bryan memohon
" Baik, aku akan dengarkan "
Bryan menjelaskan tentang bagaimana ia bisa tidur sekamar dengan Selina. Malam itu Bryan minum-minum dengan rekan bisnisnya, dan ada Selina juga disana. Saat itu Bryan mabuk berat ia di papah oleh Selina, dan Bryan tidak ingat apa-apa lagi setelah itu.
Tapi pria itu yakin kalau ia tak melakukan apapun dengan Selina. Bryan bahkan berdalih foto-foto di media itu adalah palsu dan hasil editan. Mendengar kebohongan Bryan, membuat hati Alma semakin terluka.
" Editan? kamu yakin foto itu editan, pak Bryan?" tanya Alma sambil tertawa kecil dan menangis
" Iya itu hanya editan " jawab Bryan
" bagaimana bisa kamu bisa berwajah yakin seperti ini di saat kamu sedang berbohong besar? Foto itu bukan editan ! aku melihatnya sendiri, kamu tidur dengan nya tanpa sehelai benang pun ditubuh kalian !"
Deg, habis sudah! kini Bryan tak bisa berdalih apa-apa lagi. Ia menutupi kebohongan dengan kebohongan lain.
" Aku memang sudah berbohong, aku minta maaf. Tapi apa yang kamu lihat itu tidak seperti apa yang kamu pikirkan !"
" Aku tidak mau dengar lagi semua kebohongan ini, sudah cukup. Kita sudah berakhir, kakek juga sudah meninggal, kamu sudah mendapatkan warisan mu, kamu mau tinggal dan menikah lagi dengan Selina itu terserah padamu ! kamu hanya harus melepaskan ku saja " Alma menangis.
Berkali-kali Bryan mencoba memeluk Alma, memenangkan nya, menjelaskan nya pada Alma. Namun Alma tidak mau mendengar apapun lagi dari Bryan. Sudah begitu banyak kebohongan Bryan yang ia tolerir, sudah begitu banyak pula kesalahan Bryan yang ia maafkan.
Selama 2 bulan itu, Alma selalu mengalah dan memaafkan setiap kesalahan Bryan. Ia berusaha mempercayai Bryan sepenuh hatinya. Namun, hari itu kepercayaan nya sudah musnah. Hatinya sudah hancur karena tingkah Bryan dan kebohongan Bryan padanya.
Setelah memohon dan memohon, akhirnya Bryan mengalah pada Alma. Bryan menandatangani surat perceraian mereka.
Baiklah, tidak apa. Perceraian mungkin adalah awal bagi kami. Aku akan mendapatkan mu kembali.
4 hari kemudian..
Tepat saat hari wisuda Alma, tepat saat itu juga adalah hari sidang perceraian mereka. Dibalik kebahagiaan, ada kesedihan.
Sidang perceraian mereka berakhir dengan baik dan damai. Hakim juga mengabulkan permohonan cerai mereka.
Alma dan Bryan berjalan bersamaan menuruni anak tangga, yang ada di depan pengadilan agama.
" Pak Bryan tenang saja, saya akan kembalikan semua yang pernah bapak berikan pada saya "
" Tidak perlu, itu semua aku berikan untukmu. Anggap saja sebagai kompensasi dariku "
" Tolong bapak jangan mengasihani saya lagi, karena saya yang mengajukan cerai lebih dulu. Maka saya harus membayar penalti dari pembatalan kontrak. Bapak tunggulah beberapa hari, saya akan memberikan uangnya " jelas Alma dengan wajah yang dingin
" Apa harus kamu sampai seperti ini? aku tidak pernah mengasihani kamu, Alma. Aku mencintai kamu "
" Cinta? tidak ,bapak tidak cinta pada saya " Alma tersenyum pahit
" Bryan, sayang !!" teriak Selina dari kejauhan sambil melambaikan tangannya pada Bryan
" Itu pak, pacar nya udah manggil. " kata Alma menyindir
" Aku benar-benar tidak tau dia akan kesini, dan dia bukan pacarku " Bryan mengelak
" Mau bapak bilang apapun saya tidak peduli dan saya sudah tidak percaya dengan bapak lagi "
" Iya benar juga, kamu sudah tidak percaya padaku sekarang..Tapi nanti kamu akan percaya lagi padaku " kata Bryan yakin
" Mungkin " Alma tersenyum sinis
" Kamu juga akan kembali padaku lagi Alma !" seru Bryan
Aku yakin kamu masih mencintai ku, dan aku yakin kamu akan kembali padaku. Tujuan pernikahan kita memang dari awal sudah salah, jadi aku akan memulai semuanya dengan tujuan yang benar. Yaitu cinta.
