Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31: Raja dari Dua Dunia – Bangkitnya Voidlord
Langit di dunia apokaliptik membelah. Kilatan ungu dan hitam saling bertabrakan di angkasa, menciptakan retakan dimensi seperti kaca yang hendak pecah. Shinn berdiri di puncak benteng Kota Terakhir, jubah Void miliknya berkibar di tengah badai energi, matanya memancarkan cahaya ungu yang membara. Di tangannya, sistem berkilau dengan antarmuka transparan yang kini lebih hidup dari sebelumnya—satu bukti bahwa kekuatan Voidlord telah terbangkitkan sepenuhnya.
“Void Protocol... aktif sepenuhnya,” ucap Panel System dengan nada berat dan gema aneh. “Shinn, kau sekarang memiliki akses penuh atas dua dunia.”
Shinn mengepalkan tangannya. Seluruh jalur energi dari dunia zombie hingga dunia manusia mengalir ke tubuhnya. Dia kini tak hanya seorang pemimpin, tapi juga penghubung, penguasa dimensi—Raja dari Dua Dunia.
Sementara itu, di pusat Kota Terakhir, Asha dan Iluthar berdiri bersama pasukan elit. Iluthar, yang kini mengenakan armor baru hasil peningkatan dari reruntuhan Mecha, menatap langit yang retak. "Dia sudah bangkit sepenuhnya, bukan?" tanyanya.
Asha mengangguk. "Dan itu berarti... perang sesungguhnya dimulai sekarang."
Dari dalam retakan dimensi, pasukan Exo-Wraith mulai merembes. Tubuh-tubuh mereka seperti asap hitam padat, bermata merah, menggeliat keluar dari kehampaan. Mereka adalah makhluk-makhluk tanpa dunia, tanpa tubuh, haus akan eksistensi dan kehancuran.
Shinn melangkah maju. Di hadapannya, bayangan dari makhluk Exo-Wraith terbesar muncul—sebuah entitas setinggi bangunan, dengan tanduk berlapis baja dan enam mata mengerikan.
"Namaku Var’Koz," desis makhluk itu. "Dan kau, manusia... telah mencuri tempatku sebagai penjaga kehampaan."
Shinn mengangkat tangan kirinya. Bayangan gelap muncul dari belakang tubuhnya membentuk sayap Void yang bersinar ungu. Tanpa kata, ia melompat, menembus udara, dan menghadang Var’Koz di tengah langit yang hancur.
Pertarungan Void dimulai.
Serangan Var’Koz meluluhlantakkan langit—laser kehampaan, pusaran dimensi, dan gelombang gravitasi. Namun setiap serangan itu diserap oleh Sistem Void Shinn, yang kini telah menyatu sempurna dengan tubuhnya. Ia membentuk pedang kembar dari kegelapan murni, memotong udara dan dimensi.
Setiap tebasan nya menciptakan celah ke ruang kosong—mengisap pasukan Exo-Wraith yang lemah. Shinn tak lagi manusia biasa. Ia adalah Voidlord, penyeimbang dua realitas.
Di daratan, pasukan Kota Terakhir bertarung sekuat tenaga. Iluthar memimpin sayap kiri pasukan dengan tombak plasma miliknya, membantai Exo-Wraith dengan kecepatan tinggi. Asha memanipulasi medan api dan sihir sistem, melindungi benteng utama dari serangan ilusi dimensi.
Namun bahaya datang bukan hanya dari luar.
Di dalam Kota Terakhir, sebuah gerbang rahasia terbuka tanpa sepengetahuan siapa pun.
Ibu Shinn, Yura, berjalan menyusuri lorong bawah tanah tempat laboratorium sistem lama disimpan. Sejak sembuh, ia diam-diam melatih kemampuan barunya sebagai pengguna sistem pendukung. Panel miliknya, yang dulunya hanya bisa memindai dan mendeteksi, kini mampu menganalisis fragmen dimensi.
Tiba-tiba, ia menemukan sesuatu.
Sebuah terminal sistem tua, berdebu, namun menyala samar.
“Ini… bukan hanya sistem biasa,” gumamnya.
Panel miliknya bersinar.
Fragmen Sistem Awal Tertua Ditemukan. Mengaktifkan Mode Analisis Dimensi Primordial.
Yura menatap monitor. Matanya membesar. “Ini... ini bisa menjelaskan asal mula semua kehancuran. Bahkan... sistem Shinn.”
Sementara itu, Shinn dan Var’Koz bertarung habis-habisan di langit dunia zombie. Masing-masing serangan mereka mulai meretakkan batas dua dunia. Dunia manusia terguncang. Waktu dan ruang mulai tidak stabil.
“KAU TIDAK AKAN PERNAH MENGUASAI KEHAMPAAN, MANUSIA!” raung Var’Koz, mengirimkan gelombang serangan akhir.
Namun Shinn menutup matanya.
“Bukan menguasai,” gumamnya. “Tapi menyatukan.”
Sistem Void melingkupi tubuhnya sepenuhnya. Jubahnya berubah menjadi armor hitam ungu yang menyala. Di belakangnya, lima sayap cahaya dan bayangan terbuka.
[VOIDLORD ASCENSION: FINAL FORM]
Satu pukulan. Satu cahaya. Dan tubuh Var’Koz terbelah menjadi partikel hitam yang langsung terserap oleh sistem.
Langit terang kembali. Celah dimensi perlahan tertutup. Dua dunia stabil... untuk sementara.
Shinn mendarat di tengah Kota Terakhir, tubuhnya lelah namun matanya tajam. Asha dan Iluthar segera menghampiri. Mereka melihat cahaya sistem baru di belakang Shinn—berbentuk seperti tahta transparan yang melayang, melambangkan kekuasaan mutlak atas dua realitas.
“Semua sudah selesai?” tanya Asha pelan.
Shinn mengangguk. “Babak pertama. Tapi... ada yang lebih besar datang.”
Yura tiba-tiba muncul, membawa tablet sistem tua.
“Shinn... kita harus bicara. Aku menemukan sesuatu yang bisa mengubah segalanya.”
Shinn menatap ibunya. "Apa itu?"
Yura menggenggam tablet erat. “Mungkin... tentang siapa sebenarnya yang menciptakan sistem. Dan... siapa ayahmu.”
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...