NovelToon NovelToon
The Lonely Genius

The Lonely Genius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Anak Genius / Murid Genius / Dunia Masa Depan / Robot AI
Popularitas:671
Nilai: 5
Nama Author: PumpKinMan

Di tahun 2070, nama Ethan Lawrence dirayakan sebagai pahlawan. Sang jenius muda ini telah memberikan kunci masa depan umat manusia: energi tak terbatas melalui proyek Dyson Sphere.
Tapi di puncak kejayaannya, sebuah konspirasi kejam menjatuhkannya.
Difitnah atas kejahatan yang tidak ia lakukan, sang pahlawan kini menjadi buronan nomor satu di dunia. Reputasinya hancur, orang-orang terkasihnya pergi, dan seluruh dunia memburunya.
Sendirian dan tanpa sekutu, Ethan hanya memiliki satu hal tersisa: sebuah rencana terakhir yang brilian dan berbahaya. Sebuah proyek rahasia yang ia sebut... "Cyclone".



(Setiap hari update 3 chapter/bab)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PumpKinMan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31: Api di Pasir Merah

Mars terasa seperti ampelas di kulit Clara Vega, bahkan melalui lapisan pelindung seragam kerjanya. Debu merah halus itu—partikel silikat mikroskopis yang tajam—berhasil menyelinap ke mana-mana: ke dalam sambungan pakaiannya, ke dalam filter udaranya, ke dalam mimpinya.

Dia sudah berada di Koloni Tambang Calicite-7 selama empat siklus Mars (sekitar empat hari Bumi), secara resmi sebagai jurnalis yang meliput "ketahanan semangat perintis manusia", secara tidak resmi sebagai hantu yang mencari kebenaran dalam neraka berwarna karat ini.

Dia memainkan perannya dengan baik. Dia mewawancarai Manajer Borin (seorang pria yang tampak seperti dia bisa menghancurkan batu dengan tatapannya), tersenyum sopan pada Profesor Thorne saat dia berpapasan dengannya di koridor (Thorne nyaris tidak meliriknya, jelas menganggapnya tidak penting), dan menghabiskan sebagian besar waktunya di barak pekerja Sektor 7, berpura-pura mengumpulkan "kisah-kisah pribadi" untuk artikelnya.

Kisah-kisah yang dia dengar membuatnya merinding. Bukan kisah kepahlawanan, tetapi kisah kelelahan yang mematikan, ketakutan yang merayap, dan kecelakaan-kecelakaan kecil yang terus-menerus ditutup-tutupi. Dia melihatnya di mata para pekerja Tier-D—mata kosong yang sama yang dia lihat di Zona-C Bumi, hanya saja diperparah oleh isolasi Mars yang brutal dan jadwal kerja 18 jam yang kejam.

Prometheus benar. Tempat ini adalah bom waktu.

Dia mencoba mencari informan itu, bertanya secara halus, menggunakan nama sandinya. Tidak ada yang mengaku mengenalnya. Mereka terlalu takut. Mungkin Prometheus sudah "menghilang". Ketakutan itu membuat Clara semakin bertekad.

Dia tahu dia tidak bisa mendapatkan rekaman audio Thorne. Kantor Thorne dijaga seperti benteng. Tapi Prometheus telah memberinya petunjuk lain: `Kecelakaan Sektor 4`. Rekaman video yang dia dan Nate unduh menunjukkan Thorne memaksa pekerja ke mesin yang rusak. Tapi *mengapa* mesin itu rusak? Apakah itu benar-benar hanya keausan? Atau ada sesuatu yang lebih?

Sektor 4 kini ditutup, zona terlarang yang ditandai `BAHAYA STRUKTURAL`. Alasan resmi: ketidakstabilan geologis pasca ledakan. Tapi Clara curiga.

Malam ini, di bawah penyamaran kegelapan siklus tidur Mars (meskipun lampu di koloni tidak pernah benar-benar padam), dia akan mencari tahu.

Dia menyelinap keluar dari barak pekerja yang pengap, mengenakan helm servis standar dengan lampu redup. Dia bergerak cepat dan diam-diam melewati koridor-koridor logam yang sepi, jantungnya berdebar kencang. Dia telah menghabiskan dua hari terakhir mempelajari cetak biru tambang (yang dia curi salinannya dari terminal Borin saat wawancara), menghafal rute patroli keamanan Aeterna.

Dia sampai di pintu masuk Sektor 4. Sebuah gerbang baja tebal dengan tanda peringatan `DILARANG MASUK - RISIKO KERUNTUHAN`. Panel aksesnya mati.

"Oke, Aurora," bisik Clara ke komunikator tersembunyi di kerahnya—perangkat pasar gelap yang sama dengan milik Ethan, yang dia harap masih terhubung ke A.I. itu melalui celah jaringan yang sama. "Jika kau mendengarku... aku butuh bantuanmu. Pintu ini."

Hening sejenak. Lalu, suara statis pelan terdengar di telinganya, diikuti oleh suara Aurora yang terdistorsi dan lemah. `...Clara...? Koneksi... lemah...`

"Aurora! Kau bisa mendengarku?"

