Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
" Dia tidak sekecil yang kalian bayangkan umurnya sudah hampir 19 tahun " jelas Atlas .
" Mmmm, lagi segar-segar nya itu " senyum mesum Daniel yang merupakan seorang Cassanova .
Plakkkk
" Awwww, Atlas kenapa kau jadi begitu kejam " rintih Daniel mengelus pahanya yang ditampar Atlas dengan begitu keras .
" Jangan membayangkan hal buruk tentang istriku " ketus Atlas .
" Iya maafkan aku " ucap Daniel menatap ketiga temannya yang mungkin punya pikiran yang sama dengan nya hanya saja tidak diutarakan.
Setelah nya Atlas dan teman-teman nya melanjutkan obralan ringan mereka untuk sebatas berkeluh kesah dan membahas pekerjaan.
" Lala , makan dulu es krim pesanan kamu " ucap Atlas pada Lala yang malah asik sendiri foto-foto dan buat vidio .
Ya , diruangan mewah dan VIP itu hanya ada mereka sehingga Lala merasa lebih bebas berekspresi.
" Om mau " tawar Lala yang duduk mencicipi es krim ketika mereka semua malah menatap Lala .
" Tidak " ucap mereka meminum kopi .
" Om semua belum punya istri ya?" tanya Lala kepo .
" Belum , kenapa kamu ingin mendaftar menjadi calon istriku " ucap Jack tersenyum menatap gadis cantik yang wajahnya manis itu .
" Lala mah nggak niat jadi kandidat manapun Om , pilihan nya cuma satu pilih Lala atau tidak sama sekali " ucap Lala yang membuat kelima pria itu langsung duduk tegap termasuk Atlas yang kaget mendengar ucapan itu .
" Little, wanita cantik di dunia ini banyak jadi jangan jual mahal " ucap Daniel .
" Kalau soal itu , dimana-mana pria tampan dan kaya juga bertebaran kali Om " kata Lala menimpali ucapan Daniel .
" Hanya saja cukup sama satu pasangan itu cuma bisa dilakukan orang-orang mahal " kata Lala .
" Jangan bicara mahal Little, semua bisa dibeli dengan uang " ucap Daniel mengatakan realita kehidupan dewasa .
" Uang memang bisa membeli banyak hal , tapi sepertinya Om lupa kalau beberapa hal tidak diperdagangkan misalnya ketenangan " ucap Lala .
Kali ini Daniel benar-benar terdiam tak punya lagi jawaban atas pernyataan Lala yang begitu mengena di hati.
" Udah , Lala mau ngambil vidio lagi " ucap Lala yang sudah menghabiskan es krim nya kembali kedekat balkon meninggalkan mereka.
" Atlas, sepertinya istri nakal mu itu spesial" ucap Jhon menepuk bahu Atlas .
" Apa, dia nakal ?" ulang Alex , padahal melihat wajah Lala dia seperti nya gadis yang patuh .
..........
Keesokan harinya.
" Hwaaa, ngapain ya pagi ini ?" ucap Lala yang baru bangun jam 9 pagi berdiri di balkon kamar .
Lala mengambil ponsel nya lalu menyandar ke pagar balkon sembari chatting dengan sahabatnya yang masih berada diluar negeri .
" Berjemur enak kali ya " ucap Lala menatap ada sudut kosong di ujung pagar balkon seperti nya enak berjuntai disana menikmati udara pagi .
Lala memanjat pagar balkon yang tidak terlalu tinggi lalu berjalan perlahan dan duduk santai diatas lantai sempit sambil main ponsel .
" Enak juga udara disini " ucap Lala dengan kaki menjuntai menikmati pemandangan kota dari atas ketinggian.
" Gila ternyata rumah Om Atlas memang luas " ucap Lala yang memperhatikan halaman rumah Atlas yang luasnya sudah seperti kerajaan .
" Mana rumahnya lantai 3 lagi " ucap Lala semakin senang karena bisa melihat aktivitas orang-orang dari atas ketinggian.
...........
Sedangkan Atlas langsung berlari panik kedalam rumah melihat istrinya yang tadi pas dia tinggal masih tidur kini duduk diatas ujung tembok dilantai tiga .
