NovelToon NovelToon
Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: @Asila27

Di dunia yang penuh gemerlap kemewahan, Nayla Azzahra, pewaris tunggal keluarga konglomerat, selalu hidup dalam limpahan harta. Apa pun yang ia inginkan bisa didapat hanya dengan satu panggilan. Namun, di balik segala kemudahan itu, Nayla merasa terkurung dalam ekspektasi dan aturan keluarganya.

Di sisi lain, Ardian Pratama hanyalah pemuda biasa yang hidup pas-pasan. Ia bekerja keras siang dan malam untuk membiayai kuliah dan hidupnya sendiri. Baginya, cinta hanyalah dongeng yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Takdir mempertemukan mereka dalam situasi tak terduga, sebuah insiden konyol yang berujung pada hubungan yang tak pernah mereka bayangkan. Nayla yang terbiasa dengan kemewahan merasa tertarik pada kehidupan sederhana Ardian. Sementara Ardian, yang selalu skeptis terhadap orang kaya, mulai menyadari bahwa Nayla berbeda dari gadis manja lainnya.

dan pada akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 24

Dina yang mendengar Ardi ingin pergi ke toilet pun buru-buru mengangguk.

Dalam hati Dina, ini kesempatan aku untuk memberi tahu rekaman pengakuan perasaan Ardi ke Nayla nih. Ini baru kejutan yang membahagiakan, batinnya.

---

Setelah kepergian Ardi, Dina pun asyik dengan HP-nya.

"Nayla," yang melihat Dina memainkan HP-nya, langsung merebutnya.

Dina yang HP-nya direbut berusaha mengambilnya kembali, tapi naas, HP-nya keburu masuk ke dalam tas Nayla.

"Apaan sih lo, Nay? Gue lagi asyik itu!" ucap Dina kesal.

"Loe tuh temen apa, Din? Udah tahu gue lagi sedih, bukannya ngasih hiburan malah asyik main HP sendiri," sahut Nayla.

"Gue bukan asyik sendiri, Nay, gue lagi nyiapin kejutan buat loe. Dan kejutan itu yang bakal bikin loe gak sedih lagi. Yang ada, loe malah berterima kasih ke gue," sahut Dina percaya diri.

"Emang kejutan apa sih, Din? Dari tadi kejutan terus yang loe bahas. Palingan kejutan loe tuh kayak biasanya, gak ada terkejut-terkejutnya," ucap Nayla sinis.

"Makanya cepet kasih tahu gue aja, gak usah pakai kejutan segala!"

"Loe tuh emang teman gak ada rasa terima kasihnya, Nay! Meskipun biasanya kejutan gue gak sesuai keinginan loe, gue tetep berusaha buat nyenengin loe!" Dina protes.

"Iya, iya, loe tuh temen gue yang paling baik, Din. Thanks ya kejutan-kejutan sebelumnya. Nah, sekarang kasih tahu gue kejutan yang ini," kata Nayla dengan nada mengalah.

"Loe tuh ya, Nay, bilang terima kasih gak ada niat-niatnya. Harusnya yang ikhlas dong," ucap Dina masih kesal.

"Loe berisik amat sih, Din? Mana sini kejutannya, keburu Mas Ardi datang!"

"Ya makanya sini'in dulu HP gue," ucap Dina.

"Terus apa hubungannya kejutan loe sama HP loe?" sahut Nayla bingung.

"Ya ada lah! Makanya bawa sini HP gue."

"Nih, ribet amat! Emang gak bisa loe hidup jauh dari HP, Din?"

Dina buru-buru mengambil HP dari tangan Nayla.

"Loe tuh gak tau, Nay, HP ini ada info pentingnya! Jadi HP ini sangat penting dan gak bisa jauh dari gue," ucap Dina bangga.

"Ya udah, terserah loe aja," sahut Nayla sambil malas-malasan.

"Dari pada loe ngerocos gak jelas, mending loe dengerin nih rekaman gue," kata Dina sambil mempersiapkan rekamannya.

"Ogah, paling rekaman gak jelas!" sahut Nayla cuek.

Sebelum Dina menjawab, Ardi sudah kembali ke meja.

Nayla yang melihat Ardi datang buru-buru berdiri. "Udah, Mas?" tanyanya.

"Udah, Mbak," sahut Ardi.

"Ya udah kalau udah, ayo Din kita ke butik," ajak Nayla.

"Tapi, Nay—"

"Loe belum dengerin rekaman dari HP gue," potong Dina.

"Gak perlu! Palingan rekaman gak jelas," sahut Nayla cuek.

"Ayo, Mas, kita pergi," ajaknya pada Ardi.

"Baik, Mbak," jawab Ardi.