" Tidak "
Aku tidak mau terluka lagi Bryan, aku tidak mau terluka karena cinta ku padamu. Aku akan berusaha untuk melupakan mu.
🍂🍂🍂
Setelah perceraian mereka, setiap hari Bryan menyempatkan waktu sibuknya di kantor untuk menemui Alma. Memberikan wanita itu kejutan, bunga, coklat, tapi Alma sama sekali terlihat tidak tergerak hatinya.
Kini Alma bekerja di perusahaan milik Leon. Dan hal itu membuat Bryan tidak senang, cemburu.
Mereka berada di sebuah restoran, Alma yang sudah menjadi sekretaris Leon, mengikuti nya kemana-mana. Kebetulan saat itu Alma, Leon, Andre dan Bryan sedang mendiskusikan kerja sama kedua perusahaan terbesar di Indonesia itu.
" Jadi apakah anda setuju pak Bryan ?" tanya Leon
" Saya setuju "
Pertemuan mereka pun diakhiri dengan berjabatan tangan. Ditengah-tengah acara makan-makan yang canggung itu, Alma meminta izin ke toilet.
" Kenapa dia harus ada disini? menyebalkan ! apa-apaan lagi dia melihatku seperti itu?" Alma mencuci mukanya dan melihat dirinya sendiri di cermin.
Beberapa menit kemudian, Alma keluar dari toliet wanita. Ia terkejut melihat Bryan sedang bersandar di dinding seperti menunggu seseorang.
Wanita itu berjalan lurus saja mengabaikan Bryan. Bryan kesal melihatnya dan menarik tangan Alma.
" Hey ! apa kamu masih menganggap ku manusia?!" tanya Bryan kesal dengan sikap Alma.
" Maaf pak, saya tidak melihat bapak ada disana " Alma menepis tangan Bryan
" Aku ingin bicara denganmu "
" Apa ini soal pekerjaan?" tanya Alma
" Bukan, ini soal kita "
" Oh, kalau itu sih sudah tidak ada yang bisa di bicarakan lagi. Saya permisi " Alma tersenyum kalem dan melangkah pergi
" Maju lagi satu langkah ke depan, aku bersumpah akan menyeret mu dengan paksa !"
" Apa bapak mengancam saya?" tanya Alma, menghentikan langkah nya. " Sayang sekali, itu tidak mempan lagi untuk saya "
Alma terus melangkah, Bryan semakin kesal. Ia menggendong Alma di bahunya dengan paksa. KYAA!!
" Pak Bryan? anda sudah gila ya?!!" tanya Alma kaget
Apa yang dia lakukan di tempat umum seperti ini?
Beberapa pengunjung di restoran itu melihat ke arah Alma dan Bryan. Lalu membisikkan sesuatu.
" Kalau kamu tidak mau menurut, aku akan mencium mu "
" Pak Bryan !"
Bau alkohol? apa dia mabuk?
Bryan mendekatkan wajahnya ke wajah Alma. Akhirnya Alma menurut pada Bryan dan mengikuti nya, karena banyak orang yang melihat disana. Mereka pun berada di dalam mobil Bryan.
" Jadi, apa yang mau bapak bicarakan? " tanya Alma
" Alma aku mencintaimu " kata Bryan sambil tersenyum bodoh dan matanya sayup-sayup
" Bapak mengajak saya kesini hanya untuk mengatakan itu? "
Seperti nya dia benar-benar sudah mabuk.
" Saya akan mengantar bapak pulang, ini kebaikan saya yang terakhir untuk bapak "
Dengan susah payah, Alma memindahkan tubuh Bryan yang sudah setengah sadar itu ke kursi sebelahnya. Ia mengambil kunci mobil Bryan dan duduk di kursi kemudi. Alma sempat mengetik pesan pada Leon, bahwa ia pulang duluan dari restoran.
Alma tidak tega melihat Bryan yang sudah mabuk berat. Ia pun menyetir, mobil itu berjalan menuju ke rumah pribadi Bryan.
...---***---...
aku mampir kak