NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: tamat
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika / Tamat
Popularitas:342.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua

Amanda bangun lebih awal. Dia ingin menyiapkan sarapan buat sang suami. Hari ini dia ingin memberikan sesuatu yang istimewa. Suaminya mengajak ikut serta ke luar kota. Dimana tinggal salah seorang sahabatnya.

Azka yang baru terbangun tak melihat sang istri, langsung bangun. Mendengar suara berasal dari dapur, yakinlah dia kalau Amanda berada di sana.

Azka memeluk Amanda dari belakang dan meletakan kepalanya di bahu sang istri. Dia mengecup pipinya dengan lembut.

"Selamat Pagi kesayanganku!" ucap Azka.

"Pagi, Mas. Aku bau bawang, Mas duduk saja sana. Biar aku siapin sarapan dulu," balas Amanda.

Azka tersenyum, masih memeluk Amanda dari belakang sambil menatap wajah istrinya lewat pantulan kaca di dapur. Aroma tumisan bawang dan kopi yang baru diseduh membuat suasana pagi itu terasa hangat.

“Bagiku kamu tetap wangi, Sayang. Kayaknya kamu semangat banget pagi ini,” ujar Azka sambil sedikit mengangkat alisnya. “Ada yang spesial, ya?”

Amanda terkekeh pelan tanpa menoleh. “Ya jelas semangat, lah. Aku kan ikut Mas ke luar kota. Sekalian mau ketemu sahabatku juga di sana.”

“Oh, jadi gitu alasannya,” goda Azka, suaranya rendah dan hangat. “Kirain semangat karena mau nemenin suami kerja.”

Amanda menoleh sebentar, pura-pura manyun. “Ya dua-duanya lah. Mas ini, sukanya mancing mulu.”

Azka tertawa kecil, lalu melepaskan pelukannya dan menarik kursi untuk duduk. “Ya udah, aku duduk manis aja deh. Mau menyaksikan koki tercantik di dunia sedang masak."

“Pagi-pagi dah gombal aja."

"Itu bukan gombal, Sayang. Bagiku kamu memang wanita tercantik di dunia."

"Mas selalu saja bisa buat aku tersipu. Oh ya, aku masak nasi goreng spesial nih, biar Mas tambah semangat juga,” kata Amanda sambil menata piring di meja makan.

Azka menatapnya dengan tatapan penuh rasa sayang. “Hmm ... kalau tiap hari disambut kayak gini, kerja ke luar kota pun rasanya pengen cepat pulang.”

Azka meraih kopi yang telah di siapkan sang istri dan meneguknya perlahan. Dia selalu menyukai apa pun yang Amanda suguhkan.

Amanda tertawa kecil. “Harus, aku tak mau kamu tergoda wanita lain di luar sana. Aku bisa berbagi apa saja, asal bukan cintamu. Kalau aku tahu kamu mendua, lebih baik aku mundur, Mas."

Mendengar ucapan sang istri, Azka langsung tersedak. Amanda langsung mendekati suaminya. Menepuk punggungnya dengan pelan.

"Kamu kenapa, Mas? Ada yang omongin kamu, nih!" ujar Amanda.

"Aku hanya batuk. Kamu masih saja percaya mitos begitu." Azka tampak sedikit gugup.

"Tapi benar loh, Mas. Aku tak mau kamu mendua. Jika kamu memang sudah tak cinta lagi, kita bisa pisah secara baik-baik. Kamu jujur saja," ucap Amanda.

"Manda, kamu ngomong apa sih? Pagi yang cerah ini jangan bicara yang berat-berat. Lebih baik kita sarapan. Nanti telat sampai bandara," balas Azka.

Amanda menatap Azka beberapa detik, mencoba membaca raut wajah suaminya yang tampak agak kikuk. Tapi karena tak ingin merusak suasana pagi, ia hanya menghela napas dan tersenyum tipis.

“Iya deh, Mas. Aku cuma bercanda kok,” ucap Amanda sambil kembali duduk.

“Bagus, soalnya kalau kamu ngomong serius, jantungku langsung deg-degan,” jawab Azka sambil tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana.

Mereka lalu menyantap sarapan bersama. Nasi goreng buatan Amanda memang selalu jadi favorit Azka, rasanya pas, tidak terlalu pedas, dan selalu disajikan dengan telur mata sapi setengah matang.

“Enak banget, Sayang,” puji Azka di sela-sela suapan. “Kayaknya di luar kota nggak bakal nemu rasa seenak ini.”

Amanda tersenyum sambil menatapnya. “Makanya, jangan pernah bosan pulang, Mas. Jangan sering di luar kota.”

"Sayang, aku kan melakukan itu demi masa depan kita juga."

"Iya, Mas. Semoga rahimku segera dititipkan anak, biar kebahagiaan kita sempurna."

"Sayang, berdua denganmu saja sudah sangat membahagiakan. Jangan selalu berpikir ke sana saja," balas Azka.

"Iya, Mas. Aku juga bahagia denganmu. Tapi pasti akan lebih sempurna jika di antara kita ada anak."

Azka mengangguk pelan, senyum hangat masih menghiasi wajahnya. Setelah sarapan selesai, Amanda segera membereskan meja sementara Azka menyiapkan koper dan beberapa berkas kerja di ruang tamu.

Sekitar setengah jam kemudian, suara klakson pelan terdengar dari luar. Supir mereka sudah datang.

