NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara
Popularitas:31.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Arda Ingin Menikahi Davira

     Di kediaman Arda sore ini terjadi perbincangan yang sedikit serius, meskipun Arda tidak menganggapnya serius.

     "Arda, mama tidak setuju kalau gadis itu kamu dekati. Mama tidak suka. Tolong, jangan bantah mama. Kamu harus percaya sama mama. Dulu, kamu mama larang berhubungan dengan Rima, ternyata Rima seorang penipu, niat mendekatimu untuk menggelapkan mobilmu." Bu Hanin kembali mengungkit masa lalu, ketika Arda menjalin kasih dengan kekasihnya yang dulu.

     Arda menghela napas kasar, kali ini keyakinannya tentang Davira tidak salah. Davira gadis sederhana dan baik-baik.

     "Dia gadis baik-baik, Ma. Mana mungkin dia seperti Rima." Arda berkilah.

     "Mama tahu, maksud mama dia bukan jahat seperti Rima. Tapi, mama punya feeling kalau gadis resepsionis itu bukan terbaik untuk kamu," tukas Bu Hanin lagi keras. Wanita paruh baya itu tetap kukuh tidak menyukai Davira.

     Arda bangkit dengan wajah yang muram. Hatinya sedih mendapat penolakan dari sang mama.

     "Pokoknya kamu harus dengar mama, Arda. Kamu masih banyak kesempatan untuk menyeleksi calon istri," susul Bu Hanin. Sementara Arda semakin jauh.

     Sore itu di tempat berbeda, Davira kebangun dari tidur siangnya. Siang tadi, ia sempat kelelahan setelah membereskan messnya, Davira merasa ngantuk. Terlebih, hari Minggu seperti ini, yang dia lakukan hanyalah duduk diam di dalam mess.

     Davira termenung masih di atas ranjang. Dia mengingat-ingat kembali mimpinya barusan yang membuat dia kebangun.

     "Mama. Benarkah mama sedang sakit?" gumamnya sembari menyeka keringat dingin di dahinya.

     Ingatannya kembali pada kedua orang tua atau orang tua angkatnya, yang sudah dua tahun ini ia tinggalkan. Davira sudah dua tahun tidak bertemu dengan keluarga Kaffa sejak buku diarinya ditemukan Bu Daisy.

     "Kenapa mimpi itu seakan nyata? Benarkah Mama Daisy sakit?" Davira masih belum berhenti berpikir tentang mimpinya barusan.

     Davira segera bangkit, dia berjalan menuju dapur. Lalu menuangkan air bening dari dispenser.

     "Apakah mereka masih mengingat aku atau sudah lupa? Kenapa Kak Kaffa tidak pernah berusaha mencari aku. Apakah dia benar-benar sudah tidak peduli denganku?" gumamnya lagi sedih.

     Davira meletakkan gelas bekasnya minum dan kembali duduk di kursi makan. Pikirannya masih pada Kaffa dan keluarganya.

     "Tidak mungkin Kak Kaffa mencariku. Jangan-jangan Kak Kaffa sudah kembali bersama Mbak Marini. Kalau begitu, tidak ada kesempatan lagi untuk aku di hati Kak Kaffa."

     Davira sangat sedih, mengingat jika keluarga Kaffa sudah tidak ingat akan dirinya lagi. Padahal selama ini dia masih berharap bisa bertemu dengan keluarga angkatnya lagi.

     "Mama Daisy, Papa Daka, maafkan Davira. Davira memang sudah membuat kalian malu dan sedih. Tapi, Davira sangat merindukan kalian. Apakah kalian baik-baik saja?" Davira menangis, perasaan rindunya terhadap keluarga angkatnya sudah tidak terbendung lagi.

     Sebesar apapun kerinduan Davira pada keluarga angkatnya, lebih besar lagi ketidakmungkinan itu dapat terjadi. Davira menduga keluarga angkatnya justru sudah melupakannya.

     "Tapi, rasanya aku ingin bertemu Mama Daisy, walau hanya dari jauh saja."

