Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Rasa takut melanda hati Arumi.
Elsa pergi ke kantor polisi untuk menjenguk Jessi. Untung saja, malam itu dia menolak permintaan Jessi dengan sabotase mobil yang digunakan Arumi, kalau tidak, mungkin dia yang ada di penjara saat ini.
"Elsa,cuma kamu teman yang aku punya saat ini.Cepat keluarkan aku dari sini!Aku tidak nyaman berada di sel ini,"keluh Jessi dengan wajahnya yang kusam.
"Aku sih mau bantu kamu,Jes.Tapi bagaimana caranya?" Elsa bingung harus melakukan apa agar Jessi segera keluar dari penjara.
"Kamu hanya tinggal sogok polisi itu dengan uang! Aku yakin dengan cara itu pasti berhasil," bisik Jessi di samping telinga Elsa.
" Dari mana aku dapatkan uang untuk menyogok mereka? Sementara aku ini hanya karyawan biasa di perusahaan Angga," kata Elsa.
Lalu Jessi meminta Elsa menemui seseorang, dan orang itu pasti akan membantunya untuk keluar dari penjara.
"Bukankah kamu sudah tidak menganggap dia lagi, sebagai ---"
"Bukan waktunya membahas itu.Mending kamu pergi temui dia!" titah Jessi memaksa.
Elsa pun mengiyakan dengan menganggukkan kepala lalu pergi meninggalkan kantor polisi tersebut.
+++++
Mendengar kabar tak sedap dari supir truk.Al bergegas menemui Angga di rumah Arumi hingga akhirnya pria itu sampai di sana lalu masuk.
"Anu,Ga....anu..."
"Ya anu, anu apa? Kalau bicara itu diperjelas!"ucap Angga.
Lalu Arumi mendekat, ini pertama kali melihat Al panik seperti itu." Tenang Al! Tarik nafas selalu buang! Sekarang kamu cerita, ada apa?" tanya Arumi dengan pembawaannya yang begitu tenang.
Al mengikuti arahan Arumi hingga pria itu lebih tenang dan tidak panik lagi. Kemudian menceritakan apa yang terjadi saat pengiriman barang yang di curi orang.Ya, pria itu sempat pergi ke lokasi kejadian untuk memastikan,ternyata mobil truk bersama barang produk di dalamnya semua tidak ada lagi di sana.
Saat mereka cemas, Gilang terlihat santai karena barang produk itu hilang otomatis Angga yang akan disalahkan.
"Bagaimana mana ini? Padahal aku sudah melakukan transaksi pembayaran ke rekening perusahaan kamu, untuk produk itu.Jika benar produk itu di curi,aku harap, uang kami di kembalikan," ucap Irawan dengan rasa kekecewaan.
"Aku minta maaf soal ini.Kami akan segera mengurusnya.Kalau begitu aku pamit.Ayo, Lang kita pulang!" Angga merasa tidak enak hati pada Ayah Arumi, hingga mengajak adiknya juga pulang.
Sebenarnya, Gilang masih ingin berada rumah Arumi.Hanya saja, dia tidak punya alasan tetap di sana.
'Andaikan saja aku tidak pergi meninggalkan Arumi saat itu ,mungkin dia sudah menjadi istriku saat ini,' batin Gilang dengan rasa penyesalan.Pria itu menatap Arumi begitu lekat, sebelum dia pergi.
Menyadari hal itu, Arumi langsung memalingkan wajahnya ke arah putrinya.Seakan tatapan pria itu,seperti racun mematikan hati Arumi yang teramat sakit dia rasakan.Karena pria itu meninggalkan luka yang masih membekas di ingatan dia sampai sekarang.
Namun,melihat sang kekasih yang terus dipandangi begitu dalam oleh adiknya.Angga tidak suka dengan hal itu.Hingga pria itu menarik tangan Gilang keluar dari rumah tersebut.
Sementara Arumi, hanya menatap kepergian kekasihnya dan juga mantan kekasihnya.
.
.
" Hauw..... Aqilah ngantuk,"kata Aqilah.
"Aduh..aduh.. cucu Oma, ngantuk ya? Sini Oma antar kamu ke kamar!" seru Mami Aleta dengan membawa cucunya pergi dengan menaiki anak tangga
Setelah kepergian putrinya dan maminya.Arumi berbincang dengan ayahnya.
"Apa tujuan mereka mencuri produk itu,Yah?"tanya Arumi.
"Sepertinya orang itu tidak suka jika kita bekerja sama dengan perusahaan Angga.Itu mungkin, alasan mereka mencuri produk itu,"pikirnya.
