NovelToon NovelToon
PENGHIANATAN SANG ADIK

PENGHIANATAN SANG ADIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Pelakor jahat
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ristha Aristha

Ariana harus menerima pukulan terberat dalam hidupnya, ketika suaminya ketahuan selingkuh dengan adiknya. Siapa yang mengira, berkas yang tertinggal suatu pagi membawa Ariana menemukan kejam suatu perselingkuhan itu.
Berbekal sakit hati yang dalam, Ariana memutuskan untuk pergi dari rumah. Namun dibalik itu, dia secara diam-diam mengurus perceraian dan merencanakan balas dendam.

Apakah Ariana berhasil menjalankan misi balas dendamny??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Pengen Kaya Tanpa Kerja

Aku menelan ludah dengan kesal saat melihat Ayunda memasukkan mie milikku ke kresek dengan sembarangan. Aku yakin dia ingin mengumpat lebih banyak tadi, untungnya dia kedatangan pelanggan yang mau tidak mau memaksanya tutup mulut sebentar.

"Ini!" Dia menyodorkan kresek dengan kasar. "Buruan ambil dan cepat pergi dari sini ", sambungnya.

Ya, terserah. Lagian aku juga sudah tidak peduli dengannya. Tak banyak basa-basi, aku meraih kresek berisi mie dengan kasar juga, mengimbangi apa yang telah dilakukan Ayunda juga.

Namun sebelum keluar, aku menoleh dan berujar, "Lain kali layani pelanggannu dengan baik, kalo kamu gak mau aku uduin lewat kontak pengaduan ".

Kulihat Ayunda mendelik mendengar ucapanku barusan. Sayangnya aku tidak punya waktu untuk mendengarnya mengancam, lebih baik aku segera keluar dan pulang. Lalu masak mie instan dan makan sambil nonton drama.

Begitu masuk mobil, aku menghela napas panjang. Berbicara dengan Ayunda benar-benar menguras energi walupun hanya sebentar.

"Tapi kenapa anak manja itu tiba-tiba mau bekerja?" Gumamku sambil menatap langit-langit mobil. "Ya, mungkin dia sadar mokondo Dimas yang gak bisa diandelin", lanjutku menebak.

Namun masih ada yang mengganjal, dan ini tidak ada hubungannya dengan Dimas. Meski pria mokondo itu tidak bekerja, harusnya Ayunda masih hidup dengan baik mengandalkan uang dari Papa.

"Aos yang terjadi, ya?" Tanyaku lagi. "Yah, mungkin lain kali tidak ada salahnya kalo aku berkunjung sesekali ".

Aku mengatakan itu bukan Karena khawatir, tapi ingin menunjukkan bahwa pria yang dia rebut dariku tidak lebih dari sekedar benalu. Dan sepertinya aku akan berterimakasih dengan bangga, karena Ayunda mau memungut sampahku.

Rencana balas dendam yang menyenangkan. Hahaha.

Saat aku sedang tertawa jahat didalam hati, tiba-tiba perutku berbunyi. Ah, benar. Aku harta segera pulang dan mengisi lambung yang kelaparan sejak siang.

Tak mau membuat asam lambung mengamuk, aku buru-buru injak pedal gas dan buru-buru pulang ke apartemen. Daripada memikirkan keluarga Cemara kebakaran itu, mending aku membayangkan aroma mie instan yang pasti akan sangat nikmat dimakan malam-malam.

Untungnya, jalanan malam ini lumayan sepi. Aku jadi tidak merasakan macet dan bisa tiba di apartemen lebih cepat.

"Ah, akhirnya sampai", ucapku sambil keluar dari mobil.

Langkah sengaja aku percepat saat pergi dari parkiran. Namun justru aku tak sengaja menabrak orang lain karena terburu-buru dan kurang hati-hati.

"Ah, maafin aku", ujarku sambil menunduk. Tetapi ketika wajahku diangkat, ternyata itu Kenzi, bukan orang lain. "Oh, Kenzi!"

"Kamu tidak apa-apa?" Tanyanya.

Aku mengangguk. "Sorry, aku tadi buru-buru. Soalnya laper banget", timpalku sambil mengelus perut yang rata.

"Baru hari pertama kerja udah lembur? Kamu dibuli disana?" Kenzi bertanya dengan sorot mata khawatir dan curiga. Kenapa dia bisa menebak dengan tepat?

