Hidupku semula baik-baik saja, tapi ketika aku berani melanggar aturan keluarga.
Semua berubah. ketika aku masuk kedalam kamar mendiang nenek dan kakekku, aku menemukan sebuah novel usang berdebu.
Ketika aku membuka sampul novel bercahaya, cahaya itu membuat mataku perih dan secara refleks terpejam.
Namun ketika aku membuka mata, aku tidak berada di kamar mendiang kakek dan nenek. Aku berada di sebuah kamar asing.
Seketika ingatan yang bukan milikku memenuhi memoriku. Ternyata aku memasuki novel usang itu, dan bagaimana mungkin aku harus terjebak di peran figuran yang hanya satu kali namanya di sebutkan sebagai mantan dari seorang pemeran utama laki-laki kedua!!
Cover from pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon just_orchid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Derrrien sedang memandangi wajah damai lila saat sedang tidur.
Kenapa kamu begitu cantik dan menggemaskan? aku takut orang lain akan merebutmu dariku. bagaimana caranya agar kamu memaafkan kesalahanku?derrrien berbicara dalam hati, batin derrrien sekarang sedang risau-- pikirannya sedang kalut.
Dia ketakutan, dia takut lila tak akan memaafkan kesalahannya, dia takut lila mulai mencintai orang lain, dia takut lila akan kembali meninggalkannya.
Derrrien mengacak-acak rambutnya dengan kasar, dia menghembuskan napas dengan kasar.
Semisalnya kamu tidak memaafkan aku-- aku tak akan peduli lagi, aku tetap akan membuat kamu kembali kedalam pelukanku, dengan cara apapun. Pikir derrrien, dia menatap wajah lila dengan kilatan penuh obsesi yang terpancar jelas di kedua matanya, bibirnya mengulas smirk.
Dia mengelus lembut pipi lila, kemudian dia dengan perlahan memajukan bibirnya mendekati wajah lila, derrrien mengecup bibir lila, kening, dan kedua pipi lila.
Setelahnya dia menjauhkan wajahnya, mengulas senyuman manis. dia terkekeh geli melihat lila yang seperti tidak terganggu oleh perlakuannya.
"Mulai sekarang aku nggak akan peduli lagi-- kamu mau maafin aku atau nggak. setuju atau tidak mulai sekarang kamu akan selalu menjadi milikku-- aku tidak akan melepaskan kamu lagi" dia menatap penuh puja pada lila.
"Aku tahu dari tadi menunggu ibu kamu-- tapi sayang malam ini dia tak akan datang kesini, karena salah satu keluarganya sedang di rawat di rumah sakit yang berbeda-- keluarga ibumu korban tabrak lari, dan kalau kamu mendengar apa yang akan aku ucapkan sekarang mungkin kamu akan semakin membenciku-- tapi karena sekarang kamu sedang tertidur, aku akan memberi tahu kamu sesuatu" derrrien mendekatkan bibirnya kearah telinga lila.
"Anak buahku yang menabrak saudara ibumu, dan kamu tahu? itu semua atas perintah ku. aku sengaja melakukan itu agar aku bisa berdua dengan kamu. dan yah, itu berhasil. ibu kamu menelponku, dia meminta tolong untuk menjagamu. dan tentu aku langsung mengiyakan tanpa pikir panjang. dan juga aku yang memberi tahu dokter bahwa kamu sudah siuman-- dan aku yang memerintah suster itu untuk mengantarkan makan malam kepada kamu" setelahnya dia menjauhkan wajahnya. dia menatap lila dengan senyum yang selalu tercetak di bibirnya.
"Namun sangat disayangkan aku memerintah seorang yang bodoh, dia hampir saja membongkar semuanya-- dia terlalu banyak berbicara. dan gara-gara dia kamu juga mulai curiga dan aku tahu itu. aku memasang cctv hampir di setiap sudut ruangan ini, kecuali kamar mandi. aku hanya memasang alat penyadap suara disana-- aku masih berusaha menjaga privasi kamu. baikkan aku haha" derrrien tertawa seram, lila tak akan bangun dalam waktu dekat-- karena dia sengaja meminta dokter itu untuk memberikan obat tidur dalam dosis kecil.
Dia tak akan pernah memberikan obat tidur dengan dosis besar kepada lila-- dia merasa tak akan sanggup jika harus melihat lila tertidur panjang. sudah cukup tiga hari kemarin lila tertidur panjang, dia tak mau hal itu terjadi lagi.
Tiga hari kemarin derrrien mencoba menjaga kewarasannya-- dia rasanya ingin membunuh dokter yang bilang lila tidak kenapa-kenapa. kalo tidak kenapa-kenapa mengapa lila sampai tertidur sangat lama? pikir derrrien.
