andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.
pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.
mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.
ikuti kisah nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pov davin pratama 2
Setiap yang namanya kebohongan pasti akan terungkap juga. Sepandai-pandai nya tupai melompat pasti akan jatuh jua.
Begitupun dengan kebohongan ku, Entah dari mana Nadira mengetahuinya. Saat perayaan ulangtahun pernikahanku dengan Vania, Nadira hadir tepat didepanku. Jantungku saat itu seolah berhenti berdetak. Mulutku bungkam, satu patahkata pun tidak ada yang bisa aku ucapkan. ku lirik Vania dia seperti nya tidak memperdulikan itu semua. Vania bersikap seperti biasa-biasa saja seolah dia memang tidak mengenali siapa Nadira. Pada kenyataannya Vania sudah mengetahui tentang hubunganku dengan Nadira.
Tangan ini gemetar saat menyambut uluran tangan istri keduaku. kulihat tatapan nadira yang tak bisa kubaca, ketakutan menjalar disekujur tubuhku. Aku sangat takut menghadapi apa yang terjadi setelah ini.
Aku sangat takut kehilangan Nadira, perempuan yang telah mengisi kekosongan hati ini. Selama dua tahun hidup bersama Nadira aku menjadi sosok yang ceria, bukan lagi menjadi seorang davin yang dingin tanpa ekspresi, senyumpun jarang terukir dibibirku.
Kata-kata cinta tidak pernah lupa aku ucapkan untuk seorang perempuan yang telah mengisi hari-hariku. Dan cinta itu semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Aku sedikit lega, saat menjelaskan semuanya Nadira tidak memintaku untuk menceraikan nya. walaupun sikapnya sedikit berubah tapi seperti biasa dia tetap selalu melayaniku.
Itu sudah cukup bagiku, dengan seiringnya waktu aku akan membuat Nadiraku kembali, tidak mendiamiku seperti ini lagi.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
"Mulai besok aku akan bekerja!" Mas davin mengernyitkan dahinya.
"Untuk apa kamu berkerja nad?"
" Tidak butuh alasan kalau aku mau bekerja mas."
"Tapi mas masih sanggup membiayai hidup kamu!"
"Sudah lah mas, tanpa seizin darimu aku akan tetap akan bekerja!" aku beranjak dari tempat dudukku, mas davin mencekal lengan ini.
"Kamu kenapa sih nad? emang apa yang kamu cari dari bekerja? mas tidak pernah membatasi keuangan mu, dann mas selalu memenuhi setiap keinginan kamu."
Dengan nada suara yang agak ditinggikan. Ini pertama kalinya mas Davin berbicara sedikit keras terhadapku. Mungkin dia kaget dengan perubahan sikapku.
"Disini aku tidak meminta izin darimu mas, tapi cuma sekedar mau kasih tau kalau aku akan bekerja!"
"Mas ini suami kamu Nadira! izin dari mas itu sangat dibutuhkan oleh seorang istri."
Aku menghembuskan nafasku dengan kasar.
"Terserah mas saja, Kalau aku bilang ingin bekerja ya aku akan tetap bekerja! walau tanpa izin dari mas"." Kekeh ku.
Saat mas Davin ingin menyela ucapanku, ponselnya yang ada di atas meja berdering. Kulihat nama Vania tertera disana.
Mas davin melepas cekalan tangan nya. Lalu Mengambil ponsel yang ada diatas meja.
"Pokoknya mas tidak akan mengizinkanmu kamu bekerja Nadira ... titik!" dia Menekankan kata titik diakhir kalimatnya.
"Urus sana istrimu." aku berlalu pergi meninggalkan mas Davin.
Kulihat mas Davin ingin mengejarku tapi langkahnya terhenti saat panggilan telpon genggam miliknya yang berdering sedari tadi dia angkat. Kudengar mas Davin setengah berteriak.
"Apa ...! sepertinya telah terjadi sesuatu, aku tetap melanjutkan langkahku.
"Mas akan segera kesana". Lalu nengakhiri sambungan telponnya.
Mas davin menemuiku dikamar, dia mendekat lalu mencium keningku.
"Mas mohon mengertilah." Aku bungkam. tidak ingin mengucapkan sepatah kata pun.
"Penyakit putra mas kambuh lagi, mas akan segera pulang." mas Davin mengusap pucuk kepalaku.
Lalu pergi meninggalkanku yang masih terpaku ditempatku berdiri. menatap punggung mas davin lalu menghilang dibalik pintu.
Aku berlari menuju mobilku, aku tau ini akan menambah lukaku, tapi rasa penasaran ku lebih besar aku mengikuti mobil mas davin.
"tidak bisa kupungkiri aku sangat cemburu."
TITIK LELAHKU
BY : MIKHAYLA92