Akibat kenakalan dari Raya dan selalu berbuat onar saat masih sekolah membuat kedua orangtuanya memasukkan Raya ke ponpes. setelah lulus sekolah.
Tiba disana, bukannya jadi santri seperti pada umumnya malah dijadikan istri kedua secara dadakan. Hal itu membuat orangtua Raya marah. Lalu apakah Raya benar-benar memilih atau menolak tawaran seperti orangtuanya?
Tingkah laku Raya yang bikin elus dada membuat Arsyad harus memiliki stok kesabaran yang banyak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkberryss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lari pagi
"Baru balik nak," Bu Sofiyah menyapa sang menantu dengan muka mengantuk nya. Raya mengangguk tanpa menyahuti, dirinya hampir saja terjatuh kalau tidak dipegangi mertuanya.
Arsyad menutup pintu dan menguncinya, dia membawa beberapa paperbag berisi baju yang dibelinya tadi sekaligus ada skincare yang Raya beli. Mumpung ada diskon besar-besaran jadi dia tertarik. Sebenarnya tadi Arsyad mau mencegah Raya untuk beli karena skincare dia masih banyak alias belum habis, tapi karena rayuan dan ajakan Raya yang sempat mau nge reog itu pun dituruti. Karena kalau tidak Raya akan tetap kesana untuk beli, dan itu semua adalah uang suaminya.
"Banyak sekali belinya,"
"Iya umi, daripada ngambek." Bu sofiyah geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat ekspresi anaknya. Dia menuntun Raya agar bisa menaiki tangga agar aman karena kesadarannya berkurang setengahnya.
Saat sudah di kamar, Arsyad menyuruh Raya untuk ke kamar mandi terlebih dahulu tapi Raya menolak. Dia malah menyuruh suaminya membersihkan mukanya dengan cairan pembersih kotoran agar bersih dan tidak membuat jerawat timbul.
"Sudah tertidur rupanya, cepat sekali." Arsyad menghapus bekas makeup Raya tadi sebelum berangkat dengan perlahan supaya tidak terusik. Dia juga melepas hijab yang menutupi kepalanya, menarik ikat rambut agar lebih nyaman saat tidur.
Wajah Raya yang teduh dan tenang membuat Arsyad mengembangkan senyumannya. Lantas dia membuka hp nya dan begitu kaget karena banyaknya notifikasi dalam sosmed nya.
"Astaga, rame bener,"
"Bahkan like nya ribuan." sempat membaca komentar, namun yang membuatnya salah fokus adalah komentar dari mantan istrinya itu, Sarah, wanita itu sepertinya belum bisa melupakan saat dia terakhir kali menjadi menantu disini.
Isi komentar nya adalah tengah menyindir bagaimana dia membuat Raya mau menikahi Arsyad karena untuk mendapatkan anak padahal aslinya Arsyad memang sudah dibuat jatuh hati oleh Raya sejak pertama kali pertemuan mereka tanpa disengaja meski Raya tidak menyadarinya, Arsyad yang tak terima dengan tuduhan itu langsung mendapat ide baru.
Entah dapat bisikan dari mana Arsyad menjadi lebih romantis meski diam-diam begini, dia menautkan jari tangannya dengan milik Raya menunjukkan cincin indah darinya. Difotonya dengan bagus dan membuat story, jarang-jarang dia aktif sosmed begini, berbeda dengan sekarang yang sepertinya kehadiran Raya benar-benar membuatnya seperti berwarna, menumbuhkan kembali Arsyad saat kecil yang ceria banyak tingkah.
-good night my little wife-
Foto yang sedikit gelap karena dia mematikan lampu utama, dan menghidupkan lampu tidur yang warnanya kuning keemasan.
Walau sudah malam tapi pengikutnya masih ada yang melihat apa yang baru saja dia bagikan. Banyak yang menyukai story dari Arsyad. Itu juga beberapa yang komen dan sangat iri karena terlihat manis sekali momen mereka.
Lalu dia merebahkan di samping tubuh Raya, mengubah letak guling yang tadinya ditengah menjadi dibelakangnya. Dengan berani Arsyad memeluk Raya yang sudah sampai di alam mimpinya itu.
Oh, tak lupa dia mengecup pekan kening Raya. Se sweet ini seorang Arsyad yang dikenal orang kaku tapi nyatanya dia orang yang paling banyak bergerak dan berekspresi tapi hanya pada Raya saja dia menunjukkan nya, sekalipun itu lada orangtuanya sangat jarang.
Paginya Raya terbangun lebih awal sekitar jam tiga, dia melihat ada tangan yang berada diatas perutnya siapa lagi kalau bukan Arsyad. Dia terduduk dan bersandar pada headboard, menggoyang-goyangkan tubuh Arsyad agar segera bangun.
Mata Arsyad sangat berat namun dia tetap membukanya melihat Raya sudah terbangun dulu.
"Kok sudah bangun," ucapnya dengan suara serak habis bangun tidur. Raya sedikit terkesima saat mendengar suara berat dari Arsyad, belum pernah dia jumpai orang dengan suara seksi ini, sadar Ray!