     Helaan napas itu terdengar berat, bagaimana bisa dia bertemu Kaffa atau mama dan papa angkatnya, sementara Davira sudah dua tahun lamanya menutup diri di sini, hanya di dalam lingkungan mess saja. Davira tidak pernah keluar, kecuali ke swalayan dekat mess dan keluar kota bersama Arda atas ajakannya dalam rangka tugas perusahaan.

     "Ting."

     Sebuah notif WA terdengar berdenting. Davira langsung membuka pesan WA itu. Dari Arda. Helaan napasnya semakin berat dan dalam saja, ketika nama Arda tertera di sana.

     Sejak dirinya diajak ke rumah kedua orang tuanya dan mendapat sikap yang kurang baik dari mamanya Arda, Davira merasa harus menjaga jarak dan sikap dengan Arda. Terlebih Arda, akhir-akhir ini sedang melakukan pendekatan padanya.

     "Vira, setengah jam lagi aku berada di depan mess kamu. Aku akan ajak kamu ke swalayan. Aku ingin meminta saranmu dalam belanjaanku."

     Isi pesan WA itu ingin ia tolak, tapi rasanya tidak enak. Terpaksa Davira mengindahkan permintaan Arda.

     Dia buru-buru menyiapkan diri, menggunakan hijab sederhana, blus merah jambu dan rok hitam. Walau sederhana, tapi Davira tidak kehilangan daya tariknya. Dia tetap gadis yang cantik dan sederhana.

     Tidak lama dari itu, pintu mess terdengar diketuk. Davira meraih tas sampirnya, lalu membuka pintu.

     "Mas Arda," sambutnya tersenyum dipaksa.

     "Kamu sudah siap?" Arda tersenyum manis menatap sekujur tubuh Davira. Di matanya Davira benar-benar sangat cantik dan tidak pernah membosankan, meskipun hanya berdandan sederhana.

     "Ayo."

     Arda segera mengajak Davira memasuki mobilnya. Dia membukakan pintu mobil untuk Davira layaknya pada seorang kekasih.

     "Kita ke swalayan besar saja di kota sebelah. Di sana tentu lebih lengkap. Aku juga ingin ngajak kamu makan di sebuah kafe yang menunya unik," ujar Arda memecah keheningan di dalam mobil.

     Davira hanya mengangguk, memberikan respon yang terpaksa.

     Mobil Arda sudah sampai di depan swalayan. Mereka menuruni mobil dan memasuki swalayan.

     Arda belanja kebutuhan mobilnya, selain itu dia juga membeli kebutuhan pokok dan makanan kecil.

     Davira sedikit takjub melihat Arda belanja kebutuhan pokok layaknya seorang kepala rumah tangga. Dia membelinya lengkap bahkan detil.

     "Kalau aku sudah menikah, aku tidak akan kagok lagi menyiapkan kebutuhan pokok di rumah. Aku sudah tahu alurnya," ujar Arda diiringi senyum yang gembira.

     Sebelum meninggalkan swalayan, Arda mengajak Davira makan di food court swalayan.

     "Terimakasih Davira, kamu sudah mengantar aku belanja. Senang banget apabila nanti kita menikah, kita bisa sama-sama belanja ke swalayan membeli kebutuhan pokok bersama."

     Mendengar ucapan Arda barusan, Davira terhenyak. Untuk beberapa saat Davira membeku. Sampai kantong belanjaan yang dipegangnya hampir saja jatuh.

     "Davira, kenapa? Maaf kalau kamu tidak suka dengan ucapan aku barusan. Tapi, aku memang serius ingin menikahimu."

     "Me-menikahi saya?" gugup Davira. Langkah kakinya menuju parkiran mendadak terhenti.

     Arda ikut berhenti, wajahnya kaku melihat reaksi Davira seperti itu. Arda meraih tangan Davira, tapi Davira belum menyadari kalau tangannya dipegang Arda.

     "Aku memang serius. Aku tidak main-main dengan setiap ucapanku," tekan Arda.

     "Ayo, sebaiknya kita bicara di dalam mobil saja." Arda ingin menarik lengan Davira, tapi Davira menahannya.

