NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Angst / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:238.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Ketukan palu dari hakim ketua, mengakhiri biduk rumah tangga Nirma bersama Yasir Huda.

Jalinan kasih yang dimulai dengan cara tidak benar itu, akhirnya kandas juga ... setelah Nirma dikhianati saat dirinya tengah berbadan dua.

Nirma memutuskan untuk berjuang seorang diri, demi masa depannya bersama sang buah hati yang terlahir tidak sempurna.

Wanita pendosa itu berusaha memantaskan diri agar bisa segera kembali ke kampung halaman berkumpul bersama Ibu serta kakaknya.

Namun, cobaan datang silih berganti, berhasil memporak-porandakan kehidupannya, membuatnya terombang-ambing dalam lautan kebimbangan.

Sampai di mana sosok Juragan Byakta Nugraha, berulangkali menawarkan pernikahan Simbiosis Mutualisme, agar dirinya bisa merasakan menjadi seorang Ayah, ia divonis sulit memiliki keturunan.

Mana yang akan menang? Keteguhan pendirian Nirma, atau ambisi tersembunyi Juragan Byakta Nugraha ...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Agam mengangguk pasti, tangannya menghapus buliran air mata di pipi sang istri. “Abang janji, Nur! Nirma tu sudah jadi adik Abang jua, sama seperti Wahyuni dan Meutia. Ia pun memiliki hak dan porsi yang sama seperti mereka, dilindungi, diperhatikan, dan diberikan rasa aman serta nyaman sebagai seorang adik. Sayang … sabar sekejap lagi ya?”

“Iya, Abang. Nur, percaya pada Abang.” Mala kembali masuk ke dalam pelukan suaminya, menangis lirih meratapi nasib adik semata wayangnya.

“Apa sekarang kita masih harus diam, Bang? Tak bisakah membantunya secara sembunyi-sembunyi?” tanyanya tanpa melepaskan dekapan.

“Sebetulnya mudah membantunya, tapi apa Nur lupa? Bila sebelumnya kita telah berjanji kepada Nirma, memberikannya waktu untuk berjuang, berusaha seorang diri demi buah hatinya. Agar ia tak terus menerus dirundung rasa bersalah_”

“Nur … ini bukan perkara materi, tapi lebih kenyamanan hati. Adik kita tu sedang pada tahap pendewasaan diri, ia yang dulu penakut, sedikit manja, serta lebih suka mencari pembenaran diri kala berbuat salah. kini Abang yakin, bila dirinya telah berubah! Jadi, sudah menjadi tugas kita untuk menyemangatinya, mendoakan, serta menghargai upayanya. Paham kan Sayang?” Ia usap punggung istrinya.

Nur Amala melerai pelukan mereka, ia mengangguk pelan. “Abang benar. Nirma ingin kita percaya padanya!”

“Istri Abang memang pintar.” Pujinya seraya menyentuh lembut pipi tembam ibu dari anak-anaknya. “Jangan sampai keinginan menggebu-gebu kita untuk memaksanya pulang, malah jadi bumerang dikemudian hari. Mungkin bagi kita niat tu baik, sebab tulus ingin membantunya. Namun, bisa saja melukai perasaannya dikarenakan tindakan kita seolah meremehkan kemampuannya.”

Lagi-lagi Nur Amala mengangguk. Ia sangat bersyukur memiliki suami bijaksana, penuh kasih sayang, dan selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga kecil mereka.

“Sekarang Nur mau bagaimana? Masih ingin menunggu di sini, atau jalan pulang?”

Mala menekan asal tombol ponsel agar layarnya hidup guna melihat sekarang pukul berapa.

“Sudah jam 2 dini hari, Bang. Apa boleh kita sekejap lagi disini? Nur masih rindu dengan Nirma. Walaupun tak bisa melihat wajahnya secara langsung, tapi dengan memandang rumah di mana sosoknya ada di dalam sana, hati ini sedikit lega.” Kembali air matanya terjatuh, ia memiringkan badan, menatap lamat teras rumah bercahaya kan lampu pijar.

“Boleh, Sayang.” Agam menurunkan sedikit lagi kaca jendela mobil, agar pandangan sang istri tidak terhalangi.

‘Dek … terima kasih memilih bertahan. Dulu Mbak begitu bangga saat kau mengirimi surat serta menyisipkan nilai-nilai mata pelajaran yang didapat. Sekarang Mbak lebih dari sekedar salut, sebab kau mampu melalui hari yang sulit. Sendirian di perantauan, berjuang demi Kamal. Mbak yakin hal itu tak lah mudah, tapi dirimu bisa,’ batinnya bersuara, netranya menatap dengan deraian air mata pada bangunan rumah kontrakan Nirma.