" Apa ayah mengetahui siapa orang itu?"Arumi kembali bertanya.
"Mana ayah tahu,Rum.Tapi kamu tidak perlu cemas, karena ayah akan meminta Adit untuk menyelidiki siapa orang yang telah mencuri produk itu." Irawan tidak akan tinggal diam begitu saja karena bagaimanapun produk itu sudah menjadi milik perusahaannya.
"Sekarang istirahat di kamar sana! Ayah, juga mau istirahat!" sambung Irawan.
" Iya,Yah."
+++++
Saat tiba di rumah, Angga menceritakan pada ayahnya apa yang telah terjadi saat barang produk itu di kirim.Namun, ayahnya itu hanya menunjukkan ekspresi datar, tidak ada kecemasan sama sekali bahkan terlihat santai.
"Jika Produk itu di curi, itu bukan tanggung jawab kita lagi.Dan uang itu sudah di kirim, tidak bisa di kembalikan lagi," ucap Baskoro yang ingin lepas tangan.Dia tidak ingin mencari siapa yang telah mencuri produk itu.
Hal itu, membuat Angga sontak kaget atas pernyataan ayahnya hingga membulatkan kedua matanya begitu sempurna.
"Tidak boleh seperti itu dong,Ayah.Produk itu belum sampai di perusahaan Irawan.Berarti itu masih tangung jawab kita.Jika ayah ingin membiarkan begitu saja, berarti ayah itu licik, yang hanya ingin mengambil keuntungan saja," gerutu Angga yang kurang suka perkataan ayahnya.
Di katain licik oleh putra bungsunya membuat Baskoro marah besar hingga melayangkan tangannya
Plak....
Tamparan keras mendarat di wajah Angga yang dilakukan oleh ayahnya membuat pria itu tertunduk dengan sorot mata yang berkaca-kaca.
"Kamu bilang ayah, licik? Berani sekali kamu mengatakan hal itu pada ayah?! ucap Baskoro di kuasai rasa emosi.
Bukannya merasa kasian, Gilang justru tersenyum puas.Seakan dia bahagia melihat Angga di tampar oleh ayahnya.
'AW.. sakit bukan? Begitu rasanya jika ayah menampar ku,' batin Gilang.
Tapi tamparan itu, membuat Angga terluka dan kecewa karena ini pertama kali mendapatkan tamparan dari sang ayah.Namun, pria itu tidak mengatakan apapun selain pergi dari hadapan ayahnya dengan menyentuh pipinya yang terasa sakit dan pedih.
+++++
Di Klub malam, Gerry dan Dikta terlihat bahagia hingga secangkir minuman yang ada di tangan mereka saling TOS kemudian di minum sampai habis.
"Tuan, benar hebat!" Aku yakin ,dia tidak bisa tidur malam."Gerry memuji apa yang di lakukan Tuan Dikta.
"Itu sih belum seberapa.Masi banyak kejutan yang akan dia dapatkan dariku.Sekarang kita Have Fun malam ini." Pria itu memiliki segala cara, sampai Ayah Arumi nanti jatuh miskin.
Tak lama,Elsa muncul di hadapan mereka lalu duduk di samping Tuan Dikta.Hal itu, membuat Gerry sontak kaget hingga membulatkan kedua matanya begitu sempurna.
" Kenapa wanita murahan ada di sini? Apa dia ingin meminta pertanggung jawaban lagi dariku," pikirnya.
++++
Sementara Arumi sendiri yang berada di kamarnya, nampak gelisah membuat dia kesulitan untuk tidur.Entak kenapa banyak hal buruk yang menggangu pikiran dia saat ini.Mulai dari perusahaan ayahnya yang baru di jalankan olehnya termasuk hubungan dia dengan Angga.Apalagi sekarang Gilang, yang mulai berani datang ke rumah untuk mendapatkan simpati orang tuanya dengan mendekati putrinya.
Bahkan dia punya firasat kalau ada orang yang ingin menghancurkan perusahaan ayahnya saat ini.Namun, dia lebih kepikiran dengan hubungan dirinya dan Angga yang baru terjalin.Entak kenapa ada rasa ketakutan melanda hatinya ,kalau hubungan mereka akan goyah nantinya jika produk itu tidak kembali.
Tetep berusaha saling percaya dan menyemangati Arumi bersama Angga ...hati" jng mudah luluh dan waspa ma gilang laki" pecundang tempat ttp sampah
kayak gaji umr staff biasa..