Imma Anjani adalah gadis yang baru duduk di bangku SMU kelas 11 menjalankan amanah ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia untuk menjaga Adik nya Faro Sanjaya dengan status putra nya.
Imma harus melindungi Faro Sanjaya dari ketua mafia terbesar di Asia tenggara yang memiliki dendam lama dengan kakek kandung Faro yaitu Tomy Sanjaya
Perjuangannya Imma tidak lah mudah, karena dia harus meninggalkan segala cita-cita, masa depan impiannya hanya untuk Faro.
Perjuangkan itu sedikit demi sedikit berkurang setelah bertemu dengan pujaan hatinya Kenzie Wiguna, yang tulus mencintai Imma satu paket dengan putranya Faro, berjuang bersama dalam satu keluarga demi melindungi putra nya
Dengan ikatan cinta yang tulus dalam keluarga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hidup.
mari kita simak cerita selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muda Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Berkunjung ke Kantor Papi Bastian
"Boleh kah Faro ikut Akung Papi dan Uthi Mami untuk beli es krim umi?" tanya Papi Bastian.
"Faro mau ikut Akung Papi beli es krim dan lihat tempat kerja Abi Ken?" tanya Papi Bastian kepada Faro.
Faro hanya menatap sendu umi nya berharap di ijinkan oleh umi nya.
"Boyeh tah umi?" celoteh Faro.
"Faro mau ikut kah, tapi disana tidak boleh merepotkan Akung Papi ya" nasehat Imma.
"Tetapi Faro mandi dulu bau" Pinta Imma sambil menutup hidungnya pura pura.
"Iya umi, Akung Papi tama uthi mami tunggu Palo ya mandi dulu bial danteng" jawab Faro sambil lari ke rumah belakang.
"Biar uthi saja yang mandikan Faro" sahut uthi Marni sambil berlari menyusul Faro.
"Ya, Uthi tunggu Faro" Jawab Mami Winda senang.
"Uthi bisa tolong buatkan kue box nya umi masih mau bicara dengan calon mertua" Imma berbisik di telinga uthi Sumi.
"Ciek ciek yang mau punya mertua" goda uthi Sumi ikut berbisik juga dan berjalan ke arah toko kue.
"Akung Papi boleh bicara sebentar" pinta Imma pelan dan lirih.
"Ya tentu nak, mau bicara apa?" tanya Papi Bastian penasaran.
'Akung tahu kan, kalau umi sudah punya Faro dan tidak memiliki suami, umi takut nanti akan mencoreng nama baik keluarga Akung, dari kemarin umi sudah minta Abi Ken untuk mundur dan mencari calon yang sepadan dengan keluarga anda" jelas Imma sambil meneteskan air mata dan menunduk.
"Kemarin putri Akung juga sudah bilang kalau dia tidak akan setuju tentang hubungan umi dengan Abi Ken, lebih baik Akung pikiran kembali tentang hal ini, Umi tidak mau membuat keluarga Akung tercoreng namanya" umi menjelaskan lagi.
"Umi dengarkan Papi ya, Ken sangat mencintai umi, bagi papi jangan kan umi punya satu Faro, jika seandainya tiga Faro sekalipun akan papi terima dengan tangan terbuka, asal itu membuat Ken bahagia" Papi Bastian menerangkan kepada Imma.
"Papi tidak perduli kata orang umi, yang papi perduli kan adalah kebahagiaan kalian, lagian papi sayang banget kok sama Faro" ucap papi Bastian lagi.
"Atau umi mau cerita tentang Faro?" ajak Papi Bastian agar mau berterus terang tentang Faro.
"Maaf kalau soal Faro umi belum bisa menceritakan nya" jawab Imma sambil menangis dan menunduk.
"Sudahlah Papi tidak akan pernah memaksa mu" ucap papi Bastian.
"Apa umi tau, mami mertua mu ini dulu kelas dua SMU sudah melahirkan Kenzie, dia terpaksa berhenti sekolah sementara, setelah Ken lahir baru melanjutkan lagi, mami mu ini umur 18 tahun baru kelas 11 SMU" cerita Papi Bastian sambil memegang tangan mami Winda.
Mami Winda hanya tersenyum sambil tertunduk mendengar cerita papi Bastian.
"Bagaimana dengan pendapat anda uthi Mami?" tanya Imma kemudian.
"Apapun keadaan mu mami akan menerima dengan tangan terbuka asal Ken ku bahagia" ucap mami Winda.
"Bagaimana dengan putri anda?" tanya Imma lagi.
"Nanti mami yang menceritakan nya" janji Mami Winda.
Setelah itu datang Faro dari pintu belakang dengan gagahnya.
"Palo tudah tiaaaaap, ayo Akung, Uthi" ajak Faro dengan berharap.