Nur Amala dan Agam Siddiq, melakukan perjalanan panjang dari kampung halaman ke pelosok kabupaten. Semua itu mereka lakukan hanya ingin memastikan sendiri keadaan Nirma, setelah Wak Sarmi datang berkunjung memberitahukan bila ia telah pensiun, dikarenakan harus merawat putranya pasca kecelakaan.

Mala yang begitu menyayangi sang adik, menjadi tidak tenang. Empat hari belakangan selalu memimpikan Nirma dan almarhum bapak mereka. Dia pun menceritakan kepada sang suami, dan disinilah mereka.

Mengapa memilih dini hari, ya karena hanya waktu itu yang aman. Mereka takut kepergok Nirma, membuat wanita itu menjadi tidak nyaman menjalani hari-harinya.

Tanpa Agam dan Mala ketahui, bila kehidupan Nirma sedang tidak baik-baik saja. Sayang Wak Sarmi menepati janjinya, beliau menutup rapat mulutnya.

“Sabar ya sayang, tak lama lagi kita akan berkumpul bersama Nirma dan jua Kamal.” Agam mengeratkan genggaman tangan mereka, ia telah bertekad melakukan apapun demi membawa sang adik ipar pulang.

Sebenarnya muda bagi sosok tampan itu mencari tahu tentang Nirma, tapi ia memilih menghargai keputusan ibunya Kamal, memberikan ruang dan juga privasi.

Tidak lama kemudian, mobil hardtop biru itu melaju kembali pulang ke kampung halaman.

.

.

Pagi hari di kota kecamatan.

Pyar.

Suara benda pecah menghantam dinding terdengar begitu nyaring. Serpihan kaca bertebaran di lantai ber keramik putih bersih.

Juragan Byakta melempar asbak rokok berbahan keramik. Rautnya jelas terlihat tidak suka, tetapi sedetik kemudian ia menyeringai culas.

"Biarkan saja dulu! Siapa tahu hanya tentang seorang Kakak yang merindukan adiknya," ucapnya seraya mengepulkan asap cerutu.

"Baik Juragan!" Ron mengangguk patuh, ia baru saja mendapatkan kabar dari anak buahnya yang diutus memantau incaran sang juragan selama 24 jam. Ternyata rumah Nirma disambangi tamu pada waktu dini hari.

"Apa kita perlu sedikit memberikan peringatan kepada Bang Agam Siddiq, Juragan?" tanya Ron.

"Tahan dulu! Bang Agam itu sosok tenang, tapi ia ahli dalam membaca situasi, bergerak dalam senyap. Jadi, kita harus berhati-hati! Jangan sampai dikarenakan tindakan tergesa-gesa, malah akan menjadi mata pisau berbalik arah," beritahu nya tenang.

"Ah ... sungguh diri ini merindukan putra ku! Sayang sekali terhalang kerjaan tak ada habisnya," sesalnya kemudian. Sudah lebih dari seminggu ia belum berkunjung menemui Kamal, dikarenakan tengah sibuk memantau para pekerja membuka lahan perkebunan kelapa sawit.

"Ron ... Kau panggil Giren pulang! Sudah waktunya ia kembali bekerja, sebab tak akan lama lagi rumah ini dipenuhi canda tawa putra kebanggaan ku itu." Juragan Byakta kembali menghisap dalam cerutunya.

"Baik Juragan!" Ron pun pamit undur diri, dia akan mengabari teman sejawatnya yang saat ini tengah menikmati masa insyaf sementara.

***

"Nirma, kau yakin hendak pergi bekerja?" Bu Mar memperhatikan wajah Nirma yang sedikit pucat.

"Saya tak apa-apa, Bu. Cuma sedikit pusing saja, tadi pun sudah minum obat. Pasti takkan lama lagi langsung sembuh." Nirma mencium pipi putranya, ia hendak pamit pergi kerja.

"Dek ... Ibuk pergi kerja dulu ya, Nak. Nanti siang kita ketemu lagi." Ia usap pucuk kepala Kamal dalam gendongan bu Mar.

"Hati-hati Nirma. Bila pusing mu tak kunjung reda, pulang saja!" Bu Mar memberikan nasihat, menatap kasihan pada wanita tangguh yang nyaris tak pernah mengeluh.

"Baik Bu."

.

.

Begitu sampai rumah sakit, Nirma melakukan rutinitas nya seperti biasa, meskipun kepalanya masih terasa berdenyut, ia sama sekali tidak mempedulikannya. Salahnya juga, menangis sampai tidak bisa tidur kembali setelah ditelepon Kakak kandungnya.

"Suster Nirma, Tunggu!"

Nirma berbalik menatap satu-satunya rekan kerja yang baik hati. Tidak pernah ikut mencaci maki. "Ya, ada apa Suster Nersi?"

Wanita bersanggul rapi itu terlihat bingung hendak menyampaikan, sejujurnya ia tak sampai hati. "Itu_ di ruang istirahat, foto putramu dipajang oleh Suster Linda, dijadikan bahan tertawaan dan ejekan dengan tulisan tak manusiawi."

