Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?
Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏
Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25.
"Seperti yang kau lihat." Ester Mu mengayunkan satu tangan ke udara.
"Kau tidak boleh seperti ini, Es. Dia putrimu satu- satunya."
Ester Mu tertawa sumbang."Aku tahu. Kau tidak perlu mengingatkanku."
"Apakah kau akan selalu bersikap tidak peduli saat ini?"
"Aku peduli kepadanya, karena itu aku menginginkan yang terbaik untuknya, " kata Ester Mu tegas.
"Aku bisa mengerti itu. Tapi yang terbaik menurutmu belum tentu terbaik bagi Jelly," sahut Steven Parker sambil mengangkat bahu.
Ester Mu mendesah dan menghentikan langkah. Ia segera menoleh ke suaminya."Bisakah kita berdua membahas ini di rumah saja?" Suaranya terdengar lelah. Lelah dan menghindar.
"Ini yang kusebut egois," tukas suaminya bersedekap, ikut berhenti."Kau selalu menghindar."
"Aku tidak menghindar," balas Ester Mu sedikit geram di wajahnya."Dia tidak pernah menginginkan Aku, kau tahu itu, "tekannya.
"Kalimat macam apa itu?" Steven menatapnya heran. "Tentu saja dia menginginkanmu.Kau ibunya!"
Ester Mu tersenyum sekilas ke arahnya."Kau tidak mengerti."
"Apa yang tidak kumengerti?"
"Tidak ada yang bisa membuatnya bahagia selain Jonathan."
Steven Parker tertegun mendengar jawaban itu. Ia dapat melihat senyum pahit Ester Mu pada dirinya, membuatnya ragu untuk menyahut. Ia bahkan tetap bergeming ketika Ester Mu sudah memutar tubuh dan segera menyeberang.
*****
Aku tidak percaya ini. Jelly menyeka air mata yang mengalir tanpa henti dari sudut matanya.
Begitu tiba di rumah ibunya untuk mengambil skuter, ponsel Jelly berbunyi.Ia merogoh tas kecilnya, lalu mengeluarkannya. Jelly menatap nama laki-laki yang tercantum di layar. Perasaannya mendadak muak. Tanpa pikir panjang, ia segera menempelkan ponsel di telinga.
"Apa?" katanya berusaha untuk tidak berteriak saat itu juga.Jelly segera mengusap sisa- sisa air mata di pipinya.
"Dimana kau? Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau menghindari seperti ini?" Dan segala rentetan pertanyaan pun langsung menyerbu ke telinga Jelly.
"Kau." Jelly menekankan kata itu."Kau ini benar-benar telah menghancurkan semuanya."
"Apa yang kuhancurkan?"
Jelly menghirup napas dalam-dalam."Aku tidak akan pernah menikah denganmu, Ben. Tidak akan."
"Apa?" Ben menyalak."Jangan gila, Jelly."
"Aku tidak gila, " sahut Jelly cepat," tapi aku akan menjadi gila kalau tetap memutuskan untuk menikah denganmu."
"Benarkah?" Tawa remeh terdengar di seberang, dan membuat Jelly semakin jengkel."Coba saja, ibumu tidak akan membiarkanmu membatalkan rencana pernikahan ini."
"Kau merusak hubungan antara aku dan ibuku. Dan.. " Jelly menahan kalimatnya sebentar. Terlepas dari hubungan Jelly dan Ester Mu memang sudah dingin sejak dulu, tapi Ben satu- satunya yang harus ikut di salahkan dalam hal ini. Jelly mulai memijat- mijat pelipisnya.
"Kenapa sekarang?" tanya Ben berang."Kenapa baru sekarang kau memutuskan seperti ini? Kau bertemu pria baru? Siapa?"
Kening Jelly mengerut dalam. "Aku tidak bertemu dengan siapa- siapa," sahutnya. Namun matanya kini melebar saat bayangan Oscar Liu yang bermain gitar tiba-tiba muncul dalam benaknya. Kenapa aku harus memikirkan pemuda itu sekarang? Jelly menggeleng- geleng, berusaha untuk menyingkirkan pikirannya.
"Kalau begitu kenapa kau bisa berubah seperti ini? Dan membahas masalah seperti ini melalui telepon? Ayolah, Jelly, jangan bersikap seperti anak kecil."
"Kau hanya akan mendebat dan menyakitiku bila kita terus membicarakan masalah ini secara langsung. Aku tahu, Ben."
"Aku melakukannya karena aku mencintaimu!" protes Ben.
Jelly meringis. Ia ingat reaksi laki-laki itu ketika Jelly mengatakan, "Mungkin ada yang salah dengan hubungan ini." Dan tidak perlu menunggu lama lagi, tangan Ben meluncur cepat ke pipinya. Mungkin menampar memang salah satu cara mencintai seseorang.Jangan tanya Jelly, ia sendiri tidak bisa mengerti.
