apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. kdrt
" tidak ada luka dalam hanya lecet saja, tidak perlu khawatir "ucap dokter setelah memeriksa Nadhira.
" kalau begitu saya permisi dulu "ucap dokter sambil beranjak pergi.
" makasih dok "ucap Nadhira
" yasudah ayok pulang "ucap Gibran sambil membantu Nadhira turun dari ranjang.
" bisa jalan kan ?"tanya Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" iya "ucap Nadhira sambil berjalan keluar dari ruang UGD.
Sampai di depan mereka melihat sudah ada pak Haris dan buk Laras yang baru datang.
" kamu tidak apa-apa ?"tanya pak Haris sambil menghampiri Nadhira.
" aku baik-baik saja kok pa "ucap Nadhira
" syukurlah "ucap pak Haris yang merasa lega.
" kau tidak hati-hati sih makanya jatuh dari tangga "ucap buk Laras dengan sinis.
" dasar menyebalkan, dia pikir aku sengaja mau jatuh dari tangga apa ?"gerutu Nadhira yang merasa kesal.
" namanya juga musibah, sudah ayok kita pulang "ucap pak Haris sambil beranjak pergi.
" ayok "ucap Gibran sambil menatap kearah istrinya, Nadhira pun berjalan menuju parkiran dengan kesal.
( 30 menit kemudian ) mereka pun sampai di rumah.
" kau tidak apa-apa kan ?"tanya Sandra begitu Nadhira masuk kedalam rumah.
" lain kali hati-hati ya, syukur kamu tidak mengalami luka yang parah "ucap Sandra lagi yang berlagak sok peduli.
" pinter banget nih ulat Keket nyari muka "ucap Nadhira sambil menatap malas kearah Sandra yang berlagak sok baik kepadanya.
" ayok "Gibran mengajak istrinya ke kamar.
Nadhira menaiki tangga dengan pelan-pelan sambil memperhatikan satu persatu anak tangga.
" aku yakin kakiku terpeleset karena menginjak minyak, tapi sekarang kok enggak ada sih minyaknya ?"ucap Nadhira sambil memperhatikan dengan teliti.
" kau sedang apa ?"tanya Gibran sambil menoleh kearah istrinya yang seperti sedang mencari sesuatu.
" tidak ada "ucap Nadhira sambil melanjutkan langkahnya melewati Gibran yang sedang menatap bingung kearahnya.
" sekeras apapun kau mencarinya kau tetap tidak akan menemukan minyak disana, karena sudah aku pel dengan bersih "ucap Sandra sambil tersenyum menyeringai.
Sampai di dalam kamar Nadhira langsung merebahkan dirinya di atas kasur, badannya terasa sakit semua akibat jatuh dari tangga.
" aku berangkat ke kantor dulu "pamit Gibran sambil menghampiri istrinya.
" hmmm "ucap Nadhira sambil memejamkan matanya,Gibran mengambil ponselnya lalu berjalan keluar kamar.
" hah "Nadhira menghela nafas panjang sambil kembali membuka matanya.
" perasaan ku saja atau emang bener ada yang menumpahkan minyak di tangga ?"ucap Nadhira yang masih kepikiran bagaimana ia bisa terjatuh dari tangga.
" tok tok tok "terdengar suara ketukan pintu
" ya masuk "ucap Nadhira sambil duduk bersandar di bahu ranjang.
" ini sarapannya non "ucap bibik sambil masuk kedalam kamar Nadhira.
" tapi saya tidak minta sarapannya di antar ke kamar "ucap Nadhira sambil menatap kearah pelayan.
" den Gibran yang nyuruh non "ucap bibik sambil meletakkan nampan makanannya di atas kasur.
" oh "ucap Nadhira sambil mengangguk mengerti.
" yasudah bibik balik ke dapur dulu non "ucapnya.
" makasih ya bik "ucap Nadhira sambil tersenyum.
" sama-sama non "ucap bibik sambil pergi.
" perhatian juga si beruang kutub "ucap Nadhira sambil mulai menikmati sarapannya.
...**...
bosan terus rebahan Nadhira pun turun dari ranjang lalu berjalan kearah balkon kamar.
ia berdiri di pagar pembatas balkon sambil menatap kearah langit yang terlihat mendung seperti mau turun hujan.
