Sistem Pembunuh: Tak Terkalahkan

Bu Bai yang sudah tiba di tempat kediaman para Murid Inti,

Pada peraturan Sekte, tidak ada yang boleh memasuki Kediaman murid inti, bahkan itu adalah Murid dalam. Sedangkan, Bu Bai yang hanya Pelayan sekte tentu saja hal tersebut sudah pasti sangat dilarang. Tapi, Berkat dia yang memiliki saudara yang memiliki status sebagai Murid inti di Sekte, Bu Bai dapat sedikit keistimewaan. Jika bukan karena saudara-nya, dia mungkin akan langsung dilemparkan turun langsung ke gerbang Sekte.

Kediaman untuk Murid inti sangat jauh berbeda dengan Kediaman tempat Bu Bai yang berada di Kediaman Pelayan Sekte.

Kediaman Pelayan Sekte hanya terdapat bangunan yang sederhana dari kayu. Dalam satu ruangan besar dapat menampung beberapa pelayan dalam satu kamar. tanpa banyak perabotan, para pelayan tidur dengan tikar jerami atau kasur tipis. Kamar mandi yang digunakan bersama dan makanan cukup terbatas.

Melihat dari ingatan Bu Bai sebelum-nya, Bu Bai cukup tersiksa dengan kehidupan-nya yang tinggal di tempat kediaman para pelayan sekte. Tapi, Bu Bai yang sekarang hal tersebut cukup biasa. Karena dia sudah jauh menjalani hidup yang lebih sulit dari pada yang dialami oleh Xiao Bu Bai.

Walaupun tidak berbeda jauh dari Kediamannya Pelayan Sekte, Murid luar juga memiliki bangunan sederhana namun kamar mereka diisi oleh dua hingga empat Murid dalam satu kamar. Tempat tidur mereka berupa ranjang kayu dan makanan mereka masih lebih tercukupi dibandingkan dengan para Pelayan sekte.

Sedangkan Murid dalam, Kediaman murid dalam lebih baik. Dalam bangunan, setiap murid mendapatkan kamar pribadi mereka. Dari hal perabotan hingga makanan, mereka jauh terpenuhi dari pada Murid luar.

Murid dalam juga mendapatkan hal istimewa dari yang lain, Mereka akan selalu mendapatkan pelatihan lebih dari Tetua Sekte.

Murid Dalam terbilang cukup baik dibandingkan dua lainnya, tetapi dibandingkan dengan Murid Inti, Kediaman Murid dalam bukanlah apa-apa.

Bukan hanya mendapatkan lebih banyak sumber daya dari Sekte, masing-masing murid inti juga memiliki tempat tinggal mereka sendiri seperti rumah pribadi yang membuat mereka senyaman mungkin.

Bahkan disetiap kediaman mereka terpasang sebuah formasi pelindung. Sekte selalu memastikan Murid inti selalu dalam perhatian mereka, karena para Murid inti adalah harapan bagi Sekte.

Bu Bai memiliki alasan untuk mendatangi Wilayah para Murid inti. Dia ingin bertemu Adik-nya yang sudah pasti dalam keadaan khawatir dengan kepergian-nya.

Huo Zhen cukup sering mengunjungi kakak laki-lakinya di Wilayah Pelayan sekte. Dia juga tidak segan-segan menghajar para Pelayan sekte yang mencoba perundungan fisik pada kakak-nya.

Awalnya Bu Bai cukup banyak mengalami perundungan fisik dari orang-orang Pelayan sekte tapi, Adik-nya selalu membalas mereka semua yang melukai kakak-nya.

Jika bukan karena peraturan sekte yang melarang Murid inti untuk keluar dari Sekte, Huo Zhen mungkin sudah menerobos keluar untuk mencari Kakak-nya karena kekhawatiran-nya.

Jadi, Bu Bai berniat menjumpai Huo Zhen untuk menunjukkan diri-nya agar adik laki-lakinya tidak perlu khawatir lagi. Alasan lainnya, Dia juga ingin menyerahkan benda kotak kepada Huo Zhen agar memberikan-nya kepada Ketua Sekte Awan Surgawi.

Status Bu Bai yang sekarang tidak memungkin-kan dirinya untuk bertemu Ketua Sekte Awan Surgawi sehingga lebih baik menyerahkan-nya kepada Adik-nya yang merupakan Murid Inti.

