Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LC 6
"Untung aja tadi gue cepet di ganti, kalau enggak, pasti sekarang kita nggak mungkin menang,!" ucap Revan meluruskan kakinya dan duduk di antara Daniel dan Adrian.
"Iyalah, siapa dulu kapten nya?
Eh tapi gue tadi nggak sengaja liat Zahra dan Dara lagi adu mulut sama tante-tante dari anak Bangsa, Zahra berani banget." sahut Al menegakkan badannya.
Daniel yang dari tadi mengelap keringatnya lalu menatap Al karna tertarik dengan ucapannya dan mulai mendengarkan kedua sahabatnya mengobrol.
"Hah? tante-tante? emang ada ya yang sekolah di SMA Bangsa?" Revan justru bertanya-tanya sendiri sambil garuk kepala.
"Maksudnya dandanannya. Gue rasa mukanya udah di pakein adonan 5 kilo kali ya?
Coba aja lo tadi ikutan ngeliat Van, gue jamin senam perut lo, haha." Al tertawa teringat kejadian tadi.
Revan menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan tingkah sahabatnya ini.
"Eh,tapi emang tadi kenapa sih kok Zahra bisa adu mulut sama cewek Bangsa?"
"Kurang tahu gue, coba aja kita tanya mereka. Nah pas banget , panjang umur mereka kesini." Zahra dan Dara berjalan dari kejauhan untuk mendekati mereka bertiga. Terlihat juga di tangan kanan Dara, ia membawa bungkusan.
"Lo aja sana, gua nyimak." Revan menggelengkan kepala dan mengibaskan tangan untuk kipas.
'Mulai lagi.. Sampai kapan sih dia berjuang?
Apa gue harus luluh ke dia?' batin Daniel dengan membenarkan posisi duduknya
"Hay kakak kakak.
Dara sama Zahra mau nganterin ini ke kak Daniel." ucap Dara sambil menunjukan bingkisan di tangannya dengan senyum lebarnya.
"Wahh,, apa nih Dar ?? Kayaknya enak buat ganjal perut kita." Revan menerima sambil melihat bingkisan itu.
"Pie coklat sama brownies keju kak. Buat kalian juga ada kok di dalam, isinya sama." jawab Dara tersenyum.
"Widih,, pucuk di cinta ulam tiba nih namanya.
Jarang-jarang loh Dara ngasih ke kita, biasanya Daniel melulu yang dikasih. Thanks cantik." ucap Al sambil membuka bingkisan itu.
"Loh,, ini kok ada suratnya ??" Revan terkejut menemukan sebuah surat dari dalam bungkusan itu.
"Eh, itu buat kak Daniel. Maaf kak Revan." Dara gugup dan tangannya reflek mengambil surat itu dari tangan Revan dan memberikan surat itu kepada Daniel.
"Makasih"Jawab Daniel melipat suratnya dan di masukkan ke dalam tas.
"What !? Gue nggak salah denger?!!
Kak, Lo bilang apa barusan ??"Tanya Zahra d di ikuti oleh Dara dan dua sahabat Daniel.
"Gue bilang MAKASIH,"Jawab Daniel mengulangi jawabannya.
Kemudian dua sahabat Daniel yang agak konslet itu langsung bersujud dengan di tambah adegan lebay seperti di sinetron.
"Ya Allah, terima kasih Engkau telah meluluhkan hati Daniel.
Dia barusan bilang makasih ke Dara"Ucap Revan.
"Dan, gue bersyukur loe mau bilang makasih ke Dara. Nggak sia-sia gue selama ini jampi-jampi lo buat ngomong makasih ke semua orang"Jelas Al sambil menepuk pundak Daniel.
Sedangkan yang lain hanya memandang Al penuh selidik sambil berkacak pinggang untuk bertanya tentang ucapan terakhir Al.
"Kenapa kalian lihatnya begitu amat deh?
Abang, hayati takut abang!"Ucap Al sambil gaya mewek bebek.
"Otak lu miring kali ya Al?
Lo beneran jampi-jampi Daniel ??
