Di temukan oleh seseorang di pinggir jalan dengan keadaan sangat kurus dan lemas Senia di bawa pulang dan di rawat dan dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian .
Ketika suatu hari kedua orang tuanya secara paksa membawanya pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan membuat Senia merasa bingung antara bertahan bersama keluarga baru atau kembali bersama kedua orang tuanya .
Kejadian demi kejadian kembali teringat dipikirannya dan menyadarkannya akan perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu tapi ia mempunyai rencana sendiri .
Ikuti terus kisahnya sampai selesai .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 CURIGA
Menjelang sore Senia berpamitan pulang namun Ayu tidak mengijinkan karena melihat kondisi Senia masih sangat lemah . Senia merasa tidak enak jika harus menginap .
Malam harinya keluarga Ayu baru berkumpul , ada kakaknya Andra seorang perempuan bernama Laila dan ayahnya bernama Suwignyo .
Senia yang masih di kamar merasa tidak pantas jika bergabung bersama mereka . Dari bangun tidur siang Senia enggan keluar kamar karena ia masih ingin beristirahat tubuhnya terasa lelah sekali .
Ayu masuk kamar dengan hati-hati takut mengganggu Senia . Ia melihat Senia sedang duduk di depan meja rias sambil melihat dirinya sendiri .
Ayu berdiri di belakangnya dengan senyum hangat membuat Senia merasa sungkan . Ia beranjak sedikit menjaga jarak , Senia sadar dirinya siapa dan tidak mungkin bebas melakukan apapun di kamar tamu .
" Senia , kamu tidak perlu sungkan sama ibu , ayo kita keluar makan malam sudah siap ," ajak Ayu meraih tangan Senia dan menggandeng dengan lembut .
Senia tidak pernah diperlakukan baik oleh keluarganya , hal itu membuat hatinya sulit mempercayai seseorang yang berniat baik padanya .
Tapi ketika melihat ketulusan di wajah Ayu dapat dikatakan kalau Ayu bukanlah orang jahat . Terbukti dari cara memperlakukan dirinya dengan baik dan begitu sangat perhatian .
Senia melihat anggota keluarga Ayu sudah berkumpul di ruang makan , hatinya mencelos sedih . Aura sangat berbeda dengan keluarganya , di sini ia bisa melihat betapa mereka sangat baik tidak membandingkan dirinya dengan mereka .
"Sini nak , kita makan bersama ," Suwignyo menyuruh bergabung .
" Terimakasih, Pak ! " jawab Senia sungkan sambil duduk dengan tenang .
Ayu mengambilkan nasi dan lauk untuk Senia namun Senia menolaknya . Ia ingin mengambil sendiri .
"Kamu kan pasien dokter Anwar , Senia ," ucap Laila tak percaya dengan apa yang ia lihat .
Semua yang mendengar terkejut menatap Laila lalu Senia . Senia baru menyadari satu hal bahwa wajah seseorang di foto itu ternyata suster Laila , ia merasa sangat senang bisa mengenal keluarga suster Laila .
"Kok bisa di sini pasti ibu yang membawa mu kesini ," katanya lagi
" Iya suster ," jawab Senia apa adanya .
" Santai saja keluarga kami baik kok , jadi kamu akan aman di sini , " kata-kata Laila semakin membuat semua orang penasaran tapi tidak ingin mengganggu acara makan malam .
"Sudah jangan ngobrol terus ayo makan ," perintah Ayu kepada Laila yang suka sekali ngobrol .
"Iya Bu bos ," sahut Laila kemudian menikmati makanannya .
Mereka makan tanpa obrolan tapi di pikiran mereka ada tanda tanya besar yang membuat penasaran dengan sosok Senia .
Sedangkan di rumah Senia , Aluna uring-uringan tidak jelas . Suaminya yang tidak pulang membuatnya kesal padahal biasanya ia senang kalau suaminya tidak pulang dengan begitu ia bisa bebas pergi kemanapun.
"Ibu kenapa sih dari tadi tidak bisa tenang ?" Adit yang sedang belajar merasa terganggu dengan tingkah ibunya .
"Adit , apa bapakmu tidak kirim uang sama kamu ?" tanya Aluna dengan menahan marah .
" Tidak ," jawab Adit singkat .
"Ibu , aku lapar ," Imran merengek pada Aluna minta makan .
"Sebentar ya ،nak ," Aluna pergi ke warung membeli telur kemudian pulang langsung membuat telur ceplok untuk Imran .
