NovelToon NovelToon
Cinta Datang Setelah Pergi

Cinta Datang Setelah Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

Di balik tirai kemewahan dan kekuasaan, Aruna menyembunyikan luka yang tak terobati, sebuah penderitaan yang membungkam jiwa. Pernikahannya dengan Revan, CEO muda dan kaya, menjadi penjara bagi hatinya, tempat di mana cinta dan harapan perlahan mati. Revan, yang masih terikat pada cinta lama, membiarkannya tenggelam dalam kesepian dan penderitaan, tanpa pernah menyadari bahwa istrinya sedang jatuh ke jurang keputusasaan. Apakah Aruna akan menemukan jalan keluar dari neraka yang ia jalani, ataukah ia akan terus terperangkap dalam cinta yang beracun?

Cerita ini 100% Murni fiksi. Jika ada yang tak suka dengan gaya bahasa, sifat tokoh dan alur ceritanya, silahkan di skip.

🌸Terimakasih:)🌸

IG: Jannah Sakinah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Di tengah berjalan, Aruna mulai merasa lebih lepas. Mereka tidak berbicara banyak, hanya menikmati kebersamaan dalam diam. Tapi keheningan itu tidak terasa canggung. Mereka seperti dua orang yang mulai menemukan kembali sisi lain dari kehidupan mereka yang sebelumnya tertutupi oleh duka dan kesedihan.

Setelah beberapa waktu berjalan, mereka duduk di bangku taman, menikmati secangkir kopi yang dibawa oleh Revan. Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka, membawa rasa damai yang jarang mereka rasakan di rumah.

“Revan, apakah kamu pernah merasa takut?” tanya Aruna tiba-tiba, mengalihkan pandangannya dari kopi yang ia pegang ke arah Revan.

“Takut? Tentang apa?” tanya Revan, matanya tidak lepas dari wajah Aruna.

“Takut jika hidup ini tidak berjalan sesuai rencana. Takut jika semuanya akan berakhir begitu saja. Aku sering merasa begitu.”

Revan menarik napas panjang. “Aku rasa kita semua punya ketakutan itu. Tapi yang harus kita ingat adalah kita tidak bisa mengendalikan semuanya. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita menjalani saat-saat yang kita punya. Kita belajar dari kesalahan, kita terima kenyataan, dan kita berusaha menjadi lebih baik. Bahkan jika itu berarti mulai lagi dari awal.”

Aruna merenung. Kata-kata itu terasa sangat dalam, namun juga menenangkan. Revan benar, hidup ini penuh dengan ketidakpastian, dan ia tak bisa terus-menerus terjebak dalam bayangan masa lalu. Perasaannya terhadap Rio akan selalu ada, tetapi itu bukan alasan untuk menahan dirinya di tempat yang sama selamanya.

“Aku takut kehilangan lagi, Revan,” katanya perlahan, suaranya hampir berbisik. “Aku takut membuka hatiku lagi.”

Revan menoleh, wajahnya serius namun lembut. “Aku tidak akan memaksamu, Aruna. Tapi aku ingin kamu tahu, tidak ada yang salah jika kamu mulai membuka hati itu sedikit demi sedikit. Aku di sini untuk menemanimu, tanpa paksaan.”

Aruna menatap Revan, matanya sedikit berkaca-kaca. “Terima kasih, Revan.”

“Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa kamu tidak sendirian.”

Malam itu, setelah mereka kembali ke rumah, suasana di antara mereka terasa lebih tenang. Aruna tidak lagi merasa terjebak dalam kehidupannya, dan meskipun ia belum sepenuhnya bisa melepaskan masa lalunya, ia mulai merasakan adanya ruang untuk sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa berkembang tanpa mengkhianati kenangan lama.

Aruna duduk di kamar, menatap lukisan yang baru ia selesaikan. Wajahnya yang tergambar di kanvas itu terlihat lebih cerah, lebih hidup. Ia tahu, ini adalah langkah kecil menuju kebebasan, kebebasan untuk mencintai lagi, tanpa harus merasa bersalah.