Namun meski begitu, sebagai orang dewasa, tidak baik untuk mengadu. Aku menggeleng. "Aku hanya mampir dulu ke suatu tempat", bohongku.

"Ngomong-ngomong, kamu mau pergi?" Tanyaku, mencoba mengubah topik pembicaraan.

Kenzi mengangguk. "Aku mau ketemu sama seseorang".

Tepat saat Kenzi mengatakan itu, ponsel Kenzi tiba-tiba bergetar. Aku tidak berniat mengintip, sungguh. Tapi mataku tidak sengaja melihat nama dilayar ponselnya. Kalau tidak salah, itu Ladys?

"Maaf, Riana. Aku harta buru-buru pergi", ucap Kenzi dengan tergesa-gesa.

Aku mengacungkan jempol kanan. "Kalo gitu, hati-hati dijalan. Semoga kencanmu lancar".

"Kenc__" Kenzi terlihat mendelik, tapi aku segera mengangguk dan menepuk-nepuk pundaknya, memberikan dukungan.

"Semoga berhasil, anak muda!" Tambahkan dengan senyum lebar.

Tak ingin menahan Kenzi lebih lama, aku bergegas pergi. Melangkah dengan ringan sambil memandangi mie di kresek berisi mie. Dan itu benar, untuk saat ini mie instan lebih menggoda daripada pria.

Aku segera menaiki lift, dan setelah sampai di depan kamar, aku menekan beberapa digit kunci digital sebelum akhirnya masuk dan buru-buru menuju ke dapur.

Dua buah mie kuah rasa soto aku keluarkan dari dalam kresek. Sayang sekali, sepertinya aku akan makan mie geprek malam ini. Itu semua gara-gara Ayunda, menyebalkan sekali!

Namun tidak masalah, semua tergantung rasanya. Biarpun remuk, menikmati varian mie favoritku itu harusnya tidak berubah.

Aku menyalakan kompor dan mengisi panci dengan air. Dengan cepat aku membuka bungkus mie, dan memasukkannya kedalam panci yang sudah mendidih. Sambil menunggu mie matang, aku menyiapkan bumbu kedalam mangkok, mengaduknya dengan sedikit kuah dan merayakannya.

Akhirnya setelah beberapa menit, mie sudah matang. Aku cepat-cepat menuangkannya kedalam mangkuk besar dan mengambil sendok. Sungguh aromanya benar-benar membuat perutku semakin berteriak meronta-ronta.

Mie-nya memang banyak yang jadi pendek karena remuk. "Kali ini Ayunda aku maafkan karena aku kadung lapar", ucapku, setelahnya mulai menyantap kuah yang terasa hangat di tenggorokan.

Makan sendirian seperti ini, rasanya lumayan sepi. Sialnya, aku pasti langsung teringat dengan masalalu. Saat aku dan Dimas sedang miskin-miskinnya, satu mie instan dimakan berdua.

Dulu aku berpikir itu romantis, makan sepiring berdua seperti lagi-lagi di jadul yang sering Papa dengarkan. Namun jika dilihat Sekarang, mau-maunya aku berjuang dengan pria yang gak punya masa depan seperti Dimas!

Kalau sendirian aku bisa makan dua bungkus mie sendiri, kenapa aku harus terlena karena cinta dan rela kelaparan. Konyol Kalau dipikir-pikir.

"Tapi kayaknya aku kesepian", gumamku tiba-tiba sambil menatap kuah mie yang masih banyak.

Namun setelah beberapa detik, aku kembali menyantap mie dengan tidak peduli. "Yang penting aku punya duit".

...****************...

Pagi harinya aku mengerjap dengan malas. Padahal baru kemarin aku bersemangat masuk kerja di perusahaan besar. Namun hari ini, rasanya sudah malasa sekali.

"Gimana caranya kaya raya tanpa perlu kerja?" Kataku sambil menatap langit-langit kamar, setelah mematikan alarm. "Ada satu cara, kayaknya aku harus menikah dengan pewaris tunggal kaya raya".

Ya, kesimpulan yang paling bagus meski terdengar tidak masuk akal. Aku tertawa geli membayangkan mimpi saat bangun tidur itu

"Stop, Riana! Kamu harus kerja walupun gak kaya-kaya".

