Biarkan Aku, Yang Pergi

Arumi langsung menghubungi kakaknya dan bertanya. Jam berapa sekiranya suster Neni datang ke rumah nya. Dia ingin segera membawa putrinya pergi jalan jalan. dari pada tetap bertahan di rumah yang lebih mirip seperti neraka ini.

*tunggu saja sebentar lagi juga pagi sampai. Tadi Neni di antar supir mbak kamu. Jadi kamu yang sabar sebentar saja. Suruh Neni untuk tidur di kamar Michelle saja Rum. Jaga jaga jika sewaktu waktu tuh nenek lampir sama mbak Wewe serta anaknya datang gangguin Michelle. Jadi, Michelle tetap ada yang jaga nantinya* ujar Jonathan mengarahkan adiknya.

*siap kak. Kalau begitu aku mau kasih tahu ke Michelle dulu. Jika mulai sekarang dia akan tidur di temani oleh suster Neni* jawab Arumi segera mematikan panggilan.

Belum juga Arumi sempat berbicara dengan Michelle, pintu kamar milik putrinya sudah kembali di ketuk dengan cukup keras.

"Arumi keluar kamu." panggil seseorang dari luar inti kamar tersebut.

"kenapa lagi itu mereka. Bukanya tadi sudah di jelaskan jika aku sudah tidak memegang uang belanja dari Nicholas. seharusnya mereka mengerti dengan bahasa manusia. kenapa mereka bebal sekali sih" batin Arumi kesal buka main.

"ada apa lagi ma. Apa kata kata Arumi tadi malah belum jelas juga?" tanya Arumi dengan wajah merah padam. Jujur dia sendang menahan amarahnya yang mulai memuncak.

"siapa juga yang mau minta uang sama kamu. Tuh di luar ada tamu yang cari kamu. Katanya suster Neni namanya." ujar Bu Sartika merasa sedikit menciut nyalinya ketika melihat raut wajah Arumi yang sedikit garang di bandingkan tadi.

Tanpa banyak kata, Arumi segera mengajak putrinya untuk menemui suster Neni. Tak lupa Arumi kembali mengunci pintu kamar milik putrinya. Dia tidak ingin mengambil resiko, dengan membiarkan pintu kamar Michelle tertutup namun tanpa adanya pengaman yang paten.

"si@/, kenapa pakai acara di kunci segala sih. Jadi nggak bisa ambil barang berharga milik Michelle ini. Terus apa yng mau di jual agar bisa beli kebutuhan dapur. Mana tadi aku sudah acak acak kamar Nic sama Arum juga gak nemu barang berharga. Apa Arumi bener bener melarat ya.

kalau begitu udah betul Nic menikah dengan Siska. Jika mereka sudah menikah. pasti Nic bakalan di pinta untuk menjadi pemimpin di perusahaan milik Siska. Di tambah lagi dia ana pertama dan adiknya juga perempuan. Mana adiknya memilih untuk bekerja di luar negri lagi. aku sangat yakin setelah menikah dengan Siska hidup keluarga ku akan semakin jaya"batin Bu Sartika tersenyum penuh kemenangan.

"loh, sus kok tunggu di luar. kenapa nggak masuk ke dalam aja?" tanya Arumi yang melihat jika suster Neni menunggu di luar rumah.

"tadi sama mertua nona, saya tidak di persilahkan masuk ke dalam. Mana mungkin saya main masuk ke dalam tanpa di persilahkan. Itu namanya tidak sopan Nona."jawabnya dengan suara yang sangat lembut.

"kalau begitu kamu ikut aku sekarang ke kamar Michell. mulai hari ini kau bekerja untuk saya dan putri saya. Jika ada orang yang memberikan perintah selain saya dan putri saya. Tidak usah di hiraukan. anggap saja itu suara kipas angin yang rusak. Jadi, kamu hanya boleh menuruti semua perkataan aku dan Michelle" ujar Arumi sembari menuju ke kamar milik Michelle.

