Pernikahan yang bermula dari sebuah perjodohan , Membuat Amira berpikir akan menjadi sebuah pernikahan yang langgeng...Karena dari pihak Amira maupun pihak Reza sama sama sepakat dan menyetujui akan perjodohan ini..
Namun siapa sangka pernikahan yang sudah berjalan tiga tahun akhirnya di terpa badai , dengan hadirnya orang ketiga...yang menjadikan pernikahan Amira menjadi neraka untuk dirinya sendiri.
Bagaimanakah Amira bisa menghadapi sebuah pernikahan yang bagaikan neraka dalam hidupnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wildat Dzi Wildat Dzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
N P
Arga yang melihat istrinya di peluk, langsung menarik kerah belakang baju Reza. "Dasar gatal!!"
BUGH...
Arga memukul wajah Reza. Genata yang merasa tidak terima suaminya di pukul menarik kasar lengan Amira.
PLAK...
"Aaaaa..." Genata menjerit ketika Amira malah balik menjambak rambutnya, rambut yang dia tata sedemikian rupa kini sudah tidak berbentuk. "Lepaskan jalang!!"
"Tidak akan ya aku melepaskan mu, berani sekali kau menamparku, kau kira aku masih menjadi Amira yang dulu! Amira yang hanya diam saja saat di perlakukan bagaimanapun oleh dirimu!" lalu Amira melepas jambakannya.
Genata mencoba membenahi rambutnya sendiri dengan tangannya. "Kau itu memang jalang Ya Mira! Buktinya, kau kan yang duluan menggoda suamiku sampai dia memelukmu!" Genata sengaja mengeraskan suaranya, supaya semua orang tau betapa busuknya Amira ini.
"Sudah rabun kau tampaknya ya! Periksalah ke dokter mata kau, supaya tahu bahwa suami laknat mu itu yang tanpa malu memelukku lebih dulu!"
"Asal kau tau saja ya, tak sudi lah aku menggoda suamimu! Dia hanya bekasku. dan apa kau tak nampak bahwa suamiku yang sekarang lebih segalanya dari pada suamimu! Berkaca lah kau betina liar! Kaulah yang sudah memungut bekasku!" Amira benar benar emosi kali ini, dia begitu tidak enak dengan suaminya. Bisa bisanya Reza memeluknya di depan suaminya sendiri.
Arga segera menarik istrinya dan membawa ke pelukannya di dekapnya sang istri. Arga tahu istrinya tidak sekuat itu, Amira pasti merasa bersalah kepadanya karena Reza sudah memeluk dirinya di depan wajahnya.
Genata yang masih hendak membalas Amira segera di cegah oleh Reza, "Aku tidak terima ya mas! Di perlakukan sedemikian rupa oleh jalang bekasmu itu!" Genata masih mencoba berontak dalam dekapan suaminya. Dirinya sudah bagaikan kesetanan ingin mengamuk si Amira sialan itu!.
Reza membawa paksa istrinya dari tempat tersebut, dirinya memang tidak melawan sewaktu di pukul oleh Arga, biarlah yang penting dirinya sudah bisa memeluk Amira untuk yang terakhir kalinya, harumnya pun masih membekas di pikirannya. Begini kah dirimu yang sekarang Amira? cantik juga saat kau bukan lagi menjadi milikku.
Genata yang melihat suaminya senyum senyum tidak jelas, memukul keras dadanya "Apalah kau ini!" ketusnya, sebal sekali kesenangannya telah di ganggu oleh istrinya. "Kamu yang kenapa mas! Senyum senyum tidak jelas! Awas kalau sampai kamu berani memikirkan jalang durjana itu!" nada Genata pun tak kalah ketus dari suaminya.
Reza tak menghiraukan sang istri dirinya segera berjalan menuju ke arah mobil bapaknya di parkirkan.
menyandar di cap mobil depan sambil menungggu kedua orang tuannya.
Tak berselang lama, dua orang paruh baya dengan pakaian yang sama sama batik berjalan ke arahnya. Sang ibu wajahnya sudah tak bersahabat lagi, sedangkan sang bapak tidak dapat di baca ekspresinya.
"Mana istrimu!" Reza hanya mengedikkan bahunya. "Ya sudah bu, mari kita pulang!" ajak bapak Hardi. ibu Sulastri hanya mengangguk.
"Mas!" Reza memutar bola matanya malas melihat istrinya yang entah datang dari mana. "Tega sekali mau meninggalkan aku!" bibir Genata mengerucut kesal. Namun, tidak ada yang peduli. semuanya diam tidak ada yang menyahutinya.
Malam hari.
"Masuk dulu nak! besok supaya lebih pagi ke rumah sakitnya" Arga mengangguk dengan perintah ibunya dan segera mengajak istrinya untuk beristirahat walaupun jam masih menunjukkan pukul sepuluh malam.
