NovelToon NovelToon
Lies Of Marriage

Lies Of Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Romansa / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Poporing

Liana adalah seorang wanita yang paling berbahagia karena ia bisa menikah dengan lelaki pujaannya, Yudistira. Hidupnya lengkap dengan fasilitas, suami mapan dan sahabat yang selalu ada untuknya, juga orang tua yang selalu mendukung.
Namun, apa yang terjadi kalau pernikahan itu harus terancam bubar saat Liana mengetahui kalau sang suami bermain api dengan sahabat baiknya, Tiara. Lebih menyakitkan lagi dia tahu Tiara ternyata hamil, sama seperti dirinya.
Tapi Yudistira sama sekali tak bergeming dan mengatakan semua adalah kebohongan dan dia lelah berpura-pura mencintai Liana.
Apa yang akan dilakukan oleh Liana ketika terjebak dalam pengkhianatan besar ini?

"Aku gak pernah cinta sama kamu! Orang yang aku cintai adalah Tiara!"

"Kenapa kalian bohong kepadaku?"

"Na, maaf tapi kami takut kamu akan...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poporing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11 : Menuju Bali

Akhirnya Liana benar-benar pergi. Jumat pagi itu dia sudah berkemas, membawa semua pakaian yang dibutuhkannya ke dalam satu koper besar beserta peralatan make-up, handphone, juga dompet dan dua tas handbag untuk perjalanannya.

Saat ini ia sedang sibuk membereskan semua keperluannya itu dengan tekad. Usai merapihkan semua barang-barangnya, Liana langsung menjinjing koper itu keluar dari rumah.

Yudis menatap wanita itu dari atas tangga dan tak banyak bicara. Sementara di depan rumah Liana sudah ditunggu oleh ketiga temannya.

"Liana!" Sasya langsung melambaikan tangan keluar kaca mobil yang sudah menunggu di depan gerbang rumah Liana dan Yudis.

Dengan langkah cepat, Liana berlari kecil sambil menarik koper miliknya hingga keluar gerbang rumah.

"Lu cuma bawa itu aja?" Tanya Vania menghadap kursi belakang saat Liana membuka pintu mobil belakang dan memasukkan kopernya di sana.

"Iyalah, lagian cuma sebentar ini di Bali," balas Liana sambil mendorong koper miliknya tersebut agar lebih masuk lagi.

Kemudian ia pun menutup pintu bagian belakang mobil tersebut dan berjalan ke arah pintu tengah. Vania membukakan pintu itu untuk Liana.

"Yudis tau lu mau ke Bali?" Arum yang berada pada kemudi mobil melirik ke belakang saat Liana sudah duduk di dalam.

"Dia udah tau, cuma responnya begitu lah...," jawab Liana terkesan malas untuk membahas soal Yudis.

"Udah, jalan aja, ngobrolnya bisa entar!" Sasya yang ada di kursi depan langsung mencolek tangan Arum.

"Gak ada yang kelupaan 'kan?" Tanya Arum untuk kroscek sekali lagi.

"Udah gak ada," balas Liana sambil menyamankan posisi duduknya.

"Aman, ayo berangkat!" Sambar Vania dengan tak sabar.

Akhirnya mobil berwarna kuning mentereng itu tancap gas, meninggalkan area rumah tersebut dengan diiringi oleh sorak-sorai dari Sasya dan Vania yang terdengar antusias.

"BALI HERE WE COME!"

...****************...

Keempat wanita itu tiba di bandara internasional dengan masing-masing sudah memegang tiket yang telah dipesan oleh Vania beberapa hari sebelum keberangkatan.

Semuanya tampak senang terkecuali Liana yang terlihat gelisah dan lebih banyak diam. Sasya yang menyadari sikap Liana segera mendekati dan berkata, "jangan sedih terus dong, Na! Senyum dong!" Ujarnya mencoba untuk membangkitkan semangat sang kawan.

"Tau nih, masa ke Bali enggak hepi? Rugi!" Sambar Vania ikutan.

"Duduk dulu deh yuk!" Ujar Arum yang mengarahkan mereka untuk duduk sambil menunggu. Keberangkatan pesawat mereka masih 2 jam lagi, jadi mendingan mereka duduk dulu.

Keempatnya duduk di bangku baris depan sambil memainkan ponsel masing-masing dan sesekali mengobrol. Vania tampak lagi seru mengobrol dengan Sasya. Keduanya seperti terfokus pada sesuatu yang lain.

"Lu liat deh, Sa. Tuh, cowok yang itu!" Vania mendekatkan diri ke Sasya dan berbisik pelan sambil mengarahkan pandangannya ke arah loket.

"Kenapa?" Tanya Sasya ikut memperhatikan cowok yang dilihat sama Vania.

"Lucu juga ya? Menurut lu dia udah punya Istri, belum?" Vania tersenyum jahil. Sepertinya ia tertarik sama lelaki itu.

"Kayaknya udah deh, liat dari penampilannya," jawab Sasya asal nebak.

"Na, menurut lu gimana?" Vania menepuk-nepuk tangan Liana yang sedang fokus membaca sesuatu di ponselnya.

"Huh? Apa? Gimana apanya?" Liana kebingungan. Masalahnya dia enggak mendengarkan pembicaraan Vania dan Sasya sejak tadi.

"Aduh, itu loh, cowok yang di situ. Menurut lu dia udah beristri belum?" Kali ini Vania menunjuk ke arah lelaki yang sedang berjalan melewati lobi tiket.