"termasuk tuan juga nona?" tanya suster Neni pada majikan barunya.

"ya, semua perintah hanya dari aku dan Michelle. Selan dari kami berdua, abaikan saja. mereka tidak ikut menggaji kamu, jadi kamu boleh menolak perintah mereka. dan jika kamu merasa terancam atau di hina. Kamu bisa melakukan hal sebaliknya. Tapi yah terpenting satu. Tolong bantu jaga putri semata wayang saya ini ya" ujar Arumi dengan penuh rasa perhatian.

"baik nona. Saya hanya akan mendengar dan menjalankan perintah anda dan nona kecil. Selebihnya tidak lebih dari orang lain yang tidak masuk dalam sistem kerja saya" jawab suster Neni dengan mantap.

"kamu bisa taruh baju kau di lemari yang sebelah sini. Dan yang sebelah sini milik Michelle. Maaf jika lemarinya lebih kecil dari pada milik Michelle. karena ini lemari Michelle yang dulu dan udah nggak di pakai lagi" ucap Arumi meminta maaf kepada suster Neni.

"tidak masalah nona. Yang terpenting ada tempat untuk baju milik saya. Asalkan tidak di dalam karung ataupun kantong kresek. Saya yang harusnya berterimakasih. " ucap suster Neni pada Arumi.

"dan kamu kalau tidur di kasur ini saja. tidur sama Michelle. Jangan tidur di bawah. atau kamu kalau sedikit tidak nyaman. bisa tarik kasur yang ada di bawah sini. karena ini kasurnya ada dua. Jadi kamu tidak perlu takut tidur di bawah tanpa alas" ujar Arumi menunjukkan kasur kedua di kamar itu.

"baik nona, sekali lagi terimakasih."

"oh, iya. Kamu bisa tidak Langsung ikut kami pergi jalan jalan. sekalian beli makan siang di luar. Saya dan putri saya merasa bosan di rumah terus" aja Arumi.

"sustel Neni ikut saja. Bial lame lame. Jadi nggak sepi kalau hanya beldua saja dengan mama" ajak Michelle sekalian.

"saya iku saja nona. Lagian jika saya tidak ikut, saya juga bingung mau ngapain di rumah ini sendiri" jawabnya dengan santai.

"baiklah kalau begitu kamu banyu Michelle bersiap ya. Aku mau ganti pakaian dulu. Kamu pun, juga bisa berganti pakaian seragam kamu ini dengan pakaian yang lebih santai. tidak usah mengenakan seragam jika tidak sedang pergi ke tempat pesta ataupun ke acara formal lainnya" jelas Arumi pada suster Neni agar tidak terlalu formal pakaiannya.

"baiklah nona, saya akan melakukan apa yang Nona perintahkan" jawab nya dengan tegas.

sedangkan di ruang keluarga. Monika dan juga Bu Sartika yang melihat kedatangan suster Neni, menjadi kesal. padahal tadi pagi mereka meminta yah pada Arumi untuk beli makanan dia bilang tidak ada. Lalu siang ini dia malah memanggil seorang suster yang sudah pasti dia akan menjaga Michelle jika Arumi tidak ada di rumah.

"kalau begitu kita akan tetap bisa bersantai dong ma. Jika Arumi memperkerjakan suster itu. kita bisa memerintah ya untuk membersihkan rumah, memasak, mencuci, menyetrika. Di tambah suruh saja untuk jagain Bella sekalian. Lagian yah gaji pasti Arumi ini. Kita jadi bisa sedikit hemat dan tenaga kita juga tidak banyak terkuras untuk kebersihan rumah dan juga menjaga Bella yang mulai susah di atur ini" jelas Monica pada Bu Sartika,

"kamu benar Monic. Jika begitu kita akan tetap mendapatkan uang gaji Nicholas lebih banyak. Dan juga kita tetap bisa bersantai ria di rumah. tanpa di recoki oleh tingkah laku Bella itu" jawab Bu Sartika menyetujui usulan dari menantu kesayangannya itu.