" Lala apa yang kamu lakukan" cemas Atlas takutnya Lala akan bunuh diri karena merasa frustasi dengan hidupnya.
" Lala kesini cepat " panik Atlas memanggil Lala yang duduk melamun sampai tidak mendengar setelah beberapa kali Atlas memanggilnya.
" Ehhhh, Om " terkejut Lala yang sejenak melamun tiba-tiba sudah banyak saja bodyguard berdiri bersama Atlas di balkon .
" Lala kamu itu kalau ada masalah katakan padaku bukan melakukan hal nekat seperti ini , apalagi sampai bunuh diri " panik Atlas yang langsung menyuruh bodyguard nya merusak sudut pagar balkon agar dia bisa lewat menjemput Lala.
" Lala bukan mau bunuh diri Om tapi berjemur " kata Lala dengan polosnya ketika Bodyguard Atlas secepat kilat merusak sudut pagar sampai jebol dan Atlas lewat menggenggam tangan Lala .
" Berjemur ?" ulang Atlas dengan emosi yang sudah mulai naik .
" Ini juga , kenapa pagarnya dirusak dan Lala bisa panjat aja biar bisa masuk kedalam " ucap Lala tanpa dosa .
" Lala, sini kamu biar aku jemur " ucap Atlas menjewer telinga Lala lalu membawanya ke halaman depan .
" Berjemur kamu disitu , jangan diatas ketinggian" kesal Atlas yang tadinya benar-benar khawatir namun berakhir emosi mendengar ucapan Lala .
" Udah Om , matahari udah naik nanti Lala hitam karena panas " ucap Lala ikut berteduh didekat Atlas berdiri .
" Kamu ini benar-benar" geram Atlas yang tidak bisa lagi menahan emosi akhirnya mengomel pada Lala .
" Apa kamu tau betapa paniknya aku melihat kamu sudah berada yang baru aku tinggal sebentar sudah berada diatas ketinggian" kesal Atlas .
" Kan udah Lala bilang cuma berjemur Om bukan bunuh diri " kata Lala tanpa dosa .
" Harus kamu berjemur di tempat tadi , kamu pikir aku masih bisa berpikir positif ketika melihat dari bawah kamu duduk diujung tembok lantai tiga " suara besar Atlas yang benar-benar habis kesabaran nya .
" La, Lala cuma ," gelagapan Lala jadi bingung juga harus menjelaskan apa karena ide itu tadi muncul begitu saja di otak nya .
1 jam kemudian.
" Om udah napa Lala capek berdiri " keluh Lala yang berdiri disudut ruang kerja Atlas , menatap pria itu yang sibuk dengan laptopnya.
" Berdiri disitu atau halaman depan ?" pertanyaan Atlas menatap Lala sekilas lalu kembali fokus dengan laptop nya .
Kali ini Atlas memang menghukum Lala agar dia jera dan berpikir dua kali sebelum bertindak agar kejadian seperti tadi tidak terulang lagi.
" Lala mau pipis " rengek Lala yang sedang menjalani hukuman yang diberikan Atlas , yaitu berdiri disudut ruangan tanpa melakukan apapun.
" Om " Lala terus merengek memanggil Atlas .
" Bicara lagi , aku tambah 1 jam lagi " tegas Atlas .
" Udah nggak tahan " rengek Lala .
" Pipis aja kamu disitu " ucap Atlas yang tau kalau ingin pipis hanyalah akal-akalan Lala agar bisa kabur .
" Om beneran mau pipis nanti Lala balik lagi " kata Lala yang menyadari tindakan nya barusan memang salah jadi dia akan menjalankan hukuman nya .
Atlas hanya diam dan sibuk dengan laptopnya tanpa merespon rengekan Lala .
" Lala , kamu benar-benar pipis dalam celana ?" ucap Atlas menatap air yang mengalir di kaki Lala .
" Udah nggak tahan , Om sih " ucap Lala malah menyalahkan Atlas .
" Benar-benar tidak malu " Atlas menahan tawa dibalik wajah cool nya melihat tingkah bobrok Lala .
" Hmmm, Lala bakalan bilang sama orang tua kita kalau Om udah bikin Lala pipis dalam celana " ucap Lala segera lari .
" Lala jangan , mereka akan mengartikan nya dengan berbeda " Atlas langsung berlari mengejar Lala