Untung saja sewaktu tragedi tadi ibunya berada di dalam, dan tidak tau apa yang terjadi. Dirinya pun mewanti wanti semua keluarga besarnya untuk tidak menceritakan kejadian yang mereka saksikan tadi, mengingat kesehatan sang ibu yang terkadang menurun. Arga memilih menyembunyikan hal tersebut dari ibunya untuk menjaga kesehatannya.
Kedua pengantin itu bergantian mandi dan berganti baju, Arga juga membantu istrinya mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil. Di depan meja rias Arga bisa melihat sang istri yang memoleskan krim malam sebelum tidur.
Lalu Arga memilih duduk bersandar di dashboard ranjang sambil membuka ponselnya dan membuka beberapa pesan yang di kirim oleh bawahannya juga adik iparnya yang memberitahukan bahwa operasi berjalan lancar. Arga tersenyum tipis, mendapati keselamatan keponakan serta adiknya.
Amira menaiki ranjang dan menarik selimut untuk keduanya. Arga menghempas selimut itu menggunakan kakinya dan langsung menghadap sang istri "Kamu tidak lupa kewajibanmu kan sayang!" suara beratnya itu sungguh terdengar begitu seksi di telinga Amira.
Arga langsung mengukung Amira, mengamati setiap inci wajah istrinya. "Mas.." Amira merasa malu karena di tatap sebegitu intens oleh suaminya. Arga mulai mengikis jarak dan mencium istrinya melumatnya. lidahnya bermain di dalam sana mengobrak abrik isi dalamnya. menyesap, tangannya tidak tinggal diam. Di remasnya gunung kembar sang istri.
"Aahh...Mas"
Amira mendesah tangan Arga beralih turun kebawah menyingkap baju tidur istrinya dan tangannya menjelajah setelah ketemu apa yang di carinya di belainya dulu area favoritnya itu. Memainkan biji kecil yang terdapat di area kewanitaan istrinya tanpa melepaskan ciumannya.
Merasa kurang puas, Arga membuka seluruh pakaian istrinya berikut pakaiannya. Membuka paha sang istri dan membenamkan wajahnya di kedua paha istrinya. Di kecupnya area favoritnya itu memainkan lidahnya di sana, menyesapnya dengan kuat. Sungguh istrinya begitu membuatnya gila!.
Amira mendesah, mengerang apalagi disaat suaminya menyesap kuat kewanitaannya rasanya sungguh begitu enak.
"Aah...shh..mas aku mau sampai Ahh..!" tubuh Amira menegang dadanya membusung miliknya begitu berkedut.
"Aaahhh...."
"Aku sampai mas!" Arga menjilat habis cairan milik istrinya.
"ini belum menu utamanya sayang!" Arga bersiap mengarahkan senjatanya ke milik istrinya dan setelah masuk dengan sempurna, Arga bermain dengan lembut di awal namun, di pertengahan dirinya tidak kuat untuk tidak bermain dengan sedikit kasar karena milik sang istri begitu enak dan membuatnya gila.
Suara desahan dan erangan keduanya saling menyahut menjadi irama di dalam kamar pengantin baru itu.
Arga baru benar benar membiarkan istrinya istirahat jam dua pagi, walaupun sebenarnya dirinya masih kurang. Namun dia tahan, karena besok pagi pagi sekali mereka harus ke rumah sakit menjenguk adik serta keponakannya.
Di ciumnya kening sang istri dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Menyelimuti tubuh mereka berdua dan tidur dengan memeluk sang istri yang sudah lemas karena di tempur olehnya berkali kali.
***
Genata masih marah dengan suaminya yang dengan begitu sadar memeluk mantan istrinya di depan matanya. Sungguh sial!
Untung saja mertuanya yang bermulut tajam bagai pisau itu tidak membahas masalah di pelaminan itu. karena, kalau sampai sang mertua masih membahasnya Genata tidak akan segan untuk menghardik mertuanya itu.
Reza dan Genata sudah bersiap tidur. Genata memilih memunggungi Reza, masih kesal dirinya. Reza perlahan mendekati istrinya dan memeluknya dari belakang.
"Sudah tidur sayang?" idih...kalau di ranjang saja panggil sayang! Pasti ada mau nya ini.
"Belum!" Genata menjawab ketus.
"Mas lagi pengen sayang!" kan...kan apa juga aku bilang!
"Main sendiri lah mas, aku capek!" Rasain kau!
"Mana ada main sendiri sayang! Kan ada istri!" Genata berbalik menghadap suaminya. "Kamu ya mas! Pas lagi di ranjang saja baiknya minta ampun! Karena ada maunya kan. Pas di luar tidak pernah pun kamu sekarang memperlakukan aku manis seperti dulu lagi!"
"Kan biasa sayang, namanya juga suami istri pasti ada bertengkar bertengkar nya!" tak patah semangat Reza merayu istrinya untuk di beri jatah malam ini.
"Nggak ya mas! Pokoknya nggak! Main sendiri sana kalau sedang ingin!" Genata tidak akan mengasihani suaminya.
enak saja! Di ranjang saja di baik baikin di luar sana di pelotot pelototi dirinya.
Jangan lupa like dan komennya ya...
🥰🥰🥰