"Kamu bisa makan sendiri kan , ini makanlah ," perintah Aluna memberikan sepiring nasi dan telur ceplok kepada Imran .
Selesai makan Imran masuk kamar dan tidur . Aluna merasa ada yang kurang karena Senia tidak ada untuk membantunya mengerjakan pekerjaan rumah .
Aluna baru merasa lelah ketika mengerjakan semua pekerjaan rumahnya . Ia tidak sempat pergi bersenang-senang bersama kekasihnya . Hal itulah yang membuatnya kesal sekaligus emosi .
Ponsel Aluna berdering terlihat nama Bian memanggil . Dengan hati senang Aluna mengangkat panggilan telepon dari suaminya .
"Halo , mas kapan kamu kirim uang ke rumah ini uangku habis tadi aku utang telur di warung ," ungkap Aluna dengan sedih .
" Besok aku kirim , oh iya aku mau kasih tahu dalam waktu satu bulan ini aku tidak bisa pulang kontrak kerja di perpanjang ," jelas Bian .
" Kok lama sekali sih , mas . Biasanya pulang satu minggu sekali , " sahut Aluna sedih .
" Aku tidak bisa mengubah aturan karena itu keputusan dari majikan . Aku harus nurut ," kata Bian .
" Tapi kamu sering kirim uang ya , buat keperluan sekolah Imran sama Adit mereka juga butuh loh , " Aluna merayu Bian .
" Senia mana ? " tanya Bian merasa aneh dengan Aluna . Meskipun dia kasar pada Senia ia tetap ayahnya .
"Tumben kamu nanya Senia , dia sedang di rumah sakit sudah beberapa hari belum juga pulang mungkin masih betah ," ucap Aluna .
Bian terkejut mendengar Senia berada di rumah sakit , perasaannya tidak enak, pikirannya kemana-mana. Mengingat kondisi fisik Senia yang lemah ia berpikir kalau anaknya kelelahan . Tapi hatinya kalah dengan egonya .
"Untuk apa aku mengkhawatirkan Senia , ada Aluna biar dia yang urus Senia ," gumamnya .
" Apa katamu , mas . Aku yang urus enak saja kamu ngomong kamu juga dong ikut ngurus jangan aku saja ," Aluna marah mendengar perkataan Bian .
"Aku kan kerja jauh tidak bisa dong ngurus dari jarak jauh , lagi pula kamu itu kan di rumah menahan anak-anak harus tahu diri ," Bian tidak bisa menahan emosinya .
Bian sudah mencurigai istrinya yang sering pergi keluar rumah tapi tidak berani melarang takutnya salah paham jadi ia hanya memantau dari jauh .
Sejak Senia di rumah sakit Aluna sudah jarang pergi keluar bersama kekasihnya . Tapi keduanya masih bertukar kabar .
Hari itu Aluna berencana pergi ke rumah sakit menjenguk Senia . Ia bersama Adit sedangkan Imran dititipkan sama tetangga sebelah .
" Bu , sebenarnya Senia sakit apa kenapa lama sekali di rumah sakit dan belum pulang ?" tanya Adit penasaran .
"Katanya sih kurang cairan ,“ jawab Aluna seadanya , ia tidak ingin membuat Adit curiga padanya karena penyakit Aluna karena dia .
Mereka tiba di depan rumah sakit masuk ke dalam rumah sakit menuju ruang rawat Senia . Mereka sampai di depan kamar rawat Senia Aluna membuat pintu namun tidak ada Senia .
Aluna curiga kalau Senia sudah keluar dari rumah sakit dalam pikirannya timbul pertanyaan . Kalau sudah keluar lalu Senia pergi kemana batinnya . Seorang suster masuk ke dalam melihat ada dua orang merasa heran .
"Kalian siapa ?" tanya Suster Dina yang merawat Senia , juga mencari Senia namun tidak ada di dalam juga di kamar mandi perasannya tidak tenang lalu menatap ke arah dua orang tersebut
"Kami keluarga Senia , justru saya ingin tanya sama suster dimana Senia kenapa tidak ada di sini ?" bentak Aluna
"Kata dokter Anwar Senia sudah dinyatakan sembuh tapi dokter belum mengijinkannya pulang _ ," suster Dina menggantungkan kalimatnya kemudian keluar mencari Senia . sedangkan Aluna dan Adit saling pandang .
semasa hidup aja bian tak pernah kasih uang jajan sm mu tak pernah sayang pada mu 🤭🤣🤣🤣