Dina yang ditinggalkan begitu saja pun menggerutu dalam hati, awas aja loe, Nay! Kalau sampai loe histeris setelah denger rekaman ini, gue masukin loe ke RSJ biar sadar kalau gue itu teman terbaik loe!

Saat Dina ingin beranjak pergi, seorang pelayan kafe menghampirinya.

"Maaf, Mbak, sebelum Mbaknya pergi, mohon dibayar dulu tagihannya," ucap pelayan itu sopan.

Saat Dina mendengar permintaan pelayan itu, dia langsung paham kalau Nayla baru saja mengerjainya.

Dasar teman gak waras! Bisa-bisanya loe ngerjain gue! Bisa-bisanya loe bikin malu gue di tempat umum! Tunggu aja pembalasan gue, Nay! batinnya geram.

Pelayan yang melihat Dina melamun berusaha menyadarkannya.

"Mbak? Mbak?"

"Ah iya, Mbak, gimana?" sahut Dina yang tersadar dari lamunannya.

"Ini, Mbak, jadi bayarnya pakai uang tunai atau kartu?" tanya pelayan itu.

"Pakai kartu aja," jawab Dina sambil menyodorkan ATM-nya.

Setelah membayar, Dina langsung berjalan keluar untuk memberi pelajaran kepada Nayla karena telah mempermalukannya di tempat umum.

Saat sampai di parkiran, Dina melihat Nayla dan Ardi sudah ingin masuk mobil.

"Woy, teman gak tahu terima kasih! Tungguin gue!" teriak Dina sambil berlari.

Nayla yang mendengar Dina teriak-teriak langsung menoleh. Melihat Dina berlari sambil ngomel-ngomel, Nayla hanya tersenyum puas.

Begitu Dina sampai di mobil Nayla, dia langsung marah-marah.

"Maksud loe apa, Nay?! Ninggalin gue tadi? Mana belum bayar lagi! Loe bikin malu gue aja!" omel Dina.

"Loe tuh emang temen gak tahu terima kasih! Gue udah siapin kejutan yang bagus, malah loe tinggalin dan permalukan gue!" lanjut Dina.

Nayla bukannya minta maaf, malah langsung masuk mobil.

Dina yang melihatnya langsung ikut masuk mobil juga.

"Jalan, Mas," pinta Nayla ke Ardi.

"Baik, Mbak," jawab Ardi.

"Mbak Nayla jadi ke butik?" tanya Ardi.

"Gak jadi, kita pulang aja, Mas," sahut Nayla.

Dina diam saja sambil memanyunkan bibirnya.

Nayla yang melihatnya hanya tersenyum. "Udah, Din, gue minta maaf. Habisnya loe sih, mau bikin kejutan bilang-bilang dulu, gue kan jadi penasaran. Jadi kepo banget deh! Makanya gue ngerjain loe," ucap Nayla.

Dina hanya menambah 5 cm manyunnya.

Melihat kelakuan sahabatnya itu, Nayla tertawa terbahak-bahak.

Dina yang ditertawakan makin kesal. "Loe tunggu aja pembalasan gue, Nay!" ancamnya.

Nayla makin ngakak. "Emang loe mau balas gimana, Din? Palingan loe ngajak ke butik, milih baju banyak, ujung-ujungnya gak loe bayar! Itu basi, Din! Gue udah hafal sama loe!"

Dina yang rencananya sudah ketahuan pun punya ide lain.

"Nay, loe dengerin deh rekaman ini. Tapi gue pakein dulu headset biar Mas Ardi gak denger," ucap Dina pelan.

Dina pun memutar rekaman pengakuan Ardi.

Nayla mendengarkan rekaman itu dengan serius.

Setelah mendengar suara Ardi—

---

"Mbak Nay, kenapa lari?" tanya Ardi ke Dina.

"Kebelet pipis kali! Biarin aja, Mas," sahut Dina.

"Mas, saya boleh nanya? Tapi jawab jujur ya," ucap Dina.

"Iya, Mbak. Mau nanya apa?"

"Kenapa Mas Ardi suka sama Nayla tapi mengelak?"

Ardi terdiam.

Akhirnya, dengan pasrah, Ardi menjawab, "Mbak, saya orang miskin. Saya sadar diri. Saya tidak pantas untuk seorang putri konglomerat..."

Dina yang melihat Nayla serius mendengarkan rekaman itu tiba-tiba mematikan HP-nya.

Nayla langsung jengkel. "Kenapa loe matiin, Din?! Sini HP-nya!"

Dina tersenyum santai. "Sengaja, biar loe penasaran. Itu kejutan dari gue!"

Nayla berusaha merebut HP Dina, tapi Dina dengan cepat memasukkannya ke dalam tas.

Nayla ngambek, memanyunkan bibirnya seperti Dina tadi.

Melihat itu, Dina tertawa terbahak-bahak.

1
Nyoman Nuarta
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!