Nadhira menatap kearah gerbang dan melihat Gibran sudah pulang dari kantor, Gibran memarkirkan mobilnya di depan rumah lalu turun dari mobil barengan dengan Sandra.
" makasih ya udah kasih aku tumpangan "ucap Sandra sambil tersenyum senang.
Gibran hanya mengangguk sambil masuk kedalam rumah.
" dasar ulat Keket "gerutu Nadhira yang melihat mereka dari balkon kamar.
tiba-tiba rintik hujan mulai turun membasahi bumi, Nadhira pun segera berlari masuk kedalam kamar.
Nadhira duduk di atas kasur sambil menatap kearah punggung Gibran yang menghilang di balik pintu kamar mandi.
" si ulat Keket pasti sekarang besar kepala tuh karena bisa pulang bareng si beruang kutub,dasar menyebalkan !"gerutu Nadhira yang merasa kesal.
" klek "Gibran keluar dari kamar mandi lalu menoleh sekilas kearah istrinya yang terlihat kesal.
" kau kenapa ?"tanya Gibran sambil mengambil bajunya.
" bukan urusanmu "ucap Nadhira dengan ketus sambil pergi ke kamar mandi.
melihat tingkah istrinya Gibran hanya menggelengkan kepalanya sambil lanjut memakai bajunya.
setelah itu Gibran duduk di atas kasur sambil bermain ponselnya,ia menoleh kearah istrinya yang ikut naik keatas kasur dengan wajah cemberut.
Nadhira menarik selimut lalu tidur sambil membelakangi Gibran,ia menatap kearah jendela dan melihat hujan turun semakin deras saja.
" jgeer…"tiba-tiba petir menyambar dengan keras membuat Nadhira terkejut.
iapun langsung bangun dan duduk bersandar di bahu ranjang sambil sambil memeluk erat selimutnya.
Gibran menyimpan ponselnya di atas meja lalu beranjak bangun.
" mau kemana ?"tanya Nadhira sambil menarik tangan Gibran.
" mau ke bawah "ucap Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" disini saja aku takut "ucap Nadhira sambil menarik Gibran untuk kembali duduk di atas kasur.
" bilang aja kau sedang nyari kesempatan "ucap Gibran sambil kembali duduk bersandar di bahu ranjang.
" yasudah pergi aja sana "ucap Nadhira dengan kesal sambil melepaskan pelukannya di tangan Gibran.
" tadi yang nyuruh aku untuk tetap disini siapa ?"tanya Gibran lagi yang sengaja ingin menggoda istrinya.
" kau itu emang nyebelin ya ?"gerutu Nadhira dengan kesal sambil menarik rambut Gibran.
" argh..."Gibran pun meringis kesakitan sambil berusaha menarik tangan Nadhira dari rambutnya.
" aku bisa melaporkan mu atas tindakan kdrt tau "ucap Gibran membenarkan rambutnya.
" cih !"mendengar itu Nadhira hanya berdecak kesal sambil menatap kearah lain.
( hening ), keduanya pun duduk terdiam tanpa ada yang berbicara.
" apa kepalamu masih sakit ?"tanya Gibran setelah lama terdiam.
" enggak usah sok peduli deh "ucap Nadhira dengan ketus.
" terserah kau saja lah "ucap Gibran menghela nafas panjang sambil merebahkan dirinya di atas kasur.
" aa.."Nadhira berteriak terkejut saat suara petir kembali menyambar dengan kilat berwarna putih.
iapun menarik selimut dan ikut berbaring di atas kasur.
Gibran yang melihat itu hanya tersenyum tipis,lalu ia bergeser sambil menarik Nadhira kedalam pelukannya.
Nadhira pun berbalik sambil menatap kearah Gibran, keduanya pun terdiam sambil menatap.
" cup "Gibran mencium pipi istrinya.
" enggak usah nyari kesempatan deh "gerutu Nadhira sambil memukul Gibran.
" dari tadi kau terus menatap kearah ku apa itu artinya kalau bukan minta dicium "ucap Gibran lagi.
" siapa juga yang minta dicium ? Otakmu saja yang ngeres "ucap Nadhira dengan ketus.
" oh ya ?"ucap Gibran menarik pinggang Nadhira supaya lebih dekat dengannya.
" kau jangan macam-macam ya "ucap Nadhira dengan gugup melihat wajah Gibran semakin dekat dengannya.