NovelToon NovelToon
The Cleaner

The Cleaner

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:29
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
​Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
​Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
​Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24:THE FINAL AUCTION

​Gaun sutra hitam Isabella terkesan elegan, namun Luca tahu itu adalah kamuflase. Di balik gaun mahal itu, Isabella menyembunyikan device komunikasi terenkripsi dan bug ultra-miniatur—persenjataan seorang Auditor yang beroperasi di medan tempur. Luca, mengenakan tuksedo yang dipinjam, merasa tidak nyaman. Jasnya adalah armor di Chicago; di sini, itu adalah topeng rapuh.

​"Kita tidak masuk melalui pintu utama," bisik Luca, memegang lengan Isabella saat mereka berdiri di sudut Rue de Rivoli, mengawasi Le Grand Palais.

​Lelang seni rahasia yang diselenggarakan oleh konsorsium kriminal Eropa diadakan di galeri tersembunyi dekat Grand Palais. Lelang itu adalah showcase bagi para penjahat super kaya, tempat mereka mencuci uang dan memperdagangkan pengaruh. Ini adalah sarang serigala, dan Luca serta Isabella, yang telah menetralkan tim Falcone pagi itu, adalah tamu tak diundang yang paling berbahaya.

​"Kita masuk sebagai pemodal," balas Isabella, suaranya tenang. "Aku telah menciptakan identitas shell company yang tak bercacat—Calypso Holdings. Kita ada di daftar tamu, Luca. Falcone tidak akan menyadari kita adalah The Ghost dan The Auditor sampai terlambat."

​"Rencana ini terlalu tipis," kata Luca, tatapannya menyapu setiap sudut. "Veronica Vance harus tiba tepat waktu. Jika Falcone menyadari kita memancing mereka, kita akan terjebak di tengah kerumunan yang tidak bisa kita bunuh."

​Isabella menatap Luca, tatapannya yang dingin dan logis menenangkan kegelisahan Luca. "Vance tiba pukul 22:00. Itu adalah waktu puncak lelang, saat Falcone memamerkan aset mereka. Aku telah mengirimkan data tentang transfer dana Falcone yang paling kotor kepada Vance. Dia akan datang, Luca. Keyakinan moralnya lebih kuat dari semua Kapo di Chicago."

​Mereka berbagi pandangan yang panjang—perpisahan yang tak terucapkan. Ini adalah pembersihan terakhir mereka, dan mereka berdua tahu ini adalah perpisahan.

​Di dalam galeri, udara terasa berat dengan aroma parfum mahal, sampanye, dan ketamakan tersembunyi. Seni modern yang kontroversial dipajang, tetapi yang diperdagangkan adalah kekuasaan. Luca dan Isabella bergerak di antara kerumunan, seperti dua bayangan yang tidak saling memiliki.

​Marco Falcone—pria muda yang arogan yang Luca lumpuhkan di Napoli—hadir, ditemani oleh pamannya, Don Adriano Falcone, Capo sesungguhnya dari Los Angeles. Adriano adalah pria tua yang tenang, dengan mata yang menyimpan perhitungan brutal.

​Luca dan Isabella duduk di bar tersembunyi, mengamati.

​"Adriano tidak akan pernah datang ke Paris kecuali ada taruhan yang sangat besar," bisik Luca. "Apa yang dia jual?"

​Isabella menyesap airnya. "Dia menjual backdoor ke jaringan logistik AS yang bebas pajak—rute yang akan menghancurkan keunggulan Moretti. Ini adalah pembersihan terakhir Falcone. Mereka tidak hanya ingin kita mati, mereka ingin membunuh Moretti."

​Tiba-tiba, Don Adriano Falcone bergerak. Dia melihat Luca dan Isabella. Bukan karena mereka terlihat mencurigakan, tetapi karena wajah mereka terlalu elegan, terlalu terawat. Mereka tidak dikenal.

​Adriano Falcone menghampiri mereka, senyum sopan di wajahnya, tetapi matanya dingin seperti baja.

​"Pasangan yang menarik. Saya tidak ingat mengundang Anda ke sini," sapa Adriano. "Saya Adriano Falcone. Anda siapa?"

​Isabella berdiri, menunjukkan keahliannya. "Kami adalah perwakilan Calypso Holdings, Don Falcone. Kami datang untuk menawar."

​"Saya tidak bernegosiasi dengan holding yang tidak saya kenal," balas Adriano, tatapannya beralih ke Luca. "Dan teman Anda... dia terlihat sedikit kaku. Mungkin dia lebih terbiasa dengan lingkungan yang berbeda."

​Luca menatap Adriano, membiarkan The Ghost bersinar sejenak di matanya. "Saya lebih suka lingkungan di mana orang jujur dengan niat mereka, Don Falcone."

​Adriano tersenyum lebar. "Saya suka kejujuran. Niat saya adalah: Saya akan menguasai Chicago, dan Anda menghalangi. Anda siapa, Signore?"

​"Luca Rossi," jawab Luca, tidak menyebut Moretti. "Seorang Cleaner."

​Adriano Falcone tertawa. "Seorang Cleaner. Saya akan ingat itu. Semoga tawaran Anda setinggi ambisi Anda."

​Lelang dimulai. Sepotong seni kontemporer yang seharusnya bernilai $50.000 terjual $5 juta. Semua adalah uang kotor, dicuci di depan umum.

​Pukul 21:45, tiba giliran item yang ditunggu Luca dan Isabella: Rute Logistik Bebas Pajak AS. Item itu adalah kunci untuk menghancurkan Moretti, dan Falcone berencana mengamankannya.

​Luca melihat ke arlojinya. Isabella telah menetapkan waktu kedatangan Vance pada 22:00.

