NovelToon NovelToon
Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Poligami / Janda / Harem / Ibu Mertua Kejam / Tumbal
Popularitas:64.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hayisa Aaroon

Di Era Kolonial, keinginan memiliki keturunan bagi keluarga ningrat bukan lagi sekadar harapan—melainkan tuntutan yang mencekik.
~
Ketika doa-doa tak kunjung dijawab dan pandangan sekitar berubah jadi tekanan tak kasat mata, Raden Ayu Sumi Prawiratama mengambil jalan yang tak seharusnya dibuka: sebuah perjanjian gelap yang menuntut lebih dari sekadar kesuburan.
~

Sementara itu, Martin Van der Spoel, kembali ke sendang setelah bertahun-tahun dibayangi mimpi-mimpi mengerikan, mencoba menggali rahasia keluarga dan dosa-dosa masa lalu yang menunggu untuk dipertanggungjawabkan.

~

Takdir mempertemukan Sumi dan Martin di tengah pergolakan batin masing-masing. Dua jiwa dari dunia berbeda yang tanpa sadar terikat oleh kutukan kuno yang sama.

~

Visual tokoh dan tempat bisa dilihat di ig/fb @hayisaaaroon. Dilarang menjiplak, mengambil sebagian scene ataupun membuatnya dalam bentuk tulisan lain ataupun video tanpa izin penulis. Jika melihat novel ini di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayisa Aaroon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Hierarki Dalem Prawirataman

"Diajeng tahu Kangmas tidak suka dibantah,” bisik Soedarsono dengan mengecup lembut pipi sang istri, lalu mengeluarkan amplop cokelat tebal dari tas kulitnya. “Ini jatah untuk bulan ini. Kangmas pergi dulu. Hati-hati di jalan nanti."

Sumi mengangguk dan mengiringi suaminya hingga ke halaman depan, di mana kereta kuda sudah menunggu.

Begitu kereta berlalu, sosok anggunnya berubah tegas. Ia berbalik, memanggil Mbok Sinem yang sejak tadi menunggu di emperan.

“Mbok … kumpulkan semua orang …!”

Sebagai garwo padmi, ia bertanggung jawab mengatur seluruh urusan rumah tangga Dalem Prawirataman, termasuk pembagian uang bulanan untuk para garwo ampil dan pengelolaan para abdi.

Hari ini adalah tanggal lima, hari pembagian uang bulanan. Seluruh istri dan para kepala abdi sudah menunggu di ruangan tengah.

Pariyem duduk dengan anggun di sudut ruangan, mengenakan kebaya merah muda yang terlalu ketat untuk tubuhnya yang gemuk.

Di sampingnya duduk Lastri, istri kedua yang lebih senior—perempuan berusia dua puluh lima tahun yang lebih pendiam dan tahu diri.

Saat Sumi memasuki ruangan, semua orang membungkuk dengan dua tangan membentuk sembah.

Bahkan Pariyem yang biasanya kurang ajar pun terpaksa menunjukkan kesopanan, meski matanya memperlihatkan ketidaksukaan.

"Selamat pagi," sapa Sumi tenang, duduk di kursi utama. "Mari kita mulai pembagian bulanan."

Sumi mengeluarkan buku catatan kecil dan mulai membacakan pembagian uang untuk berbagai keperluan rumah tangga.

Sebagai garwo padmi, ia memiliki wewenang penuh atas keuangan keluarga, termasuk mengatur berapa banyak uang yang boleh diterima oleh para garwo ampil.

"Untuk Lastri, uang belanja bulan ini sama seperti bulan lalu, lima puluh gulden," ucap Sumi, menyerahkan uang pada Lastri yang menerimanya dengan sopan dan terima kasih.

"Untuk Pariyem," Sumi menatap perempuan muda itu, "uang belanja bulan ini empat puluh gulden, turun sepuluh gulden dari bulan lalu."

Wajah Pariyem seketika berubah merah. "Ngampunten, Ndoro Ayu … tapi kenapa turun?" tanyanya dengan nada protes yang ditahan.

"Karena bulan lalu kau banyak melanggar aturan dalem," jawab Sumi tenang. "Padahal sudah diajarkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang garwo ampil di dalem."

Pariyem menunduk, ingin membantah tapi tidak berani. Sebagai garwo ampil–istri selir, posisinya dalam hierarki rumah tangga jelas di bawah garwo padmi.

Meski mendapat perhatian lebih dari suami, secara hukum adat Jawa ia tetap tidak memiliki hak yang sama dengan istri utama.

"Saya tidak akan melanggar lagi, Ndoro Ayu," ucapnya dengan suara manis yang dipaksakan. "Bulan depan tolong kembalikan seperti semula."

"Kita lihat dulu perilakumu bulan ini," jawab Sumi, tegas namun tetap tenang. "Dan satu hal lagi, mulai hari ini saya tidak mengizinkan siapa pun menggunakan abdi dalem untuk keperluan pribadi tanpa izin saya. Semua jadwal abdi harus melalui saya."