Dengan perlahan, ia menutup buku catatannya dan melihat ke luar jendela. Langit malam itu, meskipun gelap, terasa lebih penuh dengan kemungkinan.

Pagi itu, seperti biasa, Revan pergi lebih awal ke kantor. Aruna bangun dengan hati yang lebih ringan dari biasanya, meskipun tidak sepenuhnya bebas dari keraguan. Ia masih merasa ada bagian dalam dirinya yang belum sepenuhnya terbuka, tetapi entah mengapa, sejak perbincangannya dengan Revan di taman beberapa hari lalu, perasaan itu mulai berubah sedikit demi sedikit.

Setelah sarapan pagi, Aruna memutuskan untuk menghabiskan waktu di ruang tamu, menulis di jurnal yang selalu ia bawa ke mana-mana. Ada kalanya ia merasa terhubung dengan dirinya sendiri melalui kata-kata yang ia tulis, mencoba untuk mengungkapkan apa yang tak bisa ia katakan.

Namun, hari itu, ada sesuatu yang berbeda. Ponselnya bergetar di atas meja, dan ketika ia melihat layar, ia melihat nama yang ia kenal, Rio. Namun, itu hanya sebuah kontak lama yang sudah tidak lagi aktif, dan Aruna tahu itu bukan Rio yang sebenarnya. Ia menggigit bibir, merasakan sebuah sensasi yang sulit dijelaskan. Ia telah melupakan banyak hal tentang pria itu, tetapi bayangannya kadang datang begitu saja. Ia meraihnya dan menekan tombol untuk menutupnya.

Setelah beberapa saat, Aruna bangkit dari tempat duduk dan menuju ke balkon. Dari sana, ia bisa melihat taman belakang yang selalu ia sukai, tempat yang penuh dengan tanaman hijau dan bunga-bunga indah. Revan selalu mengurusnya, memastikan semuanya tumbuh dengan baik. Bunga-bunga itu, seperti kehidupannya yang mulai kembali berbunga meskipun perlahan.

Ketika Aruna berdiri di balkon itu, matanya tertuju pada pemandangan di luar, pikiran-pikirannya melayang jauh. Mungkin ia belum siap membuka hati sepenuhnya, tapi setidaknya ia mulai merasakan sedikit kedamaian. Ia tahu bahwa kehidupan bersama Revan bukanlah yang ia rencanakan, tetapi mungkin, hanya mungkin, ini adalah langkah baru yang harus ia ambil.

Tiba-tiba, suara pintu depan terbuka dan langkah kaki terdengar mendekat. Aruna menoleh dan melihat Revan masuk dengan membawa sebuah kotak besar.

“Ada apa ini?” tanya Aruna dengan alis terangkat.

Revan tersenyum, meletakkan kotak itu di meja ruang tamu. “Aku tahu kamu suka dengan bunga-bunga di luar. Jadi, aku membeli beberapa tanaman baru untuk ditanam di kebun belakang.”

Aruna terkejut, meskipun itu adalah sesuatu yang Revan lakukan sering kali memberikan kejutan kecil yang menunjukkan perhatian dan kasih sayang. “Kamu benar-benar tidak perlu repot-repot, Revan. Tapi… terima kasih.”

Revan mengangkat bahu. “Tidak masalah. Aku tahu kamu suka melihat kebun itu berkembang. Lagipula, aku ingin membuatnya lebih indah untukmu.”

Aruna tersenyum. Kata-kata itu menenangkan hatinya, meskipun ia merasa tidak bisa membalas rasa terima kasih itu dengan cara yang sama. “Aku akan merawatnya,” katanya dengan senyum hangat.

