"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.
"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."
Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Kalea, sadarlah!" Dyroth terus memanggil namanya, beberapa pelayan melihatnya, mereka ikutan khawatir dan segera membantu Dyroth.
"Ini darurat, tolong panggil dokter!" pinta Dyroth.
"Baik Tuan!" jawab pelayan disana.
Dyroth masuk ke kamar Eiser, dia meletakkan tubuh Kalea dengan berhati hati. Rasa bersalahnya semakin menghimpit, membuatnya kehilangan kendali. "Kalea.."
"Eiser.." Kalea mengigau.
Dyroth mendekat dan menggenggam tangan Kalea, dia menyesal telah meragukan wanita itu. Air matanya nyaris keluar, Dyroth masih menahan diri agar tidak menangis, namun rasa bersalah dan penyesalannya semakin besar, pada akhirnya air matanya pun terjatuh juga. Tess.. Tess.. Air mata berjatuhan..
"Maafkan aku Kalea.. Maafkan aku.. aku menyesal telah meragukanmu Kalea.. aku menyesal.." Dyroth menyesal dan menangis.
"Eiser.." Kalea masih mengigau memanggil nama Eiser.
'Apa yang aku ragukan darinya? Padahal aku sudah menduga kejadian ini akan terjadi juga.. Kalea tidak mungkin tidak jatuh cinta pada Eiser, pria itu.. selalu berusaha mewujudkan segala permintaannya, dan dia selalu memberikan cinta sepenuh hati pada Kalea..' Dyroth memasangkan cincin permata itu pada Kalea.
Setelah merasa tenang, Dyroth melangkah keluar dan pergi. Dia harus kembali ke Isyarh untuk menyerahkan dokumen rahasia itu pada Count Fransikar. Dan yang paling penting, Dyroth ingin menyelidiki mereka.
Kamar itu kembali hening, Kalea masih terbaring tak sadarkan diri. Kesadarannya masih mengambang dialam bawah sadarnya. Disana dia mendengar suara Kalea yang asli..
'Eiser.. aku sangat membencimu.. kau begitu baik dan tulus, tapi kenyataannya.. aku tidak sanggup, hidup berdampingan denganmu.. Fakta kau penjajah yang menjajah tanah lahirku.. dan kau juga merebutku dari kedua orang tuaku, rasa benci ini pun terlalu mendarah daging hingga aku tidak bisa lagi menahannya.. tapi perintah terakhir begitu kejam, meracunimu dengan racun yang mematikan, apa aku bisa melihatmu mati karena ulahku? Seberapa benci aku padamu? Kalau begitu.. Biarlah aku yang mati, aku ingin mati dan meninggalkan orang yang aku benci... Selamat tinggal Eiser..' Ingatan Kalea Fransikar.
"Huaaa...!" Kalea kembali sadar. Nafasnya memburu dan tak karuan, dia melirik ke sekitarnya. 'Kamar Eiser.' Kalea meraup wajahnya, kemudian menyadari sesuatu dijari manisnya, ada cincin yang melingkari jarinya.
'Inikan.. cincin yang tadi..?'
Clekk! Eiser berdiri diambang pintu, wajahnya kusut dengan rambut yang sedikit turun berantakan. Eiser segera mendekat dan memeluk tubuh Kalea.
"Kalea!"
"Apa yang terjadi.. Eiser?" tanya Kalea.
"Aku tidak peduli omongannya! Aku hanya peduli pada apa yang ada didepanku! Kalea palsu apanya, bagiku.. Kalea dulu maupun Kalea yang sekarang adalah orang yang sama.." ucapnya, Eiser masih memeluknya.
"Eiser.."
"Jangan temui dia lagi.. aku mohon.." pinta Eiser.
Kalea tersenyum, kemudian membalas pelukan itu, dia merasa tenang dan nyaman. Dalam pelukan pria yang dia sukai. "Ya.. aku disini untukmu.." ucap Kalea pelan sambil mengusap punggung Eiser.
"Terima kasih" balas Eiser.
Beberapa hari kemudian, Eiser kembali sibuk dengan bisnisnya. Setelah dia pensiun dari tugas militer, dia membangun bisnis yang luar biasa. Kekayaan Eiser sebanding dengan kekayaan Raja Sorya, semua itu karena Eiser..
"Anak Raja Sorya!" ucap Kalea sendiri. 'Rahasia ini.. hanya aku yang tau, mengapa hanya aku? Karena aku telah menghafal semua jalan ceritanya!' ucap Kalea dalam hati.
Ditaman belakang itu, Kalea berpiknik sendirian, dia menikmati roti panggang dan secangkir teh hangat yang manis. Kalea merasa lega karena hubungannya dengan Eiser semakin membaik sekarang, walaupun begitu.. mereka masih ditahap yang awal.
Mereka memang tidur bersama, namun tidak ada yang bergerak untuk memulainya. 'Aku harus menikah dulu sebelum melakukannya dengan Eiser!' ucapnya dalam hati.
Kalea memejamkan mata. "Bagaimana ya caranya..?"
Saat memikirkan bagaimana caranya, pikirannya mulai bercabang tiga.. 'Pertama, jika Kalea meminta Eiser untuk menikahinya lagi.. apa yang akan Eiser pikirkan padanya?'