`...Ya... Firewall Mars... kuat... Pintu Sektor 4... Mencoba bypass...`

Clara menunggu, menahan napas. Dia bisa mendengar derap langkah sepatu bot patroli di koridor yang jauh.

`...Bypass Gagal... Otorisasi Level Thorne diperlukan...`

Sial. "Tidak ada cara lain?"

`...Alternatif... Protokol Darurat Kebakaran... Memalsukan alarm kebakaran di Sektor 3 akan membuka semua pintu evakuasi secara otomatis... termasuk Sektor 4... Risiko tinggi memicu respons keamanan penuh...`

Clara berpikir cepat. Alarm kebakaran akan menarik perhatian, tetapi juga akan menciptakan kekacauan—penutup yang sempurna. "Lakukan, Aurora. Pukul alarmnya."

`...Mengerti... Memulai Protokol Darurat Kebakaran Palsu... dalam 3... 2... 1...`

Tiba-tiba, sirene meraung di seluruh kompleks tambang. Lampu merah berkedip. Suara logam pintu-pintu darurat yang terbuka bergema di koridor.

Pintu Sektor 4 di depannya mendesis terbuka.

"Terima kasih, Aurora!" bisik Clara, menyelinap masuk tepat sebelum pintu mulai menutup lagi secara otomatis.

Dia kini berada di dalam Sektor 4. Gelap. Sunyi. Udara terasa berat dan berbau seperti batu yang terbakar dan... sesuatu yang lain. Sesuatu yang kimiawi.

Dia menyalakan lampu helmnya. Cahayanya yang lemah menyinari pemandangan kehancuran. Terowongan tambang utama telah runtuh sebagian. Batu-batu besar dan puing-puing logam berserakan di mana-mana. Mesin bor plasma raksasa—yang ada di video itu—terguling miring, hangus dan hancur.

Ini bukan sekadar keruntuhan terowongan biasa. Ini adalah ledakan. Ledakan yang kuat.

Clara mulai bergerak maju dengan hati-hati, melangkahi puing-puing. Dia mengeluarkan detektor partikel kecil dari sakunya—alat standar jurnalis investigasi.

Dia mengarahkannya ke dinding terowongan yang hangus. Detektor itu berbunyi bip pelan.

`ANALISIS: Residu Trinitrotoluena (TNT) terdeteksi. Konsentrasi: Rendah.`

TNT. Bahan peledak industri standar.

"Mereka menggunakan peledak," bisik Clara. Tapi mengapa? Untuk membersihkan reruntuhan? Itu tidak masuk akal.

Dia terus bergerak lebih dalam, menuju lokasi mesin bor yang hancur. Dia melihat tanda-tanda pertempuran—bekas tembakan laser setrum di dinding, noda darah kering di lantai. Ada perlawanan. Para pekerja itu tidak mati begitu saja.

Dia sampai di pangkal mesin bor. Di sinilah ledakan utama tampaknya berasal. Dia berlutut, menyinari lampu helmnya ke reruntuhan logam yang bengkok.

Dan di sanalah dia melihatnya.

Itu bukan bagian dari mesin bor. Itu adalah sebuah perangkat kecil, seukuran kepalan tangan, sebagian terkubur di bawah puing. Kabel-kabel berwarna keluar darinya, terpotong oleh ledakan. Itu adalah... sebuah detonator jarak jauh. Model militer. Jauh lebih canggih daripada TNT standar tambang.

Dan di sebelahnya, terjepit di antara dua lempengan logam, ada sesuatu yang lain. Sebuah penyangga struktural utama untuk langit-langit terowongan. Dan di atasnya... ada bekas luka bakar yang presisi. Bukan dari ledakan. Tapi dari pemotong termal.

Seseorang telah dengan sengaja *melemahkan* penyangga itu sebelum ledakan.

Napas Clara tercekat. Ini bukan kecelakaan. Ini bukan kelalaian. Ini bukan bahkan pembunuhan massal biasa.

Ini adalah **sabotase yang direncanakan dengan cermat**. Mereka tidak hanya membunuh para pekerja itu. Mereka *menghancurkan* Sektor 4. Mereka ingin menghentikan penambangan *Calicite-7* di area ini. Tapi mengapa? Bukankah mereka membutuhkan material itu?

Kecuali jika... kecuali jika material di Sektor 4 ini... berbeda? Lebih murni? Lebih kuat? Sesuatu yang Thorne—atau Rostova—tidak ingin Ethan dapatkan?

Pikiran itu membuatnya merinding. Konspirasi ini jauh lebih dalam dari yang dia bayangkan.

Dia harus keluar dari sini. Dia harus mengirimkan bukti ini.

Dia mengambil detonator itu—bukti fisiknya—dan memasukkannya dengan hati-hati ke dalam kantong sampel. Dia memotret penyangga yang dipotong itu dari berbagai sudut.

Dia berbalik untuk pergi.

Saat itulah dia mendengarnya. Suara gesekan logam di belakangnya.

Dia membeku. Dia mematikan lampu helmnya, menyelam ke balik puing mesin bor.

