NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: tamat
Genre:Menikahi tentara / Konflik etika / Tamat
Popularitas:162k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Arda Ingin Menikahi Davira

     Di kediaman Arda sore ini terjadi perbincangan yang sedikit serius, meskipun Arda tidak menganggapnya serius.

     "Arda, mama tidak setuju kalau gadis itu kamu dekati. Mama tidak suka. Tolong, jangan bantah mama. Kamu harus percaya sama mama. Dulu, kamu mama larang berhubungan dengan Rima, ternyata Rima seorang penipu, niat mendekatimu untuk menggelapkan mobilmu." Bu Hanin kembali mengungkit masa lalu, ketika Arda menjalin kasih dengan kekasihnya yang dulu.

     Arda menghela napas kasar, kali ini keyakinannya tentang Davira tidak salah. Davira gadis sederhana dan baik-baik.

     "Dia gadis baik-baik, Ma. Mana mungkin dia seperti Rima." Arda berkilah.

     "Mama tahu, maksud mama dia bukan jahat seperti Rima. Tapi, mama punya feeling kalau gadis resepsionis itu bukan terbaik untuk kamu," tukas Bu Hanin lagi keras. Wanita paruh baya itu tetap kukuh tidak menyukai Davira.

     Arda bangkit dengan wajah yang muram. Hatinya sedih mendapat penolakan dari sang mama.

     "Pokoknya kamu harus dengar mama, Arda. Kamu masih banyak kesempatan untuk menyeleksi calon istri," susul Bu Hanin. Sementara Arda semakin jauh.

     Sore itu di tempat berbeda, Davira kebangun dari tidur siangnya. Siang tadi, ia sempat kelelahan setelah membereskan messnya, Davira merasa ngantuk. Terlebih, hari Minggu seperti ini, yang dia lakukan hanyalah duduk diam di dalam mess.

     Davira termenung masih di atas ranjang. Dia mengingat-ingat kembali mimpinya barusan yang membuat dia kebangun.

     "Mama. Benarkah mama sedang sakit?" gumamnya sembari menyeka keringat dingin di dahinya.

     Ingatannya kembali pada kedua orang tua atau orang tua angkatnya, yang sudah dua tahun ini ia tinggalkan. Davira sudah dua tahun tidak bertemu dengan keluarga Kaffa sejak buku diarinya ditemukan Bu Daisy.

     "Kenapa mimpi itu seakan nyata? Benarkah Mama Daisy sakit?" Davira masih belum berhenti berpikir tentang mimpinya barusan.

     Davira segera bangkit, dia berjalan menuju dapur. Lalu menuangkan air bening dari dispenser.

     "Apakah mereka masih mengingat aku atau sudah lupa? Kenapa Kak Kaffa tidak pernah berusaha mencari aku. Apakah dia benar-benar sudah tidak peduli denganku?" gumamnya lagi sedih.

     Davira meletakkan gelas bekasnya minum dan kembali duduk di kursi makan. Pikirannya masih pada Kaffa dan keluarganya.

     "Tidak mungkin Kak Kaffa mencariku. Jangan-jangan Kak Kaffa sudah kembali bersama Mbak Marini. Kalau begitu, tidak ada kesempatan lagi untuk aku di hati Kak Kaffa."

     Davira sangat sedih, mengingat jika keluarga Kaffa sudah tidak ingat akan dirinya lagi. Padahal selama ini dia masih berharap bisa bertemu dengan keluarga angkatnya lagi.

     "Mama Daisy, Papa Daka, maafkan Davira. Davira memang sudah membuat kalian malu dan sedih. Tapi, Davira sangat merindukan kalian. Apakah kalian baik-baik saja?" Davira menangis, perasaan rindunya terhadap keluarga angkatnya sudah tidak terbendung lagi.

     Sebesar apapun kerinduan Davira pada keluarga angkatnya, lebih besar lagi ketidakmungkinan itu dapat terjadi. Davira menduga keluarga angkatnya justru sudah melupakannya.