“Mas, udah siap?” tanya Amanda sambil keluar dari dapur, kini sudah berganti pakaian dengan kemeja putih dan celana kulot krem yang membuatnya terlihat rapi tapi tetap sederhana.

Azka berdiri sambil menatap istrinya dari ujung kaki hingga kepala. “Wah, cantik banget. Kapan sih jeleknya? Ini mau nemenin kerja atau mau bikin semua orang di bandara salah fokus?”

Amanda mendengus kecil. “Mas bisa aja. Yuk, nanti ketinggalan pesawat.”

Mereka keluar rumah sambil membawa koper. Udara pagi masih sejuk, langit cerah tanpa awan. Supir mereka, Pak Darto, sudah menunggu di depan mobil.

“Selamat pagi, Pak,” sapa Amanda ramah.

“Pagi, Bu, Pak. Sudah siap berangkat?”

Azka mengangguk. “Siap, Pak. Langsung ke bandara ya.”

Mobil pun melaju pelan meninggalkan halaman rumah. Di kursi belakang, Amanda bersandar di bahu suaminya, sementara Azka menggenggam tangannya erat.

Sesekali Amanda menatap keluar jendela, melihat matahari yang mulai naik perlahan. Ia tak tahu kenapa, tapi di hatinya muncul perasaan campur aduk, bahagia karena bisa ikut, tapi juga ada sedikit rasa khawatir yang belum bisa dijelaskan.

Azka menoleh sekilas dan tersenyum. “Kamu kenapa diam aja, Sayang?”

“Nggak apa-apa, Mas. Cuma ... semoga perjalanan ini lancar dan semua baik-baik aja,” jawab Amanda pelan.

Azka menatapnya sebentar, lalu menepuk tangan istrinya lembut. “Pasti, Sayang. Selama kamu di sampingku, semua pasti baik-baik aja.”

Mobil terus melaju menuju bandara, meninggalkan pagi yang baru dimulai tapi tanpa mereka sadari, perjalanan itu akan membuka lembaran baru dalam kisah mereka.

1
Sugiharti Rusli
tidak harus menunggu bertahun-tahun kalo memang sudah ada yang bisa menerima kamu apa adanya dengan masa lalu kamu kan,,,
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Sugiharti Rusli
karena bagaimanapun kamu juga butuh seseorang disamping kamu sekarang, toh Azka juga sudah mengikhlaskan kalo kamu berbahagia walo bukan dengannya
Sugiharti Rusli
walo masih ada sisa" luka lama, tapi kamu memang harus segera move on Manda
cinta semu
dah tamat ...tapi bener q suka cerita ny ...g terlalu panjang ...tapi cukup ngena di hati♥️♥️love sekebon thor
Mama Reni: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Sugiharti Rusli
entah akan sampai berapa lama dia bertahan nanti yah, karena pasti tumornya akan semakin menyebar juga kan
Sugiharti Rusli
yah memang sedari dulu si Azka memang sangat keras kepala yah, bisa jadi tuh penyakit menyerang bagian kepalanya
Sugiharti Rusli
ada yang aneh deh sama pertanyaan si Azka, kan sewaktu kemaren Yuni bertanya dia pingsan di mana sudah diberitahu siapa yang sudah membawanya ke rumah sakit
Sugiharti Rusli
entahlah sekarang harus bersimpati sama siapa yah, karena kalo melihat apa yang lakukan memang dia sangat menutup diri tentang sakitnya, bahkan dulu saat masih menikah dengan Amanda
Sugiharti Rusli
karena kalo menunggu kejujurannya sepertinya sampai dia menutup mata ga akan keluar tuh pengakuan
Sugiharti Rusli
yah mungkin memang harus seperti itu Yun kamu tahunya tentang kondisi si Azka
Sugiharti Rusli
pada akhirnya nanti malah sakit semua tanpa ada yang mau berhati besar menerima takdir masing"
Sugiharti Rusli
dan si Yuni juga sudah sadar ga ada harapan lagi dengan suaminya, malah terus memupuk kebencian semakin dalam
Sugiharti Rusli
hadeh Ka pembelaan kamu terhadap pertolongan si Amanda kemaren malah jadi bensin buat si Yuni maki" kembali Amanda
Sugiharti Rusli
karena pada akhirnya kamu hanya memiliki status di atas kertas dan sampai kapanpun bukan hati si Azka,,,
Sugiharti Rusli
sepertinya kamu memang harus berhenti berharap Yun, mengalah bukan kalah kan toh kamu masih memiliki sebagian dari diri si Azka dalam wujud Nathan
Sugiharti Rusli
seandainya kamu tahu Yun kalo suami kamu sedang sekarat sekarang
Sugiharti Rusli
entah apa nanti yang akan si Yuni pikirkan tentang sakitnya si Azka yang pasti akan ditutupi hanya pusing
Sugiharti Rusli
apalagi tentang penyakitnya yang sangat serius, padahal kalo keluarganya lebih awal tahu mungkin akan terpukul, tapi bisa kasih dukungan kan
Sugiharti Rusli
sepertinya memang sudah karakter yah si Azka tuh selalu menunda-nunda sesuatu
Sugiharti Rusli
entah nanti apa dia langsung yang mengabari atau pihak rumah sakit, apalagi pentakit Azka sangat serius
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!