Bertemu dan bercinta karena sebuah jebakan . Akan kah kisah satu malam ini malah akan menjadi kisah jebakan terindah bagi mereka berdua.
ikuti Kisah Arka Ratya Hardaka bersama Clare Louisa.
#clue nya adalah: Baca lagi yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#3
Clare melihat pintu kamar mandi tertutup dan rasa nya tidak mungkin bagi nya untuk membuka pintu itu, karena pasti akan menimbulkan bunyi yang mungkin saja dapat membangun pria yang sedang tertidur itu.
Clare melemparkan lagi pandangannya ke tempat lain, mencari apakah ada sesuatu yang bisa ia kenakan untuk keluar dari kamar.
Kali ini mata Clare tertuju pada baju kaos dan celana joger yang ada di atas sofa. Tanpa pikir panjang Clare mengambil baju kaos dan celana jogger itu. Lalu mengenakan nya dengan segera.
Setelah semua nya terpasang, walau tanpa dalaman, Clare segera keluar dari kamar itu.
"kleek...." Terdengar suara pintu ditutup dengan hati-hati.
Setelah Clare sampai di luar, baru lah semua emosi nya muncul. Tangisnya pecah.Clare bahkan terjongkok lemas di depan pintu kamar hotel itu.
“Tega nya mereka melakukan ini pada ku!!!” pekik Clare dalam hati, merutuki perbuatan para sepupu nya.
“aku akan melaporkan kalian pada kakek! kakek harus tahu apa yang telah kalian perbuat pada ku.” Ujar Clare.
“Bahkan jika harus terjadi perang maka biarlah! Aku akan mengungkapkan semua kejelekan kalian di depan kakek. Aku yakin kali ini kakek tidak akan membela kalian!”
***
Sesampainya di rumah
Clare masuk ke dalam rumahnya, dan mata nya langsung melotot ketika melihat seluruh anggota keluarga ada di ruangan itu.
Seakan-akan mereka memang sedang menanti kepulangan Clare.
Wajah Clare menjadi pucat. Dilihatnya sang kakek yang menatapnya penuh kebencian.
"Dari mana kamu Clare?" Tanya sang kakek dengan suara beratnya.
Clare merasa seperti seorang maling yang tertangkap basah dalam melakukan aksinya. Dengan hati yang tidak menentu Clare menjawab pertanyaan kakekbnya dengan gugup, "A-aku -!" Jawabnya terhenti sebab rasa takutnya membuatnya gugup.
Semua keberaniannya tadi hilang seketika. Apalagi setelah melihat ada banyak sekali keluarga mereka di dalam sana. Clare yakin pasti sepupu - sepupu nya telah merencanakan sesuatu.
Belum sempat Clare mencerna apa yang sedang dua wanita jahat itu rencanakan, tiba-tiba.....
"Kakak, kemana kakak semalam? Aku terus mencari kakak di seluruh ruangan pesta! Dan kenapa baju kakak sudah tidak sama dengan baju yang kakak kenakan tadi malam! Kakak nginap di rumah siapa? Bukankah kakak tidak memiliki teman akrab dari dulu?" Vanessa terus mengajukan sederetan pertanyaan kepada Clare dengan wajah innocent nya.
Clare menatap sepupunya itu dengan penuh kebencian. “Bisa-bisanya dia bersandriwara sedemikian bagus nya saat ini.” batin Clare. Dia benar-benar telah jatuh dalam jebakan dua orang ini.
"Clare!!! Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan Vanessa!" Kini sang kakek kembali membentaknya itu.
" Kakek jangan emosi seperti itu. Nanti kakek bisa sakit!" Terdengar suara sang bibi, seoalah-olah sedang menenangkan sang kakek tapi percaya lah, itu tidak benar.
"Clare sayang," ujar Marta dengan tatap penuh kasih sayang keponakannya itu, "Kemana kamu pergi semalam? Marta tersenyum memandang Clare, namun senyumnya kali ini berbeda.
Clare kini hanya bisa terdiam. Dia tidak bisa mengungkapkan apa yang terjadi pada nya. Terlalu banyak keluarga mereka disana. Clare tidak mungkin cerita kalau dia telah menghabiskan malam dengan pria yang tidak dia kenal semalam.
“apa pandangan mereka pada ku setelah mendengar semua cerita ku? Apa mereka akan percaya?” mendadak Clare merasa tersudutkan.
"Kakak.. kenapa kakak meninggalkan ku dan kak Fla sendirian di pesta itu? Untung aku bertemu kak Antoni. Dia akhirnya mengantar ku dan kak Fla pulang? Kalau kakak ada janji dengan teman, seharusnya kakak tidak usah mengajak ku tadi malam untuk keluar." Ucap Vanessa, berpura-pura kecewa Clare meninggalkannya.
"Kau-...!!" Baru saja Clare ingin membela dirinya, sang bibi langsung memotong pembicaraannya.
"
Clare, apa kau tahu, Vanessa menangis ketika pulang tadi malam. Dia takut kamu kenapa-napa!"timpal Marta.
"Kalian-...!!!" Kembali omongan Clare harus terpotong namun kali ini oleh arah sang kakek
"Kamu sungguh anak yang tidak tahu diuntung Clare!!!" Cepat katakan, kemana kamu semalam!! Jangan buat malu keluarga Clare Louisa!!!!" Suara kakek mengaum keras di dalam ruangan itu membuat hati Clare menjadi sangat ciut.
Apa yang mesti dikatakannya, apakah kakek akan percaya kalau dia dijebak sehingga menghabiskan malam dengan pria tak dikenal?
Apakah kakek akan percaya kalau bukan dia yang mengajak Vanessa dan Fla ke pesta, melainkan dialah yang diajak oleh Vanessa dan Fla ke pesta?
Clare memejamkan matanya, dengan hati yang bergemuruh dan air mata yang sudah mulai tergenang di matanya, Clare memilih untuk tidak menceritakan apa yang telah terjadi.
Dia tidak memiliki bukti kuat untuk menjatuhkan para sepupunya dan bibi nya.
Sedangkan saat ini semua orang sedang menjadi saksi semua ucapan palsu bibi dan dua anal bibi nya itu pada Clare.
Semua melihat Clare pulang pagi hari setelah semalam pergi ke pesta. Dan pulang dengan pakaian yang berbeda pula.
Apa lagi yang bisa Clare katakan sebagai pembelaan. Tidak ada. Akhinya dengan berat hati Clare terpaksa meminta maaf pada sang Sang kakek.