"Kau hanya mencari- cari alasan untuk mengakhiri hubungan ini. Bukan begitu, Jelly?"
Jelly memutar mata saat mendengar Ben menyahut lagi.Tapi ia belum mau berkomentar.
"Kalau sampai aku tahu ada laki-laki lain di dalam hubungan ini, kau... "
"Aku.. Apa? " sela Jelly mulai tidak sabar. "Kau mau menyakiti aku?"
"Tidak, tentu saja tidak."
Jelly menurunkan pandangan dan menggigit ujung kukunya. Benarkah?
"Tapi, aku akan menyakiti laki-laki yang berusaha untuk merebutmu dariku. Siapapun dia."
****
"Aku tahu kau belum bisa menjauhiku selamanya. Aku tahu kau masih menyimpan perasaanmu padaku dan, meski sedikit. Tapi percayalah kalau aku bilang itu membuatku lega."
"... "
"Aku tahu keputusanku benar menemuimu hari ini."
"... "
"Oscar?"
Oscar terkesiap dan langsung tersadar dari lamunan kosongnya. Ia menoleh dan bertanya,"Apa?"
Selina Tan mengamatinya."Kau melamun? Apa yang kau pikirkan?"
"Aku tidak memikirkan apa- apa."
"Kau bohong."
Oscar Liu menghembuskan napas sambil menatap angsa- angsa yang berenang di atas danau di bawah jembatan seberang apartemennya. "Kau sebaiknya pulang, Selina. Aku harus menyelesaikan urusanku, " katanya singkat.
"Apa yang sedang kau lakukan saat ini?" Selina Tan tersenyum.
"Membuat lagu baru. Sejak kemarin."
"Itu artinya mood kamu sedang baik. Kita bisa dong untuk makan malam bersama untuk malam ini."
Oscar Liu melirik Selina Tan seolah gadis itu mulai gila. "Aku tidak bisa menerima ajakanmu, Selina."
"Kenapa?" sahut Selina Tan merajuk."Aku tahu setiap kau membuat lagu baru, pasti mood kamu sedang baik."
Ya itu benar, tapi sebelum kemunculan dirimu yang menjengkelkan Aku. Oscar Liu memberengut ke arah lain.
"Ayolah, di restoran dekat sini," desak Selina melihat Oscar Liu masih bergeming di sisi jendela."Hari ini saja."
"Kalau aku mengiyakan kali ini, kau pasti akan ada untuk melakukannya lagi besok."
Selina Tan tertawa. Tanpa menghiraukan sahutan dari Oscar Liu yang bernada menyindir, ia tetap saja menggamit laki-laki itu dan mengajaknya berjalan keluar kamar.
"Aku tahu beberapa restoran enak dekat sini," tukas Selina Tan ketika mereka sudah berjalan bersama menyebrangi jembatan di depan apartemen.
"Benarkah?" sahut Oscar Liu tanpa minat.
Selina Tan mengangguk kuat."Kau harus lebih sering mengunjungi Hongkong. Aku bisa menunjukkanmu tempat- tempat menarik dan Kalau kau percaya aku bisa menjadi pemandu wisata yang sabar untukmu."
Oscar Liu tersenyum pahit.Katakan itu sebelum kau menjadi tunangan orang lain.
Setelah beberapa menit, mereka tiba di restoran ala Jepang, tak jauh dari apartemen. Dengan interiornya seperti di Osaka dan kota-kota besar lainnya yang isi makanannya seperti sushi, sashimi dan ramen khas negeri yang dijuluki negeri Matahari. Restoran ini.. Ah terlalu..
"Tempatnya sangat khas favorit kita, bukan?" Selina Tan tersenyum ke arahnya.
Oscar membaca buku menunya tanpa perhatian." Kau yang selalu menyukai tempat- tempat seperti ini."
"Tentu saja. Kau yang membuatku terbiasa dengan hal- hal seperti ini."
"Itu dulu," sahut Oscar Liu sambil tersenyum datar.
Selina Tan menurunkan pandangan."Apa ini karena gadis itu?" tanyanya hati- hati.
Oscar Liu menyipit."Gadis yang mana?"
"Gadis yang bersamamu di kafe. Siapa gadis itu yang sebenarnya?"
"Kenapa kau ingin tahu?" Oscar kembali tersenyum.
"Apa dia kekasihmu?" Selina Tan tidak menggubris pertanyaan laki-laki itu.
"Ku rasa aku tidak perlu menjawabnya."
"Kenapa?" cecar Selina Tan.Gadis itu menelan ludah sebelum bertanya lagi,"Apa kau... tertarik dengannya, Os?"Selina Tan mengatupkan bibir rapat- rapat dan menyadari kecurigaannya benar ketika melihat Oscar Liu berseri- seri.
"Aku menyukainya. Dan tidak ada yang bisa Aku lakukan untuk mencegahnya."
Bersambung!!