Di ruang tunggu rumah sakit, sesosok tubuh kecil berjalan di antara orang-orang dewasa hingga ia melihat seorang gadis cantik yang tampak lembut dan cantik dengan senyum ramah. Matanya berbinar dan ia berjalan mendekat dan memeluk Rose, sambil berbisik, "Mommy."
Rose melihat ke arah anak kecil tersebut dengan terkejut dan gadis itu memiringkan kepalanya sambil mengedipkan matanya yang besar.
"Ah maaf sayang, saya bukan Mommy kamu," kata Rose lembut.
"Kalau begitu Mommy menikahlah dengan Daddy-ku." Gadis kecil itu menjawab dengan ekspresi polos di wajahnya,dia tidak ingin melepaskan pelukan lembut yang harum itu.
Sebuah pertemuan yang luar biasa dengan gadis kecil membuat Rose terlibat dengan Arkan yang tampan dan percikan cinta yang manis terjadi.
Apakah dia benar-benar akan menjalani kehidupan sebagai istri yang bahagia dan kaya dengan seorang suami yang tampan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejutnya Ibu Sita
“Aku pulang!” seru Rose ketika membuka pintu kontrakannya dengan lesu, langkahnya terhenti ketika melihat ibunya berdiri sambil berkacak pinggang dan menatapnya dengan tajam.
“Masih ingat pulang?!” sahut Sita pada putrinya yang berdiri di dekat pintu kontrakan.
“Ya, masih ingat dong, Bu,” jawab Rose berjalan mendekati ibunya lalu mengulurkan tangan kanannya, ingin cium tangan.
Dengan rasa jengkel, Ibu Sita memberikan tangan kanannya, lalu Rose mencium punggung tangannya dengan sopan.
“Kenapa kelihatan marah begitu, Bu?” tanya Rose pada ibunya yang terlihat jengkel kepadanya.
Ibu Sita berjalan menuju tempat tidur, lalu mendudukkan diri di sana. Dia menepuk sisi sebelahnya yang kosong, sembari menatap tajam putrinya.
“Sini!” titah Sita, masih menepuk sisi sebelahnya dengan kasar.
“Iya, kenapa sih, Bu? Kok kayaknya lagi marah banget sama aku,” ucap Rose ketika sudah mendudukkan diri di sampingi ibunya.
“Nggak usah banyak tanyeak! Sekarang kamu jawab jujur pertanyaan ibu!” Ibu Sita berkata dengan menggebu-nggebu, bertanda kalau dia menahan rasa kesal dan juga penasaran tentang putrinya.
“Memangnya ibu mau tanya apa?” sahut Rose dan langsung mendapatkan sentilan dari ibunya.
CLETAK!
“Awww! Sakit bu!” rengek Rose seraya mengusap keningnya, sentilan dari ibunya menyisakan rasa sakit luar biasa.
“Rasakan itu karena sudah berani membohongi ibu!” balas Ibu Sita melotot horor pada putrinya yang tengah kesakitan karena ulahnya.
“Apa? Aku membohongi ibu, kapan?” tanya Rose masih terus mengusap keningnya berulang kali. Ibunya benar-benar tega dan kejam padanya, selalu saja seperti ini kalau sedang marah pasti menyentil keningnya.
“Ibu tadi pagi bengkel mobil tempatmu bekerja. Ibu mencari tahu tentang Arkan dari Hendra dan Agus, tapi mereka sama sekali nggak tahu tentang Arkan, tapi sebuah fakta lain malah ibu dapatkan dari mereka yaitu tentang kakimu yang patah!” jawab Ibu Sita seraya mendengus kesal, dan menatap kesal pada putri sematang wayangnya.
Rose menggeram kesal, merutuki kedua temannya yang ember, padahal sudah meminta pada kedua temannya agar tidak memberitahukan tentang kakinya yang patah pada ibunya, tapi mereka melanggarnya. Dan sekarang kanjeng ratu tengah murka dan meminta penjelasan padanya. Mau tidak mau akhirnya Rose menjelaskan semuanya dengan detail, mulai dari dia kecelakaan motor lalu bertemu dengan Mika di rumah sakit yang memanggilnya dengan sebutan ‘Mommy’, kemudian cerita masih berlanjut sampai Arkan menawarkan bantuan untuk menyembuhkan kakinya yang patah tapi dengan syarat, dirinya harus mau jadi mommy-mommyan untuk Mika.