Bak kembang api yang disulut alat pemantik, emosi Nirma langsung membumbung siap meledak.

Nirma tidak lagi berjalan, tetapi berlari menuju ruang istirahat. "Kali ini habis kau ditangan ku Linda!"

Nersi berusaha mencegah. "Suster Nirma! Jangan gegabah!"

.

.

BRAK!

Senyum culas itu layaknya psikopat yang siap mengeksekusi mangsa.

"Mau apa kau?!"

.

.

Bersambung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Menuju puncak konflik Awal🔥

Terima kasih banyak ya Kak ... atas dukungannya luar biasanya 🙏 Hadiah, Vote, Like, Komentar, serta bintang 5 nya, dan Klik permintaan update 🙏🥰

Semoga kebaikan Kakak semuanya, dibalas keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Esa 🤲🥰❤️

1
Yuliana Tunru
siap2 pernikahan yg berbeda tp alangkah baik x jika acara x di rmh byakta agar tak ada cemooh jg klga yasir yg akan mengacau dgn kata2 tak pantas..
Cublik: Iya juga ya Kak, biar berjalan sakral.
total 1 replies
Sri Murtini
ayo siapkan kado dipernikahan Nirma,baiknya mainan utk kamal aja , soalnya Byakta dan menyiapkan semuanya utk Nirma
Cublik: Iya ya Kak, jangan lupa mainannya dua ya Kak, biar Kamal gak rebutan ma Intan 🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
secepanya ya
Cublik: 🥳🥳🥳🥳🥳
total 1 replies
Hafifah Hafifah
lw udah nikah harus rajin olahraga tuh biar bisa kempes tuh perut 🤭🤭🤭
Hafifah Hafifah
setuju banget ama kamu juragan
Hafifah Hafifah
ternyata mak syam toh
Bang Fay
akhir nya Restu pun di dapat juragan,benar kamal benasab pada ibunya nirma.selamat ya juragan semoga bahagia selalu /Heart//Heart//Heart//Heart/
Mawar Hitam
wei langsung tabrak aja.

Gak tahu aja mereka, kalau juragan Byakta dan Aji sudah mepersiapkan seminggu sebekum hari H.nya.
Mawar Hitam
iyaa. benae mak. secara nasab ke ibunya
Cublik: Makanya ma juragan mau diputus betulan Kak, biar Yasir ma bi Atun gak berulah.
total 1 replies
Rubyred
ah....dah nak resmi dah hubungan nirma dan juragan kaya
Cublik: Yuhuiii 🥳
total 1 replies
Yuli Purwati
asheek....kondangan kita💃💃💃
Cublik: Heyakkkk 😁
total 1 replies
Yuli Purwati
wis nir,serahkan seluruh cinta dan jiwa raga mu pada juragan😁😁
Cublik: Jangan sungkan-sungkan Nir🤣
total 1 replies
Yuli Purwati
alamak😱 ku tarik lagi lah 💣💣💣.bahaya ini bahaya....😱😱 Mak syam tersayang rupanya yang tak setuju.maaf ya Mak,saya ambil lagi 💣💣💣 nya,sebelum meledhak.🌪️🌪️
Cublik: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Jamilah Dwi
ahhh ku pikir si atun yg teriak bilang tak setuju, ternyata mak syam, kena jebakan superman diriku 🤣🤣
Cublik: Supermi aja Kak, enak bisa dimasak terus ceplok in telur ayam, tambah potongan cabe😁
total 1 replies
Ridho Meram
Aq selalu gagal fokus dengan perut nya. Penegas yang berulang mengenai perut ini dan tetap membuatku ngakak🤪😝😝😝🤣🤣🤣
Cublik: Hahahaha 🤣
Sengaja Kak, soalnya takutnya nanti perut gelambir nya lenyap 😂
total 1 replies
Sugiharti Rusli
semoga saja keputusan mereka menerima si juragan tepat yah, soalnya yah dia bagai punya hati malaikat sih di sini,,,
Cublik: Biasanya kalau yang terlalu baik gitu, ada udang di balik bakwan ya Kak 😁
total 1 replies
imau
yok keundangan, kita makan-makan 🤤
Cublik: Ayokkk🔥🔥🔥
total 1 replies
imau
kenapa beban perut dibawa-bawa wkwkwk 🤣
merusak suasana saja 😂
itu perut sebuncit apasih? kok disebut-sebut terus, jangan bilang sebuncit orang hamil tujuh bulan 😆
Cublik: Gak sampai segitu Kak, tapi lucu aja😆
total 1 replies
family megantara
duh lagi terharu haru nya bisa saja diselipi oleh lipatan perut si juragan hilang terharu awak 😆😆😆
Cublik: Biar gak melow kali Kak 😁
total 1 replies
Yuli Yuli
bagus banget lah ceritanya, bahasa awak banget di masa kecil dl
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!