Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
" Nara"
" Nara kan?" sapa seseorang yang berjalan di berlawanan arah dengan Nara dan juga Atlas.
" Iya, siapa ya?" Nara tampak bingung.
" Masak loe lupa sama gue sih, gue Sekar"
Nara berusaha mengingat seseorang yang kini di hadapannya itu, sedangkan Atlas hanya menyimak obrolan mereka.
" ohh ya gue inget, Sekar bendahar killer itu kan" ujar Nara.
" yee loe mah, yang di inget itu mulu" celetuk Sekar.
" habisnya loe galak dulu, apalagi kalo pas nagihin kas kelas" balas Nara.
" ohh ya btw, loe kemana aja? kesini sama siapa loe?" tanya Sekar.
" gue pindah ke jogja, terus sekarang ke Kediri ikut suami, oh ya ini suami gue" Nara memperkenalkan Atlas pada Sekar.
Sekar mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Atlas, namun Atlas tak menerima uluran tangan tersebut, dan menakupkan kedua tangannya di depan Dada.
" Atlas"
" oh maaf, sekar" Sekar menarik uluran tangannya.
" loe kesini sama siapa?" tanya Nara.
" sama pacar gue, tadi sih dia ke toilet mana yaa " ujar Sekar sambil mencari keberadaan sang pacar.
" ahh itu dia, babe" panggil sekar sambil melambaikan tangan pada sang pacar.
Nara mengamati seseorang yang menuju kesini, sepertinya ia tidak asing, saat seseorang itu mendekat dan menghampiri Sekar, ia baru mengenali wajahnya ia adalah Samuel kakak kelas dan mantan pacarnya dulu.
Nara spontan mengenggam tangan sang suami, Atlas terkejut saat Nara menggengam tangannya begitu erat, dan raut wajahnya seperti orang ketakutan.
" ini Ra pacar gue, loe ingat kak Samuel kan?" tanya Sekar.
" ahh i- iyaa" Jawab Nara gugup.
" Inara" panggil Samuel
" ahh i- iya kak" balas Nara.
" emm Sekar kalau gitu gue sam suami gue pamit dulu yaa, Assalamualaikum " pamit Nara kemudian ia menarik sang suami.
" kenapa tiba- tiba buru- buru banget tuh orang" beo Sekar.
" mungkin memang lahi buru- buru kali beb" sahut Samuel.
Sedangkan Nara tampak tak nyaman dengan pertemuan tadi, rasa takut dan juga amarah bercampur.
" hey sayang, sayang" panggil Atlas yang tangannya masih di tarik oleh Nara.
Nara menghentikan langkahnya lalu duduk di kursi dekat ia berdiri, Sedangkan Atlas jongkok di depan sang istri sambil memijat kaki sang istri yang tampak bergetar.
" Istigfar sayang, Astagfirullah, Astagfirullah" Ujar Atlas.
Nara pun mengikuti ucapan Atlas ia beristigfar sambil mengatur nafasnya.
" sudah lebih membaik?" tanya Atlas.
Nara mengagukan kepalanya, sebagai jawaban.
"kenapa? ada masalah sama orang tadi?" tanya Atlas pelan.
" di- dia man- mantan ak-aku" balas Nara dengan terbata- bata.
Atlas berubah posisinya menjadi duduk di samping sang istri, dan memeluk sang istri agar lebih tenang.
" mau pindah mall?" tanya Atlas saat melihat sang istri tampak lebih tenang.
Nara menggelengkan kepalanya, " enggak usah mas, udah deket kok resto sushinya"
"It's okay if you want to move"
" i'm okay, yuk keburu tutup nanti" Nara kemudian berdiri dan menggandeng tangan Suaminya.
Atlas menggelengkan kepalanya melihat sang istri, yang begitu cepat berubahan moodnya.
Sesampainya di resto yang mereka menuju,mereka mendapatkan tempat duduk paling pojok, karena hanya meja itu yang tersisa saking banyaknya pengunjung di resto tersebut.
" kamu mau pesan apa sayang?" Tanya Nara pada sang suami.
Atlas tampak kaget mendengar panggilan itu, sejujurnya ia sudah amat bahagia jika sang istri memanggilnya dengan sebutan Mas.
" hmm apa?" tanya Atlas dengan wajah merah dan juga senyum yang sangat amat indah.
" kamu mau pesan apa sayangku,cintaku, duniaku,jantung ku, ginjal kiri aku" balas Nara dengan nada centil.
