Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 Menemukan Sesuatu.
Gama dan Cilla berada di kediaman kakeknya. Gama terlihat menarik tangan Cilla.
"Ayo Bunda, di cari di sana!"
"Iya Gama sebentar," jawab Cilla tampak kewalahan menghadapi putranya itu dengan sekarang mereka berdua sudah berada di depan salah satu pintu.
"Gama apa tidak bisa dicari besok pagi saja?" tanya Cilla.
"Biar Gama mencari sendiri mainannya di dalam gudang. Bunda cukup menunggu saja di depan pintu," jawab Gama.
"Kamu ini kebiasaan segala sesuatu yang kamu inginkan harus dilaksanakan saat itu juga. Sudahlah biar Bunda saja yang mencari dan kamu tetap di sini, di dalam banyak debu dan nanti kamu sakit," ucap Cilla mau tidak mau menuruti permintaan putranya itu.
"Baiklah," sahut Gama.
Cilla menghela nafas, kemudian membuka pintu gudang dengan menghidupkan lampu. Gudang pada umumnya pasti akan cukup seram, dengan banyak kecoa dan belum lagi abu di mana-mana. Cilla sangat menjaga kesehatan putranya membuatnya harus bergerak sendiri.
Gama memang ada-ada saja mencari mainan yang sudah terlanjur disimpan di dalam gudang.
"Lulu juga kenapa harus menceritakan mainan itu kepadanya dan lihatlah aku menjadi korban," oceh Cilla mencari mainan tersebut dengan teliti.
Membuka-buka kerdus-kerdus, melihat-lihat di sekitarnya, bolak-balikkan kardus-kardus yang ada di sana, sampai Cilla mengangkat tumpukan beberapa bingkai. Tetapi ada benda yang salfok bagi Cilla dengan Cilla mengerutkan dahi.
Cilla membuka kain putih menutupi benda persegi empat itu yang cukup besar, Cilla membukanya dan ternyata itu adalah lukisan Rasyid. Lukisan pria itu saat berada di dapur yang sedang melakukan aktivitas memasak membuat Cilla mengerutkan dahi.
"Lukisan siapa ini?" tanyanya tampak kebingungan.
Mungkin karena jenis lukisan, bukan foto asli jadi terlihat tidak terlalu mirip. Cilla tidak bisa menarik kesimpulan tetapi matanya terus fokus yang ingin mencoba mencari tahu.
"Kenapa aku merasa tidak asing pada orang yang ada di lukisan ini?" gumam Cilla.
"Lalu siapa yang melukisnya? ini tampak begitu indah sekali. Apa di rumah ini juga ada orang yang pintar melukis selain aku. Karena aku tidak mungkin melukis objek seseorang, aku memiliki kelemahan yang tidak bisa melukis seseorang," Cilla bertanya-tanya sendiri dengan penuh kebingungan.
"Bunda bagaimana? apa mainannya sudah ditemukan?" tanya Gama berhasil membuyarkan lamunan Cilla.
"Iya Gama sebentar," jawab Cilla kembali menutup lukisan tersebut dan mencari mainan putranya.
Tetapi tetap saja perhatiannya tidak henti pada lukisan itu, ada hal yang membuatnya penasaran.
Sampai akhirnya Cilla sudah menemukan apa yang dia cari dan kemudian keluar dari dalam gudang.
"Ini yang kamu cari," ucap Cilla.
"Makasih Bunda, akhirnya Bunda menemukan mainan ini juga. Bunda memang paling the best," ucap Gama.
"Kamu ini kalau sudah berhubungan dengan mainan rakitan miniatur seperti itu pasti harus dituruti," ucap Cilla.
"Maaf Bunda. Kalau begitu Gama mau main sebentar dengan Om Robby," ucap Gama langsung buru-buru pergi.
Cilla menghela nafas dengan kembali menutup pintu gudang. Tetapi belum saja ditutup tiba-tiba ya Cilla kembali kepikiran.
"Lukisan siapa itu sebenarnya? kenapa aku merasa lukisan itu terlalu dekat denganku," batin Cilla dengan kebingungan.
"Ya Allah, akhir-akhir ini ada saja yang mengganggu pikiranku, aku merasa seperti seorang hidup dalam dua dunia. Tetapi aku tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan saat ini," batin Cilla.
******
"Mama masih marah pada Mikayla?" tanya Mikayla membujuk ibunya yang duduk di sofa sembari fokus pada ponselnya.
"Apa yang harus Mikayla lakukan agar Mama tidak marah lagi?" tanya Mikayla.
Metta menoleh ke arah putrinya itu dengan tatapan tajam, padahal Putri kandung sendiri tetapi tatapan mata itu menunjukkan kebencian.
