NovelToon NovelToon
Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Epik Petualangan / Fantasi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvarizi

Di Desa Fuyun yang terkubur salju, Ling Tian dikenal sebagai dua hal yakni badut desa yang tak pernah berhenti tertawa, dan "Anak Pembawa Sial" yang dibenci semua orang.

Tidak ada yang tahu bahwa di balik senyum konyol dan sikap acuh tak acuh itu, tersimpan jiwa yang lelah karena kesepian dan... garis darah monster purba yang paling ditakuti langit yakni Kunpeng.

Enam puluh ribu tahun lalu, Ras Kunpeng musnah demi menyegel Void Sovereign, entitas kelaparan yang memangsa realitas. Kini, segel itu retak. Langit mulai berdarah kembali, dan monster-monster dimensi merangkak keluar dari bayang-bayang sejarah.

Sebagai pewaris terakhir, Ling Tian dipaksa memilih. Terus bersembunyi di balik topeng humornya sementara dunia hancur, atau melepaskan "monster" di dalam dirinya untuk menelan segala ancaman.

Di jalan di mana menjadi pahlawan berarti harus menjadi pemangsa, Ling Tian akan menyadari satu hal yakni untuk menyelamatkan surga, dia mungkin harus memakan langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22: Saringan Darah

Ling Tian melangkah keluar dari area lorong medis yang tampak remang-remang itu, dan kembali disambut oleh gemuruh arena yang memekakkan telinga.

Cahaya matahari sore sudah berubah menjadi senja yang lebih gelap. Obor-obor raksasa di sekeliling pilar arena mulai dinyalakan, melemparkan lidah api oranye yang menari liar ditiup angin malam.

Suasana di area tunggu peserta kini jauh lebih lengang. Suasana dan hawa pun jauh lebih dingin.

Dari empat puluh orang yang lolos penyisihan massal, kini hanya tersisa Delapan Orang (Perempat Final).

Mereka yang tersisa di ruangan ini bukan lagi murid sembarangan yang mengandalkan keberuntungan. Mereka adalah predator puncak di rantai makanan para murid luar. Wajah mereka keras, tubuh mereka memancarkan aura Qi yang padat, dan senjata mereka masih meneteskan darah dari pertandingan sebelumnya.

Ling Tian berjalan ke sudut ruangan, bersandar pada dinding batu. Dia mengamati calon-calon lawannya atau mangsanya.

Di sisi utara, duduk Liu Mei, gadis pengguna pedang ganda yang tadi memenangkan pertandingan pembuka. Dia sedang membersihkan bilah pedangnya dengan kain sutra. Gerakannya tenang, tapi matanya memancarkan tatapan waspada seperti kucing liar.

Di sebelahnya, ada seorang pemuda bertubuh raksasa dengan kulit berwarna perunggu mengkilap. Chen Bo. Pengguna teknik Body Tempering aliran keras. Dia tidak membawa senjata melainkan hanya mengandalkan tangannya sendiri yang dibalut perban besi. Dia baru saja meremukkan tulang rusuk lawannya di babak 16 besar dengan teknik pelukan beruang.

Dan di tengah ruangan, duduk Jiang Wuqing.

Dia masih terlihat sangat bersih. Di saat peserta lain bermandikan keringat dan debu, jubah Jiang Wuqing masih rapi seolah dia baru saja datang dari pesta teh. Dia duduk bersila dengan mata terpejam, pedang kayunya tergeletak di pangkuannya.

"PERTANDINGAN PEREMPAT FINAL PERTAMA!" Suara wasit menggema.

"Jiang Wuqing melawan Chen Bo!"

Mata Jiang Wuqing terbuka dengan wajah datar dan tenang.

Chen Bo menyeringai lebar, memamerkan gigi-giginya yang kuning. Dia berdiri, meregangkan otot lehernya hingga berbunyi krak. Mereka pun lantas naik ke panggung.

Ling Tian menajamkan matanya. Dia ingin melihat. Sehebat apa "Jenius Nomor Satu" ini?

"MULAI!" teriak wasit.

"HAAAA!" Chen Bo meraung. Dia tidak main-main. Dia langsung mengaktifkan teknik pertahanannya, [Kulit Tembaga]. Tubuhnya bersinar terang berwarna metalik. Dia berlari menerjang seperti banteng gila, berniat menabrak Jiang Wuqing sampai hancur.

Lantai panggung bergetar di bawah kaki raksasa itu.

Jiang Wuqing tidak bergerak. Dia tidak juga mencabut pedang kayunya.

Saat Chen Bo berjarak dua langkah, Jiang Wuqing hanya menggeser kaki kirinya sedikit ke samping.

Wush.

Chen Bo menabrak angin kosong.

Dan di momen sepersekian detik saat Chen Bo kehilangan keseimbangan karena momentumnya sendiri, Jiang Wuqing mengangkat sarung pedangnya dan memukulkannya pelan ke titik tertentu di punggung Chen Bo.

TUK.

Suaranya sangat pelan dan tidak ada dentuman ledakan.

Tapi Chen Bo, si raksasa kulit tembaga itu, tiba-tiba tubuhnya kaku. Matanya melotot.

"Gah..."

Dia pun jatuh berlutut. Lalu ambruk dengan posisi tertelungkup. Dia telah lumpuh total.

Aliran Qi di tulang punggungnya diputus sesaat oleh ketukan presisi itu.

"Pemenang Jiang Wuqing!" gema si wasit.