"Jangan berpikiran macam-macam, positif thinking saja ya" nasehat Papi Bastian.
Akhirnya Papi Bastian yang menyetir mobil sendiri dengan hati hati dan berhenti di minimarket yang menjual es krim kesukaan Faro.
Di dalam mobil Faro di pangku oleh mami Winda sambil di interogasi Papi Bastian.
"Siapa nama pajang Faro" tanya Papi Bastian
"Palo Sandaya" jawab Faro singkat
"Kalau nama Abi Faro" tanya Papi Bastian sambil memandang mami Winda.
"Abi yang udah ke tulda atau tekalang" gantian Faro bertanya.
"Dua duanya dong" Papi Bastian bertanya lagi.
"Yang ke tulda nama na Abi Dona, tekalang Abi Ten danteng" celoteh Faro.
Mami Winda dan Papi Bastian tertawa mendengar cerita Faro.
"Mengapa tidak di makan es krim nya" gantian tanya Mami Winda.
"Nanti talau udah duduk, tidak boyeh di Mobin Akung, tidak boyeh tambin dalan" cerita Faro lagi.
Rupanya Imma menanamkan perilaku yang baik dan sopan kepada para orang yang lebih tua.
Itulah yang membuat papi Bastian sangat menyayangi Faro, anaknya ceplas-ceplos tetapi sangat pintar dan sopan kepada siapapun.
Sesampainya di kantor Papi Bastian mengajak Faro dan mami Winda bermain sebentar, lalu mengajak ke ruangan Ken.
Faro bertemu Sandi dan Anton Sahroni, dan tak lupa mencium tangan mereka dengan sopan.
Anton hanya memandangi Faro dengan hati berdebar tanpa berkata sepatah kata pun, sudah selama hampir empat tahun ini Anton hanya mengawasi nya dalam diam.
Anton menanyakan tentang Imma Anjani kepada papi Bastian karena sebentar lagi akan datang, akhirnya Anton minta ijin untuk menyiapkan rapat yang akan dilakukan di ruang rapat.
Anton sengaja ingin menghindari pertemuan dengan Imma Anjani, sampai kapan juga belum tahu, yang Anton ingat hanya amanah Dona Sanjaya harus mengawasi dalam diam.
Datang lah Imma bersama sopir Papi Bastian ke sebuah perusahaan yang megah dan menjulang tinggi gedungnya.
Hati Imma berdebar kencang, sebesar inikah perusahaan Papi Bastian, Imma hanya terkagum kagum dengan melihat gedung nya saja.
Sopir Papi Bastian langsung mengajak Imma ke lantai 11 dimana disana ada kantor Papi Bastian dan kantor Ken.
Rupanya Faro sedang duduk manis sambil makan es krim nya dengan di temani mami Winda.
Lagi lagi Imma di buat terkagum kagum melihat ruangan yang sangat mewah dan tertata rapi, semua barang didalamnya sangat mewah.
Rupanya Papi Bastian adalah seorang CEO yang benar benar kaya raya, tetapi penampilan Ken sangat sederhana selama ini Imma kenal.
Biasanya Ken hanya menggunakan celana kain dan Hem lengan panjang tetapi di lipat sampai siku.
Setelah Imma datang, papi Bastian menemui Imma sebentar dan langsung meninggalkan nya untuk menghadiri rapat.
Setelah selesai makan es krim Imma dan Faro diajak ke ruangan kantor Ken yang berada di sebelah kantor Papi Bastian.
"Ini nak, kantor Ken" ucap mami Winda.
Imma langsung tertegun melihat foto nya bersama Faro sama persis seperti yang ada di ruang keluarga Imma yang tergabung di dinding kantor Ken.
Mami Winda sebetulnya juga kaget ada foto itu, karena saat tiga bulan yang lalu Mami Winda masuk kantor Ken belum ada foto itu.
Sudah sore akhirnya Imma pamit pulang, papi Bastian masih rapat, Imma hanya pamit kepada mami Winda, dan nitip pesan mohon di pamit kan.
Tetapi Imma dilarang pulang menggunakan mobil online, harus di antar oleh sopir Papi Bastian itu pesan nya sebelum rapat tadi.
Mami Winda masih menunggu Papi Bastian rapat, dengan duduk di kantor Papi Bastian, Mami Winda menangis tersedu sedu setelah kepergian Imma dan Faro tadi.
"Mengapa Mami menangis lagi?" tanya papi Bastian.
_____________________
naaaaah Lo.......
mengapa Mami masih menangis.....
jawabannya di bab berikutnya ya....
jangan lupa like vote dan komentar trims.
ketawa.sampai.keras.perutku
.kretttt...kreeeeetttt🤣🤣🤣