     "Tapi, rasanya aku ingin bertemu Mama Daisy, walau hanya dari jauh saja."

     Helaan napas itu terdengar berat, bagaimana bisa dia bertemu Kaffa atau mama dan papa angkatnya, sementara Davira sudah dua tahun lamanya menutup diri di sini, hanya di dalam lingkungan mess saja. Davira tidak pernah keluar, kecuali ke swalayan dekat mess dan keluar kota bersama Arda atas ajakannya dalam rangka tugas perusahaan.

     "Ting."

     Sebuah notif WA terdengar berdenting. Davira langsung membuka pesan WA itu. Dari Arda. Helaan napasnya semakin berat dan dalam saja, ketika nama Arda tertera di sana.

     Sejak dirinya diajak ke rumah kedua orang tuanya dan mendapat sikap yang kurang baik dari mamanya Arda, Davira merasa harus menjaga jarak dan sikap dengan Arda. Terlebih Arda, akhir-akhir ini sedang melakukan pendekatan padanya.

     "Vira, setengah jam lagi aku berada di depan mess kamu. Aku akan ajak kamu ke swalayan. Aku ingin meminta saranmu dalam belanjaanku."

     Isi pesan WA itu ingin ia tolak, tapi rasanya tidak enak. Terpaksa Davira mengindahkan permintaan Arda.

     Dia buru-buru menyiapkan diri, menggunakan hijab sederhana, blus merah jambu dan rok hitam. Walau sederhana, tapi Davira tidak kehilangan daya tariknya. Dia tetap gadis yang cantik dan sederhana.

     Tidak lama dari itu, pintu mess terdengar diketuk. Davira meraih tas sampirnya, lalu membuka pintu.

     "Mas Arda," sambutnya tersenyum dipaksa.

     "Kamu sudah siap?" Arda tersenyum manis menatap sekujur tubuh Davira. Di matanya Davira benar-benar sangat cantik dan tidak pernah membosankan, meskipun hanya berdandan sederhana.

     "Ayo."

     Arda segera mengajak Davira memasuki mobilnya. Dia membukakan pintu mobil untuk Davira layaknya pada seorang kekasih.

     "Kita ke swalayan besar saja di kota sebelah. Di sana tentu lebih lengkap. Aku juga ingin ngajak kamu makan di sebuah kafe yang menunya unik," ujar Arda memecah keheningan di dalam mobil.

     Davira hanya mengangguk, memberikan respon yang terpaksa.

     Mobil Arda sudah sampai di depan swalayan. Mereka menuruni mobil dan memasuki swalayan.

     Arda belanja kebutuhan mobilnya, selain itu dia juga membeli kebutuhan pokok dan makanan kecil.

     Davira sedikit takjub melihat Arda belanja kebutuhan pokok layaknya seorang kepala rumah tangga. Dia membelinya lengkap bahkan detil.

     "Kalau aku sudah menikah, aku tidak akan kagok lagi menyiapkan kebutuhan pokok di rumah. Aku sudah tahu alurnya," ujar Arda diiringi senyum yang gembira.

     Sebelum meninggalkan swalayan, Arda mengajak Davira makan di food court swalayan.

     "Terimakasih Davira, kamu sudah mengantar aku belanja. Senang banget apabila nanti kita menikah, kita bisa sama-sama belanja ke swalayan membeli kebutuhan pokok bersama."

     Mendengar ucapan Arda barusan, Davira terhenyak. Untuk beberapa saat Davira membeku. Sampai kantong belanjaan yang dipegangnya hampir saja jatuh.

     "Davira, kenapa? Maaf kalau kamu tidak suka dengan ucapan aku barusan. Tapi, aku memang serius ingin menikahimu."

     "Me-menikahi saya?" gugup Davira. Langkah kakinya menuju parkiran mendadak terhenti.

     Arda ikut berhenti, wajahnya kaku melihat reaksi Davira seperti itu. Arda meraih tangan Davira, tapi Davira belum menyadari kalau tangannya dipegang Arda.