Derrrien berusaha untuk tetap bersikap baik pada ibu asuh lila, dia selalu berusaha untuk mencari muka kepada ibu asuh lila-- kenapa derrrien melakukan itu? karena derrrien tau, ibu asuh lila-- sangat penting bagi lila. lila selalu mematuhi apapun yang ibu asuhnya katakan.
Derrrien berharap dengan cara ini, ibu asuh lila bisa menjadi tali penghubung antara dia dan lila-- tapi sepertinya cara itu tak berhasil. lila masih enggan memaafkannya.
Tapi sekarang derrrien tidak peduli, mau lila memaafkannya atau tidak-- derrrien tetap akan membuat lila jadi miliknya.
Derrrien sedari tadi hanya diam seraya menatap lila lembut-- derrrien bangkit dari duduknya, dia mulai mendudukkan dirinya diatas ranjang rumah sakit lila.
Dia dengan lembut menggeser badan Lila agar memberikan ruang untuk dia merebahkan tubuhnya. derrrien berniat tidur diatas ranjang yang sama dengan lila.
Ketika sudah berhasil merebahkan tubuhnya, derrrien menarik kembali tubuh lila kedalam pelukannya, dia menjadikan tangannya sebagai bantalan untuk lila-- derrrien meletakan wajah lila tepat di depan dadanya, dia menghirup aroma rambut lila.
"Padahal kamu belum keramas selama tiga hari-- tapi kenapa rambut kamu tetap wangi?" Ujarnya, derrrien menggesekan hidungnya diatas puncak kepala lila.
"Rasanya aku ingin segera menikahimu supaya aku bisa mengurung kamu di mansion ku. tapi sepertinya untuk sekarang itu akan sangat susah-- tapi cepat atau lambat akan aku pastikan kamu akan menjadi istriku dan ibu dari anak-anakku" derrrien semakin mengeratkan pelukannya, dia tersenyum dengan lebar.
Ketika muncul hayalan tentang dia yang menikah dengan lila dan mempunyai anak yang sangat tampan. aku harap hal itu akan terjadi dengan segera batin derrrien.
Derrrien mulai memejamkan matanya, senyuman lebarnya tidak pernah hilang. tak lama dari itu derrrien jatuh tertidur.
✨
Derrrien terbangun ketika alarm ponselnya berbunyi. sekarang jam 05.30 pagi. dia meraih ponselnya dan langsung mematikan alarm.
Dia menatap kearah lila yang berada di pelukannya, dia mengecup kening lila dengan lama, kemudian derrrien melepaskannya.
Derrrien tersenyum lembut "selamat pagi sayang, aku senang sekali pagi ini--- kamu tahu karena apa? karena pagi ini begitu aku membuka mataku, ada kamu di pelukanku. aku ingin selalu seperti ini setiap hari-- dan aku akan segera mewujudkan itu" dia mengusap lembut pipi lila.
Kemudian dia turun dari ranjang-- dia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. setelah 10 menit kemudian dia keluar dengan wajah yang lebih segar.
Derrrien berjalan keluar, dia membuka pintu ruang rawat lila. para bodyguard yang memang dari semalam berjaga didepan ruang rawat lila- ketika mereka melihat derrrien keluar dari pintu dengan segera mereka berdiri menghadap derrrien.
"Tolong belikan saya dua porsi bubur ayam dan dua gelas teh hangat" derrrien memberikan salah satu dari dua bodyguard itu uang untuk membeli barang pesanannya.
Sesudah itu derrrien kembali masuk kedalam ruang rawat lila, derrrien berjalan dengan cepat, ketika melihat lila sedang mengusap kasar kedua kelopak matanya.
Derrrien menarik lembut kedua tangan lila-- dan menjauhkan dari kelopak mata lila.
"Kenapa? gatel? jangan gitu nanti mata kamu merah" dia melepaskan tangan lila-- kemudian dia mengelus dengan lembut kelopak mata lila.
Lila yang baru bangun mengerutkan keningnya bingung. kenapa derrrien masih ada disini? apakah semalam dia menginap disini? terus kalo derrrien menginap, dia tidur dimana? nggak mungkin tidur di ranjang ini kan? Pikir lila, didalam pikirannya sedang ramai-- karena banyaknya pertanyaan.
"Kamu kenapa? masih pusing?" derrrien mengusap kerutan kening lila. lila membuka kedua matanya, dia menatap derrrien. derrrien terlihat sekali sedang mengkhawatirkan lila.
Bahkan dia hendak berlari pergi untuk memanggil dokter-- namun dengan cepat Lila menahan tangan derrrien.
akhirnya dtng jg Rien🥰