"Kamu akan dimaafkan dan akan menjadi anak yang berguna, disayangi dan dicintai dengan sebesar-besarnya jika kamu berhasil menyuruh Papa kamu untuk tinggal di rumah ini," jawab Metta.
"Tetapi Papa tidak mau tinggal di rumah ini karena jauh dari kantornya," ucap Mikayla.
Mikayla seringkali mendapatkan perintah dari Metta untuk membujuk Rasyid. Rasyid tidak mungkin menceritakan permasalahan yang sebenarnya kepada anak yang belum mengerti apa-apa. Rasyid harus berbohong dengan memberi alasan masa jarak yang terlalu jauh.
"Kalau begitu kita saja yang ke tempatnya, tidak susah bukan, jika memang ingin tinggal bersama, maka tidak akan ada alasan!" tegas Metta.
"Jadi jangan pernah mengharapkan apapun dari saya, yang mengharapkan keluarga yang bahagia seperti teman-teman kamu jika kamu saja tidak bisa membuat papa kamu berada di rumah ini atau kita ke rumahnya," ucap Metta.
Mikayla tidak berbicara lagi dan hanya menunduk.
"Selalu saja mengganggu," umpat Metta berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi meninggalkan Mikayla penuh dengan kesedihan.
"Gama, pasti sangat bahagia bisa memiliki Bunda yang sayang padanya. Tidak seperti aku. Mama tidak pernah sayang pada Mikayla. Mama hanya sayang jika ada papa," batin Mikayla penuh dengan kesedihan.
Mikayla nasibnya memang kurang beruntung dibandingkan Gama yang tidak pernah kekurangan kasih sayang dikelilingi orang-orang yang sayang padanya. Sama seperti hari ini Gama ditemani bermain oleh keluarga Cilla.
"Gama kalau sudah selesai mainannya disusun dengan baik, jangan berantakan dan nanti kalau bibi memasukkan ke dalam gudang. Mama juga yang akan mencarinya," oceh Cilla.
"Namanya juga anak-anak Cilla. Hal itu sudah sangat biasa," sahut Miska.
"Tetap saja, kalau tidak dibiasakan untuk rapi dan disiplin, ke depannya akan terus kebiasaan," sahut Cilla.
"Iya Bunda," sahut Gama.
"Ini besok mau kau bawa ke sekolah?" tanya Lulu melihat paperbag yang sudah disusun Gama.
"Benar!" jawab Gama.
"Om Robby membelikan alat tulis baru untuk Gama," jawab Gama dengan tampak semangat dengan seluruh alat tulisnya baru.
"Ini kenapa ada dua yang sama?" tanya Lulu benar-benar kepo.
"Itu untuk Mikayla," jawab Gama.
"Mikayla," sahut Lulu.
"Hmmm, kalau Om Robby mengantar Gama ke sekolah dan nanti kalau kita mampir sebentar di toko mainan atau toko alat tulis. Pasti Om Robby juga akan membelikan untuk Mikayla," jawab anak itu dengan polos membuat Lulu mengurutkan dahi.
"Kak Robby melakukan hal itu?" tanya Lulu pada orangnya yang bersangkutan yang sedang bermain ponsel di sudut sofa.
"Ya, Tidak ada salahnya membelikan untuk temannya juga," jawab Robby singkat.
"Sejak kapan Kakak menyukai anak kecil dan kenapa harus Mikayla?" tanya Lulu.
Perhatian Robby teralihkan dan tidak fokus pada ponselnya yang melihat ke arah adiknya bertanya dengan penuh rasa penasaran itu.
"Hmmm, Gama mengatakan saat pindah sekolah baru dan teman pertamanya adalah Mikayla. Jadi apa salahnya memberikan hadiah kepadanya," jawab Robby.
"Tapi Kakak tahu bukan dia anak siapa?" tanya Lulu terlihat serius berbicara sampai Miska ibunya memberi kode kepada Lulu agar mengontrol pembicaraannya karena di sana ada Cilla.
"Memang apa yang salah Lulu, dengan Mikayla anak siapa?" tanya Cilla.
"Oh, bukan itu maksudku. Aku hanya heran saja kenapa kak Robby harus ikut memberikan hadiah dan lagi pula masih banyak teman-teman Gama yang lain dan Mikayla anak ini atau ini juga tidak ada urusannya dengan kita," Lulu langsung dengan cepat klarifikasi omongannya.
Cilla bisa bertanya-tanya tentang Mikayla anak siapa yang memang yang penuh pertanyaan bagi Cilla.
Bersambung.. ..
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla