NovelToon NovelToon
FANIA ITU AKU

FANIA ITU AKU

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Teen Angst / Mengubah Takdir / Ibu Tiri / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:15.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: CloverMint

Setelah ibundanya meninggal, sang ayah pulang membawa istri baru dan tiga orang anak.
Fania yang dulunya putri tunggal kesayangan, kini harus mengalami cobaan hidup yang pahit. Ibu dan kakak tiri yang selalu menyiksanya, membuat sang gadis kecil ketakutan.

Kabur dan bersembunyi di sebuah desa kecil bersama simbok tercinta, dan dukungan orang-orang yang menyayanginya, Fania kecil berusaha tumbuh melawan trauma dan rasa takutnya.

Kecurigaan orang-orang terhadap kematian Ibundanya, menyingkap kebenaran atas kematian Ibundanya.

Terus berguru dengan orang-orang hebat. Fania tumbuh menjadi gadis yang kuat dan berani. Ia bertekad untuk membalaskan kematian Ibundanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CloverMint, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 25

"Nia sudah kenyang nek" ucap Nia tertawa bahagia. 

"Sudah kenyang? Kalau begitu, setelah makan harus cuci tangan dan mulut supaya bersih ya. Sini nenek temani." tutur nenek sambil berdiri mengajak Nia ke wastafel.

"Pakde, besok kita jadi lari pagi?"  tanya Nia setelah kembali duduk di meja makan.

"Jadi dong. Latihan harus dilakukan secara rutin agar tubuh tetap sehat dan bugar."

"Jadi kita pergi ke pantai jam berapa dong, Om?" rajuk Nia ke Anton. 

Anton yang sudah selesai makan menatap Nia sambil tersenyum.

"Habis latihan ya, sayang. Nanti kita langsung ke pantai setelah Nia selesai latihan."

"Hore! Om, nanti Pakde sama Bude juga ikut, kan?"

"Iya dong."

"Pak Rojak dan Bu Asih mau ikut kan?" tanya Anton kepada Pak Rojak dan Bu Asih.

"Wah di pantai nanti pasti ramai ya, Om"  ucap Nia yang sudah tidak sabar.

"Om, kalau Nia ajak teman Nia juga, boleh nggak?"

"Boleh, sayang. Nanti kita pakai dua mobil ya kalau gitu. Pakai mobil Om Anton, dan mobil Pakde"

"Asik!! besok Nia kasih tahu Arum ya, Om!"

"Memang besok mau berangkat jam berapa, Dek Anton?" tanya Bu Asih.

"Kalau sekitar jam tujuh gimana, Bu? Jadi kita bisa sarapan dulu sebelum berangkat." usul Anton.

"Boleh, Ton." jawab bu Asih.

"Besok kita libur ya, Nah. Besok kita refreshing di pantai saja." ucap bu Asih ke mbok Nah.

"Ya, Bu." jawab mbok Nah. 

"Wah, kita malah jadi merepotkan Pak Rojak dan Bu Asih. Maaf ya.." ucap Ibunda Hani.

"Repot gimana? Nggak repot kok Mbakyu. Kita malah senang bisa liburan dan bersenang-senamg bersama. Sudah lama juga kami nggak liburan."  jawab Bu Asih tersenyum.

"Ya sudah kita pulang sekarang, yuk. Sudah malam juga." ujar Anton, sambil berjalan menuju kasir untuk membayar makan malam mereka. 

Ibunda Hani, Pak Rojak, Bu Asih, Mbok Nah, dan Nia berjalan menuju parkiran. Tidak lama, mereka pun sudah dalam perjalanan kembali ke Desa Anyelir

###

Di pagi yang dingin di Desa Anyelir, sudah terlihat sosok Pak Rojak, Anton, dan Nia yang sedang bersiap-siap untuk lari pagi.

"Nia, kemari dulu!" pak Rojak memanggil .

"Iya Pakde?" 

Pak Rojak berjongkok agar bisa sejajar dengan Nia, lalu ia menggulung celana training milik Nia. Ia mengambil lempengan besi yang sudah disiapkan, dan memasangkannya pada kaki Nia.

"Itu apa, Pakde?"  tanya Nia yang bingung melihat dua beban yang diikatkan ke kakinya.

"Ini beban untuk latihanmu Nia. Kemarin kamu sudah bisa mengikuti lari Pakde, jadi sekarang Pakde meningkatkan kesulitan latihanmu. Siap kan?"  tanya Pak Rojak. 

"Siap pakde!"  jawab Nia semangat.

"Ingat, jangan paksakan berlari kalau kamu tidak kuat!" pesan Pak Rojak.

Pak Rojak dan Anton berlari pelan dibelakang Nia. Nia yang awalnya lari cepat lama kelamaan mulai melambat karena berat beban di kakinya membuatnya lelah. Setelah setengah putaran, Nia berhenti.

"Capek ya, Pakde." katanya sambil mengelap keringat yang bercucuran.

Pak Rojak pun mendekati Nia, dan melepaskan beban di kaki Nia.

"Nggak papa, sudah bagus kamu kuat lari setengah putaran dengan membawa beban. Besok kamu berlari dengan beban ini lagi ya!" pesan Pak Rojak.

"Iya, Pakde." jawab Nia sambil berlari, Anton dan pak Rojak pun mengikuti lari Nia. 

"Sampai!" teriak Nia begitu mereka tiba di depan rumah Pak Rojak.

"Pakde, Om, Nia pamit kerumah Arum dulu ya, mau ajak Arum ke pantai." ucap Nia sambil berlari menuju rumah Arum.

Anton pun berpamitan dengan Pak Rojak. 

Ibunda Hani, Mbok Nah, dan Anton sedang duduk diteras sambil berbincang santai. Mereka sudah selesai mandi dan bersiap-siap pergi ke pantai. Tinggal menunggu Nia kembali dari rumah Arum.

Tidak menunggu lama, terlihat dua bocah kecil berjalan bergandengan tangan memasuki rumah.

"Nenek, mbok, Nia pulang." sapa Nia tertawa.

"Nia mandi dulu, gih. Lihat tuh Arum sudah rapi, tapi kamu masih bau keringat!"  perintah mbok Nah. 

"Hihihi iya mbok sayang. Arum disini dulu ya! Nia mau mandi dulu!" sahutnya sambil berlari kecil ke kamar mandi.

"Nia, ayo sarapan. Katanya mau ke pantai!" ucap Ibunda Hani.

Setelah selesai sarapan, mereka keluar rumah bersama-sama. Pak Rojak dan Bu Asih sudah siap menanti di depan rumah Nia. Mereka pun langsung berangkat menuju pantai. 

Sesampainya di pantai, Nia dan Arum berlari-larian di pinggir pantai, sedangkan Anton, katanya sedang membuatkan istana pasir untuk Putri Nia.

"Om Anton sedang apa?" tanya Nia yang heran melihat Omnya menumpuk pasir.

"Om lagi bikin Istana untuk tempat tinggal Tuan Putri Nia! Hahaha." Anton sangat bangga dengan karyanya tersebut.

"Om bisa saja! Hahaha." Nia tertawa bahagia.

Mbok Nah yang melihat nona kecilnya bisa bermain dan berlari-larian dengan bahagia, tak kuasa menahan air mata.

'Semoga Non Nia bisa terus bahagia seperti ini..'

####

Tak terasa, sudah empat tahun lebih, Mbok Nah dan Nia tinggal di Desa Anyelir. Berbeda dengan saat di Jakarta, di desa ini banyak orang yang menyayangi dan memerhatikan Nia. Alhasil, Nia dapat tumbuh menjadi gadis yang cantik dan kuat.

Berbeda dari empat tahun lalu, wajah yang selalu muram dan sorot mata yang penuh ketakutan, sekarang Nia menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat.

Hani, Indra, dan Ismail juga sering datang berkunjung, seperti  hari ini. Saat ini, mereka sudah kumpul bersama di ruang tamu. Ada Nia, Mbok Nah, Pak Rojak, dan juga istrinya.