​Saat penawaran mencapai puncaknya, Isabella bertindak. Bukan dengan uang, tetapi dengan data.

​Isabella menggunakan device terenkripsinya, meretas sistem keuangan internal Falcone, dan memicu transfer dana besar-besaran—tampaknya, transfer $100 juta ke rekening offshore yang dia kendalikan.

​Marco Falcone, yang memegang device penawaran, menerima peringatan dari tim keuangannya. Wajahnya berubah pucat. "Paman! $100 juta hilang! Diambil dari rekening darurat!"

​Don Adriano Falcone membeku, amarah perlahan menguasai ketenangannya. Dia menatap Isabella, lalu melihat device yang dipegang Isabella—yang menunjukkan identitas Calypso Holdings.

​"Kau!" desis Adriano. "Kau meretas kami!"

​Kekacauan pecah di dekat panggung. Isabella telah menciptakan gangguan yang sempurna.

​Tepat pukul 22:00, pintu galeri utama terbuka dengan keras. Bukan polisi Paris, melainkan Jaksa Federal Veronica Vance, dikelilingi oleh tim agen keamanan Eropa. Wajah Vance keras, matanya memindai ruangan.

​Vance tidak mencari Luca. Dia mencari kejahatan yang nyata.

​"Saya Veronica Vance, Jaksa Federal Amerika Serikat!" teriak Vance, suaranya memotong kekacauan. "Semua orang di ruangan ini berada di bawah penyelidikan atas pencucian uang dan konspirasi kriminal internasional. Khususnya, Don Adriano Falcone!"

​Vance menunjuk ke Don Falcone. "Kami memiliki bukti transfer dana ilegal yang dilakukan malam ini di tempat ini, dari rekening yang terhubung ke jaringan penyelundupan narkotika Falcone!"

​Don Adriano Falcone terkejut. Dia melihat Isabella, yang masih memegang device penawaran, dan Luca, yang kini bergerak cepat menuju pintu keluar darurat. Adriano menyadari bahwa Calypso Holdings dan Cleaner ini adalah jebakan.

​"Bunuh mereka!" teriak Adriano, mengabaikan Vance. Dia menunjuk ke Luca dan Isabella. "Mereka yang mencuri! Mereka yang menjual kita!"

​Luca dan Isabella berlari menuju pintu darurat. Tim keamanan Vance dan anak buah Falcone yang panik mulai bentrok. Pemandangan itu adalah puncak pembersihan Luca—musuh bertarung melawan hukum, meninggalkan Luca bebas dari tanggung jawab.

​Luca dan Isabella berhasil keluar ke gang sempit di belakang galeri. Sirene polisi Paris dan teriakan agen Vance menyelimuti mereka. Luca telah menyiapkan mobil pelarian, mobil Italia yang lusuh, mobil yang familiar.

​Mereka berdua naik ke mobil. Luca mengemudi dengan cepat, jantungnya berdetak kencang, bukan karena ketakutan, tetapi karena rasa penyelesaian.

​"Vance mendapatkan Falcone," kata Isabella, menatap ke belakang. "Dia mendapatkan buruan yang lebih besar dari yang pernah ia impikan. Dia tidak akan kembali ke Chicago untuk waktu yang lama."

​"Kita aman," kata Luca, suaranya dipenuhi kelegaan dan kesedihan yang tak terhindarkan.

​Mereka tiba di bandara kecil di luar Paris, tempat jet pribadi sewaan menunggu Luca.

​Mereka berhenti di tepi landasan pacu. Isabella tidak menatap Luca. Dia menatap pesawat itu.

​"Ini selesai," bisik Isabella. "Aku membersihkan Falcone. Aku memberimu perisai terbersih. Kau bisa kembali ke Chicago, dan Don Calvino akan menganggapmu layak. Kau bebas."

​Luca meraih tangan Isabella, menggenggamnya kuat. "Kau juga bebas, Isabella. Jangan pernah kembali. Jangan pernah mengambil risiko lagi. Hiduplah. Untuk pertama kalinya, hiduplah bersih."

​"Aku tidak bisa bersih, Luca," jawab Isabella, air mata menggenang di matanya. "Aku belajar membersihkan, tetapi tanganku kotor karena Ayahku. Aku adalah Auditor yang dicari. Dan kau... kau adalah The Ghost yang duduk di takhta yang ia benci."

​Isabella mengeluarkan paspornya yang baru, yang Luca berikan di Napoli. "Aku akan pergi ke tempat yang tidak ada data, tidak ada firewall, dan tidak ada Cleaner. Aku akan menghilang."

​Luca mengangguk. Dia mencium kening Isabella. Itu adalah ciuman perpisahan yang dingin dan definitif, sebuah pengakuan bahwa chemistry mereka terlalu berbahaya untuk bertahan hidup.

​Luca berbalik, melangkah menuju pesawat.

​"Luca!" panggil Isabella.

​Luca berhenti, tidak berbalik.

​"Apa yang kau lakukan dengan Elena?" tanyanya.

​"Aku akan memberinya hidup yang bersih, Isabella," jawab Luca, melihat ke depan. "Dia adalah perisai. Dia adalah alasan."

​"Bukan alasan," bisik Isabella. "Dia adalah harga dari mahkotamu."

​Luca tidak membalas. Dia naik ke pesawat. Saat pesawat lepas landas, Luca menatap ke luar jendela. Dia tidak melihat Paris; dia melihat bayangan Isabella yang kini ditinggalkannya di landasan pacu.

​Dia telah memenangkan perang. Dia adalah penguasa Chicago. Dia adalah The Ghost yang tak terlihat. Tetapi dia duduk di atas tahta yang kosong, disiksa oleh ilusi kesucian, dan hanya ditemani oleh keheningan yang ia ciptakan sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!