Peraturan baru ini jelas ditujukan untuk Pariyem yang sering memerintah para abdi seenaknya, membuat beberapa pekerjaan rumah terabaikan. Wajah istri muda itu kembali memerah, tapi ia hanya bisa mengangguk patuh.

Lastri, yang lebih mengerti tata krama, tetap menunduk sopan. Ia tahu betul posisinya sebagai garwo ampil dan selalu menghormati Sumi sebagai garwo padmi.

Tidak seperti Pariyem yang masih baru dan ambisius, Lastri lebih mementingkan keharmonisan rumah tangga.

Setelah pembagian uang selesai dan semua orang meninggalkan ruangan, Sumi memanggil Mbok Sinem.

"Mbok, siapkan kereta kecil. Panggil Pak Karto dan Mbah Joyo. Kita akan ke Kedung Wulan."

"Kedung Wulan?" mata tua Mbok Sinem membulat kaget. "Tempat angker itu, Ndoro?"

"Ya, Mbok. Ada yang harus saya lihat di sana."

Setengah jam kemudian, kereta melaju ke arah selatan kota. Mbok Sinem menemani di dalam kereta, sementara Pak Karto menunggang kuda di samping kereta dan Mbah Joyo duduk di samping kusir.

Perjalanan ke Kedung Wulan memakan waktu hampir satu jam, melewati jalan-jalan kampung yang sempit dan berbatu.

Semakin mereka mendekati tempat tujuan, semakin sunyi jalanan yang mereka lewati. Tidak ada rumah penduduk, hanya pepohonan lebat dan semak belukar.

Kereta berhenti di ujung jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan. Dari sini, mereka harus berjalan kaki sekitar lima ratus meter untuk mencapai area Kedung Wulan.

"Ndoro yakin ingin ke sana?" tanya Mbah Joyo ragu. "Tempat itu sudah lama tidak ada yang berani mendekati."

"Saya harus ke sana, Mbah," jawab Sumi tegas. "Saya ingin membelinya, untuk usaha ikan. Tempat itu paling cocok, katanya air tidak pernah kering di sana meski musim kemarau."

Dengan hati-hati, mereka menyusuri jalan setapak yang hampir tertutup semak. Pak Karto berjalan di depan, membawa golok untuk membuka jalan.

Mbah Joyo mengikuti dengan membawa tongkat, siap menghadapi binatang berbahaya. Sumi berjalan di tengah, diikuti Mbok Sinem yang terus merapalkan doa-doa dalam bisikan pelan.

Setelah berjalan cukup jauh, hutan mulai merapat. Pepohonan semakin tinggi dan rindang, menghalangi sinar matahari.

Suasana menjadi remang dan lembap. Entah kenapa, meski di luar panas terik, area ini terasa dingin dan basah. Tanah yang mereka pijak pun mulai terasa basah.

"Kita sudah dekat," ucap Mbah Joyo. "Saya masih ingat tempat ini, dulu orang-orang sering kemari."

Beberapa meter ke depan, pepohonan semakin jarang, membuka ke sebuah cekungan tanah yang lebih rendah.

Di sana, di antara semak belukar tinggi dan pohon-pohon yang merunduk, terlihat genangan air gelap yang cukup luas.

"Itu Kedung Wulan, Ndoro," bisik Pak Karto, suaranya terdengar gentar. "Sendang keramat."

Sumi melangkah lebih dekat, matanya memperhatikan sendang itu dengan seksama. Air berwarna kehitaman karena tertutup lebatnya bayangan pepohonan, namun tidak berbau busuk. Justru ada aroma aneh—seperti campuran tanah basah dan wangi bunga yang samar.

"Mbah Joyo," panggil Sumi pelan. "Apa Mbah tahu cerita tentang tempat ini?"

Mbah Joyo mengangguk perlahan. "Sedikit, Ndoro. Dulu tempat ini dikeramatkan. Orang-orang datang untuk meminta berkah kesuburan. Konon, air sendang ini bisa menyembuhkan berbagai penyakit, terutama yang berkaitan dengan keturunan."

"Tapi kemudian jadi angker?" tanya Sumi.

"Ya, Ndoro. Setelah gadis Belanda itu ditemukan tewas di sini. Ada yang bilang dia dibunuh, ada yang bilang dia bunuh diri karena patah hati. Tapi yang pasti, sejak saat itu banyak kejadian aneh di sekitar sendang."

Sumi mengedarkan pandangannya. Kedung Wulan sebenarnya tidak terlalu besar, mungkin hanya seluas sepertiga lapangan pendopo kadipaten. Tapi kedalamanya tidak terlihat jelas karena airnya yang hitam pekat.

"Saya akan membeli tanah ini," ucap Sumi tegas.

Ketiga abdinya saling pandang dengan tatapan cemas. Namun tidak ada yang berani membantah keputusan majikan mereka.

Tanpa disadari siapa pun, permukaan air sendang beriak pelan, seolah merespons ucapan Sumi. Di perutnya, sensasi bergerak itu kembali terasa—kini lebih kuat dan lebih pasti.