     "Aku memang serius. Aku tidak main-main dengan setiap ucapanku," tekan Arda.

     "Ayo, sebaiknya kita bicara di dalam mobil saja." Arda ingin menarik lengan Davira, tapi Davira menahannya.

     Davira benar-benar tidak percaya kalau Arda mengungkapkan niat ingin menikahinya. Padahal dirinya dan Arda tidak sedang menjalin kasih.

     "Sebentar Mas. Mo-mohon maaf, ta-tapi sepertinya saya belum memikirkan tentang pernikahan dengan Mas Arda. Sebab ...."

     "Aku tahu, kamu memikirkan tentang mama aku, kan? Mengenai mama, kamu tidak perlu risau. Semua urusan pribadi aku, mutlak ada di tangan aku. Mama hanya berhak sebatas memberi saran atau nasihat, tidak lebih dari itu," tekan Arda.

     "Tapi, saya sudah me ...."

     "Vira ...."

   Ucapan Davira terputus seketika saat seseorang yang mengenalinya menyapa dirinya.

Siapakah yang menyapa Davira?

1
Nia nurhayati
jangan sampe kamu menyesal untuk yang kedua Kalinya kafaa
Nia nurhayati
plis lah kaffa jsngan suuzon terus donk sama vira
Nia nurhayati
lanjuttt
Nasir: Asikkkk🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nia nurhayati
aku mamfirr thoorr
Nasir: Makasih byk Kak. Smg betah.... 🥰🥰🥰
total 1 replies
dewi_nie
terima kasih ka'thor hiburan ceritanya...semangat berkarya💪💪💪
Nasir: Mksh byk Kakak cantik. Nanti hadir lagi di karya baru ya..... 🥰🥰🥰
total 1 replies
Rieya Yanie
selamat datang daviko..
melengkapi kebahagiian keluarga davira dan kafa
Nasir: Trmksh Kak.... ikuti trs Author ya. Untuk mengetahui karya baru.
total 1 replies
dewi_nie
selamat ya buat davira...
dewi_nie
oh marini memang penyesalan selalu di akhir..benar katamu Kaffa bukan jodohmu dari author🤭
Nasir: Hehehehheheh🤭🤭🤭
total 1 replies
Rieya Yanie
ceritanya menarik, alurnya pas dan kata katanya tepat
Nasir: Mksh byk Kak... 🙏🙏🙏🥰🥰
total 1 replies
Rieya Yanie
marini gagal moveon
dl aja diajak nikah g mau malah selingkuh giliran sekarang nyesel kan
Eva Tigan
Semoga rumah tangga kalian baik baik saja ya.meskipun gosip tak sedap melanda..Cinta kalian kuat tetap mempersatukan hubungan kalian
Nasir: Aamiin...
total 1 replies
Eva Tigan
Aihh..Marini niat banget ya sampek malam di pesta mantan,mending cepat pulang biar gak makin nyesak itu dadanya lihat pengantin mesra mesraan😄
Nasir: Saking penasaran...
total 1 replies
Jana
lanjuuuttt thor
Nasir: Siap...
total 1 replies
dewi_nie
marimar mengintai...panas hatinya..
dewi_nie
si marmar yg barbar mending cari mangsa Laen aja deh..ganjen Mulu jd cewek apa perlu dipindah ke Plosok aja yah
dewi_nie
kenek servisane davira tambah bucin Kaffa..ketagihan🤭
Sari Nilam
aduh ulet bulu marini gatel banget...dua yang selingkuh dia juga yang kepanasan pas tahu mantan mo nikah. ketawainn aja deh
Eva Tigan
dasar si Marinir mengganggu kebahagiaan orang saja..mending kamu mulai sekarang lupakan kaffa dan cari pria yg lain utk jadi suami kamu 😄
Eva Tigan
semoga cepat hamil ya Davira..karna udah semakin sering bercocok tanam dengan suamimu 😄
Nasir: Wkwkwkwkw...... 🤭🤭🤭
total 1 replies
Rieya Yanie
marini kebakaran rambut ini panas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!