     Davira benar-benar tidak percaya kalau Arda mengungkapkan niat ingin menikahinya. Padahal dirinya dan Arda tidak sedang menjalin kasih.

     "Sebentar Mas. Mo-mohon maaf, ta-tapi sepertinya saya belum memikirkan tentang pernikahan dengan Mas Arda. Sebab ...."

     "Aku tahu, kamu memikirkan tentang mama aku, kan? Mengenai mama, kamu tidak perlu risau. Semua urusan pribadi aku, mutlak ada di tangan aku. Mama hanya berhak sebatas memberi saran atau nasihat, tidak lebih dari itu," tekan Arda.

     "Tapi, saya sudah me ...."

     "Vira ...."

   Ucapan Davira terputus seketika saat seseorang yang mengenalinya menyapa dirinya.

Siapakah yang menyapa Davira?

1
Penapianoh📝
next up thor☺
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
dewi_nie
lanjut Thor..semangat crazy up nya Thor 💪💪💪
Rieya Yanie
ditinggu up nya kak..semangat
Aliya Awina
di cari selama 2 tahun pas ketemu malah di hina2 kan bisa bicara baik2 jangan pakai kekerasan
Haji Nasution Nasution
up dong Thor jangan digantung up sampai habis
Penapianoh📝
jelas skit bngett klo d bilangin perempuan ngk bener pdhl nyata nya tdk😭
Rieya Yanie
sakit banget hati davira...
dr awal sudah dianggap rendahan..
klo kafa g suka mending talak aja biarkan davira bahagia dgn caranya
dewi_nie
lanjut Thor..
Enok Renmaur
so jlas davira msh jd tertuduh, krna kdpatan br2 sm laki" lain sdg status msh istri kafa,bhkan bkn cm sx kan jln sm arda😏
krn tdk prnh mo jujur tu yg sdh bw davira dlm kebodohanx😏🙄
sm halx dgn diri qt,
suami mna yg tdk marah lo dpati qt ber2 sm laki" lain sx pun qt cm anggap tmn yg suami qt tdk knl???
psti mrh kan....
sm lo suami qt kdpatan ber2 sm perem lain qt j9 psti marah.
z ttap d pihak kafa, krn sbgai istri tdk mnjaga MARWAHNYA.
Farid Atallah
Kaffa Kaffa, selalu aja nyakitin davira😥
Jana
hadeehhhh kafaaaa... gemes aq!! mending lepasin aja lah davira. biarin dia bahagia drpd tertuduh terusss
Farid Atallah
up dong Thor 😥
Enok Renmaur
mkanya davira , lo jd istri jgn jd org pengecut tdk prnh mo jujur.
pinterx cm mghilang sj n jd prempuan bodoh.
z jd jemek jengkel dgn sifat davira ni, dsni jd tokoh utama tp tokoh utamax goblok bin o'on🙄🙄🙄
bner yg d blg kafa lo davira ni pengecut, kafa jg tdk slh dgn kata" yg d lontarkan buka sj hijab mu n menarikx hingga lepas
krn kafa jg py hAk krn suamix, lo kafa blg bk sj hijab mu mang benar ...
krn apa....krna davira goblok, sbgai istri tdk bs mnjaga MARWAHNYA
seenakx jln sm laki" lain bhkan smpe dbw krmh ortux,
untung ortux arda menolak
jd perempuan tu hrs tegas davira, jgn jd prempuan goblok trus.
lo ad apa" tu mulut mu bicara jgn diam jd pengecut.
lm" z jd pngin ulek mulut davira ni biar bs bicara jujur bkn jd pengecut trus mnerus
Penapianoh📝
kak next up. penasaran 😭
Penapianoh📝
iya davira. mungkin krn terlalu memikirkan mu yg blm ketemu jd nya jatuh sakit
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😥
dewi_nie
davira harus berani dan tegas pada Kaffa..enak aja main hina2 org tanpa mau dengar penjelasan Vira..sukanya buruk sangka aja..
A213
tuh,, emosi lagi 😲
Sabaku No Gaara
bayikk gk s7...😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!