Olivia Xera Hilson, gadis cantik dan berwibawa yang tumbuh dalam bayang-bayang kekuasaan, terpaksa menerima tawaran pernikahan dari Vincent Lucashe Verhaag seorang pria karismatik sekaligus pewaris tunggal keluarga bisnis paling berpengaruh di Amerika.
Namun di balik cincin dan janji suci itu, tersembunyi dua rahasia kelam yang sama-sama mereka lindungi.
Olivia bukan wanita biasa ia menyimpan identitas berbahaya yang dia simpan sendiri, sementara Vincent pun menutupi sisi gelap nya yang sangat berpengaruh di dunia bawah.
Ketika cinta dan tipu daya mulai saling bertabrakan, keduanya harus memutuskan. apakah pernikahan ini akan menjadi awal kebahagiaan, atau perang paling mematikan yang pernah mereka hadapi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Hari pun berlalu begitu cepat tiba la saat nya Olivia makan malam bersama kakek dan Vincent.
Saat ini mereka tengah berada di restoran mewah, dengan perasaan bahagia kakek pun tidak henti nya tersenyum
"Kakek bahagia sekali terimakasih ya Olivia kamu mau menerima pria dingin ini" ucap Kakek dengan bahagia
Mereka saat ini sudah selesai makan malam jadi mereka berbincang bincang santai
"Hehe iya kek" jawab Olivia terkekeh dan sedikit memandang pria dingin itu
Sedangkan Vincent hanya memandang mereka dengan malas
"Tapi kamu tidak di ancam atau di paksa kan nak" tanya kakek
"Tidak Kek, jika dia mengancam Olivia mungkin akan Olivia adukan dengan kakek" jawab nya sedikit memberi ejekan kepada pria dingin itu
"Benar sekali kamu bisa mengadukan nya dengan kakek, lalu kakek akan mencubit telinga nya" ucap kakek tua itu sedikit terkekeh
Vincent pun hanya memandang malas, disana kakek dan Olivia pun sangat akrab dan sesekali mereka mengejek Vincent.
Tiba Tiba kakek bertanya kepada mereka berdua dengan serius
"Kapan kalian akan menikah" tanya kakek tua itu
"Emmm itu" Belum sempat Olivia melanjutkan nya Vincent pun buka suara
"Seminggu lagi kek, Vincent berencana akan mengumum kan pertunangan terlebih dahulu " jawab nya santai
Olivia pun memandang pria itu dengan keberatan
"Bukan kah itu terlalu cepat" ucap Olivia sedikit berbisik
"Baiklah lebih cepat lebih baik" ucap kakek yang tersenyum bahagia
"Olivia kamu seharus nya sudah bisa untuk cuti atau tidak usah bekerja juga karena kakek yakin Vincent bisa membiayain hidup kamu" ucap kakek lagi
"Ah iya kek, i..tuuu nanti Olivia fikir kan lagi" ucap nya sedikit kaku dan memandang Vincent
"Biarkan saja kek, Olivia pasti nanti akan berhenti jika dia sudah bosan bukan begitu Olivia" ucap Vincent membantu dan Olivia pun mengangguk setuju
Sedangkan kakek tua itu pun tersenyum lebar melihat mereka yang sperti malu malu
"Baiklah, yang penting kamu tetap menjaga kesehatan Olivia dan kamu Vincent mulai sekarang Olivia adalah tanggung jawab kamu jika terjadi sesuatu dengan cucu kakek ini maka kamu yang akan kakek salah kan" ucap pria tua itu tegas
"Ck!! Aku la cucu kakek bukan dia" gumam nya Namun di dengar oleh mereka.
"Lihat la, dia memang sangat menyebalkan" kesal pria tua itu
Olivia pun hanya tersenyum melihat kelakuan kedua pria beda generasi ini.
Setelah semua nya selesai Olivia pun di antar oleh Vincent untuk kembali kerumah mewah wanita itu.
Saat tengah mengemudikan mobil nya Vincent pun membuka suara
"Besok aku akan menjemput mu, untuk mencari cincin dan baju pernikahan" ucap nya datar dan tetap memandang kedepan
"Hmmm baiklah" jawab Olivia santai
"Tapi apa kamu yakin" tanya Olivia lagi
"Tentu saja yakin" jawab Vincent
"I..tu.... maksudku kita kan baru kenal dan tiba tiba memutuskan menikah apa kamu tidak takut jika aku memanfaatkan mu atau aku sebenarnya bukan wanita baik baik" jelas Olivia memandang ke samping jalanan
Vincent pun sedikit melirik wanita cantik di samping nya itu
'Aku la pria kejam itu Olivia' batin Vincent
"Aku tidak perduli, apa kamu lihat tadi jika kakek sangat bahagia dan dia sangat percaya dengan mu dan kakek yakin kalau kamu layak menjadi cucu nya" jawab Vincent datar
Olivia pun melihat pria itu dengan tatapan kosong dia sebenarnya sangat takut jika nanti pria ini tahu kalau dia seorang sniper pasti pria ini akan mencampakan nya.