Sorak sorai penonton meledak, tapi Ling Tian terdiam membisu.

"Gerakan yang presisi," komentar Tuan Kun, nadanya jarang-jarang terdengar serius. "Anak itu tidak menggunakan tenaga. Dia hanya melihat aliran Qi lawannya, menemukan celah di mana pertahanan 'Kulit Tembaga' itu berada di titik paling tipis, lalu menyuntikkan sedikit Qi tajam untuk memutus saraf gerak lawannya. Gerakan efisien dan menakutkan."

Ling Tian mengangguk. "Dia layaknya tabib bedah di tengah pertarungan."

Pertandingan pun berlanjut.

Ling Tian dipanggil untuk pertandingan selanjutnya. Lawannya adalah seorang murid senior pengguna Tombak Panjang. Pria itu tampak cepat, agresif, dan punya jangkauan yang luas.

Tapi Ling Tian sedang tidak mood untuk bermain lama. Tangannya masih nyeri akibat ledakan boneka mayat tadi.

Begitu wasit berteriak mulai, Ling Tian langsung menggunakan [Ghost Flicker Step]. Dia menerobos hujan tusukan tombak, menerima satu goresan di bahu (yang tidak dia pedulikan), lalu menghantamkan Embrio Pedang Void-nya ke tangkai tombak lawan.

KRAK!

Tombak itu patah dua. Hantaman lanjutannya mengirim murid senior itu terbang keluar arena, bahkan kondisinya pingsan sebelum ia menyentuh tanah.

"Pemenang Ling Tian!" seru wasit.

Ling Tian mulai menuruni panggung tanpa ekspresi, kembali ke sudut tempat sebelumnya.

Babak demi babak berlalu.

Liu Mei kalah di semi-final melawan Jiang Wuqing. Gadis itu mencoba menggunakan kecepatannya, tapi Jiang Wuqing selalu satu langkah lebih dulu, mengurung pergerakannya hanya dengan ujung sarung pedang sampai Liu Mei menyerah karena kehabisan napas.

Dan akhirnya...

Matahari benar-benar tenggelam. Bulan purnama naik tinggi, menyinari arena dengan cahaya perak pucat.

Di area tunggu, kini hanya tersisa Dua Orang.

Ruangan itu sunyi senyap.

Ling Tian berdiri, membetulkan ikatan perban di tangannya yang masih terasa panas.

Jiang Wuqing-pun berdiri santai, menepuk debu yang menempel di jubahnya.

Mereka saling berhadapan dengan jarak lima meter yang terasa seperti jurang tak berdasar.

"Kau lawan yang cukup brutal," kata Jiang Wuqing tiba-tiba, memecah kesunyian. Suaranya tidak mengandung nada menghina, hanya observasi semata. "Kau menghancurkan senjata lawanmu. Kau mematahkan tulang mereka. Kau bertarung seperti binatang buas yang tengah terpojok."

Ling Tian menyeringai tipis. "Dan kau bertarung seperti seniman yang takut tangannya kotor oleh tinta. Cukup efisien, namun membosankan."

Jiang Wuqing tersenyum. Kali ini senyumnya mencapai mata. "Guruku bilang, pedang adalah perpanjangan dari jiwa. Dan jiwaku mencari ketenangan."

Pandangan Jiang Wuqing turun pada pedang raksasa yang terbungkus kain di punggung Ling Tian. “Lalu jiwamu mencari apa, Ling Tian?”

Ling Tian terdiam sejenak. Dia merasakan denyut Gerbang Energi Purba di perutnya. Dia merasakan rasa lapar yang tak kunjung kenyang.

Kemudian ia menatap Jiang Wuqing tajam.

"Jiwaku..."

Senyum miring terukir di sudut bibirnya "... hanya mencari 'makanan' yang sedikit berbeda."

1
Sutono jijien 1976 Sugeng
👍👍👍👍
Sutono jijien 1976 Sugeng
siapa predator puncak 😁😁😁
Sutono jijien 1976 Sugeng
si fang yu hanya jadi badut ,yg Tak tahu apa apa 🤣🤭
Anonymous
Ga kerasa cepet banget udh abis aja 😭
Anonymous
Whooa, apakah sekte matahari hitam itu keroco yang ditinggalkan seberkas kehadiran void Sovereign pada bab prolog?
Renaldi Alvarizi: Hehe mohon dinantikan kelanjutan ceritanya ya
total 1 replies
Anonymous
Alur ceritanya makin kesini makin meningkat, tetap pertahankan
Renaldi Alvarizi: Terimakasih kawan Kunpeng 😁
total 1 replies
Anonymous
up thor
Anonymous
Hahaha Ling Tian punya budak pertamanya
Anonymous
Haha akhirnya badut yang sebenarnya 'Li Wei' mokad juga
Anonymous
Ceritanya bagus, besan dengan yang lain seperti titisan naga, phoenix dsb. Semoga tetap konsisten updatenya.
Joe Maggot Curvanord
kenapa xinxin penyimpanan ataw barang berharga musuh tidak di ambil
Renaldi Alvarizi: Hehe sudah kok kak yang akan digunakan untuk keperluan di bab mendatang namun saya memang lupa memasukkan atau menjelaskannya didalam cerita. Terimakasih atas sarannya.
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
semoga semakin berkembang ,dan bukan di alam fana ,naik ke alam atas
Renaldi Alvarizi: Hehe tunggu saja kelanjutannya bersama dengan Ling Tian dan Tuan Kun ya kak hehe
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
belagu si fang yu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!