Aku segera bangun dari tempat tidur. Membereskan bantal dan sebentar, lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.

Tak lama, aku keluar. Jika kemarin aku bersungguh-sungguh mematut diri, tapi hari ini aku sengaja memakai pakaian kasual tapi tetap sopan. Sebab aku tidak tahu, bakal sampai jam berapa pekerjaanku selesai.

Mobil tua yang aku kendarai membelah jalanan yang lumayan lenggang. Aku beruntung, untuk kedepannya, mungkin aku akan berangkat diam-diam ini untuk mengindari macet.

Setelah mengukur jalan berpuluh-puluhan menit, aku akhirnya tiba di perusahaan yang jika dilihat dari luar.... Sangat menyilaukan. Yah, bagaimanapun Fujiko tempat bernaung penulis-penulis besar, walau sebagai editor junior, aku sedikit tidak nyaman dengan sistem kerja disini.

Kantor departemen editor masih sepi saat aku datang. Hanya ada dua karyawan yang terlihat sudah serius dengan pekerjaan mereka. Namun, semakin siang ruangan kami semakin penuh dengan orang-orang yang berdatangan.

Kecuali satu, meja Gladys masih kosong padahal ini sudah jam sembilan. Apakah dia terlambat? Atau jangan-jangan gadis itu tidak kuat dengan tekanan kerja disini dan langsung mengundurkan diri?

Bibirku menganga tak percaya. Namun saat berbagai asumsi sedang aku pikirkan, tiba-tiba gadis yang sedang aku bicarakan dalam hati, masuk dan langsung duduk dengan acuh. Lagi-lagi, tidak ada yang berani menegur meskipun Gladys bersikap seenaknya.

Jika aku yang terlambat, mungkin aku sudah di kramasi habis-habisan.

"Ariana!"

Aku menoleh, dan aku mendapati salah satu rekan kerjaku sudah berdiri disana.

"Naskah yang kemarin sudah kelar diperiksa?" Tanyanya.

"Sudah", aku mengangguk. "Aku sudah meletakkannya disana ", ujarku sambil aku menunjuk tumpukan naskah yang lumayan tinggi.

"Bagus. Kalo gitu, tolong periksa ini juga, ya".

Mataku sedikit membola saat melihat setumpuk kertas yang hampir menutupi kaget komputer. Dia menyodorkannya dengan enteng.

Ludah kutelan sebentar. "Bolehkah aku dapat soft-filenya? Mustahil kalo harus periksa manual di kertas ".

Sayangnya, rekanku menggeleng. "Nggak ada. Ini naskah penulis-penulis sepuh yang nggak bisa ngetik, tapi ceritanya masih banyak yang seneng. Jadi nanti tolong sekalian dikerokin m, ya".

Astaga, ini serius? Bahkan bukan senior, tapi penulis sepuh! Jika naskahnya menumpuk sampai sebanyak ini, itu berarti... "Ah, emang sengaja gak di periksa".

Mereka mengorbankan anak baru sepertiku.

1
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Ada apa dgn papanya Riana mungkinkah Riana mau dijodohkan !
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Sabar Riana semoga kamu segera mendapatkan pekerjaan yg baik juga atasan yg baik juga yg bisa menghormati dan melindungi seorang wanita dari orang2 yg mau melecehkannya dan segera dapat pengganti Dimas.
Ma Em
makanya Riana kamu jgn lemah lawan Ayuna dan ibunya yg selalu menghina dan merendahkan mu Riana kalau kamu diam Ayuna dan ibunya makin menjadi tambah berani dia dan jgn dituruti kemauan mereka lebih baik cari kebahagiaanmu sendiri Riana tinggalkan orang2 yg tdk tau diri itu.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Semangat Riana kamu jgn patah semangat semoga kamu bisa melewati cobaan dgn legowo dan cepat lepaskan Dimas biarkan dia dgn Ayunda untuk apa Riana pertahankan lelaki mokondo yg cuma morotin uang kamu Riana, semoga Riana cepat move on dan aku berharap sih Riana berjodoh dgn Kenzi meskipun umurnya lbh muda dari Riana.
Ma Em
Bagus thor ceritanya aku langsung suka apalagi cerita perselingkuhan yg si istri yg diselingkuhin tdk bodoh dan berani melawan pada si suami dan pelakor .
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!