"Jangan berharap jika aku akan memperlakukan kamu sebagaimana mestinya seorang istri. Karena kamu tahu bukan, jika aku terpaksa menikah denganmu karena permintaan kedua orang tuaku. Dan kamu tahu aku sudah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai"ucap lelaki itu dengan penuh rasa emosi dan penekanan.
HAYKAL AZRIL ANSA itulah nama suamiku. Orang yang sangat aku cintai. Tapi tidak dengannya,saat ini ia sangat membenciku karena aku yang bersedia menjadi istrinya.
Dulu, sebelum orang tua kak Azril mengutarakan niatnya untuk menjadikan aku sebagai menantunya, kak Azril lah tempat aku selalu berbagi cerita.
Kak Azril akan sangat marah jika ada orang yang membuat aku menangis.
Tapi saat ini ialah penyebab semua tangisanku.
"Aku akan terus bersabar bahkan sampai kesabaran itu sendiri lelah dengan kesabaranku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua puluh lima
Ayah duduk disamping tempat tidur bunda dengan tangan yang terus menggenggam tangan bunda. Lesha lalu meminta ayah buat istirahat di rumah saja. Lesha tidak ingin ayah jadi jatuh sakit.
Ayah tampak letih dengan kantung matanya, Azril tahu ayah pasti tidak tidur memikirkan dirinya.
"Ayah, sebaiknya ayah istirahat aja dirumah. Biar Lesha dan Kak Azril yang menjaga bunda"
"Kamu tak apa apa menjaga bunda dengan Azril"
"Nggak apa ayah, ayah pulang aja. Besok baru ayah kesini lagi"
"Baiklah, ayah pulang dulu"
"Biar aku antar ayah"ujar Azril
"Nggak usah, ayah pakai taksi aja. Kamu jaga bunda dengan Lesha "
Ayah pergi meninggalkan rumah sakit. Setelah ayah pergi Lesha mencoba memejamkan matanya kembali. Tak berapa lama lesha tertidur.
Azril mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Alesha yang tampak kedinginan karena pendingin ruangan.
"Alesha, mengapa ketika kita memutuskan akan berpisah baru aku menyadari betapa kamu sangat berarti bagiku. Tapi aku sadar, aku tak pantas buatmu. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari diriku"
"Lesha, kamu makan dulu ya. Ini sudah malam"ucap Azril sambil mengguncang pelan bahu Alesha
Alesha membuka matanya, dan melihat Azril yang tersenyum sambil memegang sepiring nasi beserta lauknya.
"Dari mana kak Azril dapat nasi itu"
"Kak Azril pesan di kantin"
"Tapi aku nggak lapar kak. Kakak aja yang makan"
"Kamu harus makan, kak Azril nggak mau nati kamu juga sakit. Atau kak Azril suapin ya. Kamu nggak boleh telat makan, nanti maag kamu kambuh"
Alesha memandangi wajah Azril dengan intens, ia kembali melihat Azril yang dulu lagi, yang penuh perhatian.
"Kenapa sha, memandangi kak Azril seperti itu"
"Apa yang kak Azril katakan dengan bunda, kenapa bunda sampai pingsan "ucap Alesha mengalihkan pembicaraan
Azril akan mengatakan sesuatu, ketika tangan bunda memegang tangan Alesha. Alesha yang merasakan tangannya digenggam langsung menghadap bunda.
"Bunda... bunda sudah sadar.."
"Lesha... "ucap bunda pelan.
"Apa bunda...."
"Lesha, maafkan anak bunda,Azril... "
"bunda, Lesha sudah memaafkan kak Azril.. "
"Maafkan bunda... "ucap bunda dengan berurai air mata.
"Bunda,jangan menangis. Bunda tidak ada salah, mengapa bunda harus minta maaf. Bunda, Lesha mohon jangan lagi minta maaf. Karena bunda tidak pernah ada salah. Sekarang bunda lebih baik istirahat, jangan banyak pikiran... "ucap Lesha sambil memeluk tubuh bunda.
Azril yang melihatnya,tampak menahan air mata yang jatuh dipipinya.
"Maafkan Azril bunda,tak ada niat Azril membuat bunda kecewa seperti ini. Azril tidak pernah berpikir jika apa yang aku lakukan pada Alesha juga menyakiti ayah bunda"
Bunda melihat Azril yang berdiri di samping Alesha. Dari raut wajahnya, tampak bunda sangat kecewa dengan Azril.
"Azril... "panggil bunda pelan.
Azril lalu mendekat ke tempat bunda. Ia ingin menggenggam tangan bundanya tapi ditepis bunda.
