NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Tersiksa

Pembalasan Istri Tersiksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Menantu Pria/matrilokal / Penyesalan Suami / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: BI STORY

MONSTER KEJAM itulah yang Rahayu pikirkan tentang Andika, suaminya yang tampan namun red flag habis-habisan, tukang pukul kasar, dan ahli sandiwara. Ketika maut hampir saja merenggut nyawa Rahayu di sebuah puncak, Rahayu diselamatkan oleh seseorang yang akan membantunya membalas orang-orang yang selama ini menginjak-injak dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BI STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Mengerikan

Pintu gudang itu terbanting keras ke dinding, menimbulkan gema yang memekakkan telinga di ruangan sempit yang lembap itu. Cahaya lampu bohlam yang temaram bergoyang-goyang, menciptakan bayangan raksasa yang menakutkan dari sosok Andika.

​Andika melangkah maju, wajahnya merah padam dengan urat-urat leher yang menonjol. Di tangannya, map cokelat itu bergetar karena amarah yang tak terkendali.

​"Tanda tangani ini, Rahayu! Sekarang!" bentak Andika sambil melempar pena ke arah istrinya. Pena itu mengenai bahu Rahayu sebelum jatuh ke lantai yang kotor.

​Rahayu, yang duduk bersimpuh dengan kaki terantai ke pilar beton, tidak bergeming. Rambutnya yang biasanya tertata rapi kini kusut dan kusam, namun dagunya tetap terangkat tinggi. Meskipun matanya terbalut kegelapan, wajahnya memancarkan ketenangan yang justru membuat Andika semakin gila.

​"Surat peralihan saham?" Rahayu berbisik, suaranya serak namun terdengar sangat jelas.

"Kamu udah sangat putus asa, Andika. Apakah Papa udah mendarat? Apakah itu sebabnya kamu gemetar?"

​"Jangan sebut nama ayahmu dengan mulut busukmu itu!" teriak Andika. Ia menjambak rambut Rahayu, memaksa kepala wanita itu terdongak.

"Dengar, aku gak punya waktu untuk bermain-main. Papa Rio akan ke sini setelah pemakaman Pak Baskoro. Kalau kamu gak menandatangani ini, aku akan memastikan saat dia masuk ke kamar nanti, dia hanya akan menemukan mayat putrinya yang udah membusuk!"

​Rahayu terkekeh, sebuah tawa kecil yang terdengar sangat dingin hingga membuat bulu kuduk Bu Citra berdiri di ambang pintu.

"Kamu pikir aku takut mati? Aku udah kehilangan kesucianku karena rencana busuk kalian. Aku udah kehilangan martabatku di mansionku sendiri. Apa lagi yang mau kamu ambil? Nyawaku? Tapi saham itu... saham itu adalah keringat kakekku dan keringat papaku. Aku gak akan membiarkan tangan kotor seperti milikmu menyentuhnya."

​Mata Andika gelap total. Ia melepaskan jambakannya dan bersiap melayangkan tamparan keras ke wajah Rahayu.

"Dasar wanita keras kepala! Kamu pikir tendanganmu semalam bisa menyelamatkanmu? Aku akan mematahkan kakimu sekalian!"

​Andika mengangkat tangannya tinggi-tinggi, namun sebelum telapak tangannya mendarat di pipi Rahayu, sebuah tangan wanita yang kuat mencengkeram lengannya.

"Stop, Andika!" seru Bu Citra tajam.

​"Lepasin, Mah! Dia harus diberi pelajaran! Dia udah membuat Santi histeris semalam!" protes Andika dengan napas memburu.

​Bu Citra menarik putranya menjauh dengan paksa. Ia menatap Andika dengan mata yang menyipit penuh perhitungan.

"Pake otakmu, bukan ototmu! Lihat jam! Ini udah hampir jam sembilan. Pemakaman Pak Baskoro dimulai jam sebelas. Perjalanan ke sana butuh waktu. Kalau kamu terlambat atau datang dengan tangan gemetar dan baju berantakan karena habis menyiksa wanita ini, Pak Rio akan langsung curiga!"

​Andika mendengus kasar, mencoba mengatur napasnya yang tidak beraturan.

"Tapi dia gak mau tanda tangan, Mah! Kita butuh surat ini sebelum Pak Rio sampai di sini!"

​"Kita punya strategi lain," bisik Bu Citra, suaranya cukup keras untuk didengar Rahayu sebagai bentuk intimidasi.

"Kamu pergi sekarang. Tunjukkan wajah sedihmu di depan Pak Rio. Menangislah kalau perlu saat jenazah Pak Baskoro diturunkan. Jadilah menantu yang hancur karena istrinya sedang 'sakit parah'. Biar urusan wanita buta ini menjadi bagianku."

​Bu Citra mendekat ke arah Rahayu, membungkuk hingga aroma parfumnya yang menyengat menusuk hidung Rahayu.

"Rahayu sayang... kamu mungkin bisa melawan Andika yang ceroboh. Tapi ingat, aku punya seribu cara untuk membuatmu memohon agar bisa memegang pena itu. Sekarang, Andika, pergi! Pakai jas hitammu, pasang wajah duka, dan jangan kembali tanpa membawa kepercayaan Pak Rio kembali ke tangan kita."

​Andika menatap Rahayu dengan tatapan membunuh untuk terakhir kalinya.

"Tunggu pembalasanku nanti sore, Rahayu. Setelah Papa pulang, aku sendiri yang akan mengantarmu ke neraka."

