FANIA ITU AKU
Di pekarangan rumah mewah, terlihat beberapa anak sedang bermain dengan bahagianya.
Rey (11 tahun), Lisa (9 tahun), Rina (12 tahun), Rangga (11 tahun), Resi (10 tahun), dan Daniel (11 tahun).
Mereka tinggal dalam sebuah komplek perumahan mewah, dan sekarang keenal anak tersebut sedang bermain bersama di pekarangan rumah Resi.
Memang setiap hari minggu, anak-anak tersebut sudah biasa berkumpul dan bermain bersama.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata sendu mengintip mereka bermain dari balik sebuah pohon di pekarangan. Anak tersebut adalah Fania (9thn).
Fania atau biasa dipanggil Nia sebenarnya adalah anak asli dari pemilik rumah mewah tersebut.
Tetapi sejak mamanya meninggal dunia, tidak lama setelahnya sang ayah membawa pulang seorang wanita yang bernama Laura, beserta tiga orang anak yaitu Rina, Rangga, dan Resi. Sejak saat itu, wanita dan ketiga anak itu menjadi ibu dan kakak tiri Nia.
Nia sebenarnya ingin ikut bermain, tapi dia takut karna sejak kehadiran kakak-kakak tirinya, kehidupan Nia menjadi menyedihkan, Nia seperti pembantu dirumahnya sendiri. Untung masih ada Mbok Nah yang setia menemaninya.
Sejak keluarga baru masuk dalam kehidupan Nia, semua berubah. Dari kamar besar dan nyaman menjadi kamar sempit dengan hanya sebuah kasur dan lemari kayu. Kamar indahnya, pakaian, dan mainannya, semua diambil oleh ketiga kakak tirinya.
Apabila Nia kecil membantah, Laura dan Resi tidak segan-segan memukul dan menghukum Nia.
Rina dan Rangga menutup mata dengan perbuatan mama dan adiknya itu. Meskipun sang ayah juga mengetahui perbuatan Laura dan kakak-kakak tirinya, sang ayah tak acuh terhadap keadaan Nia.
###
Nia kaget ketika Mbok Nah tiba-tiba menarik tangannya.
"Ayo Non, masuk saja jangan dilihat lagi. Main sama Mbok Nah saja didalam ya."
Nia hanya diam sambil mengikuti Mbok Nah yang memang sangat menyayanginya. Di dalam kamar, Mbok Nah menatap putri majikannya dengan sedih.
'K**asihan nasibmu nak ... aku akan melindungimu sesuai pesan mamamu sebelum beliau meninggal. '
"Mbok, kok liatin Nia terus kenapa?"
Mbok Nah tersenyum, "habisnya Non Nia cantik, hehehe."
"Ih Mbok Nah bisa saja." Nia tertawa bahagia.
Hanya dengan Mbok Nahlah Nia baru bisa tertawa bahagia. Nia sudah menggangap Mbok Nah sebagai mamanya sejak mama kandungnya meninggal empat tahun yang lalu. Sambil melipat cucian kering, Mbok Nah bercanda dengan Nia didalam kamar.
"Mbok Nah! Mbookkk!!" Tiba-tiba terdengar lengkingan suara Resi memanggil dari dapur.
"Bentar ya, Non Nia," kata si mbok sambil berlari menghampiri nona Resi.
"Ya non Resi," jawab Mbok Nah
"Mbok Nah dari tadi ngapain aja sih?! Teman-teman Resi datang masa nggak dibawain camilan sama minuman! Jangan malas aja kalau kerja!" dengan judes Resi memberi perintah
"Iya Non." Mbok Nah langsung menuju ke dapur, menyiapkan apa yang diminta majikan barunya itu.
Nia yang bosan dikamar ikut membantu Mbok Nah di dapur.
"Mbok, biar nanti Nia aja yang bawa makanan ini keluar."
"Jangan non, nanti kalau non Nia dimarahi non Resi gimana?"
"Gitu ya mbok ... padahal Nia ingin ikut main, tapi Nia takut dihukum sama kak Rina dan kak Resi ... " jawab Nia sedih.
"Sudah, Non Nia belajar di kamar saja dulu biar makin pintar, nanti mbok temani main lagi."
"Ya sudah kalau gitu, Mbok," jawab Nia sambil menuju kamarnya
###
Malam hari saat makan malam, Laura dan ketiga kakak tiri Nia telah berkumpul di meja makan. Nia dengan wajah takut mendekati meja makan.
"Ma, kata Bu Guru besok Nia disuruh bayar buku paket ... "
"Heh! Minta duit lagi ya kamu! Nggak usah beli buku! Pakai saja buku bekas kakakmu!" jawab Laura sambil menatap tajam ke Nia.
"Tapi Ma ... "
"Nggak ada tapi-tapian. Pergi sana kamu! Merusak selera makanku saja!" kata Laura sambil mendelik.
"Heh babu! Jngan minta uang ke mamaku! Kamu bukan anak mamaku!" kata Resi ikut-ikutan mamanya memarahi Nia.
Nia cuma bisa diam dan meninggalkan ruang makan tersebut dengan perasaan sedih.
###
Di dalam kamar, Nia mulai menangis sedih. Mbok Nah yang tadi mendengar obrolan Nia, tergopoh-gopoh masuk ke dalam kamar. Melihat Nia yang menangis, langsung dipeluknya tubuh ringkih tersebut.
"Sudah, sudah non .... Nanti mbok kasih uangnya ya, biar bisa bayar buku."
"Beneran Mbok?" kata Nia kembali senang.
"Iya, Non. Jadi jangan menangis lagi ya, sayang ... "
"Mbok, kenapa Mama Laura dan kakak-kakak nggak suka samaa Nia, ya?"
Mbok Nah yang ditanya begitu bingung mau jawab apa.
"Non Nia kan masih ada Mbok Nah yang sayang" kata simbok sambil tersenyum.
"Sudah Non, ayo kita makan. Mereka sudah selesai makan, sekarang giliran kita."
"Horee! Kita makan!" jawab Nia bahagia.
Ya, sejak Laura menjadi nyonya dirumah tersebut, Nia dilarang makan bersama dengan mereka. Nia hanya boleh makan di dapur setelah mereka selesai makan.
Sambil duduk di pojokan dapur, Mbok Nah dengan telaten menyuwir daging ayam ke dalam piring Nia dan membawanya ke dalam kamar Nia.
"Mbok, memangnya kita boleh ya makan ayam ini? Kalau dimarahi sama Mama Laura gimana, Mbok?"
"Jangan takut, Non. Tadi pas ke pasar, Mbok sengaja beli ayam lebih dengan uang Mbok Nah sendiri. Jadi ayam ini punya Non Nia," jawabnya sambil menyuapi Nia makan.
"Makasih ya, Mbok," kata Nia sambil mengecup pipi si mbok.
Brakkk!
Tiba-tiba, pintu kamar Nia dibuka dengan kasar.
Mbok Nah dan Nia terkejut menatap pintu kamar.
Terlihat Resi yang memasuki kamar tersebut dengan wajah sinis. Saat Resi melihat piring makan Nia, dia langsung teriak, "Mamaaa! Ada pencuri!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Ijin mampir ya thor tertarik ma ceritanya
2023-05-03
0
Mommy Devan
miris sih kalau orang tua nikah terus nggak di perhatiin pasti anak sendiri yang jadi korban kayak Vania
2023-04-29
0
Mommy Devan
ya Tuhan kasihan sekali Vania harus jadi pembantu di rumah sendiri mana umurnya masih segitu udah di perlakukan tidak baik
2023-04-29
0