"Bunda... "
"Kembalilah secepatnya ke Jakarta. Saat ini bunda tak ingin melihat wajahmu. Bunda sangat kecewa sama kamu. Kamu jangan pernah mengganggu Lesha lagi. Sudah sepantasnya Lesha minta cerai denganmu, jika ia masih memaafkan kamu, bunda sendiri yang meminta Lesha cepat berpisah denganmu jika bunda tahu masalah kalian berdua seperti ini"
"Bunda maafkan Azril "
"Pergilah secepatnya, melihat kamu membuat bunda kecewa dan merasa bersalah pada Lesha. Bunda tak dapat membayangkan sakit hatinya Lesha padamu"
"Bunda, aku memang salah. Tapi aku mohon bunda jangan mengusirku. Aku ingin merawat bunda"
"Biarkan Alesha yang merawat bunda.. "
"Bunda, apa yang harus aku lakukan agar bunda memaafkan salahku "
"Ceraikan Lesha dan jangan pernah hadir lagi dikehidupannya. Beruntung kamu belum menyentuh Lesha, jadi ia bisa mencari lelaki baik yang pantas buatnya"
"Baiklah bunda, aku akan pergi jauh dari kehidupan Lesha, tapi aku mohon bunda biarkan aku merawat bunda sampai sembuh"
"Bunda sudah sembuh, jika kamu masih di samping bunda saat ini, bunda takut bunda tak biasa menyembunyikan kebenaran ini dari ayahmu. Kamu tahu ayah, bagaimana kerasnya ayahmu. Saat ini aja ia belum tahu apa yang telah kamu lakukan pada Lesha, ia sudah begitu marahnya, apa lagi ia tahu kenyataan sebenarnya "
"Bunda.. apa yang bunda omongkan ini. Kenyataan apa.. "tanya lesha kaget
"Azril sudah mengatakan semuanya lesha. Tentang bagaimana ia bersikap padamu selama pernikahan ini dan penyebab kamu menggugat cerai"
"Bunda,jadi ini yang membuat bunda pingsan. Bunda aku harap bunda jangan terlalu memikirkan ini semua, karena aku dan kak Azril sudah sama sama memaafkan dan kami juga sudah berjanji akan berpisah baik baik, kami akan mencoba menata hidup masing masing. Doakan kami mendapatkan kebahagiaan, walau tidak bersatu"
"Lesha, kamu wanita yang baik. Bunda yakin Azril suatu saat akan memyesal karena telah menyakiti kamu. Ia akan menyesali perpisahan ini. "
"Bunda, saat ini aku yakin perpisahan jalan yang terbaik. Agar tidak ada lagi hati yang terluka dan sakit "
"Bunda, aku pamit. Aku harap bunda cepat sembuh dan aku mohon maaf yang sebesar besarnya karena telah membuat bunda kecewa padaku. Aku sayang bunda. ..."ujar Azril mencium tangan bunda dan meninggalkan ruang itu.
Azril duduk di taman rumah sakit. Ia menangis mengingat wajah kecewa bunda.
"Bunda, aku tak mengira aku akan membuat bunda sangat kecewa begini. Aku memang egois selama ini. Aku hanya memikirkan kebahagiaan aku. Aku pikir hanya Lesha yang akan terluka jika aku mengakhiri pernikahan ini tapi ternyata ayah bunda juga, dan terutama aku sendiri. Bunda aku juga kecewa dan benci dengan diriku sendiri. Aku tak pernah mengira jika aku ini ternyata hanya lah seorang pecundang "
Setelah puas menangis Azril mengambil mobilnya, ia melajukan mobil ke arah rumahnya. Ayah sedang melamun ketika ia sampai di rumah.
"Ayah... "panggil Azril,mengagetkan ayahnya.
"Ayah, aku pamit ke Jakarta. Aku minta maaf karena tidak bisa menjadi anak yang ayah banggakan,aku sudah membuat ayah bunda kecewa. "
"Pergilah, mungkin dengan kamu jauh dari ayah dan bunda, kamu dapat merenungi semua kesalahan kamu"
Azril menyalami dan mencium tangan ayahnya dan mengambil tas kopernya. Azril meninggalkan rumahnya malam itu juga.
Ayah melihat kepergian Azril sampai ia menghilang.
"Azril, ayah memang sangat kecewa denganmu. Tapi ayah tahu kamu juga sebenarnya juga terluka dengan semua ini. Ayah dapat melihat banyak cinta dimatamu buat Lesha. Dan ayah tahu itu, dari dulu sebenarnya kamu juga sudah sangat mencintai Lesha. Tapi kamu tak mau mengakuinya karena kamu malu, kamu terlanjur menganggap Lesha hanya sebagai adikmu. Ayah berharap jika suatu hari nanti kamu dan lesha bisa kembali bersatu. Mungkin perpisahan kalian saat ini akan dapat menguji seberapa besarnya rasa cinta kalian.. Mungkin kalian harus berpisah dulu sebelum ditemukan kembali lagi"
*********************
Terima kasih untuk semua pembaca setia novel ini