Situasi pikiran pertama.. "Menikahimu lagi? jadi benar ya, kau bukan Kalea yang ku kenal!" protes Eiser.
Kalea menghela nafas melihat situasi pikiran pertama, kemudian dia melihat situasi pikiran kedua.. "Eiser, aku ingin melamarmu lagi, ayo kita menikah?" ucap Kalea yang memegang kotak cincin, Kalea berlutut melamar Eiser, disana Eiser tidak menjawabnya tapi melarikan diri dan memberitahu Dyroth bahwa dia benar benar Kalea palsu!
"Tidak!!" Kalea merasa sangat frustasi melihat situasi kedua..
Kemudian Kalea berdiri, dia ingin mengabaikan situasi ketiga, namun itu sangat disayangkan, Kalea mulai melihat ke situasi ketiga secara perlahan..
Disana.. Kalea menemui Eiser. "Eiser, sebenarnya aku.. aku bukan Kalea yang kau kenal, tapi aku.. aku wanita yang sangat mencintaimu, karena itu.. sebelum kita punya anak.. aku ingin kau menikahiku terlebih dulu!" ucap Kalea, situasi ketiga membuat Eiser sangat syok, dia memanggil beberapa pengawal dan memintanya membawa Kalea ke penjara.
"Tidak!!!" Kalea berteriak.
"Huaa! ada apa nona??" tanya Fiona yang baru tiba disana. Fiona cukup syok dan nyaris menjatuhkan cemilan yang dia bawa.
"Huaaa! Cemilannya!" teriak Kalea.
Kalea segera memegang Fiona, kemudian menghela nafas lega karena cemilannya selamat. "Haa.. untung cemilannya selamat.." Kalea dan Fiona serentak
Mereka akhirnya duduk bersama sama. Menikmati udara segar dan sejuk disana. "Nona.. ada apa nona? tadi.. kau berteriak tiba tiba.." tanya Fiona.
Kalea menoleh ke arah Fiona, melemparkan senyuman dan menggelengkan kepalanya. 'Apa yang harus aku katakan padanya ya?'
"Fiona.. aku mau cerita sesuatu ni.." ucap Kalea.
"Benarkah? tolong ceritakan padaku nona!"
"Baiklah, aku akan menceritakannya.." ucap Kalea, dia berhenti sejenak, duduk bersama Fiona, kemudian dia kembali bercerita.
"Aku punya kenalan, katanya.. teman dari kenalan aku itu berubah setelah dia bangun dari koma.. nah, apa mungkin jiwa seseorang masuk ke tubuh teman dari kenalan aku itu? aku pikir.. itu bisa saja terjadi, dan ya.. faktanya pun terungkap, jiwa lain memang masuk ke tubuh itu.. dan saat jiwa itu berada didalam tubuhnya, dia malah jatuh cinta pada suami pemilik tubuh itu.. menurutku, itu tidak masalah iya kan? siapa yang bisa menahan perasaan cinta? tapi masalahnya, saat mereka ingin berhubungan badan.. bukankah secara logika, dia harus menikah ulang dengan suami pemilik tubuh itu lagi?"
Fiona berkedip, mencerna cerita Kalea yang sedikit tidak masuk akal. "Ah! Cerita yang menyebalkan, tapi aku cukup terhibur nona, dan menurutku.. jiwa yang masuk ke tubuh itu seperti parasit! Bahkan tidak tau diri, bukannya menjelaskan fakta, malah menyukai pasangan pemilik tubuh itu, dia sama saja seperti pelakor! Dan bagiku.. Dia terlalu pengecut! Menikah ulang? Konyol sekali dia.. Tapi lakukan saja jika dia tidak tau malu, toh dia hanya mendapat cinta karena dilihat sebagai orang yang dicintai suaminya dulu, pemilik tubuh aslinya!"
"Eh? Begitu.. ya?" Kalea merasa sesak.
Ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Fiona menancap begitu dalam ke relung hati Kalea, dia nyaris tak bisa bernafas saking sesaknya. Namun..
'Apa yang dikatakan Fiona ada benarnya.. Saat ini, Eiser melihatku sebagai Kalea yang asli bukan wanita yang mencintainya.. Apa tidak ada ruang bagiku untuk menetap? Bahkan jika Fiona tau.. aku bukanlah Kalea yang asli.. apa dia akan senyaman ini saat berada di dekatku? Mengapa.. hatiku terasa sakit begini..?'
"Baiklah, aku harus kembali sekarang.. Karmila ingin mengajariku memasak sesuatu! Aku akan memasak makanan yang lezat, sampai saat itu tiba.. aku ingin nona Kalea yang menilainya.. Dahh! aku duluan ya!"
"Ah? I-iya.. Dah.." Kalea melambaikan tangannya. Dia kembali termenung sendirian disana. 'Saat itu tiba.. aku ingin nona Kalea yang menilainya.. Dahh! aku duluan ya!' suara Fiona kembali terdengar.
"Saat itu tiba.. apa kita masih berteman seperti ini? aku mulai menyadarinya.. Hidupku disini hanyalah sebuah kebohongan.."
.
.
.
Bersambung!