"Nia, Om hari ini sengaja mengumpulkan kita semua untuk berunding dan menerangkan beberapa hal kepadamu. Om rasa, kamu sekarang sudah lebih dewasa, dan sudah siap mendengarkan cerita ini." ucap Ismail.

"Ada apa sebenarnya Om?" tanya Nia yang cukup kaget, karena suasananya tiba-tiba serius.

"Sebentar lagi Nia akan masuk SMP, dan Om berharap Nia mau kembali ke rumah Nia lagi " saran Ismail berhati-hati.

"Maksud Om, Nia harus tinggal dirumah mama Laura lagi?" tanya Nia kaget.

"Nia, itu bukan rumah Laura. Itu rumahmu. Milikmu. Peninggalan dari almarhum mamamu. Apa kamu rela melepaskannya untuk Laura?" tanya Pak Ismail.

"Jadi maksud Om, rumah itu bukan rumahnya mama Laura?" tanya Nia bingung.

"Bukan, Nia. Itu rumahmu. Kamulah yang berhak tinggal dan mengatur rumah itu." Ismail pun menjelaskan sejarah keluarga Nia, dan apa saja warisan yang ditinggalkan oleh kakek dan ibunya selama ini.

Mendengar penjelasan Ismail, Nia sedikit paham tentang hal-hal yang terjadi selama ini. Nia pun terdiam seperti sedang berpikir.

"Om, biar Nia pikir dulu ya.. Nia butuh waktu."

1
Vien Habib
Luar biasa
Aurelia Florenza Evelyn
udah prgi nggak akan kembali pembantu itu
🍡
Yang Jadi walinya Rina nggak mungkin Wirawan kan? soalnya hitungannya Rina anak diluar nikah, yang mana hak wali atau itu (lupa) udah putus jadi nggak bisa, satu satunya yang bisa jadi walinya Rina ya Rangga sebagai adik
🍡
Yang Jadi wali nanti siapa ya? hubungan darah yang paling deket Rangga kan? yang lain malah nggak ada hubungan darah, Wahyu juga udah mati kan
🍡
Nia kayak temenku, kalo bukan karena di sekolah wajib pake rok pasti udah pake celana 🤣🤣
🍡
Nggak cuma Bimo, Nia. Banyak yang suka sama kamu, ada Hans ada Bagas juga 🤭
🍡
good, biar Mbok Nah yang jadi saksi sama kejahatan Laura yang udah nyiksa Nia waktu kecil
🍡
Plis dong, kejahatan mereka selama ini juga dijadiin satu biar hukuman mereka berlipat lipat! enak aja cuma dihukum buat kejahatan pas ini
🍡
Kesel banget sama Undang undangnya, cuman segitu hukumannya? nggak salah?
🍡
bapak ojeknya penyelamat banget 😭😭😭
🍡
Wajik? kayak gimana sih? kayak Salak ijo? atau wajik kletik, tapi kalo wajik kletik di bungkus sih
🍡
ini part ter seru sih 🤣
🍡
aku tuh malah kadang bingung mau ngapain karena kebanyakan baca Novel. jalan dikit, ada narasi yang muncul di kepalaku + kadang apa yang mau aku lakuin tuh malah kepikiran sama beberapa adegan di novel 🤣
🍡
Lagian juga jauh lebih tua 🤣🤣 wawan 17/18 th, mereka kemungkinan 22 naik 🤣
🍡
Lah, dia mah nurun elu
🍡
walaupun Mamanya Nia udah ngga ada, banyak banget yang gantiin Figur Ibu buat Nia 🥺
🍡
pedang lemes gimana sih? pedang yang kayak yang di pake kasim di Nano Mashin?
🍡
katanya 18?
🍡
haha, dia nggak tau aja sama isi surat warisannya Nia 🤣
🍡
Pak Wid itu yang mana sih? aku lupa
yang di padepokan juga namanya Abah Jauhari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!