"Em- iya mau lari pagi. Temenin dong!" bibirnya mengerucut sambil bersedekap dada.
"Lari pagi?" Arsyad menatap ragu wajah Raya. dia melihat jam yang di dinding tenyata masih jam tiga. Astaga mana ada orang lari pagi di jam segini? Orang-orang masih pada memeluk guling atau kalau rajin ya sedang ibadah malam. Lah ini, emang agak lain Raya.
"Kamu nggak lagi mengigau kan?" Arsyad terbangun dan memegang wajah Raya tak lupa mencubit pelan.
"Ish enggak lah, ayo turun!" perintahnya.
"Tapi masih jam tiga- begini mending kita solat tahajud dulu gimana, terus nanti sambil nunggu subuhan kita mengaji,"
"Tapi pengen lari pagi sekarang!" Raya masih mengotot ingin keluar untuk sekedar lari pagi.
Huh
Yang sabar Syad.
Jangan sampai kehabisan akal membujuk Raya supaya nurut.
"Iya nanti saya akan temani kamu lari pagi tapi bukan sekarang, oke? Setelah subuh, saya ajak jam lima gimana?" agaknya Raya kurang setuju tapi bagaimana lagi dia mengangguk kecil membuat Arsyad senang dan bersorak salam hatinya 'kali ini menang' lalu Raya pergi ke kama mandi dahulu sedangkan Arsyad membereskan tempat tidur yang berantakan.
Selang dua jam kemudian sesuai dengan janji Arsyad, Raya dengan semangat pergi lari pagi dengan pakaian yang menurut Arsyad aneh, tapi jika tidak dituruti maka Raya akan menjadi siluman menyeramkan. Dia memakai celana legging tapi juga memakai rok pendek dengan warna senada yaitu hitam.
'Kok ada pakaian begitu, apa saya yang kolot ya nggak tau fashion anak muda. Tapi ya tetep aneh saja nggak pantas dipakai'
"Gus kok lemot banget sih, yang cepat dong kan lari,"
"Joging Raya, bukan lari,"
"Ya tapi pengennya lari, yang kenceng dong masak iya kaki panjang kalah sama kaki pendek!" dia membedakan antara kakinya dengan kaki milik Arsyad.
"Iya-iya." mau tak mau dia lari juga tapi anehnya lari Raya lebih cepat dibandingkan dengan dirinya, wow lincah sekali dia mungkin tubuhnya ringan jadi gampang untuk lari dengan cepat dan kencang.
Hosh hosh hosh
Napas Raya tak beraturan, dia segera duduk dengan kaki selonjoran diatas jalanan beraspal. sudah jam setengah enam, Arsyad juga ikut terduduk disampingnya.
"Habis ini balik ya Gus, gue capek banget. Terlihat keringat muncul di wajah Raya. Arsyad mengangguk setuju karena dia juga lelah, padahal tadi banyak jalannya daripada lari apa mungkin faktor usia yang menyebabkan Arsyad gampang lelah? Ups jangan disindir tentang usia ya, nanti ngambek.
Saat Raya akan berdiri keseimbangannya kurang jadi kakinya tiba-tiba menekuk dan membuat Raya nyeri menjalar. Dengan sigap Arsyad mendudukkan Raya kembali dan mengecek bagian kaki yang terkilir.
"Sakit Gus ya ampun kok bisa ya,"
"Tenang..."
"Tenang gimana sih orang sakit gini gimana nggak panik taku kaki gue kenapa-kenapa," ucap Raya keras sampai kuping Arsyad berdengung, dia meringis melihat punya istri tapi suaranya melengking, jadi kalau mau manggil seseorang tidak perlu pakai mic tapi cukup dengan suara khasnya.
"Iya, saya suruh tenang supaya saya bisa fokus bikin kakimu kembali seperti semula," tanpa aba-aba kaki Raya berbunyi dan dia terpekik kaget.
"Aaaaa..."
"Sssuuuttt," dia menutup mulut Raya yang terbuka lebar.
"Jangan teriak kencang, nanti saya dikira apa-apain kamu lagi. Sudah selesai semoga tidak nyeri kembali," Raya mencoba menggerak-gerakkan kakinya dan ternyata benar sudah baikan, ajaib sekali tangan suaminya itu ada ilmu apanya kira-kira.
"Kuat berjalan? Kalau tidak kuat saya gendong,"
Raya terpaku sejenak, namun detik berikutnya dia memilih untuk digendong sampai ke rumah. Arsyad berjongkok dan Raya naik ke punggung, tangannya memegang pundak lalu memeluk leher Arsyad. Dia juga memegang kedua kaki Raya dan mulai berjalan balik.
Meski dirasa jalanan sepi namun ada saja orang yang olahraga pagi melihat mereka, so sweet memang apalagi jika melihat wajah Raya yang imut menggemaskan sangat cocok dengan Arsyad yang punya wajah sedikit sangar dan terlihat seperti sugar daddy, eits tapi bukan sugar Daddy sungguhan ya.