"Gak tau lah, Van. Naksir? Kalau dia udah ternyata punya Istri gimana?" Balas Liana dengan pertanyaan balik yang lebih detail.

"Ya, bisa kali ajak kenalan doang, heheh...." Vania terkekeh pelan.

"Apaan sih lu, Van! Jangan mulai deh!" Arum yang sedari-tadi diam akhirnya bereaksi. Ia mendelik tajam ke arah Vania.

"Ih, gue cuma bercanda kali!" Vania cemberut gak berani berkutik lagi di depan Arum dan akhirnya memilih memakai ear phone untuk mendengarkan musik dari ponselnya.

...****************...

Pesawat tujuan mereka akhirnya tiba di bandara. Liana dan ketiga temannya terlihat sudah berada di antrian penumpang, sedang berjalan hendak masuk ke dalam pesawat tersebut.

Akhirnya setelah tiba di dalam mereka langsung memasuki kelas bisnis dan duduk di tempat masing-masing secara terpisah.

Liana yang begitu duduk di kursinya langsung merubah bagian kursinya tersebut menjadi tempat tidur dan memakai selimut. Ia memutuskan untuk tidur. 3 jam adalah waktu yang cukup baginya karena semalam ia tak bisa tidur dengan nyenyak di rumah karena pertengkarannya dengan Yudis.

.

.

.

Di tempat yang berbeda Yudis kembali menghabiskan waktunya bersama dengan Tiara dan gak pergi ke kantor. Hari ini dia dan Tiara ada rencana untuk pergi ke studio foto dalam rangka acara 7 bulanannya Tiara. Mereka ingin membuat kenang-kenangan memotret diri Tiara bersama dengan kandungannya.

"Kita ambil bajunya dulu baru ke studio foto," ucap Yudis yang berjalan mesra bersama Tiara di sampingnya keluar dari dalam rumah.

Keduanya berhenti sejenak di sambil mobil. Yudis membukakan pintu mobil untuk Tiara dan mempersilahkannya untuk masuk dengan hati-hati. Setelah memastikan wanita itu aman, Yudi pun beranjak ke sebelah dan masuk ke dalam kemudi mobil.

"Oh ya, Mas. Liana apa sudah pergi ke Bali?" Tanya Tiara untuk memastikan keberadaan wanita itu.

"Ya, tadi pagi dia sudah berangkat sama Sasya dan yang lain," jawab Yudis sedikit merasa kesal karena Liana pergi begitu saja tanpa pamit.

"Ah syukurlah...," ucap Tiara yang langsung bernapas lega. Tiara gak bisa menyembunyikan rasa senangnya setelah tahu Liana sudah pergi.

"Kamu tenang aja, sayang. Pokoknya gak ada yang bisa ganggu acara anak kita," balas Yudis yang langsung mengusap lembut rambut Tiara dengan satu tangannya.

"Iya Mas...." Tiara pun segera tersenyum bahagia dan menatap Yudis dengan tatapan sayang.

...****************...

Liana dan ketiga temannya akhirnya tiba di Bali setelah menempuh perjalanan 3 jam dari Jakarta. Mereka turun di bandara Ngurah Rai, Bali pada pukul 13:00 siang.

"Eh, makan siang dulu yuk, laper gue!" Ucap Sasya yang matanya udah berkeliaran melihat ke area food court di dalam bandara.

"Sama, gue juga laper!" Vania ikut-ikutan merengek.

Arum dan Liana hanya saling memandang pasrah melihat kelakuan Sasya dan Vania yang emang suka heboh kadang-kadang.

"Ya udah deh, yuk. Makan dulu kita," ujar Arum yang setuju dan langsung mendapat tepuk-tangan bahagia dari Sasya dan Vania.

"Lu emang the best deh!"

"Paling pengertian!

Sasya dan Vania, keduanya langsung memuji keputusan Arum.

"Jangan muji aja, mau makan di mana dulu?" Sambar Arum harus ekstra sabar kalau sudah berurusan menghadapi Sasya dan Vania.

"Coba ke situ yuk!" Vania kayaknya tertarik sama salah satu banner makanan yang terpasang di salah satu counter penjual makanan.

Vania berjalan lebih dulu ke arah tempat makan itu sementara ketiga lainya termasuk Liana menyusul.

Bagaimana liburan Liana di Bali? Apa nanti pikirannya bisa jauh lebih tenang atau semakin impulsif?

.

.

Bersambung...

1
sutiasih kasih
klo km ngotot cerai.... setidaknya punya lah hrga diri yudis.... srcara sadar keluar dri zona nyamanmu slm ini yg mmberimu ketenaran karir...
dan saat nanti trbukti liana memang hamil.... jgn lgi ada kta mnyesal yg berujung mngusik ketenangan hidup liana dan anknya....🙄🙄
dan untuk liana.... brhenti jdi perempuan bodoh jdi jdi pngemis cinta dri laki" yg g punya hati jga otak...
jgn km sia"kn air matamu untuk mnangisi yudis sialan itu..
sutiasih kasih
knapa km msih mau prtahanin laki" macam yudis....
sdh tau km tak prnah di anggp.... bhkn km matpun yudis g akn sedih liana....
justru klo yudis km buang.... yg bkalan hidup susah itu dia dan gundiknya...
yudis manusia tak tau diri.... g mau lepasin km krna dia butuh materi untuk kelangsungan hidup gundik dan calon anaknya...
jdi... jgn lm" untuk mmbuang kuman pnyakit...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!