Bu Bai sudah tiba tempat kediaman Huo Zhen. Terdapat jelas papan nama tertulis 'Huo Zhen' dikediamannya. Karena terdapat formasi pelindung pada kediaman Murid inti, seseorang hanya bisa memanggil-nya dari luar.

"Siapa kau?!"

Sebuah suara dingin terdengar, dan dalam sekejap beberapa Murid inti memperhatikan. Bu Bai membalik-kan badannya setelah mendengar suara yang jelas tampak tidak senang tersebut.

Bu Bai melihat seorang pemuda yang cukup tampan namun mata-nya terlihat kejam. Dipinggang nya terdapat sebuah pedang.

"Kenapa seorang Pelayan sekte berani menginjak-kan kaki di Wilayah Murid inti, siapa yang membiarkan-nya masuk ketempat ini?!", Pemuda itu berkata dengan dingin dan melihat Murid inti lainnya.

Tidak ada yang berani menjawab perkataan-nya tersebut. Beberapa dari mereka memang melihat Bu Bai memasuki Wilayah Murid inti, tapi karena dia adalah saudara Huo Zhen, tidak ada yang berani menegur-nya.

Huo Zhen dikenal sangat berapi-api jika mengenai kakak-nya dan juga merupakan peringkat dua di Murid inti.

Sekte Awan Surgawi memiliki kurang lebih 50 Murid Inti. Murid inti memiliki sistem ranking yang mengurutkan siapa yang terkuat di Wilayah Murid inti.

Terdapat sepuluh ranking. Murid inti memang sangat dihormati oleh Murid dalam, Murid luar dan Pelayan sekte. Tapi, Mereka yang berada di kesepuluh ranking tersebut akan jauh dihormati dan bahkan disegani sesama Murid inti yang diluar ranking tersebut.

Untuk Murid inti yang diluar ranking dan ingin berada di antara kesepuluh ranking tersebut, mereka bisa menantang dengan berduel.

Setiap Murid inti bisa menantang kesepuluh dari mereka begitu juga dengan Murid inti yang sudah berada diperingkat. Mereka juga dapat menantang peringkat yang lebih tinggi.

Peringkat satu dan tiga adalah murid inti terkuat.

Mereka yang berada ditiga besar adalah calon-calon penerus pimpinan sekte. Kekuatan masing-masing dari mereka tidak berbeda dan mereka bertiga juga jarang untuk bertarung satu sama lain dan hanya fokus meningkatkan kekuatan mereka.

Peringkat empat hingga sepuluh adalah Elit, setiap dari mereka memiliki kekuatan yang tidak berbeda jauh. Namun, jika dibandingkan dengan kekuatan peringkat tiga besar masih terbilang sangat kuat bagi mereka yang masih berada di peringkat empat hingga sepuluh.

Dan Huo Zhen, dia berada di peringkat kedua. Tidak ada yang berani dengan-nya kecuali jika mereka berada dalam ranking tersebut.

Orang yang baru saja berbicara dingin kepada Bu Bai merupakan bagian dalam kesepuluh peringkat Murid Inti.

Dia adalah Luo Heng. Dia berada di urutan keempat.

Bu Bai tentu saja tidak tahu akan semua itu. "Aku disini hanya ingin- "

Wush~

Saat ingin menjelaskan maksud kedatangan-nya, Bu Bai tidak menyangka dia akan diserang sebelum menyelesaikan kata-katanya.

Bu Bai melihat orang tersebut melesat sambil mengepalkan tangan-nya dan mengarahkan ke dada-nya. Dalam sepersekian detik, tubuh Bu Bai bergerak refleks, dia mengankat kedua tangan-nya tepat didepan dada-nya untuk menghalau serangan pemuda tersebut.

BAM!

Masih terlalu kuat bagi-nya, Bu Bai terhempas jauh dan tergeletak di tanah. Tulang lengan-nya retak akibat mencoba menghalau serangan dari pemuda tersebut.

"Guhhkk!" Bu Bai memuntahkan kan banyak darah dari mulut-nya.

"Pelayan rendahan tidak perlu menjelaskan apa-apa, kau bersalah karena memijak-kan kakimu ditempat ini!" Pemuda bernama Luo Heng berkata.

"Kakak?!"

Bersambung~

Jangan Lupa Di Like Ya....