Astaghfirulloh,,"Tanya Revan sambil mengelus dada.
"Lo asal omong aja , yakali gue santet Daniel.
Lo pikir gue hidup di zaman purba?
Gesrek ya otak lo lama-lama.
Apa perlu gue rukiyahin nih otak biar loe jadi orang normal ???"Tanya Al sambil menoyor kepala Revan.
Daniel dan lainnya hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah dua anak manusia ini beradu mulut.
Tapi Daniel tersenyum tipis. Saking tipisnya,Dara dan Zahra tak menyadari bahwa Daniel tersenyum.
"Ehh,, gue lupa !
Zah,kok lo tadi bisa berantem sama tante-tante??" Al tiba-tiba teringat dengan hal yang membuatnya penasaran.
"Hah? tante-tante? Maksudnya Ebie ??" zahra teringat kejadian tadi.
"Hah? kok lu malah nyebutin nama udang sih ? Gue tanya namanya ZAHRA QUEENESIA.!!"Ucap Al sambil menekan nama lengkap Zahra.
"Lah,, dia nggak percaya Dar.
Namanya emang Ebie kak.
Queen Ebie Veronica"Jawab Zahra mengangguk.
"Hahahahahahaa,,!!!!
Namanya Ebie Re,, hahaha..
Anjirr,,!!!"Ucap Al tertawa setelah mendengar jawaban Zahra.
"Hahaha,udah sih Al.
Eh Zah, gimana critanya lo bisa adu mulut sama Ebie ??"Tanya Revan ikut perasaan.
"Huft.
gini yah kak, siapa yang nggak sebel kalau liat tante-tante lagi neriakin kak Daniel !?
Jelas-jelas udah ada Dara."Ucap Zahra bersedekah
"Lahh, tapi kan wajar aja dong Zah kalau dia neriakin Daniel. Justru penggemar kita makin banyak, ya gak Al?" Revan menaikkan sebelah alisnya sambil menepuk bahu Al.
"Ck, dengerin gue dulu kak.
Ya gue sih bisa terima kalau dia nyemangatin nya normal, lahhh ini ??? Pakai kata-kata alay.
Yang katanya my prince, pangeran hatiku, pacarku, ailupyouhh.
sumpah kak bikin gemes tau, pengen gue tabok aja itu dempul 5 kilo!!"Jelas Zahra ngomel sendiri.
"Duhh,, Dara kayaknya bakal dapat saingan baru nih. Dulu si Cara cabe-cabean, sekarang Ebie ratu udang.." Al menjelaskan sedikit tertawa menyebut nama Ebie.
"Nggak papa kok kak.
Gue yakin perjuangan gue nggak akan sia-sia.
Gue juga yakin suatu saat kak Daniel pasti bukain hatinya," Dara menjeda ucapannya, "Kak Daniel, jangan lupa di baca ya surat gue.
Ayo Ra kita balik, kayanya abang gue udah jemput. Duluan ya kak?" Dara menggandeng tangan Zahra untuk pergi meninggalkan lapangan basket.
"Duluan ya kak.." imbuh Zahra menjauh.
"Iya, be carefull cecan.!!!"Teriak Al dan Revan bersamaan.
Daniel hanya geleng-geleng kepala.
"Mending kita juga balik deh.
Lo berdua ntar malem ke tempat gue."Ucap Daniel datar dan menggendong tasnya.
"Okay,,emang ada apa sih Dan..??"Tanya Revan kepo.
"Gue mau cerita."Balas Daniel singkat.
"Dan, lo yakin belum bisa buka hati buat Dara ??"Tanya Al.
Namun Daniel hanya terdiam sambil berjalan menuju parkiran sambil memikirkan perkataan Dara.
***
...Hoollaaaaaa,,,,!!!...
...Apa kabar pembaca setiaku ??...
...Masih semangat kan yak baca nih cerita ??...
...TINGGALIN VOTE DAN COMENT YAA.....
...Maaf typo bertebaran :'(...
...Salam kecup dari Daniel cs :* ({})...