​Andika meludah ke lantai di samping Rahayu, lalu berbalik dan melangkah keluar dengan terburu-buru. Suara deru mobilnya yang meninggalkan mansion beberapa saat kemudian menandakan bahwa ia telah pergi menuju pemakaman.

​Kini, di dalam gudang itu hanya tersisa Rahayu dan ibu mertuanya. Keheningan yang tercipta terasa lebih menyesakkan daripada teriakan Andika tadi.

​"Kamu pikir kamu menang karena Andika pergi?" tanya Bu Citra sambil berjalan pelan mengelilingi Rahayu, seperti pemangsa yang mengintai mangsa.

"Andika itu emosional. Dia bodoh dalam hal menyiksa. Tapi aku... aku tahu persis di mana titik saraf yang paling menyakitkan tanpa meninggalkan bekas luka yang bisa dilihat ayahmu."

​Rahayu tetap diam, tangannya diam-diam meraba lantai, mencari sesuatu yang mungkin bisa ia gunakan.

"Ibu selalu bangga dengan kelicikan Ibu. Tapi Ibu lupa satu hal. Ayahku bukan orang bodoh. Dia mengenal anaknya lebih baik dari siapa pun."

​Bu Citra tertawa sinis. Ia mengambil botol air mineral yang tergeletak di meja gudang dan menyiramkannya ke kepala Rahayu.

"Ayahmu hanya melihat apa yang ingin kami perlihatkan. Sebentar lagi, pembantu-pembantuku yang setia akan datang ke sini. Mereka akan memandikanmu, mendandanimu dengan gaun sutra tercantikmu, dan memulas wajahmu dengan kosmetik mahal untuk menutupi kepucatanmu. Kamu akan duduk manis di tempat tidur, tampak lemah namun cantik karena 'virus' itu."

​Bu Citra berjongkok di depan Rahayu, mencengkeram dagunya dengan kuku-kuku panjangnya yang tajam.

"Dengar baik-baik, Rahayu. Saat Pak Rio masuk ke kamarmu nanti, kamu akan tersenyum. Kamu akan bilang bahwa Andika adalah suami terbaik yang merawatmu siang dan malam. Dan setelah ayahmu pergi, kamu akan menandatangani surat itu."

​"Jika tidak?" tantang Rahayu dengan suara yang tetap stabil.

​"Jika kamu berani membisikkan satu kata saja tentang apa yang terjadi di gudang ini..."

Bu Citra mendekatkan bibirnya ke telinga Rahayu, "...aku udah menempatkan orang di luar area pemakaman. Begitu aku memberi kode, kecelakaan yang menimpa Pak Baskoro bisa saja menimpa mobil ayahmu saat perjalanan pulang dari sini. Kamu ingin menjadi yatim piatu di hari yang sama kamu menjadi buta?"

​Tubuh Rahayu menegang. Ancaman itu terasa sangat nyata. Ia yakin Bu Citra tidak pernah main-main dengan ucapannya. Kematian Pak Baskoro yang tiba-tiba kini terasa sangat mencurigakan di telinga Rahayu.

​"Ibu... Ibu membunuh Pak Baskara?" tanya Rahayu dengan suara bergetar.

​Bu Citra berdiri tegak, merapikan perban di wajahnya sendiri yang masih sedikit berdenyut akibat kejadian semalam.

"Mari kita sebut itu sebagai 'pembersihan jalan'. Pak Baskoro terlalu banyak tahu tentang hukum waris yang tidak menguntungkan kami. Dan sekarang, jalan itu sudah bersih. Hanya tinggal kamu, Rahayu. Jadilah anak yang berbakti, atau jadilah anak yang membawa ayahnya ke liang lahat?"

​Bu Citra berbalik dan berjalan menuju pintu.

"Bi Surti akan datang sepuluh menit lagi untuk membersihkanmu. Jangan mencoba melawan, atau suntikan penenang akan mendarat di lehermu."

​Braakk!

​Pintu besi itu tertutup kembali, meninggalkan Rahayu dalam kesunyian. Kali ini, air mata benar-benar jatuh membasahi pipinya. Bukan karena rasa sakit di tubuhnya, tapi karena rasa sakit di hatinya mengetahui betapa iblisnya orang-orang yang berhubungan dengan dirinya.

BERSAMBUNG

1
Ariany Sudjana
ini ga ada ceritanya gimana agung bisa menemukan Rahayu? tahu-tahu Rahayu sudah sadar dari koma
Anonymous: ada kak baca lagi di episode 30
total 1 replies
Anonymous
makin seru thor pembalasan dendam dimulai
Ara putri
semangat nulisnya kak.
jangan lupa mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB🙏
Ariany Sudjana
semoga ada yang datang menyelamatkan Rahayu dan pak Rio
Ariany Sudjana
he citra kamu beneran yah iblis berwujud manusia, sudah jelas kamu salah, masih juga mau berkelit dan mau membunuh pak Rio, jangan coba-coba kamu yah citra. sudah pa Rio bawa saja semua orang yang terlibat dalam penganiayaan Rahayu, biar hukum dunia bawah yang bertindak
Anonymous
makin gregetan thor
Ariany Sudjana
mampus kalian Andika dan citra, siap-siap saja kalian menghadapi papanya Rahayu
Anonymous
apa yg akan terjadi selanjutnya😍
Anonymous
seruu
Anonymous
mkin seru👍
Anonymous
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!