1
𝗧𝗘𝗥 𝗝𝗔𝗘-𝗝𝗔𝗘🥳
ini Kusuma iniii bener-bener orang yang gila jawabatan dan kekuasaan, herann jabatan bupati gak boleh jatuh ke orang lain, harus keluarga sendiri 🙄🙄🙄
Amelia Puji Rahayu
meskipun g punya jabatan bukan berarti Sudarsono akan berhenti,bisa jadi nanti kanjeng mami berbalik mendukung Sudarsono untuk ngerebut Sumi lg
Tati st🍒🍒🍒
bisa2 dia gila kalau salah satu anaknya gagal laguh jadi bupati....apa bener istri ke 3 soudarsono hamil,jangan2 bukan anak sodarsono🤭
Amaryn
Makin seruu inii ….lanjut thoorr 😍😍😍
FiaNasa
kanjeng ibu gak putus asa nih,mau pake cara licik..ayo tuan van der spoel lawan terus mereka,,gunakan kecerdasan tuan van der spoel untuk melawan kelicikan kluarga prawiratama
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅
eeellahhh dalahhh ,
Kusumawati gila hormat,
anak yg di banggakan mundur dari bupati milih anak dari garwo ampil ,
segampang itu ?
jabatan bupati itu warisan apa maksudnya ,
yg bisa di ambil secara turun temurun ,
harapan keluarga spoel ya pasti Sumi menjadi menantu sah , resmi istri Martin
rintangan apa yg bakal dihadapi Sumi dan Martin
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅: endak percoyo ,bisa jadi dia hamil sama laki2 lain ,atau bisa karangan saja
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅: enjehhh ndoroo
🤭
total 4 replies
Anggita 2019
kyknya Pariyem hamil sama cowok lain x
Amaryn: Sama niiy sepemikiran…Sumi ama Lastri susah bener hamil nya …tetiba Iyem dah hamil ajaa
total 1 replies
Amara
ehh ..menteri pertanian disuruh alih profesi jadi bupati, salah jabatan ini Kanjeng Kusumawati...
Bila hati tak ingin kehilangan semua dalam sekejap apapun akan di laksana kan,sebagai pengganti Soedarsono semoga tidak berbuat di luar batas.

Vander spoel ,tetap waspada seperti kata Dekker....
ada harimau terluka, yang di selimuti kuasa kegelapan.
pelan tapi pasti Soedarsono, akan membalas semua dengan lebih berani dan licik.
Amara: owalah salah baca saya ndoro 🙈, dulu zaman saya kecil mantri itu setara dokter,mohon maaf kalau salah mengartikan ,ternyata ada mantri 2 juga di bidang lain.
matursembah nuwun ,pencerahannya🙏
Hayisa Aaroon: mohon maaf, bukan menteri tapi mantri 😄🙏
total 2 replies
Mami Eni
22:18
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
walah dalah kok yaa lgsg ada penganti sihh
dan lastri kann tau juga rasanya jd sumi too klo sumi smpe 15th
lah plg situ 5 than yaa

tp si pariyem kok bisa hamil ada misteri apa coba kok smpe g bisa hamil
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndini Andana: kek nya sih gitu.. /Shy//Slight/
#gosippagi
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈: bisa jadi yaaa gtu
total 3 replies
mbok e Gemoy
sepertinya kanjeng ibu pandai memanipulasi data??atau punya bestie yang bisa mengatur semuanya??
mbok e Gemoy
jangan gitu nian lah buk,mungngkin lastri sama sumi korban dari ibunya pariyem loh,
biasanya kalau cerita ndoro tuh suka gak ketebak
mbok e Gemoy
serius beneran hamil???
mbok e Gemoy
kalimat yang menyuratkan hal besar akan terjadi
Nina Puspitawati
langit runtuh
Amara
katone Kanjeng Ibu bekingane Soedarsono jeng, sebagai ibu yang "gila hormat" pasti akan berupaya dengan segala cara ,daya dan upaya buat melenggangkan langkah Soedarsono buat jadi bupati dan sebisa mungkin melanggengkan kekuasaan berpusat pada dirinya 😊.

wes su'udzon tenan iki karo kanjeng kusumawati .
pangapurane nggih ibu
Amara: lhaiyo to kog bisa ngono,aku kerep ngono kui jal
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅: nyasarr ndoroo 🤣
total 4 replies
Titik Luk Aida
bagus ndoro setiap konflik ada solusinya bikin deg degan tapi tetep bersemangat Krn pemecahan masalah nya yg jenius.
sat set pancal sana pancal sini,,,
Tati st🍒🍒🍒
lanjut
gaby
Crita yg sangat bagus, minim typo. Bener2 crita yg klasik yg mengaduk emosi
Hayisa Aaroon: Suwun, Ndoro 😍🙏
total 1 replies
gaby
Pengen tau dampak dr gagalnya Soedarsono jd Bupati bagi emaknya. Mudah2an langsung stroke & ga ada yg mau ngurusin, jgn langsung mati, biar dia tersiksa pelan2. Dan mudah2an pernikahan Sumi segera di legalkan secara hukum, lalu hamil. Agar smua masyarakat terutama mantan suami & mertuanya tau siapa yg mandul sebenarnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!