Atlas tertawa melihat tingkah sang istri, ternyata sang istri sudah berani menggoda dirinya.
" hahaha ternyata kamu juga bisa alay ya" ujar Atlas mencubit hidung sang istri.
"awss suka banget sih cubit- cubit" gerutu Nara.
" habisnya gemes banget cihh, istri siapa sih?" goda Atlas.
"gak usah gombal mas, cepet kamu mau pesen apa?" tanya Nara kembali.
" hehehe mas ngikut kamu aja sayang, tapi jangan yang mentah yaa, mas gak terlalu suka"
" okey"
Lalu Nara memesan beberapa menu, setelah menunggu beberapa saat pesanan mereka pun tiba.
" kamu suka sushi sayang?" Tanya Atlas saat melihat beberapa makanan mentah.
"This is my favorite food" balas Nara.
Atlas hanya tersenyum mendengar jawaban sang istri, mereka pun menikmati makanan mereka dengan keheningan.
Setelah menyelesaikan makan, mereka lebih memelih untuk mengelilingi Jakarta.
Nara menikmati malam ini, ia melihat ke arah luar jendela, jika boleh jujur ia merindukan kehidupan Jakarta, dengan kemacetannya dan segala hal tentang Kota kelahirannya.
"Kamu rindu kehidupan Jakarta ya?" tanya Atlas kepada Nara.
"Rindu tapi ada rasa trauma yang lebih besar dari Rindu" balas Nara.
"Jangan pernah menyerah menjalani hidup, seburuk apapun masa lalu mu, masa lalu memang tidak bisa di perbaiki tapi kita bisa belajar dari masa lalu, yang paling penting saat ini hidup dengan baik sambil melihat masa depan" ujar Atlas.
Nara menoleh ke arah sang suami, ia pun memeluk lengan sang suami yang sedang mengusap kepalanya.
" terima kasih mas sudah sabar dan menerima semua masa laluku" ujar Nara.
" semua orang punya masa lalu sayang" balas Atlas.
Nara tenggelam dalam pelukan sang suami hingga tertidur, Atlas memutuskan untuk kembali ke hotel, sesampainya di hotel sang istri tak kunjung bangun, ia tidak tega untuk membangunkannya,Atlas memutuskan untuk menggendong sang istri ala bridal style.
" Kayak gendong anak kecil, kamu enteng banget sih sayang" ujar Atlas.
...****************...
Nayya terbangun pukul 3 pagi, ia kemudian melaksanakan sholat tahajud, setelah tahajud ia keluar kamar untuk menuju ke dapur.
Saat di dapur ia melihat Binatara sedang duduk temenung dan di depannya sudah ada 2 gelas bekas kopi.
"galau banget keliatannya " ujar Nayya menghampiri Bintara.
" Astagfirullah" Bintara mengusap dadanya karena terkejut.
" kenapa bang galau banget keliatannya?" tanya Nayya kembali.
Bintara menoleh ke arah sang adik, kemudian menggelengkan kepalanya.
" gak mungkin,enggak ada apa- apa sampai minum kopi dua gelas"
" abang suruh cari calon istri sama Abi di kasih waktu sampe acara kamu selesai, kalau tidak abang bakal di jodohin" Bintara menceritakan permasalahannya.
" abangkan punya pacar, kenapa pusing sih"
"masalahnya itu Nay,pacar abang belom mau nikah, dia juga belum berhijab, sudah pasti Abi gak kasih restu"balas Bintara.
" emang abang bakal di jodohin sama siapa?" tanya Nayya.
" sama Ustdazah Dilla" jawab Bintara.
" wahh gapapa tuh bang, kalau di pikir- pikir yaa bang, pacar abang sama Ustdazah Dilla mending juga Ustdzah dilla tau bang" sahut Nayya.
" kok kamu jadi bandingkan pacar abang sama Ustdazah Dilla sih"
" yah gimana lagi, emang Ustdazah Dilla lebih baik dari segini manapun sih" celetuk Nayya.
" ahh udah ah, abang mau ke kamar cerita sama kamu bukan dapet solusi , malah bikin tambah pusing" Bintara berlalu menuju ke kamarnya.
" ye di kasih tau malah ngambek"
sehabis keguguran itu kan masih masa nifas ya..yg artinya belum boleh sholat...tapi disini Nara sudah sholat...