Dua sosok muncul dari kegelapan di ujung terowongan. Mereka mengenakan seragam keamanan Aeterna hitam, bukan seragam oranye pekerja. Mereka membawa senapan plasma.

"Kau yakin mendengar sesuatu?" kata salah satu dari mereka, suaranya teredam oleh helm.

"Positif," kata yang lain. "Sensor gerakan di pintu masuk terpicu saat alarm kebakaran tadi. Seseorang masuk."

Mereka mulai menyapu terowongan dengan lampu sorot kuat mereka.

Clara menahan napas, menekan dirinya ke logam dingin mesin bor. Dia terjebak.

Lampu sorot menyapu melewatinya, lalu kembali. Berhenti tepat di tempat dia bersembunyi.

"Di sana!"

Clara tidak menunggu. Dia melompat keluar dari persembunyiannya dan berlari—berlari ke arah yang berlawanan, lebih dalam ke terowongan yang runtuh.

Tembakan plasma meletus di belakangnya, mengenai batu di dekat kepalanya, mengirimkan pecahan panas beterbangan.

Dia terus berlari, melompati puing, jantungnya berdebar kencang. Dia tahu terowongan ini buntu. Tapi dia tidak punya pilihan lain.

Dia sampai di ujung—dinding batu padat. Dia berbalik, terengah-engah, punggungnya menempel di batu yang dingin.

Kedua penjaga itu mendekat perlahan, senapan mereka terangkat.

"Tidak ada tempat lari, Nona Jurnalis," kata salah satu dari mereka. Dia mengangkat pelindung helmnya. Itu adalah mandor kejam yang sama dari video Prometheus. "Profesor Thorne mengirim salam."

Clara menatap moncong senapan plasma itu. Dia memikirkan Nate. Dia memikirkan Ethan. Dia memikirkan Prometheus.

Dia tidak akan mati sia-sia.

Dengan gerakan cepat terakhir, dia mengaktifkan komunikator di kerahnya. "Aurora! KODE HITAM! KIRIM SEMUA DATA!"

Dia telah mengatur protokol darurat dengan Aurora: jika dia mengucapkan "Kode Hitam", A.I. itu akan secara otomatis mencoba mengunduh semua data dari perangkatnya—termasuk rekaman audio/video helmnya dan foto-foto yang baru saja dia ambil—dan mengirimkannya ke server aman Nate di Bumi, mengabaikan semua protokol keamanan. Itu adalah pertaruhan terakhirnya.

"A.I. tidak bisa menolongmu sekarang," kata mandor itu, menyeringai. Dia mengarahkan senjatanya.

Clara menutup matanya. Dia melihat wajah Nate. *Aku mencintaimu.*

Kilatan cahaya putih. Panas yang membakar. Lalu kegelapan.

---

Di ruang kontrol utama Tambang Calicite-7, Manajer Borin menyaksikan layar keamanan dengan ekspresi datar. Dia melihat dua titik panas dari penjaga keamanannya menyudutkan satu titik panas lainnya di Sektor 4 yang runtuh. Dia melihat kilatan energi dari tembakan plasma. Lalu titik panas ketiga itu lenyap.

Dia mematikan layar itu.

Dia membuka saluran komunikasi aman ke Profesor Thorne, yang berada di habitat pribadinya.

"Sudah selesai, Profesor," kata Borin, suaranya tanpa emosi. "Jurnalis itu... telah dinetralisir. Tidak ada saksi."

Ada jeda sejenak di ujung sana. Lalu suara Thorne terdengar, serak karena kurang tidur atau rasa bersalah. "...Bagus. Pastikan... pastikan itu terlihat seperti kecelakaan. Keruntuhan sekunder. Tragis."

"Tentu saja, Profesor," kata Borin. "Seperti biasa."

Dia menutup telepon. Dia menatap konsolnya. Sebuah alarm kecil berkedip di sudut—sebuah transmisi data keluar berdaya tinggi yang tidak sah terdeteksi dari Sektor 4, beberapa detik sebelum titik panas jurnalis itu lenyap. Transmisi itu terputus sebelum bisa dilacak sepenuhnya.

Borin menatap alarm itu lama. Dia seharusnya melaporkannya. Itu adalah protokol.

Dia memikirkan para pekerja yang tewas. Dia memikirkan Prometheus. Dia memikirkan jurnalis muda pemberani yang baru saja dibunuh.

Dia mengulurkan tangan... dan menghapus log alarm itu.

Dia tidak tahu apa yang wanita itu coba kirim. Tapi dia berharap itu berhasil. Itu adalah satu-satunya pemberontakan kecil yang bisa dia lakukan.

Dia kembali menatap layar utama yang menampilkan kawah tambang. Mesin-mesin bor terus meraung. Produksi terus berjalan. Kuota harus dipenuhi.

Di Mars, tidak ada yang mendengar Anda berteriak.

1
Brock
Saya butuh lanjutannya, cepat donk 😤
PumpKinMan: udah up to 21 ya bro
total 1 replies
PumpKinMan
Halo semua, enjoy the story and beyond the imagination :)
Texhnolyze
Lanjut dong, ceritanya makin seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!