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Ibu Sita menganggukkan kepalanya berulang kali sambil mengusap dagunya.
“Jadi ini yang kamu maksud dengan hutang budi?” tanya Ibu Sita pada putrinya yang duduk disebelahnya.
Rose mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan dari ibunya.
“Memangnya berapa ratus ribu yang Arkan keluarkan untuk menyembuhkan kakimu?! Ibu akan mengganti uangnya, biar kamu nggak terikat lagi dengan pria itu!” ucap Ibu Sita, yang berpikir kalau biaya penyembuhan patah tulang pada kaki sangat murah.
“Ibu nggak akan sanggup membayarnya, meski mencicilnya seumur hidup,” jawab Rose dengan lesu menatap ibunya yang masih marah padanya.
“Heleh!!! Piro sih? Palingan juga cuma 1 juta!” balas Ibu Sita dengan suara lantang.
“500 juta, Bu! 500 juta!” jawab Rose seraya memperlihatkan kelima jarinya di depan wajah ibunya.
“Ngarang kamu! Mana ada pengobatan patah tulang biayanya semahal itu!” ucap Ibu Sita tidak percaya, seraya mencebikkan bibirnya.
“Aku serius, Bu! Kalau aku tidak serius, mana mau aku menjadi mommy-mommyan untuk anaknya Tuan Arkan, lagi pula ibu tahu sendiri kalau aku nggak begitu suka sama anak kecil,” jawab Rose sangat serius dan terlihat meyakinkan ibunya.
“Kenapa ibu saat ini merasa berada di dunia halu ya? Kayak di novel yang dibuat oleh Lena Linol, yang penuh kehaluan yang hakiki,” jawab Ibu Sita lemas, seraya memegang dada, tidak menyangka kalau kaki putrinya yang patah penyembuhannya sangat mahal. Promosi dikit boleh lah ya. 🤣
500 juta? Dapat dari mana dia uang sebanyak itu? Mau mencicilnya seumur hidupnya juga nggak akan lunas! Pikir Ibu Sita merasa frutrasi.
“Ibu, aku lagi serius malah bercanda!” sahut Rose dengan nada jengkel.
“Ibu jadi pusing Rose, kalau begini bagaimana nasibmu. Masih mending kalau kamu dinikahi si Arkan itu, lah ini malah jadi mommy-mommyan doang!” jawab Ibu Sita nyeleneh yang membuat Rose jadi jengkel padanya.
“Ih! Ibu, kok ngomongya kayak begitu! Ibu nyumpahin aku biar nikah sama wedus gembel itu!” sahut Rose sambil mengerucutkan bibirnya tajam, menatap sengit pada ibunya yang malah nyengir kuda.
“He he he, jiwa matre emakmu ini meronta-ronta, Rose. Paham kali! Ha ha ha ha.” Ibu Sita malah tertawa terbahak-bahak tanpa memedulikan putrinya yang marah padanya.
“Aku sebel sama ibu!” Rose merajuk seperti anak kecil. Dia melipar kedua tangan didepan dada sambil melengos, malas menatap ibunya yang masih tertawa terbahak-bahak seolah tidak memedulikan perasaannya.
“Udah deh, nggak usah marah kayak anak kecil. Ibu cuma bercanda kok.” ucap Ibu Sita lalu memeluk putri sematawayangnya.
Rose yang tadinya marah kini langsung tersenyum dan membalas pelukan ibunya yang selalu terasa hangat, menangkan perasaan dan pikirannya.
“Bu, tadi mertua Tuan Arkan bertanya tentang ibu,” ucap Rose secara tiba-tiba.
“Bertanya tentang ibu? Apa maksudnya?” Bu Sita mengurai pelukan tersebut, seraya menatap putrinya dengan serius.
“Iya, awalnya beliau terkejut ketika melihat wajahku yang persis seperti mendiang putrinya, lalu beliau menanyakan nama ibu.” Penjelasan dari putrinya membuat hati Ibu Sita ketar-ketir tidak karuan.
“Setelah aku memberitahu nama ibu, beliau seperti sangat terkejut,” lanjut Rose.
“Siapa orang itu?” tanya Ibu Sita sangat penasaran.
“Tuan Park beliau berasal dari Korea,” jawab Rose.
Deg!
Jantung Ibu Sita berdetak tidak karuan ketika mendengar nama tersebut. Ingatannya seolah ditarik pada kejadian 20 tahun yang lalu.
Bersambung ...
Vote mana vote? Udah hari senin loh😁