"Sudah la kamu tidak perlu berfikir apa pun" lanjut Vincent
Dan mereka pun sudah sampai di rumah mewah milik Olivia
Olivia pun turun dari mobil nya dan mereka berpisah di halaman rumah itu
"Terimakasih" ucap Olivia, Vincent pun mengangguk dan pergi meninggalkan area itu
Sedangkan Olivia masuk dan langsung mencari bibi Elli pengasuh nya
"Bi,, bibi Elli" teriaknya saat sudah masuk kerumah
"Iya nona, ada apa" tanya bibi Elli yang sedikit berlari menghampiri nona nya itu
Olivia pun mengajak bibi Elli untuk duduk di ruang keluarga
"Ada apa nona, apakah semua baik baik saja" tanya bibi Elli khawatir
Olivia akan berbagi apa pun kepada bibi Elli pengasuh nya itu yang sudah dia anggap seperti ibu nya terkecuali pekerjaan yang sesungguhnya
"Bi, bagaimana menurut bibi jika Olivia menikah" tanya nya sedikit takut
"Menikah!! dengan siapa nona dan kenapa tiba tiba apa nona di ancam atau nona di jebak" tanya bibi Elli yang terkejut
"Tidak bi, bukan itu" ucap nya sedih
"Lalu ada apa nona, coba nona cerita kan dengan bibi" tanya bibi yang penasaran
"Bi, Olivia akan menikah dengan pria yang Olivia baru kenali, awal nya karena Olivia menolong kakek nya dan sebagai permintaan terakhir kakek itu meminta cucu nya agar menikah dengan Olivia" jelas nya
Bibi pun memahami apa maksud nona nya ini
"Begini nona, nona kan sekarang sudah besar jika nona melakukan nya untuk menyelamatkan nyawa kakek itu bibi tidak akan melarang nya tapi kalau nona menolak melakukan nya nona bisa dengan jujur untuk menolak" ucap bibi Elli lembut
'Bukan bi, bagaimana jika mereka mengetahui kerjaan gelap itu' batin Olivia dengan sendu
"Bi Olivia meminta restu ya, doakan jika Olivia bahagia" ucap Olivia berusaha untuk tetap tenang
"Tentu saja nona, bibi bahagia nona menikah semoga ini pernikahan yang abadi ya" jawab bibi Elli tersenyum manis dan memegang tangan anak majikan nya itu
Lalu setelah itu Olivia pun masuk kekamar nya untuk beristirahat.
Sedangkan bi Elli masi duduk di ruangan itu dengan sedikit terharu
'Nyonya tuan, putri kalian telah tumbuh dewasa dan dia akan segera menikah, saya harap nyonya dan tuan bahagia di sana' batin nya Dengan sedih.
* * * *
Di sebuah ruangan yang cukup besar seorang pria tengah menenggak Vodka dan meja di penuhi banyak botol minuman
"Wah lihat la pria dingin ini,apa dia akan berpesta sendirian " ucap Domanic yang melihat Vincent banyak minum
Vincent mendatangi markas setelah mengantar Olivia kembali ke rumah nya.
"Apa yang terjadi dengan pria ini" bisik Maxime
"Ntah la, Vincent apa kau sedang tidak baik baik saja" tanya Domanic sedikit kaku
"Kau kira aku tidak baik sialan" jawab Vincent dingin
"Tidak, tidak, maksud ku apa yang mengganggu mu" tanya Domanic lagi
"Aku akan menikah" ucap nya getir
"Apaa!!!" Teriak kedua nya
"Kapan, kau benar benar akan menikahi wanita itu" tanya Max tidak menyangka pria dingin ini memutuskan untuk menikah
"Sial, aku terpaksa karena kakek menginginkan nya" ucap nya kesal
"Kalian berdua bantu aku untuk menyiapkan acara sialan itu" ucap nya dingin
"Tentu saja kami akan membantu" jawab kedua nya patuh
Lalu Vincent pun berdiri dan menuju ruang bawah tanah, disana ada satu pria yang mereka siksa karena berani mencuri barang produksi milik Vincent
Melihat Vincent menuju ruang bawah tanah, Domanic dan Max pun saling memandang
"Apa dia akan bermain main dengan pria itu" bisik Max
"Mungkin pria itu akan mati" jawab Domanic
Tap..tap....
Langkah pria dingin ini cukup terdengar mengerikan
"Keluarkan dia" ucap Vincent kepada penjaga penjara itu
Vincent pun mengambil alat eksekusi milik nya, dia mengambil pedang panjang yang sangat tajam itu
Pengawal itu mengeluarkan pria yang sudah sangat memprihatinkan itu baju compang camping kaki di ikat oleh rantai besar wajah nya babak belur dan banyak luka mengangah di tubuh pria itu.
"Kau beruntung sekali bisa melihat ku tuan nandes" ucap Vincent dingin dan sangat menakutkan itu
"Maafkan...maafkan saya tuan kasiani la saya aku memiliki anak dan istri" ucap pria itu terbatah batah dan sangat ketakutan itu
Vincent pun duduk di kursi dan memainkan pedang milik nya dengan tenang.