Revan berjalan menuju kebun belakang, dan Aruna mengikuti di belakangnya. Mereka berdua bekerja bersama, menanam tanaman-tanaman baru yang Revan bawa. Keheningan di antara mereka tidak canggung, justru terasa lebih nyaman dari sebelumnya. Mereka tidak perlu berbicara banyak untuk merasa dekat, dan itu adalah sesuatu yang Aruna rasakan mulai mengalir dalam hubungan mereka.

Beberapa jam kemudian, setelah semua tanaman tertanam dengan baik, Revan duduk di kursi taman, menatap hasil kerja mereka berdua. “Aku ingin kamu tahu, Aruna, bahwa aku benar-benar menghargai apa yang telah kamu lakukan untuk kehidupan kita bersama.”

Aruna duduk di sebelahnya, sedikit terkejut dengan kata-kata itu. “Aku hanya berusaha,” jawabnya pelan.

“Tapi itu lebih dari cukup. Kamu tidak harus menjadi seseorang yang sempurna. Kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri. Aku tidak meminta lebih dari itu.”

Mendengar kata-kata Revan, Aruna merasa ada sesuatu yang menghangatkan hatinya. Revan selalu bisa membuatnya merasa nyaman, meskipun tanpa kata-kata manis yang berlebihan. Keberadaannya, perhatian yang ia tunjukkan, sudah lebih dari cukup.

Setelah beberapa detik hening, Aruna berkata, “Aku masih merasa bingung, Revan. Aku ingin memulai sesuatu yang baru, tapi aku takut…”

1
Luna
Lanjut
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Susila
Semangat Thor
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Risky Kece
Ceritanya semakin lama semakin seru
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Risky Kece
Makin seru
Seila
Rate 5 dan Vote, semangat updatenya kak🤩
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Khadijah Aisyah
Suka...
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Khadijah Aisyah
Lanjut kak☺️
Queen pyri
Menarik
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Desi
Bagus banget karakter Aruna dan Revan. Keduanya sangat dewasa, bahkan di real life juga banyak yang menjalani ujian seperti mereka. Banyak juga istri yang memaafkan suaminya walaupun sering kali disakiti. Bagus Thor ceritanya, hanya saja banyak kalimat yang mirip. Semangat Thor.
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Desi Lia
Good👍
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Masya
Suka sama ceritanya
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Masya
Lanjut Thor
Renata
Author pandai sekali mengobrak abrik hati pembaca. Gereget thor ceritanya, lanjut ya🫵😭
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Ario
Suka sama kisah Aruna dan Revan. Karakter ini saling melengkapi kekurangan satu sama lain dan mampu memaafkan. Bahkan mereka berani move on dari masa lalu yang menyakitkan. Top deh pokoknya.
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌺
total 1 replies
Yusri Dausri
Bagus ceritanya😍
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Tobi Ram
Sangat bagus ceritanya. Awalnya gak paham sama alurnya tapi pas di baca pelan2 jadi paham. Semangat thor, up sampai tamat ya🥰
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Queen of novel
Novel ini cukup bagus jika ditulis karena sebatas hobby Authornya. Gak ada yang benar-benar sempurna, Author sudah sangat keren bisa membuat cerita ini di tengah kesibukannya di real life. Lanjut thor jangan Hiatus ya hanya karena pembacanya sedikit. I'm always support you💓🌹
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
enungdedy
bukankah di bab sbelumnya aruna sudah brtemu dg revan dan aruna memutuskan tdk bisa kembali meski revan blg mencintainya...
entah ceritany atau kalimat nya itu spt di ulang2 lagi....author spt lupa alurnya
enungdedy
terlalu bnyak kalimat2 kiasan dan kalimat nya spt trus di ulang2
utk alurnya sudah oke...
enungdedy
maaf cerita sbnernya bagus tpi kurang dialog percakapan....
yg ada hanya cerita dri penulis nya saja....jdi yg baca kyak kurang bisa msuk ke dalam ceritanya 🙏
Jannah Sakinah: Terima kasih atas sarannya. silahkan lanjut baca karena in syaa Allah bab selanjutnya dialog semakin banyak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!